Steri Lisas I
Steri Lisas I
PENDAHULUAN
Tuntutan
masyarakat
terhadap
pelayanan kesehatan yang tepat, cepat dan
akurat semakin meningkat sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan sosial ekonomi. Untuk mewujudkan
pelayanan
kesehatan
tersebut
yang
memegang peranan penting salah satunya
adalah perawat. Di mana seorang perawat
harus menerapkan secara benar tentang
pengetahuan dan keterampilan yang dia
ketahui (BPKP, 2010).
Perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan diharapkan sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
berlaku di tempat instansi bekerja. Sebab hal
ini harus mengacu pada kemampuan
mempertahankan
program-program
yang
berkaitan dengan promosi kesehatan yang
sistem
tubuh
lain
mengalami
resiko
terpengaruh (Potter, 2007). Tindakan perawat
dalam hal ini salah satunya memasang dan
merawat kateter uretra sesuai dengan Standar
Opersional Prosedur (SOP) yang berlaku.
Dari beberapa penelitian, Infeksi saluran
kemih merupakan 40% dari seluruh infeksi
nosokomial dan dilaporkan 80% infeksi
saluran kemih terjadi sesudah instrumentasi,
terutama oleh katerisasi. Oleh karena itu,
pencegahan
infeksi
saluran
kemih
(Nosokomial) merupakan suatu keharusan
(Darmadi, 2008).
Katerisasi
harus
dilakukan
pada
seorang pasien hanya bila benar-benar
diperlukan mengingat tindakan katerisasi
sering menimbulkan infeksi pada traktus
urinarius.
Tindakan katerisasi merupakan tindakan
invasif dan dapat menimbulkan nyeri,
sehingga jika dikerjakan dengan cara yang
keliru akan menimbulkan kerusakan saluran
uretra yang permanen (Basuki, B. Purnomo,
2008).
Standar
Operasional
Prosedur
keperawatan merupakan bagian dari standar
mutu yang dikembangkan oleh pihak rumah
sakit, secara umum penyusunan Standar
Operasional Prosedur meliputi: analisis
kebutuhan Standar Operasional Prosedur,
pengembangan
Standar
Operasional
Prosedur, penerapan Standar Operasional
Prosedur, monitoring dan evaluasi (Darmono,
2007).
Setiap prosedur pemasangan kateter
harus diperhatikan prinsip-prinsip yang tidak
boleh ditinggalkan, yaitu : pemasangan kateter
dilakukan secara aseptic dengan melakukan
desinfeksi secukupnya memakai bahan yang
tidak menimbulkan rasa sakit pada pasien,
pakai kateter dengan ukuran terkecil yang
masih cukup efektif untuk melakukan drainase
urine, jika dibutuhkan pemakaian kateter
menetap,
diusahakan
memakai
sistem
tertutup, kateter menetap dipertahankan
sesingkat mungkin sampai dilakukan tindakan
defenitif terhadap penyebab retensi urune
(Basuki,B.Purnomo,2008).
Menurut (Haslina, 2011) bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat
dalam menjalankan Standar Operasional
Prosedur (SOP) adalah :
a. Pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan
formal yang pernah didapatkan oleh
seseorang. Secara umum
kategori
perawat dapat dibedakan tehnikal dan
perawat profesional. Perawat dengan
pendidikan
keperawatan
diploma
b. Kriteria Ekslusi
1) Perawat pelaksana yang sedang
mengikuti
pendidikan/sedang
menjalankan cuti/sakit.
2) Perawat
yang
tidak
bersedia
diwawancara
Pengumpulan data
Pengumpulan data dengan data primer
yaitu data yang diperoleh dari responden
dengan menggunakan kuesioner data primer
dari kuisioner dan lembar observasi.
Pengolahan data dilakukan dengan:
1. Editing
Editing yaitu dilakukan penyuntingan
data yang telah terkumpul dengan cara
memeriksakan kelengkapan pengisian,
kejelasan
pengisian
dan
adanya
kesalahan.
