Anda di halaman 1dari 16

Bahan Kuliah Keperawatan

Senin, 13 Mei 2013


Aspek Hukum Dalam Praktek Keperawatan

Aspek Hukum Dalam Praktek


Keperawatan

Oleh :

KELOMPOK 1
AKADEMI PERAWATAN MALAHAYATI
MEDAN
2012/2013
AKADEMI PERAWAT MALAHAYATI MEDAN
TAHUN 2012

KATA PENGANTAR
Segala

puji

menyelesaikan

bagi

Allah

yang

ini

dengan

makalah

telah

menolong

penuh

hamba-Nya

kemudahan.

Tanpa

pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan


tugas ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
Aspek

Hukum

Dalam

Praktek

Keperawatan

yang

kami

sajikan

berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.


Makalah ini

memuat

tentang

Aspek

Hukum Dalam Praktek

Keperawatan yang mengidentifikasikan dan menjabarkan konsep khusus


yang berhubungan dengan hal-hal nyata dalam keperawatan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,oleh sebab
itu kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan.
Penyusun

juga

mengucapkan

terima

kasih

kepada

Dosen

Pembimbing kami yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti


tentang bagaimana cara kami menyusun makalah ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan.
Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..4


1.2 Tujuan....5
1.3 Metode...5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1

Pengertian

Praktik

Keperawatan

Profesional.6
2.2 Undang-Undang Yang Berkaitan Dengan Praktik Keperawatan..8
2.3 Kredensial Praktik Keperawatan..11
2.4 Pelindungan Hukum Untuk Keperawatan...14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.16
DAFTAR PUSTAKA...17

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para
perawat. PPNI pada kongres Nasional keduanya di Surabaya tahun 1980 mulai
merekomendasikan perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk perlindungan hukum
bagi tenaga keperawatan. Tidak adanya undang-undang perlindungan bagi perawat
menyebabkan perawat secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan
yang mereka lakukan. Tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat masih sering terjadi
dan beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi merasa frustasi karena tidak adanya
kejelasan tentang peran, fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua
perawat dianggap sama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar
belakang ilmiah yang mereka miliki.
12 Mei 2008 adalah Hari Keperawatan Sedunia. Di Indonesia, momentum tersebut
akan digunakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan Rancangan Undang-Undang
Praktik keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menganggap bahwa
keberadaan Undang-Undang akan memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat
terhadap pelayanan keperawatan dan profesi perawat. Indonesia, Laos dan Vietnam adalah
tiga
Negara
ASEAN
yang
belum
memiliki
Undang-Undang
Praktik
Keperawatan. Padahal, Indonesia memproduksi tenaga perawat dalam jumlah besar. Hal ini
mengakibatkan kita tertinggal dari negara-negara Asia, terutama lemahnya regulasi praktik
keperawatan, yang berdampak pada sulitnya menembus globalisasi. Perawat kita sulit
memasuki dan mendapat pengakuan dari negara lain, sementara mereka akan mudah masuk
ke negara kita.
Masih perlukah kita mempertanyakan lagi, apakah harus ada Undang Undang Praktik
Keperawatan di bumi pertiwi ini? Jawaban dari pertanyaan yang amat mendasar, apakah
masyarakat Indonesia mempunyai hak untuk menerima pelayanan keperawatan yang
bermutu, adalah jawaban untuk memastikan bahwa Undang Undang Praktik Keperawatan,

