Anda di halaman 1dari 33

Bab I

Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Keberhasilan

pembangunan

di

berbagai

bidang

terutama

bidang

kesehatan

menyebabkan terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia termasuk


Indonesia. Bangsa yang sehat ditandai dengan semakin panjangnya usia harapan hidup
penduduknya. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan Lanjut
Usia (Lansia) di Indonesia dikatakan Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia di
atas 60 tahun. Ditinjau dari aspek kesehatan, kelompok Lansia akan mengalami penurunan
derajat kesehatan baik secara alamiah maupun akibat penyakit.1
Peningkatan usia harapan hidup mengakibatkan jumlah Lansia mengalami peningkatan
tiap tahun. Penduduk Lansia mengalami pertumbuhan tercepat dibandingkan kelompok usia
lainnya. Asia Tenggara 8% populasi adalah Lansia atau sekitar 142 juta jiwa. Menurut World
Health Organization (WHO) penduduk Lansia di Indonesia tahun 2020 mendatang sudah
mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang dan Usia Harapan Hidup (UHH) sekitar
71,1 tahun.1 Provinsi Jawa Barat termasuk 11 provinsi di Indonesia dengan kategori wilayah
berstruktur tua karena populasi Lansia mencapai lebih dari 7% dari populasi penduduknya.2
Hasil Sensus Penduduk tahun 2010, Indonesia termasuk lima besar negara dengan
jumlah penduduk Lansia terbanyak di dunia. Proporsi penduduk Lansia tahun 2010 terdapat
759 juta berusia 60 tahun ke atas (11%) dan 105 juta berusia 80 tahun keatas
(1,5%).Berdasarkan data dari Depkes RI, jumlah populasi Lansia di Indonesia tahun 2010
mencapai 24 juta atau 9,77% dan UHH sekitar 67,4 tahun. Menurut Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMN) Kemkes tahun 2014, UHH manusia Indonesia semakin
meningkat dimana diharapkan terjadi peningkatan UHH dari 70,6 tahun pada tahun 2010
menjadi 72 tahun pada tahun 2014 yang akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur
usia penduduk.4
Dengan semakin meningkatnya jumlah Lansia dibutuhkan perhatian dari semua pihak
dalam mengantisipasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan Lansia karena secara
alamiah Lansia itu mengalami kemunduran, baik secara fisik, biologi, maupun psikologis.
Program-program kesehatan yang ada saat ini belum cukup memberikan perhatian terhadap
kondisi Lansia yang jumlahnya semakin bertambah. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
1

(Riskesdas) tahun 2007, penyebab utama kematian pada Lansia sudah bergeser ke penyakit
degeneratif, sehingga perlu dilakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
terhadap penyakit tersebut.5
Pembinaan kesehatan Lansia merupakan tanggung jawab pemerintah dan dilaksanakan
oleh pemerintah bersama-sama masyarakat seperti tertera pada undang-undang nomor 23
tahun 1992.6 Selain itu juga tertera pada undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan Lansia yang menyebutkan bahwa perlu diberikan kemudahan dalam pelayanan
kesehatan Lansia.7 Program pembinaan kesehatan Lansia merupakan upaya kesehatan
pengembangan Puskesmas yang melakukan pelayanan kepada Lansia yang mengutamakan
aspek promotif dan preventif disamping aspek kuratif dan rehabilitatif secara pro aktif, baik,
dan sopan serta memberikan kemudahan dan dukungan bagi para Lansia.8
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya pada tahun 2015 yaitu
sebesar 90.756 jiwa yang terdiri dari 45.338 jiwa laki-laki dan 45.418 Jiwa perempuan yang
tersebar di sebanyak sebelas desa. Dari sebelas desa tersebut, didapatkan data jumlah
penduduk yang termasuk praLansia dan Lansia adalah sebanyak 22.562 orang (24,86%).
Sesuai dengan kebutuhannya, Puskesmas Tirtajaya mengadakan upaya kesehatan
pengembangan berupa upaya kesehatan usia lanjut melalui Puskesmas Santun Lansia. Dari
jumlah Lansia sebanyak 22.562 jiwa pada tahun 2015, hanya 8711 jiwa (38,60%) yang
mendapat pelayanan kesehatan usia lanjut dari target pencapaian 100%. Pada daftar penyakit
terbanyak yang terdapat di Puskesmas Tirtajaya, didapatkan penyakit hipertensi menjadi
penyakit yang termasuk lima besar terbanyak di Puskesmas ini dan hampir semua pasien
termasuk praLansia dan Lansia, dengan adanya hal ini masih dapat disimpulkan Lansia di
Puskesmas ini belum dapat dikatakan sehat secara fisik. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi
Program Upaya Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya periode Januari
sampai dengan Desember 2015 untuk mengetahui masalah dan penyelesaian masalah dalam
program ini dan melihat perubahan pencapaian program jika dibandingkan dengan
pencapaian pada tahun sebelumnya.9

1.2. Rumusan masalah


2

1.2.1.

Dari aspek kesehatan, kelompok Lansia akan mengalami penurunan derajat

kesehatan baik secara alamiah maupun akibat penyakit.


1.2.2.

Menurut World Health Organization (WHO) penduduk Lansia di Indonesia

tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta
orang dan Usia Harapan Hidup (UHH) sekitar 71,1 tahun.
1.2.3.

Berdasarkan data dari Depkes RI, jumlah populasi Lansia di Indonesia tahun

2010 mencapai 24 juta atau 9,77% dan UHH sekitar 67,4 tahun.
1.2.4.

Masalah penyakit tidak menular terutama penyakit degeneratif akan

bertambah karena UHH semakin bertambah.


1.2.5.

Program-program kesehatan yang ada saat ini belum cukup memberikan

perhatian terhadap kondisi Lansia yang jumlahnya semakin bertambah.


