HOME VISIT
Stroke
Oleh:
Novia Kristiani Pualillin
14014101190
Masa KKM : 08 Februari 2016 20 Maret 2016
LEMBAR PENGESAHAN
HOME VISIT
Stroke
Oleh:
Novia Kristiani Pualillin
14014101190
Dosen Pembimbing I
Maret 2016
Dosen Pembimbing II
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak upaya yang harus
dilaksanakan. Salah satu diantaranya yang memiliki peranan penting adalah pelayanan
kesehatan. Salah satu solusi yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan tingkat primer adalah dengan program dokter keluarga Pelayanan
dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang menyeluruh yang memusatkan
pelayanan kepada keluarga sebagai suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap
pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin Penderita
juga tidak boleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu. Dokter keluarga adalah dokter
yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik
berat kepada keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit
tetapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila
perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya.
sepertiganya bertahan hidup dengan kecacatan, dan sepertiga sisanya dapat sembuh
kembali seperti semula.2 Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika
Serikat. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahunnya terjadi 750.000 kasus
stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukan bahwa setiap 45 menit, ada satu
orang di Amerika yang terkena serangan stroke. Dan pada tahun 2020 diperkirakan 7,6
juta orang akan meninggal karena stroke.3
Di Indonesia stroke merupakan pembunuh nomor tiga. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 pada usia 45-54 tahun angka kematian akibat
stroke sebesar 15,9% (di daerah perkotaan) dan 11,5% (di daerah pedesaan). 3 Dari
jumlah total penderita stroke di Indonesia, sekitar 2,5 persen atau 250 ribu orang
meninggal dunia dan sisanya cacat ringan maupun berat.4
Perlu penanganan yang tepat untuk penderita dengan stroke. Apalagi secara khusus
untuk mereka yang masih dalam usia produktif dan menjadi tulang punggung keluarga.
Selain penatalaksanaan medikamentosa (fase akut), perlu juga diperhatikan untuk
penanganan melalui rehabilitasi (fase pasca akut).5
BAB II
LAPORAN HOME VISIT
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. SM
Umur
: 43 tahun
Jenis kelamin
: Pria
Alamat
: Karame Lingkungan III
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Agama
: Kristen Protestan
Suku
: Minahasa
Bangsa
: Indonesia
B. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
No
.
Nam
a
Keduduka
n
Umu
r
L/
P
Pendidika
n
Pekerjaa
n
Penderita
Ket.
Klinik
1.
Suami/
Kepala
Keluarga
SM
43
tahun
SMA
Swasta
Ya
Saki
t
Kesadaran
: Kompos mentis
Tanda Vital
: Tekanan Darah
: 110/80 mmHg
Nadi
Respirasi
: 20x/menit
Suhu
:36,3 0C
TB
: 158 cm
BB
: 70 kg
IMT
Kepala
Leher
(-) Thorax
Abdomen
: dbn
Anggota gerak
: dbn
Kulit
1. Riwayat medis
Hubungan keluarga dengan tetangga atau orang sekitar baik, tidak ada
masalah baik di rumah maupun di masyarakat. Hubungan penderita dengan
keluarga baik satu sama lain saling mendukung. Penderita tinggal di
kawasan perumahan yang padat, jarak antar rumah dekat. Kebutuhan
keluarga cukup terpenuhi dari sumber penghasilan keluarga.
Personal
Klinis
Faktor Internal
: -
Psikososial
D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi biologis
Keluarga tersebut merupakan keluarga inti yang terdiri dari orang tua dan
anak-anaknya, biasanya ayah, ibu, dan anak. Keluarga yang didatangi terdiri
atas penderita, istri dan kedua anaknya.
2. Fungsi Sosial
3. Fungsi psikologis
Hubungan keluarga
APGAR score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga
ditinjau dari sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya
dengan anggota keluarga yang lain. APGAR score meliputi:
1. Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota
keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota
keluarga yang lain.
2. Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi, saling
bertukar pikiran antara anggota keluarga dalam segala masalah yang
dialami oleh keluarga tersebut.
3. Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang
dilakukan anggota keluarga tersebut.
4. Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota
keluarga.
5. Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan
waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.
Pada keluarga ini hanya dilakukan penilaian APGAR score terhadap Tn. SM
APGAR Tn. SM terhadap keluarga
A
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya mengahadapi
masalah
P
Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya
Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk
Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan
Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
Partnership
Growth
Affection
Resolve
PATOLOGIS
KET.
Social
Culture
dilihat
Pemahaman terhadap ajaran agama cukup, demikian
juga dalam ketaatannya
Religious
Medical
rajin
Economic
Educationa
l
dalam beribadah,
hari selasa.
Penghasilan keluarga yang relatif stabil.
Tingkat pendidikan dan pengetahuan keluarga tersebut
baik.
Dalam mencari pelayanan kesehatan terdekat, kel. Tn.
a. Stroke
2. Masalah nonmedis
Rumah di bersihkan dan jendela serta pintu di buka agar sinar matahari
masuk ke rumah serta berperilaku hidup sehat. Pola makanan yang sehat
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Aktivitas fisik dan olahraga yang teratur
seperti berjalan-jalan di sekitar rumah. Meningkatkan aktivitas yang dapat
membantu agar menyeimbangkan pekerjaan di kantor yang hanyak duduk.
BAB III
PEMBAHASAN
A Definisi Stroke
Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi
otak fokal atau global, dengan gejala yang berlangsung dalam 24 jam atau lebih
atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler
(World Health Organization, 1986).7
B Klasifikasi Stroke
Stroke dapat diklasifikasikan berdasarkan patogenesis dan etiologinya, antara lain:
1
Trombosis serebri
b Emboli serebri
2 Stroke
hemoragik
adalah
stroke
yang
disebabkan
oleh
Ischemic
Neurologic
Deficit
(RIND)
adalah
gejala
neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama dari
24 jam, tetapi tidak lebih dari tiga minggu.
3 Progressing stroke atau stroke in evolution adalah stroke dengan
gejala neurologik yang berat.
4 Completed stroke adalah stroke dengan gejala klinis yang telah
menetap.
Secara umum stroke memberikan gambaran klinis dengan pola yang khas,
dengan variasi secara individual tergantung pada ukuran pembuluh darah, pola
aliran atau luasnya disrupsi aliran darah ke otak.
a
rigiditas deserebrasi.
ii Talamus ( talamus kapsula interna ):
Hemiplegia kontralateral, afasia (hemisfer dominan), gangguan sensoris
berat semua modalitas, gangguan lapangan pandang, sindrom Horner.
iii Pontin (pons, batang otak midbrain):
Kuadriparesis, kuadriplegia, sindroma lock in, rigiditas deserebrasi.
iv Serebelum :
Hemiparesis ringan, gangguan koordinasi, ataksia, vertigo/dizziness, nausea,
vomiting, nistagmus, disfagia, disartria.
Defisit neurologis fokal. Jenis defisit tergantung pada area otak yang terlibat.
Jika belahan dominan (biasanya kiri) terlibat, suatu sindrom yang terdiri dari
hemiparesis kanan, kerugian hemisensori kanan, meninggalkan tatapan preferensi,
bidang visual kanan terpotong, dan afasia mungkin terjadi. Jika belahan
nondominant (biasanya kanan) terlibat, sebuah sindrom hemiparesis kiri, kerugian
hemisensori kiri, preferensi tatapan ke kanan, dan memotong bidang visual kiri.