terlalu terlambat untuk disahkan, apalagi untuk dipertanyakan. Sementara negara negara
ASEAN seperti Philippines, Thailand, Singapore, Malaysia, sudah memiliki Undang Undang
Praktik Keperawatan (Nursing Practice Acts) sejak puluhan tahun yang lalu.
Mereka siap untuk melindungi masyarakatnya dan lebih lebih lagi siap untuk
menghadapi globalisasi perawat asing masuk ke negaranya dan perawatnya bekerja di negara
lain. Ketika penandatanganan Mutual Recognition Arrangementdi Philippines tahun 2006,
posisi Indonesia sama dengan Vietnam, Laos dan Myanmar.., yang belum memiliki Konsil
Keperawatan. Memprihatinkan.....!!! Sangat wajar, jika PPNI pada Rakernas II di Semarang
mendeklarasikan Gerakan
Nasional:
Sukseskan
Undang
Undang
Praktik
Keperawatan. Gerakan Nasional ini menggunakan momentum International Nurses Day,
12 Mei 2008, sebagaiHari Kebangkitan Perawat Indonesia. Bangkitlah
PerawatIndonesia....berikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia. Bersama Perawat,
Masyarakat Sehat...!!!
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui masalah-masalah RUU praktik
keperawatan.
1. Mengetahui definisi dan tujuan praktik keperawatan
2. Mengetahui pentingnya Undang-undang Praktik Keperawatan
3. Untuk meningkatkan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan
keperawatan
4. Mengetahui isi Undang-Undang yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan praktik
keperawatan
5. Mengetahui tujuan dan komponen regulasi dalam praktik keperawatan
C. METODE
Dalam pembuatan makalah ini,metode yang digunakan adalah metode deskriftif yang
mencangkup pengumpulan buku dan literature serta diskusi kelompok.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang


merawat orang sakit, luka dan usia lanjut (di kutip oleh Ellis, Harley,
1980).
Peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi
terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa dirinya (Florence
Nigthingale dalam bukunya What it is and What it is not)
PENGERTIAN PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL
Keperawatan adalah fungsi unik dari perawat membantu individu sakit
atau sehat dalam melaksanakan segala aktivitasnya untuk mencapai
kesehatan atau untuk meninggal dunia dengan tenang yang dapat dapat
ia lakukan sendiri tanpa bantuan apabila cukup kekuatan, harapan dan
pengetahuan (Virginia Handerson, 1958)
Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat
keperawatan,

berbentuk

pelayanan

bio-psiko-sosio-spritual

yang

komprehensif serta di tujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat


baik sakit maupun sehat yg mencakup seluruh siklus kehdpan manusia
(Lokakarya keperawatan Nasional 1986)
Praktik keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam
mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang
proses

kehidupan

merencanakan

dan

dengan

mengkaji

status,

mengimplementasi

menentukan

strategi

diagnosa,

keperawatan

untuk

mencapai tujuan, serta mengevaluasi respon terhadap perawatan dan


pengobatan (National Council of State Board of Nursing/NCSBN)
Praktik keperawatan profesional tertuang juga dlm Nurse Practice Art
New York 1972 Praktik keperawatan terdapat dalam American Nursing
Association/ANA)
PERANAN LEGAL PRAKTIK KEPERAWATAN
A.Pengertian Legal
Legal adalah sesuat yang di anggap sah oleh hukum dan undangundang (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
B.DimensiLegal dalam Keperawatan
Perawat perlu tahu ttg hukum yang mengatur prakteknya untuk:

1.Memberikan kepastian bahwa keputusan & tdkan prwt yg di lakukan


konsisten dg prinsip-prinsip hokum
2. Melindungi perawat dari liabilitas
C.Perjanjian atau kontrak dalam perwalian
Kontrak mengandung arti ikatan persetujuan atau perjanjian resmi
antara dua atau lebih partai untuk mengerjakan atau tidak sesuatu.
Dalam konteks hukum, kontrak sering di sebut dengan perikatan atau
perjanjian. Perikatan artinya mengikat orang yg satu dengan orang lain.
Hukum

perikatan

di

atur

dlm

UU

hukum

Perdata

pasal

1239

" Semua perjanjian baik yang mempunyai nama khusus maupun yang
tidak mempunyai nama tertentu, tunduk pada ketentuan2 umum yang
termatub dlm bab ini dan bab yg lalu." Lebih lanjut menurut ketentuan
pasal 1234 KUHPdt, setiap perikatan adalah untuk memberikan, berbuat
sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu.
Perikatan

dapat

dikatakan

sah

bila

memenuhi

syarat

sbb:

Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian


(Consencius)
Ada

kecakapan

thp

pihak2

untuk

membuat

perjanjian

(capacity)