1.2.6.

Belum diketahuinya cakupan pelayanan kesehatan Lansia periode Januari

Desember 2015.
1.3. Tujuan
1.3.1.

Tujuan Umum

Mengetahui tingkat keberhasilan mengenai program upaya kesehatan Lansia di


wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya Karawang pada periode Januari sampai
dengan Desember 2015 dengan menggunakan pendekatan sistem.
1.3.2.

Tujuan Khusus
1.3.2.1. Diketahuinya frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan selama
satu tahun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari
sampai dengan Desember 2015.
1.3.2.2. Diketahuinya jumlah kehadiran kader pada saat setiap pelaksanaan
kegiatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari
sampai dengan Desember 2015.
1.3.2.3. Diketahuinya cakupan penimbangan dan pengukuran tinggi badan
Lansia di wilayah kerja UPTD Tirtajaya periode Januari sampai dengan
Desember 2015.
3

1.3.2.4. Diketahuinya cakupan pemeriksaan kesehatan pada Lansia di wilayah


kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari sampai dengan
Desember 2015.
1.3.2.5. Diketahuinya cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana (protein
urin, Hb, dan gula darah) pada Lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tirtajaya periode Januari sampai dengan Desember 2015.
1.3.2.6. Diketahuinya cakupan penyuluhan perorangan pada Lansia di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari sampai dengan
Desember 2015.
1.3.2.7. Diketahuinya frekuensi kegiatan senam lanjut usia di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari sampai dengan Desember
2015.
1.3.2.8. Diketahuinya jenis kegiatan sektor terkait di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tirtajaya periode Januari sampai dengan Desember 2015.
Manfaat Evaluasi
1.3.3.

Bagi Evaluator
1.3.3.1. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
selama kuliah
1.3.3.2. Mengetahui banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil
langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, antara lain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.
1.3.3.3. Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam
menjalankan program Puskesmas khususnya pada pelayanan upaya
kesehatan Lansia dan merangsang cara berpikir kritis dan ilmiah.

1.3.4.

Bagi Puskesmas
1.3.4.1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas
Tirtajaya disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan
masalahnya.
4

1.3.4.2. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan


program upaya kesehatan Lansia sehingga memenuhi target cakupan
program.
1.3.4.3. Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran
serta masyarakat dalam melaksanakan program upaya kesehatan lanjut
usia.
1.3.5.

Bagi Masyarakat
1.3.5.1. Meningkatnya derajat kesehatan khususnya para Lansia di Puskesmas
Tirtajaya, Kecamatan Tirtajaya
1.3.5.2. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat dalam
memahami dan mengatasi masalah kesehatan Lansia.
1.3.5.3. Sumber informasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat
meningkatkan kesejahteraan dan taraf kualitas hidup dengan mengikuti
program upaya kesehatan Lansia.
1.3.5.4. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya
di bidang kesehatan

1.4. Sasaran
Seluruh penduduk laki-laki dan perempuan yang berusia 45-59 tahun (pra Lansia),
berusia 60-69 tahun (Lansia), Lansia risiko tinggi yang berusia 70 tahun atau 60
tahun dengan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari
sampai dengan Desember 2015.
Sasaran tidak langsung :
-

Keluarga yang tinggal bersama Lansia.

Masyarakat di sekitar tempat Lansia berada.

Organisasi sosial yang berada di wilayah tempat tinggal Lansia.

Petugas kesehatan yang bertugas di wilayah tempat tinggal Lansia.

Masyarakat luas lainnya.

Bab II
Materi dan Metoda
2.1. Materi
Materi yang digunakan untuk evaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil
kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program Upaya Pelayanan Kesehatan Lansia di
wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Karawang periode Januari sampai dengan Desember
2015 yang berisikan mengenai :
1.

Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan

2.

Jumlah kehadiran kader pada saat setiap pelaksanaan kegiatan

3.

Jumlah lansia yang mendapat penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan

4.

Jumah lansia yang mendapat pemeriksaan laboratorium sederhana (protein urin,


Hb dan gula darah)

5.

Jumlah lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan berkala

6.

Jumlah lansia yang mendapat penyuluhan

7.

Frekuensi pelaksanaan senam lanjut usia

8.

Jenis kegiatan sektor terkait

2.2.Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data cakupan kegiatan
pada Upaya Kesehatan Lansia di UPTD Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten
Karawang, periode Januari sampai dengan Desember 2015. Data tersebut diolah, dianalisis,
dan diinterpretasikan dengan menggunakan pendekatan sistem.
Hasil cakupan kegiatan yang didapat dibandingkan dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan program Upaya
Kesehatan Lansia di UPTD Puskesmas Kecamatan Tirtajaya. Lalu dibuat usulan dan saran
sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari
unsur-unsur sistem. Hasil evaluasi program ini disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.

Bab III
Kerangka Teoritis
3.1.

Bagan Teori

Gambar 1. Pendekatan sistem


Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh
suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan, terdiri atas :
1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga,
sarana, dana dan metode.
2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran(output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik
dan non fisik
5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut
6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem
3.2.

Tolak ukur
Tolak ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, dan umpan

balik. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program Upaya
Kesehatan Lanjut Usia.
7

Bab IV
Penyajian Data
1.

Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:
1. Pencatatan Bulanan kegiatan Lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan
Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2015.
2. Data geografi dan demografi diperoleh dari data Profil Puskesmas Tirtajaya tahun
2014
2.