Sindrom belahan nondominant juga dapat mengakibatkan pengabaian dan
kekurangan perhatian pada sisi kiri.8
Jika cerebellum yang terlibat, penderita beresiko tinggi untuk herniasi dan
kompresi batang otak. Herniasi bisa menyebabkan penurunan cepat dalam tingkat
kesadaran, apnea, dan kematian. Tanda-tanda lain dari keterlibatan cerebellar atau
batang otak antara lain: ekstremitas ataksia, vertigo atau tinnitus, mual dan muntah,
Perdarahan Intraserebral
Perdarahan Subaraknoid
Sakit kepala, yang mungkin luar biasa tiba-tiba dan parah (kadang-kadang
disebut sakit kepala halilintar)
Penglihatan ganda
kehilangan kesadaran singkat. Hampir setengah dari orang yang terkena meninggal
sebelum mencapai rumah sakit. Beberapa orang tetap berada dalam koma atau tidak
sadar dan sebagian lainnya bangun, merasa bingung, dan mengantuk. Dalam
beberapa jam atau bahkan menit, penderita mungkin menjadi tidak responsif dan
sulit untuk dibangunkan.9
Dalam waktu 24 jam, darah dan cairan serebrospinal di sekitar otak
mengiritasi lapisan jaringan yang menutupi otak (meninges), menyebabkan leher
kaku serta sakit kepala terus, sering dengan muntah, pusing, dan nyeri pinggang. 9
Sekitar 25% dari orang yang mengalami gejala-gejala yang mengindikasikan
kerusakan pada bagian tertentu dari otak, seperti berikut: 9
menit atau jam. Demam adalah gejala umum selama 5 sampai 10 hari pertama.
Vasospasme: Sekitar 3 sampai 10 hari setelah pendarahan itu, arteri di otak dapat
kontrak (kejang), membatasi aliran darah ke otak. Kemudian, jaringan otak tidak
mendapatkan oksigen yang cukup dan dapat mati, seperti pada stroke iskemik.
Vasospasme dapat menyebabkan gejala mirip dengan stroke iskemik, seperti
kelemahan atau hilangnya sensasi pada satu sisi tubuh, kesulitan menggunakan
atau memahami bahasa, vertigo, dan koordinasi terganggu. Pecah kedua: Kadangkadang pecah kedua terjadi, biasanya dalam seminggu.9
kemampuannya untuk
mengerti bicara orang lain tetap baik. Afasia sensorik adalah ketidakmampuan
tertentu.
Kelainan ini sering bersamaan dengan Agnosia jari (dapat dilihat dari disuruh
menyebutkan nama jari yang disentuh sementara penderita tidak boleh melihat
jarinya).
vi. Hemi spatial neglect (Visuo spatial agnosia) adalah hilangnya kemampuan
melaksanakan bermacam perintah yang berhubungan dengan ruang.
vii. Syndrome Lobus Frontal, ini berhubungan dengan tingkah laku akibat
kerusakan
viii. Amnesia adalah gangguan mengingat yang dapat terjadi pada trauma kapitis,
infeksi virus, stroke, anoksia dan pasca operasi pengangkatan massa di otak.
ix. Dementia adalah hilangnya fungsi intelektual yang mencakup sejumlah
kemampuan.
Diagnosis Stroke12
Diagnosis didasarkan atas hasil:
a
Anamnesis
Terutama terjadinya keluhan/gejala defisit neurologik yang mendadak. Tanpa
trauma kepala, dan adanya faktor risiko stroke. Beberapa gejala/tanda yang
mengarah kepada diagnosis stroke antara lain: hemiparesis, gangguan sensorik
satu sisi tubuh, hemianopia atau buta mendadak, diplopia, vertigo, afasia,
disfagia,
disartria,
ataksia,
kejang
atau
penurunan
kesadaran
yang
Pemeriksaan Fisik
Adanya defisit neurologik fokal, ditemukan faktor risiko seperti hipertensi,
kelainan jantung dan kelainan pembuluh darah lainnya.
c. Pemeriksaan tambahan/Laboratorium
1
Pemeriksaan Neuro-Radiologik
Computerized Tomography Scanning (CT-Scan), sangat membantu diagnosis
dan membedakannya dengan perdarahan terutama pada fase akut. Angiografi
serebral (karotis atau vertebral) untuk mendapatkan gambaran yang jelas
tentang pembuluh darah yang terganggu, atau bila scan tak jelas. Pemeriksaan
likuor serebrospinalis, seringkali dapat
Pemeriksaan lain-lain
Pemeriksaan untuk menemukan faktor resiko, seperti: pemeriksaan darah
rutin (Hb, hematokrit, leukosit, eritrosit), hitung jenis dan bila perlu gambaran
darah. Komponen kimia darah, gas, elektrolit, Doppler, Elektrokardiografi
(EKG).