Ada sesuatu hal tertentu ( a certain subjec matter) dan ada sesuatu sebab
yg halal (Legal Cause) (Muhammad 1990) Kontrak perawat-pasien
dilakukan

sebelum

melakukan

dilakukan

sebelum

menerima

asuhan
dan

di

keperawatan.
terima

di

Kontrak
tempat

juga
kerja

Kontrak P-PS di gunakan untuk melindungi hak-hak kedua belah pihak yg


bekerja

sama

Kontrak jg untuk menggugat pihak yg melanggar kontrak yg di sepakati

D. Batas Tanggung Jawab dalam Keperawatan


Menjalan Pesanan Dokter Menurut Becker (Dlm Kozier,Erb 1990) empat
hal yg hrs di tanyakan perawat untuk melindungi mereka secara hukum:

Tanyakan pesanan yg di tanyakan pasien


Tanyakan setiap pesanan setiap kondisi pasien berubah
Tanyakan dan catat pesan verbal untuk mencegah kesalahan komunikasi.

Tanyakan pesanan (Standing Order ), terutama bila perawat tdk


berpengalaman.
Fungsi Hukum Dalam Praktek Keperawatan
a. Hkm memberikan kerangka u/ menentukan tindakan keperawatan
mana yg sesuai dg hukum
b. Membedakan tujuan perawat dengan tujuan profesi yang lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tidkan keprwt
mandiri
d. Membantu dlm mempertahankan standar praktik keprwt dg
meletakan posisi prwt memiliki akuntabilitas di bawah hukum (Kozier,Erb)

2.2

UNDANG-UNDANG

YANG

BERKAITAN

DENGAN

PRAKTIK

KEPERAWATAN
Undang-undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan
diskusi

para

perawat.

PPNI

pada

kongres

Nasional

ke

duanya

di Surabaya tahun 1980 mulai merekomendasikan perlunya bahan-bahan


perundang-undangan

untuk

perlindungan

hukum

bagi

tenaga

keperawatan. Tidak adanya Undang-Undang perlindungan bagi perawat


menyebabkan perawat secara penuh belum dapat bertanggung jawab
terhadap pelayanan yang mereka lakukan. Tumpang tindih antara tugas
dokter dan perawat masih sering tejadi dan beberapa perawat lulus
pendidikan tinggi merasa prustasi karena tidak adanya kejelasan tentang
peran, fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga menyebabkan semua
perawat

dianggap

sama

pengetahuan

dan

ketrampilannya,

tanpa

memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.


UU dan peraturan lainnya yang ada di Indonesia yang berkaitan
dengan praktek keperawatan :

1. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan


Bab II (tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa
pemerintah mengatur kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan
hukum.
2. UU No. 6 tahun 1963 tentang tenaga kesehatan

UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960. UU ini


membedakan tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga
sarjana meliputi dokter, doter gigi dan apoteker. Tenaga perawat termasuk
dalam tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan dengan pendidikan
rendah, termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam menjalankan
tugas dibawah pengawasan dokter, dokter gigi dan apoteker. Pada
keadaan tertentu kepada tenaga pendidik rendah dapat diberikaqn
kewenangan terbats untuk menjalankan pekerjaannya tanpa pengawasan
langsung.
UU ini boleh dikatakan sudah using karena hanya mengklaripikasikan
tenaga kesehatan secara dikotomis (tenaga sarjana dan bukan sarjana).
UU ini juga tidak mengatur landasan hukum bagi tenaga kesehatan dalam
menjalankan pekerjaannya. Dalam UU ini juga belum tercantum berbagai
jenis tenaga sarjana keperawatan seperti sekarang ini dan perawat
ditempatkan pada posisi yang secara hukum tidak mempunyai tanggung
jawab mandiri karena harus tergantung pada tenaga kesehatan lainnya.
3. UU kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang wajib keja paramedis
Pada pasal 2,ayat (3) dijelasakan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda,
menengah dan rendah wqajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah
selama 3 tahun. Dalam pasal 3 dihelaskan bahwa selama bekerja pada
pemerintah, tenaga kesehatan yang dimaksut pada pasal 2 memiliki
kedudukan