Data Umum
1. Data Geografis
1. Luas Wilayah Dan Batas-Batas
Gedung Puskesmas Tirtajaya terletak di pinggir Jalan Pisang Sambo,
kecamatan Tirtajaya, Karawang. Jarak antara Puskesmas Tirtajaya ke pusat kota
Karawang adalah 45 km dengan waktu tempuh 90 menit . Jarak terjauh ke
Puskesmas yaitu delapan kilometer dengan waktu tempuh terlama adalah 30
menit dan jarak terdekat yaitu 50 m dengan waktu tempuh tercepat dua menit.
Luas wilayah Kecamatan Tirtajaya 113,628 km atau 11.362,815 Ha, yang
meliputi daratan, pesawahan dan tambak. Komposisi penggunaan lahan paling
banyak digunakan untuk pertanian padi sawah.
Kecamatan Tirtajaya mempunyai mempunyai batasbatas wilayah :
a. Sebelah Utara : Laut Jawa
b. Sebelah Timur : Kecamatan Cibuaya
c. Sebelah Selatan: Kecamatan Jayakerta
d. Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya

2. Wilayah Administrasi
8

Secara administrasi wilayah UPTD Puskesmas Tirtajaya

mempunyai

wilayah kerja 11 (sebelas) desa, terdiri dari 48 dusun, 131 RT dan 27.066 Kepala
Keluarga. Kesebelas Desa Tersebut adalah :
1. Pisangsambo
2. Sabajaya
3. MedanKarya
4. Tambaksumur
5. Tambaksari
6. Srijaya
7. Srikamulyan
8. Kutamakmur
9. Bolang
10. Gempolkarya
11. Sumurlaban
4.2.2. Geologi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang berada pada
dataran rendah.
4.2.3. Iklim
Sesuai dengan bentuk morfologinya Tirtajaya merupakan dataran rendah dengan
temperatur udara rata-rata 27-32 C. Tekanan udara rata-rata 0,01 milibar,
penyinaran matahari 66 % dan kelembaban nisbi 80 %. Curah hujan tahunan
berkisar antara 1.100 3.200 mm/tahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup
angin Muson Laut dan sekitar bulan Juni bertiup angin Muson Tenggara.
Kecepatan angin antara 30 35 km/jam, lamannya tiupan rata-rata 5 7 jam.
4.2.4. Higrografi
Tirtajaya mempunyai aliran sungai yang berfungsi mengaliri lahan pertanian atau
irigasi.

4.2.5. Data Demografi


Data Demografi di wilayah kerja Puskesmas pada tahun 2014 sebagai berikut:
1.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada tahun 2014
adalah 90.756 jiwa,
9

2.
3.
4.
5.
6.

Sebagian besar penduduk beragama Islam.


Sebagian besar pendidikan penduduk adalah tamat SD/SMP
Sebagian besar penduduk memiliki mata pencarian sebagai petani .
Sebagian besar penduduk rentan adalah Usia lanjut .
Jumlah penduduk miskin di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada tahun
2014 tediri dari 33.085 orang kepala keluarga
4.2.6. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Tirtajaya meliputi:


Puskesmas Pembantu (PUSTU)

: 4 buah

Pusling

: 11 Desa

BP Swasta

: 1 buah

Praktek Dokter Swasta

: 2 buah

Praktek Bidan Swasta

: 28 buah

Klinik 24 jam

: - buah

Posyandu

: 46 Pos

Posbindu

: 11 Pos

Kader Posyandu

: 230 orang

Paraji

: 30 orang

10

4.3. Data khusus


4.3.4. Masukan
a. Tenaga Program (man)

Kepala puskesmas

: 1 orang

Dokter umum

: 3 orang

Dokter gigi

: 1 orang

Bidan

: 1 orang/posbindu

Petugas Program Lansia : 1 orang

Kader Lansia yang aktif : 4 orang/posbindu

Petugas farmasi

: 2 orang

Petugas laboratorium

: 1 orang

b. Dana (money)
Sumber dana di UPTD puskesmas Tirtajaya berasal dari dana APBD.
c. Sarana (material)
1. Medis

Stetoskop
Dalam gedung

: 1 buah

Luar gedung

: 1 buah

Tensimeter
Dalam gedung

: 1 buah

Luar gedung

: 1 buah

Alat Timbangan Berdiri


Dalam gedung

: 1 buah

Luar gedung

: 1 buah

Pengukur Tinggi Badan


Dalam gedung

: 1 buah

Luar gedung

: Tidak ada

Termometer
Dalam gedung

: 1 buah

Luar gedung

: 1 buah
11

KMS Lansia
Dalam gedung

: Tidak ada

Luar gedung

: Tidak ada

Laboratorium sederhana
Dalam gedung

: Ada

Luar gedung

: Tidak ada

2. Non Medis

Alat Tulis

: Ada

Meja

: Ada

Kursi

: Ada

Loket pendaftaran khusus Lansia

: Tidak ada

Poliklinik khusus Lansia

: Tidak ada

Apotik khusus Lansia

Ruang konseling khusus Lansia

: Tidak ada

Alat peraga penyuluhan

: Tidak ada

Buku pencatatan kegiatan

: Ada

: Tidak ada

d. Metode (method)

Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan


Frekuensi pertemuan dijadwalkan secara teratur minimal 1x perbulan untuk
setiap desa.

Jumlah kehadiran kader


Jumlah kader yang hadir pada setiap pertemuan kegiatan Lansia dihitung

Penimbangan dan pengukuran tinggi badan


Penimbangan dilakukan dengan menggunakan baju tipis tanpa alas kaki
kemudian ditimbang menggunakan timbangan berat badan berdiri. Pengukuran
tinggi badan dilakukan dengan cara Lansia berdiri tegak tanpa alas kaki
kemudian tinggi badan diukur dengan menggunakan alat pengukur tinggi
12

badan. Hasil pengukuran berat dan tinggi badan dicantumkan ke dalam KMS
Lansia.

Pemeriksaan kesehatan berkala


Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan
tekanan darah, pemeriksaan status mental dan mencatat keluhan Lansia pada
saat datang ke Puskesmas atau pada saat hadir pada kegiatan Posbindu yang
dilakukan sebulan sekali di tiap desa kemudian dicantumkan ke dalam buku
pemantauan kesehatan pribadi Lansia.

Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan atas indikasi pada pasien yang berobat, atau ada rujukan dari balai
pengobatan umum Puskesmas ataupun Posbindu yang dilakukan di tiap desa.

Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan baik secara perorangan dan kelompok di dalam
maupun di luar gedung. Penyuluhan secara perorangan di dalam gedung
dilakukan pada setiap pasien yang datang berobat ke balai pengobatan
Puskesmas atau pada saat adanya pertemuan dengan petugas kesehatan dari
Puskesmas di hari pelaksanaan Posbindu. Sedangkan untuk penyuluhan
kelompok dilakukan saat Posbindu yang diadakan tiap bulan, dengan topiktopik mengenai penyakit-penyakit yang sering pada Lansia dan bagaimana
cara Lansia dalam memperbaiki kualitas hidup supaya terhindar dari penyakit
tersebut.

Senam Lansia
Kegiatan olahraga antara lain senam, gerak jalan santai, dan lain sebagainya
untuk meningkatkan kebugaran.

Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral


Kegiatan lintas sektoral dalam upaya kesehatan lanjut usia di lakukan dengan
pengajian dan ceramah agama yang di berikan oleh tokoh-tokoh agama
setempat di luar puskesmas.
13

4.3.2.Proses
a. Perencanaan (Planning)

Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan


Dilakukan kegiatan posbindu menggunakan sistem 5 meja di masingmasing desa yang dilakukan oleh kader didampingi petugas program
Lansia dari Puskesmas Tirtajaya. Penjadwalan kegiatan di luar gedung
yaitu Posbindu yang dilakukan pada pukul 08.00-11.00 WIB:
Minggu 1:
o Hari Selasa : Desa Pisang Sambo
o Hari Kamis : Desa Bolang
o Hari Sabtu : Desa Tambak Sari
Minggu 2:
o Hari Selasa : Desa Tambak Sumur
o Hari Kamis : Desa Sabajaya
o Hari Sabtu : Desa Medankarya
Minggu 3
:
o Hari Selasa : Desa Srijaya
o Hari Kamis : Desa Sumur Laban
o Hari Sabtu : Desa Gempolkarya
Minggu 4
:
o Hari Selasa : Desa Kutamakmur
o Hari Kamis : Desa Srikamulyan

Kehadiran Kader pada saat setiap pelaksanaan kegiatan


Jumlah kader pada setiap kegiatan Posbindu minimal 3 orang pada
setiap kegiatan Posbindu yang dilakukan pada pukul 08.00-11.00 WIB. .

Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan


Di dalam gedung :
Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Puskesmas
Tirtajaya pada pukul 08.00 12.00 WIB.
Di luar gedung :
Dilakukan 1 bulan sekali dengan mengukur berat badan Lansia
menggunakan alat timbangan berat badan dan tinggi badan Lansia
menggunakan pengukur tinggi badan oleh bidan desa atau kader di
masing-masing posbindu pada pukul 08.00 11.00 WIB.

Pemeriksaan kesehatan berkala


Di dalam gedung :
14

Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter atau perawat di Puskesmas


Tirtajaya pada pukul 08.00 12.00 WIB.
Di luar gedung :
Dilakukan 1 bulan sekali dengan memeriksa tekanan darah Lansia
menggunakan tensimeter oleh bidan desa atau kader di masing-masing
posbindu pada pukul 08.00 11.00 WIB.

Pemeriksaan laboratorium sederhana (Protein Urin, Hb dan Gula


Darah)
Akan dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan gula
darah, kadar hemoglobin dan pemeriksaan protein urine setiap hari kerja
oleh petugas laboratorium di Puskesmas Tirtajaya, pukul 08.00-12.00
WIB. Kegiatan ini dilakukan rutin setiap 3 bulan sekali.

Penyuluhan pada lansia


Di dalam gedung :
Dilakukan setiap hari kerja dengan pemberian materi kesehatan Lansia
oleh petugas kesehatan di ruang tunggu Puskesmas Tirtajaya pada pukul
08.00 08.15. Materi penyuluhan yang disampaikan oleh petugas
kesehatan meliputi penyakit-penyakit yang sering diderita oleh Lansia,
makanan sehat yang dianjurkan, makanan yang perlu dibatasi/dipantang,
PHBS, dan masalah kesehatan lainnya.
Di luar gedung :
Dilakukan 1 bulan sekali dengan pemberian materi kesehatan Lansia
oleh bidan desa atau kader di masing-masing posbindu pada pukul 08.00
08.15. Materi penyuluhan yang disampaikan oleh petugas kesehatan
meliputi penyakit-penyakit yang sering diderita oleh Lansia, makanan
sehat yang dianjurkan, makanan yang perlu dibatasi/dipantang, PHBS, dan
masalah kesehatan lainnya.

Senam pada Lansia


Dilakukan 1 bulan sekali oleh kader puskesmas yang telah dibimbing
di masing-masing posbindu pada pukul 07.00 08.00.

Kegiatan lintas sektoral


15

Melakukan pendekatan dan kerjasama dengan lintas sektor di tingkat


kecamatan/desa/kelurahan. Ini diperlukan untuk memberikan informasi
tentang pelayanan kesehatan Lanjut Usia yang akan dilakukan oleh
puskesmas dan menjelaskan peran sektor terkait yang dapat dilakukan
dalam pembinaan kesehatan Lanjut Usia baik dibidang jasmani, rohani,
dan sosial. Seperti contoh akan direncanakan kegiatan penunjang
pembinaan terhadap Lansia yakni dengan dilakukan pengajian agama 1
kali setiap bulan oleh tokoh masyarakat di setiap desa ataupun adanya
diskusi atau pertemuan ceramah, rekreasi. Dalam hal ini adanya
perencanaan dalam kegiatan tersebut, pengajian agama dan diskusi per
desa yang dilakukan petugas Lansia Puskesmas Tirtajaya.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian tertulis dalam melaksanakan program Upaya Kesehatan
Lanjut Usia di UPTD Puskesmas Tirtajaya, Karawang, tahun 2015.
Kepala Puskesmas
(Penanggung Jawab Program)
Teti Suhernayati, SKM

Koordinator Upaya
Kesehatan Lanjut Usia
Sudiyoso, M.Kes

Lintas
sektoral

Pelaksana
Sudiyoso, M.Kes
c. Pelaksanaan (Actuating)

Kader

Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan


Pertemuan dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditentukan, yaitu
Posbindu dilakukan 1 bulan sekali untuk setiap desa.