2. Coding
Coding yaitu proses pemberian kode
pada tiap variabel dengan tujuan untuk
memudahkan dalam analisis
3. Entri data
Entri data yaitu setelah dilakukan
kegiatan editing dan koding dilanjutkan
dengan pengelompokan data ke dalam
master tabel atau database komputer,
kemudian membuat distribusi frekuensi
sederhana menurut sifat-sifat yang dimiliki
sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Prosessing
Prosessing adalah proses analisa data
yang telah terbentuk angka menggunakan
master tabel atau perangkat lunak
(software) komputer.
5. Cleaning
Cleaning adalah memeriksa kembali
data yang telah dientri ke dalam komputer
untuk memeriksa kebenaran data.
Analisis data
Setelah data terkumpul kemudian
ditabulasi dalam tabel dengan variabel yang
hendak diukur.Analisa data dilakukan melalui
tahap editing, koding,tabulasi dan uji
statistik.Analisis univariat dilakukan dengan
menggunakan analisis distribusi frekuensi.
Menggunakan bantuan program SPSS
for windows 16,0. Melalui tahapan-tahapan,
kemudian
data
dianalisis
dengan
menggunakan metode uji statistik univariat
dilakukan untuk variabel tunggal yang
dianggap terkait dengan penelitian dan
analisis bivariat untuk melihat distribusi atau
hubungan beberapa variabel yang dianggap
terkait dengan menggunakan uji chisquare.
Analisis data dilakukan dengan
pengujian hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis
HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
Tabel
5.1
:
Tabel
Jenis kelamin
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
jenis
Kelamin Di Rumah
Sakit Islam Faisal
Makassar
n
%
Laki-laki
18,6
Perempuan
35
81,4
Total
43
100
5.2
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Umur di
Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar
Umur
22-30
n
39
%
90,7
31-38
9,3
Total
43
100
Masa kerja
1-5
35
81,4
6-10
16,3
>10
Total
1
43
2,3
100
Pendidikan
S1
D3
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pendidikan di Rumah
Sakit Islam Faisal
Makassar
N
%
3
7,0
40
93,0
Total
43
100
5.5
:Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Pengetahuan Di Rumah
Sakit
Islam
Faisal
Makassar
Pengetahuan
Baik
Kurang
23
20
53,5
46,5
Total
43
100
5.3
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Masa
Kerja di Rumah Sakit
Islam Faisal Makassar
5.6
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan Sikap Di
Rumah Sakitt Islam
Faisal Makassar
Sikap
Setuju
Tidak setuju
19
24
44,2
55,8
Total
43
100
5.7
Alat
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Ketersediaan Alat di
Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar
n
%
Tersedia
Tidak tersedia
16
27
37,2
62,8
Total
43
100
5.8
Distribusi
Frekuensi
Berdasarkan
Kepatuhan di Rumah
Sakit Islam Faisal
Makassar
Kepatuhan
Patuh
Tidak Patuh
14
29
32,6
67,4
Total
43
100
hubungan
pengetahuan
4,7
18 41,9 20 46,5
14 32,6 29 67.4 43
p=0,004
Sumber : Data Primer 2012
100
Berdasarkan
tabel
5.10
menunjukkan bahwa distribusi tertinggi
adalah tingkat pengetahuan baik sebanyak
23 responden (53,5%) sedangkan yang
Sikap
Setuju
Tidak
setuju
Total
5.11
KEPATUHAN
Tidak
Patuh
Total
patuh
n
%
n
%
n
%
11 25,6
8
18,6 19 44,2
3
7,0
21
48,8
24
55,8
32,6 29 67.4
p=0,003
Sumber : Data Primer 2012
43
100
14
Berdasarkan
tabel
5.11
menunjukkan bahwa distribusi tertinggi
adalah sikap perawat dengan kategori tidak
setuju sebanyak 24 responden (55,8%)
sedangkan yang terendah adalah sikap
perawat dengan kategori setuju sebanyak
19 responden (44,2%).