sebagain

pegawai

negeri

sehingga

peraturan-peraturan

pegawai negeri juga diberlakukan terhadapnya. UU ini untuk saat ini


sudah tidak sesuai dengan kemampuan pemerintah dalam mengangkat
pegawai negeri. Penatalaksanaan wajib kerja juga tidak jelas dalam UU
tersebut sebagai contoh bagai mana sisitem rekruitmen calon pesrta
wajib kerja, apa sangsinya bila seseorang tidak menjalankaqn wajib kerja
dll. Yang perlu diperhatikan dalam UU ini,lagi posisi perawat dinyatakan
sebagai tenaga kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis
termasuk
rasanya

dokter,
masih

sehingga

jauh

dari

dari

aspek

kewenangan

propesionalisasian,
tanggung

pelayanannya sendiri.
4. SK Menkes No. 262/per/VII/1979 tahun 1979

jawab

perawat
terhadap

Membedakan

para

medis

menjadi

dua

golongan

yaitu

paramedic

keperawatan (termasuk bidan) dan paramedic non keperawata. Dari


aspek hukum, sartu hal yang perlu dicatat disini bahwa tenaga bidan tidak
lagi terpisah tetapi juga termasuk kategori tenaga keperawatan.
5. Permenkes. No. 363/ Menkes/ per/XX/1980 tahun 1980
Pemerintah membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara
tenaga keperawatan dan bidan. Bidan seperti halnya dokter, diizinkan
mengadakan praktik swasta, sedangkan tenaga keperawatan secara resmi
tidak diizinkan. Dokter dapat membuka praktik swasta untuk mengobati
orang sakit dan bidan dapat menolong persalinan dan pelayanan KB.
Peraturan ini boleh dikatakan kurang relevan atau adil bagi propesi
keperawatan. Kita ketahuai Negara lain perawat diizinkan membuka
praktik swasta. Dalam bidang kuratif banyak perawat harus menggantikan
atau mengisi kekujrangan tenaga dokter untuk mengobati penyakit
terutam dipuskesmas- puskesmas tetapi secara hukum hal tersebut tidak
dilindungi terutama bagi perawat yang memperpanjang pelayanan
dirumah. Bila memang secara resmi tidak diakui, maka seharusnya
perawat dibebaskan dari pelayanan kuratif atau pengobatan untuk benarbenar melakuan nursing care.
6. SK

Mentri

Negara

Pendayagunaan

Aparatur

Negara

No.

94/Menpan/ 1986,tanggal 4 Nopember 1989, tentang jabatan


fungsional tenaga keperawatan dan system kredit poin.
Dalam system ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik
jabatannya atau naik pangkatnya setiap 2 tahun bila memenuhi angka
kredit tertentu. Dalam SK ini, tenaga keperawatan yang dimaksud adalah :
penyenang kesehatan, yang sudah mencapai golongan II/a, Pengatur
Rawat/ Perawat Kesehatan/Bidan, Sarjana Muda/D III Keperawatan dan
Sarjana/S I Keperawatan.
System ini menguntungkan perawat karena dapat naik pangkatnya dan
tidak tergantung kepada pangkat/ golongan atasannya
7. UU kesehatan No. 23 tahun 1992
Merupakan UU yang banyak member kesempatan bagi perkembangan
termasuk

praktik

keperawatan

professional

karena

dalam

UU

ini

dinyatakan
maupun

tentang

standar

perlindungan

praktik,

hukum

bagi

hak-hak
profesi

pasien,

kewenangan,

kesehatan

termasuk

keperawatan.
Beberapa pernyataan UU kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai
acuan pembuatan UU praaktik keperawatan adalah :
a. Pasal 32 ayat 4
Pelaksanaan

pengobatan

dan

atau

perawatan

berdasarkan

ilmu

kedokteran dan ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga


kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
b. Pasal 53 ayat I
Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesui dengan profesinya.
c. Pasal 53 ayat 2
Tenaga

kesehatan

dalam

melakukan

tugasnya

berkewajiban

untuk

mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.


2.3 KREDENSIAL PRAKTIK KEPERAWATAN
Kredensial

merupakan

proses

untuk

menentukan

dan

mempertahankan kompetensi keperawatan. Proses kredensial merupakan


salah satu cara profesi keperawatan mempertahankan standar praktik dan
akuntabilitas

persiapan

pendidikan

anggotanya.