Kehadiran Kader pada saat setiap pelaksaan kegiatan


16

Jumlah kader yang hadir pada setiap kegiatan Posbindu adalah > 3
orang di setiap desa.

Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan


Di dalam gedung :
Tidak dipantaunya berat badan maupun tinggi badan jika lansia berobat
ke balai pengobatan puskesmas.
Di luar gedung :
Penimbangan berat badan tanpa pengukuran tinggi badan selalu
dilakukan pada semua lansia yang datang ke Posbindu oleh bidan desa
bersama dengan kader pada pukul 08.00 11.00.

Pemeriksaan kesehatan berkala


Di dalam gedung :
Dilakukan setiap hari kerja oleh dokter umum dibantu oleh perawat di
balai pengobatan di Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 12.00.
Di luar gedung :
Adanya jadwal yang pasti untuk dilakukannya kegiatan ini, selalu
dilakukan 1 bulan sekali oleh bidan desa bersama dengan kader di masingmasing posbindu pada pukul 08.00 11.00.

Pemeriksaan laboratorium sederhana (protein urin, Hb, dan gula


darah)
Di dalam gedung :
Dilakukan setiap hari kerja oleh petugas laboratorium Puskesmas
Tirtajaya pada pukul 08.00 12.00.
Di luar gedung :
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium di luar gedung. Tidak ada
rujukan dari Posbindu yang dilakukan di setiap desa.

Penyuluhan pada lansia


Di dalam gedung :
Penyuluhan secara perorangan dilakukan oleh petugas kesehatan,
baik dokter maupun perawat, pada setiap pasien yang datang berobat ke
BP puskesmas Senin-Sabtu pukul 08.00-12.00 WIB setelah selesai di
17

lakukan pemeriksaan. Penyuluhan kelompok dilakukan setiap bulan 1 kali


dengan pemberian materi kesehatan Lansia oleh petugas kesehatan di
ruang tunggu Puskesmas Tirtajaya pada pukul 08.00 08.15. Materi
penyuluhan yang disampaikan oleh petugas kesehatan meliputi penyakitpenyakit yang sering diderita oleh Lansia, makanan sehat yang dianjurkan,
makanan yang perlu dibatasi/dipantang, PHBS, dan masalah kesehatan
lainnya.
Di luar gedung :
Dilakukan 1 bulan sekali dengan pemberian materi kesehatan
Lansia oleh bidan desa atau kader di masing-masing posbindu pada pukul
08.00 08.15. Materi penyuluhan yang disampaikan oleh petugas
kesehatan meliputi penyakit-penyakit yang sering diderita oleh Lansia,
makanan sehat yang dianjurkan, makanan yang perlu dibatasi/dipantang,
PHBS, dan masalah kesehatan lainnya.

Senam pada Lansia


Dilakukan 1 bulan sekali oleh kader Puskesmas yang telah
dibimbing di masing-masing posbindu.

Pelaksanaan kegiatan lintas sektoral


Dilakukan pengajian agama rutin 1 kali setiap bulan oleh tokoh
masyarakat di setiap desa.

d. Pengawasan (Monitoring)

Pencatatan dan pelaporan


-

Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara bulanan.

Rapat
-

Rapat evaluasi bulanan dilakukan pada akhir tiap bulan

4.3.3. Keluaran

Frekuensi Pertemuan atau pelaksaan kegiatan :


Dilakukan satu kali tiap satu bulan.
Kehadiran kader saat pertemuan : > 3 orang
Cakupan Pelayanan Kesehatan :

18

Cakupan jumlah Lansia yang mendapat penimbangan berat badan


dan tinggi badan
Cara hitung :
CB = A x 100%
B
Keterangan :
CB = Cakupan penimbangan
A = Jumlah Lansia yang ditimbang BB dan diukur TB dalam setahun.
B = Jumlah anggota Lansia
Jumlah Lansia yang ditimbang dari Januari 2015 - Desember 2015= 5024
orang
Jumlah Lansia tahun 2015: 22562 orang
Frekuensi pertemuan = 9 kali
CB =
5024 x 100%
22.562
= 22,26 %
Cakupan penimbangan BB dan TB pada Lansia sebesar 22,26%

Cakupan Lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan


Cara hitung :
CK =A x 100%
B
Keterangan :
CK = Cakupan Lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan
A = Jumlah lanjut usia yang diperiksa kesehatan dalam setahun.
B = Jumlah anggota kelompok Lansia.
Jumlah Lansia yang diperiksa kesehatan Januari 2015 hingga Desember
2015 = 5548 orang
Jumlah anggota Lansia = 22562 jiwa
CK = 5548 x100% = 24,59%
22562
Cakupan Lansia yang mendapat pemeriksaan kesehatan pada Lansia
sebesar= 24,59%

Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana


Cara hitung :
CL = A x 100%
B
CL = Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana
19

A = Jumlah lanjut usia yang diperiksa laboratorium minimal 1 kali


setahun.
B = Jumlah anggota kelompok Lansia.
Jumlah Lansia yang diperiksa laboratorium sejak Januari 2015 sampai
dengan Desember 2015 = 521 orang
Jumlah anggota Lansia = 22562 orang
CL = 521 x 100%
22562
= 2,31 %
Cakupan Lansia yang melakukan pemeriksaan laboratorium sebesar
2,31%

Cakupan penyuluhan perorangan


Cara hitung :
CP = A x 100%
B
Keterangan :
CP = Cakupan Lansia yang mendapat penyuluhan.
A = Jumlah Lansia yang mendapat penyuluhan dalam
setahun.
B = Jumlah anggota kelompok
Jumlah Lansia yang mendapat penyuluhan dalam setahun = 3215 orang
Jumlah anggota Lansia = 22562 orang
Frekuensi penyuluhan per tahun = 283 kali
CP = 3215 x 100%
22562
= 14,25 %
Cakupan Lansia yang mendapat penyuluhan sebesar 14,25%.