Berdasarkan hasil uji chi-square
dengan pembacaan fisher exact Test
diperoleh nilai p=0,003 yang berarti ada
hubungan antara sikap perawat dengan
kepatuhan menjalnkan SOP di ruang rawat
inap Rumah Sakit Islam faisal Makassar.
Tabel 5.12 :Hubungan antara Ketersediaan
Alat
dengan
Kepatuhan
Perawat Dalam Pemasangan
Kateter Uretra Di Rumah Sakit
Islam Faisal Makassar
KEPATUHAN
Ketersediaan
Tidak
Patuh
Total
Alat
patuh
n % n % n %
Tersedia
9 20,9 7 16,3 16 37,2
Tidak
5 11,6 22 51,2 27 62,8
tersedia
Total
14 32,6 29 67.4 43 100
p=0,018
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan
tabel
5.12
menunjukkan
bahwa
perawat
yang
menganggap alat telah cukup tersedia
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721
sebanyak
16
responden
(37,2%)
sedangkan perawat yang menganggap alat
tidak tersedia sebanyak 27 responden
(62,8%).
Berdasarkan hasil uji chi-square
dengan pembacaan fisher exact Test
diperoleh nilai p=0,018 yang berarti ada
hubungan antara ketersediaan alat dengan
kepatuhan menjalankan SOP di ruang
rawat inap
Rumah Sakit Islam faisal
Makassar.
PEMBAHASAN
1. Hubungan Pendidikan dengan Kepatuhan
Perawat Menjalankan Standar Operasional
Prosedur (SOP) Pemasangan Kateter
Uretra
Dari
hasil
analisa
univariat
menunjukkan bahwa distribusi tertinggi
adalah perawat dengan pendidikan D3
sebanyak
40
responden
(93,0%),
sedangkan yang terendah adalah perrawat
dengan pendidikan S1 sebanyak 3
responden (7,0%).
Berdasarkan hasil analisa uji
statistic chi-square dengan pembacaan
fisher exact Test diperoleh nilai p=1,00
yang berarti tidak ada hubungan antara
tingkat pendidikan dengan kepatuhan
menjalankan SOP di ruang rawat inap
Rumah Sakit Islam faisal Makassar.
Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Haslina dengan judul
skripsi Gambaran Penerapan Standar
Operasional Prosedur (SOP)
terhadap
pelaksanaan Pelayanan Keperawatan di
RSUD. Kab. Kolaka tahun 2010.
Adapun asumsi menurut peneliti
sendiri mengapa pendidikan tidak ada
hubungannya
dengan
kepatuhan
menjalankan
Standar
Operasional
Prosedur (SOP) pemasangan kateter,
karena masih adanya sebagian perawat
yang memiliki pendidikan yang tinggi tetapi
tidak patuh atau kurang patuh dalam
pemasangan kateter, hal ini disebabkan
karena adanya perawat yang menganggap
pendidikannya
lebih
tinggi
maka
kepatuhannya dalam pemasangan kateter
dianggap kurang penting. selain itu, hal
yamg menyebabkan perawat dengan
pendidikan yang tinggi namun kurang
patuh dalam pemasangan kateter uretra
adalah adanya beban kerja yang tinggi.
Menurut Rifai (2008), mengatakan
bahwa segala sesuatu yang akan dilakukan
tergantung dari cara kita memandang suatu
hal atau masalah. Adapun responden yang
kurang pendidikannya dan responden
KESIMPULAN
Hasil penelitian tentang Faktor yang
mempengaruhi kepatuhan perawat dalam
menjalankan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Pemasangan kateter uretra di ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar Tahun 2012 dapat disimpulkan :
1. Tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan kepatuhan perawat
dalam menjalankan Standar Operasional
Prosedur (SOP) pemasangan kateter
uretra di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Islam Faisal Makassar tahun 2012.
2. Ada hubungan antara sikap dengan
kepatuhan perawat dalam menjalankan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
pemasangan kateter uretra di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar tahun 2012.
3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan
kepatuhan dalam menjalankan Standar
Operasional Prosedur (SOP) pemasangan
kateter uretra di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Islam Faisal Makassar tahun 2012.