Kredensial

meliputi

pemberian izin praktik (lisensi), registrasi (pendaftaran), pemberian


sertifikat (sertifikasi) dan akreditasi ( Kozier Erb, 1990).
Karena proses kredensial praktik keperawatan di Indonesia belum
ditata secara sempurna, maka dalam penjelasan berikut akan diuraikan
proses kredensial yang dilaksanakan baik di Amerika maupun Kanada.
IZIN PRAKTIK DAN REGISTRASI
Izin praktik keperawatan pada dasarnya bukan merupakan topik baru
bagi para perawat Indonesia. PPNI dalam berbagai kesempatan telah
mendiskusikan topik ini. Para ahli yang antusias dalam mengembangkan
kualitas dan praktik keperawatan telah pula memberikan sumbangan
pikiran. Namun, izin praktik keperawatan sampai tulisan ini dibuat masih
tetap merupakan perjuangan keperawatan.

Bagi setiap profesi atau pekerjaan untuk mendapatkan hak izin


praktik bagi anggotanya, biasanya harus memenuhi tiga kriteria :
Ada kebutuhan untuk melindungi keamanan atau kesejahteraan
masyarakat.
Pekerjaan secara jelas merupakan area kerja yang tersendiri dan terpisah.
Ada

suatu organisasi yang melaksanakan tanggung jawab proses

pemberian izin. (KozierErb,1990).


Izin praktik keperawatan diperlukan oleh profesi dalam upaya
meningkatkan dan menjamin professional anggotanya. Bagi masyarakat
izin praktik keperawatan merupakan perangkat perlindungan bagi mereka
untuk mendapat pelayanan dari perawat professional yang benar-benar
mampu dan mendapat pelayanan keperawatan dengan mutu tinggi.
Tidak adanya izin keperawatan menempatkan profesi keperawatan berasa
pada posisi yang sulit untuk menentukan mutu keperawatan. Kita ketahui
bahwa di Indonesia terdapat berbagai jenjang pendidikan keperawatan
dengan standar atau mutu antar institusi pendidikan yang tidak sama.
Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa seseorang yang telah lulus
dari

pendidikan

keperawatan

belum

tentu

cukup

menguasai

kompetensinya sebagai perawat. Situasi inilah yang membuat para


pemimpin keperawatan cukup prihatin. Pihak pasien tidak tahu apakah
pendidikan perawat atau justru diperburuk oleh kualitas keperawatan
yang diberikan oleh para perawat yang dipersiapkan dengan tidak
mantap.
Perkembangan pemberian izin praktik keperawatan cukup bervariasi di
setiap Negara. Di Amerika Serikat misalnya, izin praktik keperawatan
diberikan pada perawat professional mulai pada tahun 1903 tepatnya di
Negara bagian North Carolina.
Pada tahun 1923 semua Negara bagian telah mempunyai izin praktik
bagi para perawat.Untuk mendapatkan izin praktik maka seorang lulusan
dari pendidikan professional keperawatan harus mendaftarkan diri pada
dewan keperawatan yang ada di setiap provinsi untuk mengikuti ujian. Di
Amerika Dewan ini bernama State Board of Nursing, atau Board of

Registered Nursing, atau Board of Nurse Examinors. Biaya ujian cukup


bervariasi antara US$ 25- 100.
Di Kanada, perawat dalam bekerja tidak melalui proses pemberian
izin kecuali di provinsi Quebec. Namun, mereka tercatat atau didaftar oleh
persatuan perawat di masing-masing provinsi dan oleh College of Nurse of
Ontario. Perawat di Amerika juga didaftar sebagai pelengkap dari
pemberian izin praktik.
Selain kepada perawat professional maka izin praktik juga diberikan
pada para lulusan dari pendidikan jangka pendek (misalnya dua tahun)
untuk menjadi registrated Nurse Assistance (RNA) yang lingkup kerjanya
adalah membantu para RN dalam memberikan asuhan keperawatan.
Bagi para perawat yang telah menyelesaikan pendidikan spesialisasi
keperawatan (Master Degree) maka kepada mereka diperbolehkan
mengikuti ujian untuk mendapatkan izin advanced nursing practice. Ujian
yang diselenggarakan sesuai dengan spesialisasi misalnya perawat
spesialis anestesi, perawat spesialis kebidanan, perawat spesialis klinik,
perawat spesialis anak, perawat spesialis kesehatan keluarga, perawat
spesialis kesehatan sekolah, perawat spesialis jiwa dan lain-lain. Setelah
lulus ujian maka kepada mereka diberi sebutan keprofesian sesuai
spesialisasi yang diambil.

