Evprog Nia Lansia
Evprog Nia Lansia
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Keberhasilan
pembangunan
di
berbagai
bidang
terutama
bidang
kesehatan
(Riskesdas) tahun 2007, penyebab utama kematian pada Lansia sudah bergeser ke penyakit
degeneratif, sehingga perlu dilakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
terhadap penyakit tersebut.5
Pembinaan kesehatan Lansia merupakan tanggung jawab pemerintah dan dilaksanakan
oleh pemerintah bersama-sama masyarakat seperti tertera pada undang-undang nomor 23
tahun 1992.6 Selain itu juga tertera pada undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang
kesejahteraan Lansia yang menyebutkan bahwa perlu diberikan kemudahan dalam pelayanan
kesehatan Lansia.7 Program pembinaan kesehatan Lansia merupakan upaya kesehatan
pengembangan Puskesmas yang melakukan pelayanan kepada Lansia yang mengutamakan
aspek promotif dan preventif disamping aspek kuratif dan rehabilitatif secara pro aktif, baik,
dan sopan serta memberikan kemudahan dan dukungan bagi para Lansia.8
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya pada tahun 2015 yaitu
sebesar 90.756 jiwa yang terdiri dari 45.338 jiwa laki-laki dan 45.418 Jiwa perempuan yang
tersebar di sebanyak sebelas desa. Dari sebelas desa tersebut, didapatkan data jumlah
penduduk yang termasuk praLansia dan Lansia adalah sebanyak 22.562 orang (24,86%).
Sesuai dengan kebutuhannya, Puskesmas Tirtajaya mengadakan upaya kesehatan
pengembangan berupa upaya kesehatan usia lanjut melalui Puskesmas Santun Lansia. Dari
jumlah Lansia sebanyak 22.562 jiwa pada tahun 2015, hanya 8711 jiwa (38,60%) yang
mendapat pelayanan kesehatan usia lanjut dari target pencapaian 100%. Pada daftar penyakit
terbanyak yang terdapat di Puskesmas Tirtajaya, didapatkan penyakit hipertensi menjadi
penyakit yang termasuk lima besar terbanyak di Puskesmas ini dan hampir semua pasien
termasuk praLansia dan Lansia, dengan adanya hal ini masih dapat disimpulkan Lansia di
Puskesmas ini belum dapat dikatakan sehat secara fisik. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi
Program Upaya Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas Kecamatan Tirtajaya periode Januari
sampai dengan Desember 2015 untuk mengetahui masalah dan penyelesaian masalah dalam
program ini dan melihat perubahan pencapaian program jika dibandingkan dengan
pencapaian pada tahun sebelumnya.9
1.2.1.
tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta
orang dan Usia Harapan Hidup (UHH) sekitar 71,1 tahun.
1.2.3.
Berdasarkan data dari Depkes RI, jumlah populasi Lansia di Indonesia tahun
2010 mencapai 24 juta atau 9,77% dan UHH sekitar 67,4 tahun.
1.2.4.
Desember 2015.
1.3. Tujuan
1.3.1.
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1.3.2.1. Diketahuinya frekuensi pertemuan atau pelaksanaan kegiatan selama
satu tahun di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari
sampai dengan Desember 2015.
1.3.2.2. Diketahuinya jumlah kehadiran kader pada saat setiap pelaksanaan
kegiatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya periode Januari
sampai dengan Desember 2015.
1.3.2.3. Diketahuinya cakupan penimbangan dan pengukuran tinggi badan
Lansia di wilayah kerja UPTD Tirtajaya periode Januari sampai dengan
Desember 2015.
3
Bagi Evaluator
1.3.3.1. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
selama kuliah
1.3.3.2. Mengetahui banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil
langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, antara lain perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan.
1.3.3.3. Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam
menjalankan program Puskesmas khususnya pada pelayanan upaya
kesehatan Lansia dan merangsang cara berpikir kritis dan ilmiah.
1.3.4.