Senam Lanjut Usia


Dilakukan sekali dalam sebulan disetiap posbindu.
Kegiatan Lintas Sektoral
Dilakukan pengajian agama rutin 1 kali setiap bulan oleh tokoh

masyarakat di setiap desa.

20

4.3.4. Lingkungan
a. Fisik
-

Lokasi : mudah dijangkau Usia lanjut

Fasilitas kesehatan: Tersedia fasilitas kesehatan lainnya seperti praktek bidan


swasta, praktek dokter swasta.
b. Non Fisik

Pendidikan

Sebagian besar penduduk berpendidikan rendah yaitu tingkat SD dan SMP.

Ekonomi

Sebagian besar penduduk berpendapatan rendah dimana jumlah penduduk


miskin yaitu 33.24% dari jumlah penduduk.
4.3.5.Umpan balik
-

Adanya pencatatan dan pelaporan tiap bulan sebagai masukan dalam


perencanaan program Upaya Kesehatan Lanjut Usia selanjutnya.

Adanya rapat kerja bulanan yang membahas laporan kegiatan setiap bulannya
untuk monitoring dan mengevaluasi program yang telah dijalankan

4.3.6.Dampak
a. Dampak langsung : diharapkan dapat menurunkan angka kejadian anemia,
malnutrisi, gagal ginjal serta penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi
dll.
b. Dampak tidak langsung : diharapkan meningkatnya usia harapan hidup di
Indonesia.

21

Bab V
Pembahasan
5.1.

Masalah Menurut Variabel Keluaran


No.
1.

Tolok
Ukur
Cakupan frekuensi 50%
penimbangan
Variabel

Pencapaian

Masalah

22,26%

(+) 55,48%

2.

Cakupan
pemeriksaan
kesehatan

50%

24,59%

(+) 50,82%

3.

Cakupan
pemeriksaan
laboratorium

50%

2,31%

(+) 95,38%

4.

Cakupan
penyuluhan

50%

14,25%

(+) 71,50%

5.2. Masalah Menurut Variabel Masukan


No Variabel
1. Sarana
Medis
-

KMS lansia

Pengukur Tinggi

Tolak ukur

Ada
Ada

Badan di luar
gedung
Non Medis
-

Loket khusus Usia

Ada
Ada
Ada

lanjut
-

Balai pengobatan

Ada

Pencapaian

Masalah

Tidak Ada
Tidak Ada

(+)
(+)

Tidak Ada

(+)

Tidak Ada

(+)

Tidak ada

(+)

Tidak ada

(+)

khusus Usia lanjut


-

Loket obat khusus


Usia lanjut

Ruang Konseling

khusus Lansia
5.3 Masalah Menurut Variabel Proses
22

No
1.

Variabel
Pemeriksaan
Laboratorium
berkala

Tolak ukur
Dilakukan pemeriksaan
laboratorium berkala
setiap 3 bulan pada
Lansia

Pencapaian
Pemeriksaan rutin setiap
tiga bulan belum dilakukan.
Tidak ada labolatorium
sederhana di luar gedung.
Pemeriksaan laboratorium
hanya berdasarkan indikasi
penyakit saja

Masalah
(+)

(+)
2.

3.

4.

Pemantauan BB
dan TB Berkala

Penyuluhan

Dilakukan penimbangan
BB dan pengukuran TB
saat pasien berobat ke
BPU atau minimal satu
kali dalam sebulan setiap
kali diadakan posyandu
Lansia dan diisi didalam
KMS Lansia

Dilakukan penimbangan
berat badan hanya pada saat
posyandu Lansia, sedangkan
Lansia yang datang ke BPU
PKM Tirtajaya tidak
ditimbang BBnya dan
diukur Tbnya. Tidak ada
pencatatan ke dalam KMS
Lansia.

Dilakukan kunjungan
rumah untuk Lansia
yang tidak datang ke
pertemuan

Kurangnya penyuluhan di
dalam dan luar
gedung.Tidak ada kegiatan
penyuluhan ke rumah bagi
Lansia yang tidak hadir

Pengorganisasian Terdapat pengaturan ,


Pembagian tugas yang
teratur

(+)

(+)

Tidak terdapat pembagian


tugas secara tertulis pada
struktur dalam
melaksanakan tugasnya dan
adanya rangkap jabatan

23

Bab VI
Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan pada evaluasi program Upaya Kesehatan Lansia di
Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2015 Desember 2015 adalah sebagai berikut :
Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :
A. Cakupan frekuensi penimbangan dan pengukuran tinggi badan sebesar 22,26%
dari target 50% (masalah sebesar 55,48%).
B. Cakupan pemeriksaan kesehatan berkala pada Lansia sebesar 24,59% dari target
50% (masalah sebesar 50,82%)
C. Cakupan Lansia yang melakukan pemeriksaan laboratorium sebesar 2,31% dari
target 50% (masalah sebesar 95,38%)
D. Cakupan penyuluhan pada usia lanjut 14,25% dari target 50% (masalah sebesar
71,50%)
Masalah menurut unsur lain (penyebab lain)
1. Dari Masukan :

Kurangnya sarana dan prasarana yang sesuai dengan strategi Puskesmas santun
Lansia seperti KMS lansia, pengukur tinggi badan, loket khusus Lansia, balai
pengobatan khusus Lansia, apotik khusus Lansia, ruang konseling khusus Lansia,

Kurangnya tenaga yang mengerti dan paham strategi Puskesmas Santun Lansia.
Kurangnya perhatian dari dokter ke orang Lansia di Balai Pengobatan Lansia
walaupun terdapat 3 dokter di dalam gedung.