REGISTRASI
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi
lain pada badan resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah.
Perawat yang telah terdaftar diizinkan memakai sebutan registered nurse.
Untuk dapat terdaftar, perawat harus telah menyelesaikan pendidikan
keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran dengan nilai yang
diterima. Izin praktik maupun registrasi harus diperbaharui setiap satu
atau

dua

tahun.

Dalam masa transisi professional keperawatan di Indonesia, sistem


pemberian izin praktik dan registrasi sudah saatnya segera diwujudkan
untuk

semua

perawat

baik

bagi

lulusan

SPK,

akademi,

sarjana

keperawatan maupun program master keperawatan dengan lingkup


praktik sesuai dengan kompetensi masing-masing.
SERTIFIKASI
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah
memenuhi standar minimal kompetensi praktik pada area spesialisasi
tertentu seperti kesehatan ibu dan anak, pediatric , kesehatan mental,
gerontology dan kesehatan sekolah. Sertifikasi telah diterapkan di
Amerika Serikat. Di Indonesia sertifikasi belum diatur, namun demikian
tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang hal ini dilaksanakan.
AKREDITASI
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status
akreditasi kepada institusi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh
organisasi atau badan pemerintah tertentu. Hal-hal yang diukur meliputi
struktur, proses dan kriteria hasil. Pendidikan keperawatan pada waktu
tertentu