Bagi Puskesmas
1.3.4.1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas
Tirtajaya disertai dengan usulan atau saran sebagai pemecahan
masalahnya.
4
Bagi Masyarakat
1.3.5.1. Meningkatnya derajat kesehatan khususnya para Lansia di Puskesmas
Tirtajaya, Kecamatan Tirtajaya
1.3.5.2. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat dalam
memahami dan mengatasi masalah kesehatan Lansia.
1.3.5.3. Sumber informasi bagi masyarakat, sehingga masyarakat dapat
meningkatkan kesejahteraan dan taraf kualitas hidup dengan mengikuti
program upaya kesehatan Lansia.
1.3.5.4. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya
di bidang kesehatan
1.4. Sasaran
Seluruh penduduk laki-laki dan perempuan yang berusia 45-59 tahun (pra Lansia),
berusia 60-69 tahun (Lansia), Lansia risiko tinggi yang berusia 70 tahun atau 60
tahun dengan masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya periode Januari
sampai dengan Desember 2015.
Sasaran tidak langsung :
-
Bab II
Materi dan Metoda
2.1. Materi
Materi yang digunakan untuk evaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil
kegiatan bulanan Puskesmas mengenai program Upaya Pelayanan Kesehatan Lansia di
wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya, Karawang periode Januari sampai dengan Desember
2015 yang berisikan mengenai :
1.
2.
3.
Jumlah lansia yang mendapat penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi
badan
4.
5.
6.
7.
8.
2.2.Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data cakupan kegiatan
pada Upaya Kesehatan Lansia di UPTD Puskesmas Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten
Karawang, periode Januari sampai dengan Desember 2015. Data tersebut diolah, dianalisis,
dan diinterpretasikan dengan menggunakan pendekatan sistem.
Hasil cakupan kegiatan yang didapat dibandingkan dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dari pelaksanaan program Upaya
Kesehatan Lansia di UPTD Puskesmas Kecamatan Tirtajaya. Lalu dibuat usulan dan saran
sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari
unsur-unsur sistem. Hasil evaluasi program ini disajikan dalam bentuk tekstular dan tabular.
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1.
Bagan Teori
Tolak ukur
Tolak ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, dan umpan
balik. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai dalam program Upaya
Kesehatan Lanjut Usia.
7
Bab IV
Penyajian Data
1.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam evaluasi ini diambil dari data sekunder yang berasal dari:
1. Pencatatan Bulanan kegiatan Lansia di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kecamatan
Tirtajaya, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2015.
2. Data geografi dan demografi diperoleh dari data Profil Puskesmas Tirtajaya tahun
2014
2.
Data Umum
1. Data Geografis
1. Luas Wilayah Dan Batas-Batas
Gedung Puskesmas Tirtajaya terletak di pinggir Jalan Pisang Sambo,
kecamatan Tirtajaya, Karawang. Jarak antara Puskesmas Tirtajaya ke pusat kota
Karawang adalah 45 km dengan waktu tempuh 90 menit . Jarak terjauh ke
Puskesmas yaitu delapan kilometer dengan waktu tempuh terlama adalah 30
menit dan jarak terdekat yaitu 50 m dengan waktu tempuh tercepat dua menit.
Luas wilayah Kecamatan Tirtajaya 113,628 km atau 11.362,815 Ha, yang
meliputi daratan, pesawahan dan tambak. Komposisi penggunaan lahan paling
banyak digunakan untuk pertanian padi sawah.
Kecamatan Tirtajaya mempunyai mempunyai batasbatas wilayah :
a. Sebelah Utara : Laut Jawa
b. Sebelah Timur : Kecamatan Cibuaya
c. Sebelah Selatan: Kecamatan Jayakerta
d. Sebelah Barat : Kecamatan Batujaya
2. Wilayah Administrasi
8
mempunyai
wilayah kerja 11 (sebelas) desa, terdiri dari 48 dusun, 131 RT dan 27.066 Kepala
Keluarga. Kesebelas Desa Tersebut adalah :
1. Pisangsambo
2. Sabajaya
3. MedanKarya
4. Tambaksumur
5. Tambaksari
6. Srijaya
7. Srikamulyan
8. Kutamakmur
9. Bolang
10. Gempolkarya
11. Sumurlaban
4.2.2. Geologi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Tirtajaya, Kabupaten Karawang berada pada
dataran rendah.