2. Dari Proses :

Tidak dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan pada Lansia yang datang
ke Puskesmas dan tidak dilakukan pengukuran tinggi badan pada Lansia yang
datang di Posbindu.

Tidak adanya pemeriksaan laboratorium rutin setiap tiga bulan serta pemeriksaan
laboratorium sederhana diluar gedung.

Kurang dilakukannya penyuluhan ke rumah Lansia yang tidak mengikuti kegiatan


posbindu.

Kurangnya pencatatan hasil kegiatan di dalam maupun di luar gedung.


24

Struktur organisasi yang dibuat oleh Puskesmas belum cukup baik, belum
tercantum tugas masing-maing bagian dalam pelaksanaan program kesehatan
Lansia. Namun di dalam struktur ini tidak ditemukan pembagian yang jelas antara
siapa yang akan melakukan konseling dan penyuluhan kelompok, siapa yang akan
melakukan kunjungan rumah, serta siapa yang akan melakukan pemeriksaan
laboratorium. Kekurangan dari pembuatan struktur ini akan berdampak pada hasil
cakupan program upaya kesehatan lanjut usia.

3. Dari Lingkungan:

Kurangnya kesadaran dan partisipasi keluarga Lansia dan masyarakat


setempat untuk berpartisipasi dalam upaya kesehatan Lansia.

25

Bab VII
Prioritas Masalah
Masalah menurut keluaran :
A. Cakupan frekuensi penimbangan dan pengukuran tinggi badan sebesar 22,26% dari
target 50% (masalah sebesar 55,48%).
B. Cakupan pemeriksaan kesehatan sebesar 24,59% dari target 50% (masalah sebesar
50,82%)
C. Cakupan Lansia yang melakukan pemeriksaan laboratorium sebesar 2,03% dari target
50% (masalah sebesar 95,30%)
D. Cakupan penyuluhan perorangan sebesar 14,25% dari target 50% (masalah sebesar
71,50%)
Prioritas Masalah :
Masalah

Parameter

Besarnya masalah

Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

Keuntungan sosial bila masalah selesai

Teknologi yang tersedia

Sumber daya yang tersedia

20

18

16

20

Total
Keterangan derajat masalah :
5 = Sangat penting

2 = Kurang penting

4 = Penting

1 = Sangat kurang penting

3 = Cukup penting

26

Yang menjadi prioritas masalah adalah :

Cakupan frekuensi penimbangan dan pengukuran tinggi badan sebesar 22,26% dari
target 50% (masalah sebesar 55,48%).

Cakupan penyuluhan perorangan 14,25% dari target 50% (masalah sebesar 71,50%)

27

Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1.Kurangnya Cakupan Penimbangan Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan
Cakupan penimbangan : 22,26 % dari target 50%
Besar masalah

: 55,48%

Penyebab :
Kurangnya sarana nonmedis seperti poliklinik khusus, loket khusus Lansia, ruang
konseling khusus Lansia agar petugas yang bertugas menangani Lansia lebih fokus
memberikan pelayanan khususnya melakukan pengukuran TB dan BB.
Tidak tersedianya alat pengukur tinggi badan di masing-masing posyandu lansia di
desa-desa.
Tidak ada pembagian tugas dengan jelas secara tertulis dalam struktur organisasi siapa
yang akan melaksanakan pengukuran TB dan BB didalam maupun diluar gedung.
Belum maksimalnya pencatatan hasil pengukuran BB dan TB dan tidak terdapat nya
KMS.
Kurangnya pemanfaatan sarana non medis seperti alat timbangan berat badan dewasa
dan tidak ada alat pengukur tinggi badan baik kegiatan di dalam dan luar gedung.
Penyelesaian masalah :

Pengadaan sarana non medis seperti poliklinik khusus Lansia untuk memaksimalkan
pelayanan kepada kelompok Lansia terutama untuk melaksanakan pengukuran TB
dan BB.

Menyediakan KMS dan alat pengukur tinggi badan yang dibutuhkan untuk kelancaran
pelaksanaan program upaya kesehatan usia lanjut.

Pemanfaatan lebih optimal sarana (timbagan dan alat pengukur tinggi badan) dalam
pemeriksaan kesehatan Lansia.

Membuat pembagian tugas dengan jelas secara tertulis agar masing petugas
mengetahui dan melaksanakan tugasnya dengan maksimal.

8.2.Kurangnya Cakupan penyuluhan perorangan


28

Cakupan penyuluhan perorangan 14,25% dari target 50%


Besar masalah : 71,50%
Penyebab:

Kurang dilakukannya penyuluhan ke rumah Lansia yang tidak mengikuti kegiatan


posbindu.

Tidak ada alat peraga penyuluhan.

Penyuluhan hanya dilakukan oleh petugas kesehatan, sementara kader terlatih tidak
ikut serta dalam memberikan penyuluhan.

Penyelesaian Masalah :

Kunjungan rumah yang lebih aktif dijalankan bagi paraLansia yang tidak datang ke
posbindu.

Menyediakan alat peraga penyuluhan supaya lebih menarik minat Lansia dan lebih
mudah dimengerti oleh Lansia.

Melakukan pelatihan kader, terutama dalam hal untuk menyuluh masyarakat, sehingga
pelaksanaan penyuluhan dapat dibantu juga oleh kader terlatih.