4. Ada hubungan antara ketersediaan alat
dengan
kepatuhan
perawat
dalam
menjalankan
Standdar
Operasional
Prosedur (SOP) pemasangan kateter
uretra di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Islam Faisal Makassar tahun2012.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh,
maka dapat diberikan saran berupa:
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan perlunya peningkatan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
tentang pemasangan kateter uretra tanpa
mengesampingkan
pendidikan,
sikap
perawat, pengetahuan dan ketersediaan
alat.
2. Bagi Akademik
Menambah jumlah jam mata kuliah
Riset Keperawatan guna memberikan
cukup banyak ilmu sehingga menambah
wawasan mahasiswa dalam penyusunan
skripsi.
3. Bagi Mahasiswa
Disarankan
mahasiswa
yang
berminat meneliti judul yang sama, agar
variabel yang diteliti bisa diperdalam dan
diteliti dalam variabel yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin. 2008, Analisa lama waktu pelaksanaan perawatan kateter dan infus Di ruang Penyakit Dalam RSUP.
DR. Wahidin Sudirohusodo Skripsi tidak diterbitkan Makassar, Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
Arlinawaty. S. 2011. Efektifitas tehnik pemberian jelly terhadap keluhan nyeri pada Pasien dengan kateterisasi
urine di ruang IGD RSUD. Pangkep Skripsi, tidak diterbitkan- Makassar, Program S1 Keperawatan,Nani
Hasanuddin.
Anonim. 2007. http: // www. Sinarharapan. Co.id. (online). Diakses 11 Maret 2007.
Badan Pengawasan Keungan Pembangunan. 2010. Penelitian mengenai kepuasaan Masyarakat terhadap
pelayanan pemerintah di bidang kesehatan danPendidikan di makassar dan yogyakarta. (online).http : //
www.bpkp.go.id/index.php?idunit=163, diakses 20 agustus 2010.
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Problema dan Pengendaliannya. Salemba Medika : Jakarta
Darmono. 2007. Pengembang Standar Operating Procedures untuk perpustakaan Perguruan tinggi. (online).
http:// library.um.ac.id/indeks.php/Artikel-Pustakawan.html. diakses 20 juni 2007.
Depkes RI. 2009. Pedoman Teknis Pemasangan Kateter. Depkes RI: Jakarta.
.
Haslina. 2011. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan perawat Dalam menjalankan Protap pemasangan
Kateter Uretra Di ruang perawatan bedah dan internaRSUD Syekh Yusuf Gowa Skripsi tidak diterbitkan.
Makassar. Fakultas Ilmu Keperawatan UMI.
Hidayat, 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika: Jakarta
Luran, F, Anwar, N. 2008. Buku Standar Operasional Prosedur Keperawatan Medikal Bedah Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar. Tidak diterbitkan : RSIF. Makassar.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Notoatmijo, Soekidjo. 2007. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Baduose Media. Jakarta.
Purnomo, B. Basuki. 2008. Dasar-dasar Urologi. Edisi 2. Sagung Seto: Jakarta.
Potter. S. Dan Yenny. S. 2008. Kamus bahasa Indonesia kontemporer, Modem English. Press : Jakarta.
Priharjo, 2007. Perawat Sebagai Pendidik (Prinsip-prinsip Pengajaran dan Pembelajaran). EGC: Jakarta.
Suharyanto, Toto dan Abdul madjid. 2009. Askep pada klien dengan Gangguan sistem Perkemihan:
Jakarta.Sunaryo. 2007. Psikologi untuk keperawatan. EGC: Jakarta.
Sunaryo, 2007. Psikologi Untuk Keperawatan. EGC: Jakarta
Teguh sugianto. 2009. Prosedur pemasangan kateter kandung kemih. (online). (http:// Teguhsugianto. Blogspot.
Com/2009/06/prosedur pemasangan kateter -Kandung.html) . Di akses 12 juni 2009.
WHO SEA NURS. 2008. Materi pelatihan standar, indikator kinerja dan evaluasi. di akses 14 maret 2008.