dilakukan

penilaian/pengukuran

untuk

pendidikan

III

keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator oleh Pusat


Diknakes sedangkan untuk jenjang S 1 oleh Dikti. Pengukuran rumah sakit
dilakukan dengan suatu sistem akrteditasi rumah sakit yang sampai saat
ini terus dikembangkan.
2.4 . PELINDUNGAN HUKUM UNTUK KEPERAWATAN
Perawat sebagai tenaga professional memiliki akuntabilitas terhadap keputusan dan
tindakannya. Dalam menjalankan tugas sehari-hari tidak menutup kemungkinan perawat
membuat kesalahan dan kelalaian baik yang disengaja maupun yang tidak sengaja.
Untuk menjalankan praktiknya, maka secara hukum perawat harus dilindungi
terutama dari tuntutan malpraktik dan kelalaian pada keadaan darurat. Sebagai contoh,
misalnya di amerika serikat terdapat UU yang bernama Good Samaritan Acts yang
melindungi tenaga kesehatan dalam memberikan pertolongan pada keadaan darurat. Di
Kanada, terdapat UU lalu lintas yang membolehkan setiap orang untuk menolong korban
pada setiap situasi kecelakaan, yang bernama Traffic Acts.
Di Indonesia, dengan telah terbitnya UU kesehatan No.23 tahun 1992 memberikan
suatu jalan untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah termasuk disini UU yang mengatur
praktik keperawatan dan perlindungan dari tuntunan malpraktik. Diberbagai Negara maju
dimana tuntutan malpraktik terhadap tenaga professional semakin meningkat jumlahnya,
maka berbagai area pelayanan kesehatan telah melindungi para tenaga kesehatan termasuk
perawat dengan asuransi liabilitas atau asuransi malpraktik. Seiring dengan perkembangan
zaman, tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang asuransi malpraktik juga perlu
dipertimbangkan bagi semua tenaga kesehatan termasuk perawat di Indonesia.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah yang telah dibahas pada bab sebelumnya adalah sebagai
berikut :
1. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan derajat kesehatan.
2. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan
semakin meningkat.
3. 12 Mei 2008 adalah Hari Keperawatan Sedunia. Di Indonesia, memontum tersebut akan
digunakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan Rancangan Undang-Undang
Praktik keperawatan.
4. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menganggap bahwa keberadaan UndangUndang akan memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan dan profesi perawat.
5. Indonesia, Laos dan Vietnam adalah tiga Negara ASEAN yang belum memiliki UndangUndang Praktik Keperawatan. Padahal, Indonesia memproduksi tenaga perawat dalam
jumlah besar.
6. Perawat Indonesia dinilai belum bisa bersaing ditingkat global.
7. Undang Undang Praktik Keperawatan, terlalu terlambat untuk disahkan, apalagi untuk
dipertanyakan. Sementara negara negara ASEAN seperti Philippines, Thailand, Singapore,
Malaysia, sudah memiliki Undang- Undang Praktik Keperawatan (Nursing Practice Acts)
sejak puluhan tahun yang lalu.
8. Tidak adanya undang-undang perlindungan bagi perawat menyebabkan perawat secara
penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap pelayanan yang mereka lakukan.
9. Konsil keperawatan bertujuan untuk melindungi masyarakat, menentukan siapa yang boleh
menjadi anggota komunitas profesi (mekanisme registrasi), menjaga kualitas pelayanan dan
memberikan sangsi atas anggota profesi yang melanggar norma profesi (mekanisme
pendisiplinan).
10. UU Praktik Perawat, selain mengatur kualifikasi dan kompetensi serta pengakuan profesi
perawat, kesejahteraan perawat, juga diharapkan dapat lebih menjamin perlindungan kepada
pemberi dan penerima layanan kesehatan di Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Rahajo J.Setiajadji. 2002. Aspek Hukum Pelayanan Kesehatan Edisi 1. Jakarta:EGC
http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/keperawatan_______://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/kredensial-praktek-keperawatan.html
_______://www.sukabumikota.go.id/perizinan/Izin_Praktek_Perawat.asp
_______://my.opera.com/ramzkesrawan/blog/show.dml/3792983
_______://my.opera.com/ramzkesrawan/blog/show.dml/3792781
_______://www.tempointeraktif.com/hg/peraturan/2004/04/12/prn,20040412-06,id.html
_______://umisaadah-ums.blogspot.com/2009/03/ruu-praktik-keperawatan.html

_______://www.inna-ppni.or.id/index.php?name=News&file=article&sid=200
_______://www.psikugm2004.co.cc/index.php?
option=com_content&view=article&id=49:malpraktek-tenaga-perawat&catid=36:infokeperawatan-terbaru&Itemid=55
_______://genenetto.wordpress.com/2008/05/30/kasus-aborsi-di-indonesia-25-jutasetahun/
_______://www.kapanlagi.com/h/0000079060.html
_______://www.inilah.com/berita/gaya-hidup/2009/06/30/121566/aborsi-di-indonesia-26juta-pertahun/
Diposkan oleh Agus Prasetyo di 23.22
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Laman

Beranda

Share
[Cara Membuat Blog]

Arsip Blog

2013 (12)
o

Mei (12)

Aspek Hukum Dalam Praktek Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TETRALOGI


OF...

ELEKTROCARDIOGRAF(ECG) ...

ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN DENGANBBLR DAN


HIPER...

V. STERILLISASI DAN DESINFEKSI

IV. PERAWATAN LUKA

III.KOMPRES PANAS DAN DINGIN

I.PEMERIKSAAN FISIK

II. MENGUKUR TANDA-TANDA VITAL

PEMERIKSAAN FISIK

ASUHAN KEPERAWATN DENGAN GANGGUAN SISTEM


PERNAPASA...

Mengenai Saya

Agus Prasetyo
Lihat profil lengkapku

Translate
Submit your site to
20+ search engines
URL:

Diberdayakan oleh

Terjemahan

http://

Name:
Email:
I agree to the terms:

Powered by FreeWebSubmission.com

Total Tayangan Laman


27,449
Template Picture Window. Diberdayakan oleh
Blogger.
Sumber : http://sonzshare.blogspot.com/2013/03/cara-memasang-musikdi-blog.html#ixzz2T0BxCDtZ

Anda mungkin juga menyukai