29

Bab IX
Penutup
1

Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program upaya kesehatan lansia yang dilakukan dengan cara

pendekatan sistem di Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai


dengan Desember 2015 didapatkan data bahwa:
A. Frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan program upaya kesehatan usia lanjut
yaitu sebanyak 9 kali per tahun dari target 8-9 kali per tahun.
B. Jumlah kehadiran kader pada saat setiap pelaksanaan kegiatan program upaya
kesehatan usia lanjut yaitu sebanyak lebih dari 3 orang dari target lebih dari 3 orang.
C. Cakupan frekuensi penimbangan berat badan dan tinggi badan sebesar 22,26% dari
target 50% (masalah sebesar 55,48%).
D. Cakupan pemeriksaan kesehatan pada lansia sebesar 24,59% dari target 50% (masalah
sebesar 50,82%).
E. Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana (protein urin, Hb dan gula darah) pada
lansia sebesar 2,03% dari target 50% (masalah sebesar 95,30%)
F. Cakupan penyuluhan pada lansia sebesar 14,25% dari target 50% (masalah sebesar
71,50%).
G. Frekuensi pelaksanaan senam usia lanjut yaitu 9 kali per tahun dari target 8-9 kalli per
tahun.
H. Jenis kegiatan lintas sektor yaitu 1 jenis dari target 1 jenis kegiatan.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil pencapaian program upaya kesehatan
Lanjut Usia di Puskesmas Tirtajaya belum mencapai target yang telah ditentukan. Dari data
tersebut, yang menjadi prioritas masalah, adalah:
1. Cakupan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan sebesar 22,26% dari
target 50% (masalah sebesar 55,48%)
2. Cakupan penyuluhan 14,25% dari target 50% (masalah sebesar 71,50%)

Hal-hal yang dapat menyebabkan masalah di atas, adalah:


30

Kurangnya saran medis dan non medis seperti poliklinik khusus Lansia,loket khusus
lansia, ruang konseling khusus Lansia, KMS Lansia, pengukur tinggi badan untuk luar
gedung, serta alat peraga penyuluhan

Kurang mengoptimalkan sarana yang ada. Seperti timbangan dan pengukur tinggi
badan yang ada di dalam gedung puskesmas

Tidak terdapatnya pembagian tugas secara jelas dan tertulis

Kurang dilakukan kunjungan ke rumah bagi Lansia yang tidak dapat hadir dalam
kegiatan petemuan tersebut.

Kurang optimalnya sistem pencatatan dan pelaporan.

Kader terlatih yang ada tidak ikut serta dalam penyuluhan untuk Lansia pada saat
kegiatan posbindu.

31

Saran
Berdasarkan hasil evaluasi program upaya kesehatan usia lanjut yang telah dilakukan,

ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan dan cakupan penyuluhan pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya, yaitu:
-

Meningkatkan pemanfaatan sarana non-medis, yaitu timbangan dan pengukur tinggi


badan untuk pendataan dengan KMS dan buku pemantauan kesehatan Lansia.

Menyediakan loket khusus lansia, balai pengobatan khusus lansia, loket obat khusu
lansia, dan ruang konseling khusus lansia untuk menunjang pelaksanaan pelayanan
kesehatan usia lanjut.

Mengajak fasilitas kesehatan lain di wilayah kerja UPTD Puseksmas Tirtajaya unuk
melaporkan setiap bulannya kepada Puskesmas Tirtajaya apabila terdapat pasien
lansia yang berobat.

Membuat perencanaan waktu penyuluhan, tempat, topik penyuluhan serta


perencanaan pelatihan untuk para kader untuk kegiatan penyuluhan serta
menyediakan leaflet dan poster untuk menunjang pelaksanaan penyuluhan.

Melakukan kunjungan aktif dibantu oleh petugas kesehatan dan kader terlatih.

Mengadakan pelatihan kader secara teratur.

Edukasi dan motivasi kepada keluarga maupun Lansia tentang pentingnya


memeriksakan kesehatan Lansia secara teratur, misalnya dengan bantuan kader setiap
kali Lansia ditemani keluarganya berkunjung ke Posbindu, maupun yang berobat ke
klinik umum di Puskesmas.
Diharapkan dengan dilaksanakan saran-saran tersebut diatas masalah tersebut dapat

teratasi dan tidak akan terulang kembali pada pelaksanaan program Upaya Kesehatan Lansia
melalui strategi Puskesmas Santun Lansia di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada periode
mendatang.

Daftar Pustaka

32

1. Pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia bagi petugas Kesehatan. Direktorat bina
kesehatan komunitas ditjen bina kesehatan masyarakat kementrian kesehatan RI.
Jakarta:Departemen Kesehatan RI. 2010.
2. Darmojo RB. Demografi dan epidemiologi populasi lanjut usia. Dalam: Martono H,
Pranarka K, editor. Buku ajar Beodhi-Darmojo Geriatri. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. h.35-54.
3. Badan Biro Statistik. Profil Penduduk Lanjut Usia di Indonesia. Diunduh dari
http://jakarta.bps.go.id/, 07 September 2015
4. Depkes RI. Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Usila tahun 2000. Jakarta: Direktorat
Jiwa Depkes RI
5. Laporan

Nasional

Riset

kesehatan

Dasar.

Diunduh

dari

www.riskesdas.litbang.depkes.co.id. Diunduh pada 2015.


6. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Buku Pemantauan Kesehatan Pribadi Lanjut Usia
2004. Pemerintah Propinsi Jawa Barat Dinas Kesehatan..
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992. Republik Indonesia.
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998. Republik Indonesia.
9. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang. Laporan Bulanan Kegiatan Lanjut Usia
Puskesmas Tirtajaya. 2015

33

Anda mungkin juga menyukai