4.2.3. Iklim
Sesuai dengan bentuk morfologinya Tirtajaya merupakan dataran rendah dengan
temperatur udara rata-rata 27-32 C. Tekanan udara rata-rata 0,01 milibar,
penyinaran matahari 66 % dan kelembaban nisbi 80 %. Curah hujan tahunan
berkisar antara 1.100 3.200 mm/tahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup
angin Muson Laut dan sekitar bulan Juni bertiup angin Muson Tenggara.
Kecepatan angin antara 30 35 km/jam, lamannya tiupan rata-rata 5 7 jam.
4.2.4. Higrografi
Tirtajaya mempunyai aliran sungai yang berfungsi mengaliri lahan pertanian atau
irigasi.
2.
3.
4.
5.
6.
: 4 buah
Pusling
: 11 Desa
BP Swasta
: 1 buah
: 2 buah
: 28 buah
Klinik 24 jam
: - buah
Posyandu
: 46 Pos
Posbindu
: 11 Pos
Kader Posyandu
: 230 orang
Paraji
: 30 orang
10
Kepala puskesmas
: 1 orang
Dokter umum
: 3 orang
Dokter gigi
: 1 orang
Bidan
: 1 orang/posbindu
Petugas farmasi
: 2 orang
Petugas laboratorium
: 1 orang
b. Dana (money)
Sumber dana di UPTD puskesmas Tirtajaya berasal dari dana APBD.
c. Sarana (material)
1. Medis
Stetoskop
Dalam gedung
: 1 buah
Luar gedung
: 1 buah
Tensimeter
Dalam gedung
: 1 buah
Luar gedung
: 1 buah
: 1 buah
Luar gedung
: 1 buah
: 1 buah
Luar gedung
: Tidak ada
Termometer
Dalam gedung
: 1 buah
Luar gedung
: 1 buah
11
KMS Lansia
Dalam gedung
: Tidak ada
Luar gedung
: Tidak ada
Laboratorium sederhana
Dalam gedung
: Ada
Luar gedung
: Tidak ada
2. Non Medis
Alat Tulis
: Ada
Meja
: Ada
Kursi
: Ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Ada
: Tidak ada
d. Metode (method)
badan. Hasil pengukuran berat dan tinggi badan dicantumkan ke dalam KMS
Lansia.
Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan atas indikasi pada pasien yang berobat, atau ada rujukan dari balai
pengobatan umum Puskesmas ataupun Posbindu yang dilakukan di tiap desa.
Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan baik secara perorangan dan kelompok di dalam
maupun di luar gedung. Penyuluhan secara perorangan di dalam gedung
dilakukan pada setiap pasien yang datang berobat ke balai pengobatan
Puskesmas atau pada saat adanya pertemuan dengan petugas kesehatan dari
Puskesmas di hari pelaksanaan Posbindu. Sedangkan untuk penyuluhan
kelompok dilakukan saat Posbindu yang diadakan tiap bulan, dengan topiktopik mengenai penyakit-penyakit yang sering pada Lansia dan bagaimana
cara Lansia dalam memperbaiki kualitas hidup supaya terhindar dari penyakit
tersebut.
Senam Lansia
Kegiatan olahraga antara lain senam, gerak jalan santai, dan lain sebagainya
untuk meningkatkan kebugaran.
