Defisiensi
1. Defisiensi terjadi karena kurangnya konsumsi, gangguan
absorpsi, anoreksia, pecandu alkohol.
2. Gejala berupa berhubungan dengan sistemsaraf dan
jantung dalam keadaan berat dinamakan beri beri.
3. Beri beri ada 2 jnis yaitu :
a. Beri beri kering
b. Beri beri basah
Riboflavin
Sifat
1. Larut air, tahan panas, asam, oksidasi
2. Dapat rusak oleh sinar UV atau sinar matahari
Fungsi
1. Sebagai Koenzim FAD (Flavin Adenin Dinukleotida) & FMN
(Flavin Adenin Mononukleotida) yang terlibat metabolisme
energi (metabolisme karbohidrat, protein, lemak) FAD
mengubah triptopan menjadi niasin sedangkan FMN
membantu fungsi B6
2. Pertumbuhan dan perawatan jaringan.
Sumber
Sumber sumber riboflavin antara lain susu, keju, daging, hati,
roti, organ hewan, sayuran berwarna hijau, ikan, telur, roti yang
diforsifikasi bakteri dan sereal
Defisiensi
1. Terjadi bersamaan dengan kekurangan vitamin larut air
lain
2. Kurang konsumsi protein hewani dan sayuran hijau
3. Tanda defisiensi muncul setelah beberapa bulan
kekurangan
4. Peradangan pada bibir (cheilosis)
5. Stomatitis angular (sudut mulut pecah)
6. Glossitis (lidah licin dan berwarna keunguan)
7. Gangguan pertmbuhan
Penyerapan
Pemberian secara oral atau parenteral akan diserap dengan baik
dan distribusi merata di seluruh jaringan. Asupan yang
berlebihan akan dikeluarkan melalui urin melalui urin dalam
bentuk utuh. Dalam tinja ditemukan riboflavin yang disintesis
oleh kuman di saluran cerna, tetapi tidak ada bukti nyata yang
menjelaskan bahwa zat tersebut dapat diabsorpsi melalui
mukosa usus
Asam Nikotinat
Kebutuhan sehari
Kebutuhan minimal asam nikotinat untuk mencegah pelagra rata
rata 4,4 mg/1000kkal, pada orang dewasa asupan minimal 13
mg.
Penyerapan
Niasin dan niasinamid mudah diabsorpsi melalui semua bagian
salauran cerna dan didistribusi ke seluruh tubuh. Ekskresinya
melalui urin sebagai kecil dalam bentuk utuh dan sebagian
lainnya dalam bentuk berbagai metabolismenya, antara lain
asam nikotinurat dan bentuk glisin peptida dari asam nikotinat.
Manfaat
Ruboflavin bermanfaat untuk pengobatan pelagra. Pada keadaan
akut dianjurkan dosis oral 50mg diberikan sampai 10kali sehari
atau 25 mg niasin 2-3 kali sehari secara intravena. Hasil terapi
umunya sanagat dramatis. Dalam 24 jam gejala pada kulit dan
mulut dapat hilang, rasa mual dandiare juga segera teratasi
sebagai Vasidilator obat ini tidak terbukti efektif.
Asam Pantotenat
Keracunan
Pada hewan coba asam pantotenat tidak menyebabkan efek
farmakodinamik yang penting bersifat nontoksis. Defisiensinya
pada manusia belum dikenal, tetapi dapat ditimbulkan dengan
memberikan diet yang mengandung antagonis asam pantotenat.
Sindroma yang berupa kelelaha, rasa lemah, gangguan saluran
cerna, gangguan otot berpa kejang pada ekstremitas dan
parestesia.
Kebutuhan sehari
Kebutuhan manusia akan asam pantotenat sehari adalah 5-10
mg.