4.3.2.Proses
a. Perencanaan (Planning)
Koordinator Upaya
Kesehatan Lanjut Usia
Sudiyoso, M.Kes
Lintas
sektoral
Pelaksana
Sudiyoso, M.Kes
c. Pelaksanaan (Actuating)
Kader
Jumlah kader yang hadir pada setiap kegiatan Posbindu adalah > 3
orang di setiap desa.
d. Pengawasan (Monitoring)
Rapat
-
4.3.3. Keluaran
18
20
4.3.4. Lingkungan
a. Fisik
-
Pendidikan
Ekonomi
Adanya rapat kerja bulanan yang membahas laporan kegiatan setiap bulannya
untuk monitoring dan mengevaluasi program yang telah dijalankan
4.3.6.Dampak
a. Dampak langsung : diharapkan dapat menurunkan angka kejadian anemia,
malnutrisi, gagal ginjal serta penyakit-penyakit degeneratif seperti hipertensi
dll.
b. Dampak tidak langsung : diharapkan meningkatnya usia harapan hidup di
Indonesia.
21
Bab V
Pembahasan
5.1.
Tolok
Ukur
Cakupan frekuensi 50%
penimbangan
Variabel
Pencapaian
Masalah
22,26%
(+) 55,48%
2.
Cakupan
pemeriksaan
kesehatan
50%
24,59%
(+) 50,82%
3.
Cakupan
pemeriksaan
laboratorium
50%
2,31%
(+) 95,38%
4.
Cakupan
penyuluhan
50%
14,25%
(+) 71,50%
KMS lansia
Pengukur Tinggi
Tolak ukur
Ada
Ada
Badan di luar
gedung
Non Medis
-
Ada
Ada
Ada
lanjut
-
Balai pengobatan
Ada
Pencapaian
Masalah
Tidak Ada
Tidak Ada
(+)
(+)
Tidak Ada
(+)
Tidak Ada
(+)
Tidak ada
(+)
Tidak ada
(+)
Ruang Konseling
khusus Lansia
5.3 Masalah Menurut Variabel Proses
22
No
1.
Variabel
Pemeriksaan
Laboratorium
berkala
Tolak ukur
Dilakukan pemeriksaan
laboratorium berkala
setiap 3 bulan pada
Lansia
Pencapaian
Pemeriksaan rutin setiap
tiga bulan belum dilakukan.
Tidak ada labolatorium
sederhana di luar gedung.
Pemeriksaan laboratorium
hanya berdasarkan indikasi
penyakit saja
Masalah
(+)
(+)
2.
3.
4.
Pemantauan BB
dan TB Berkala
Penyuluhan
Dilakukan penimbangan
BB dan pengukuran TB
saat pasien berobat ke
BPU atau minimal satu
kali dalam sebulan setiap
kali diadakan posyandu
Lansia dan diisi didalam
KMS Lansia
Dilakukan penimbangan
berat badan hanya pada saat
posyandu Lansia, sedangkan
Lansia yang datang ke BPU
PKM Tirtajaya tidak
ditimbang BBnya dan
diukur Tbnya. Tidak ada
pencatatan ke dalam KMS
Lansia.
Dilakukan kunjungan
rumah untuk Lansia
yang tidak datang ke
pertemuan
Kurangnya penyuluhan di
dalam dan luar
gedung.Tidak ada kegiatan
penyuluhan ke rumah bagi
Lansia yang tidak hadir
(+)
(+)
23
Bab VI
Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang ditemukan pada evaluasi program Upaya Kesehatan Lansia di
Puskesmas Tirtajaya periode Januari 2015 Desember 2015 adalah sebagai berikut :
Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :
A. Cakupan frekuensi penimbangan dan pengukuran tinggi badan sebesar 22,26%
dari target 50% (masalah sebesar 55,48%).
B. Cakupan pemeriksaan kesehatan berkala pada Lansia sebesar 24,59% dari target
50% (masalah sebesar 50,82%)
C. Cakupan Lansia yang melakukan pemeriksaan laboratorium sebesar 2,31% dari
target 50% (masalah sebesar 95,38%)
D. Cakupan penyuluhan pada usia lanjut 14,25% dari target 50% (masalah sebesar
71,50%)
Masalah menurut unsur lain (penyebab lain)
1. Dari Masukan :
Kurangnya sarana dan prasarana yang sesuai dengan strategi Puskesmas santun
Lansia seperti KMS lansia, pengukur tinggi badan, loket khusus Lansia, balai
pengobatan khusus Lansia, apotik khusus Lansia, ruang konseling khusus Lansia,
Kurangnya tenaga yang mengerti dan paham strategi Puskesmas Santun Lansia.
Kurangnya perhatian dari dokter ke orang Lansia di Balai Pengobatan Lansia
walaupun terdapat 3 dokter di dalam gedung.
2. Dari Proses :
Tidak dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan pada Lansia yang datang
ke Puskesmas dan tidak dilakukan pengukuran tinggi badan pada Lansia yang
datang di Posbindu.
Tidak adanya pemeriksaan laboratorium rutin setiap tiga bulan serta pemeriksaan
laboratorium sederhana diluar gedung.
Struktur organisasi yang dibuat oleh Puskesmas belum cukup baik, belum
tercantum tugas masing-maing bagian dalam pelaksanaan program kesehatan
Lansia. Namun di dalam struktur ini tidak ditemukan pembagian yang jelas antara
siapa yang akan melakukan konseling dan penyuluhan kelompok, siapa yang akan
melakukan kunjungan rumah, serta siapa yang akan melakukan pemeriksaan
laboratorium. Kekurangan dari pembuatan struktur ini akan berdampak pada hasil
cakupan program upaya kesehatan lanjut usia.
3. Dari Lingkungan:
25
Bab VII
Prioritas Masalah
Masalah menurut keluaran :
A. Cakupan frekuensi penimbangan dan pengukuran tinggi badan sebesar 22,26% dari
target 50% (masalah sebesar 55,48%).
B. Cakupan pemeriksaan kesehatan sebesar 24,59% dari target 50% (masalah sebesar
50,82%)
C. Cakupan Lansia yang melakukan pemeriksaan laboratorium sebesar 2,03% dari target
50% (masalah sebesar 95,30%)
D. Cakupan penyuluhan perorangan sebesar 14,25% dari target 50% (masalah sebesar
71,50%)
Prioritas Masalah :
Masalah
Parameter
Besarnya masalah
20
18
16
20
Total
Keterangan derajat masalah :
5 = Sangat penting
2 = Kurang penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
26
Cakupan frekuensi penimbangan dan pengukuran tinggi badan sebesar 22,26% dari
target 50% (masalah sebesar 55,48%).
Cakupan penyuluhan perorangan 14,25% dari target 50% (masalah sebesar 71,50%)
27
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1.Kurangnya Cakupan Penimbangan Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan
Cakupan penimbangan : 22,26 % dari target 50%
Besar masalah
: 55,48%
Penyebab :
Kurangnya sarana nonmedis seperti poliklinik khusus, loket khusus Lansia, ruang
konseling khusus Lansia agar petugas yang bertugas menangani Lansia lebih fokus
memberikan pelayanan khususnya melakukan pengukuran TB dan BB.
Tidak tersedianya alat pengukur tinggi badan di masing-masing posyandu lansia di
desa-desa.
Tidak ada pembagian tugas dengan jelas secara tertulis dalam struktur organisasi siapa
yang akan melaksanakan pengukuran TB dan BB didalam maupun diluar gedung.
Belum maksimalnya pencatatan hasil pengukuran BB dan TB dan tidak terdapat nya
KMS.
Kurangnya pemanfaatan sarana non medis seperti alat timbangan berat badan dewasa
dan tidak ada alat pengukur tinggi badan baik kegiatan di dalam dan luar gedung.
Penyelesaian masalah :
Pengadaan sarana non medis seperti poliklinik khusus Lansia untuk memaksimalkan
pelayanan kepada kelompok Lansia terutama untuk melaksanakan pengukuran TB
dan BB.
Menyediakan KMS dan alat pengukur tinggi badan yang dibutuhkan untuk kelancaran
pelaksanaan program upaya kesehatan usia lanjut.
Pemanfaatan lebih optimal sarana (timbagan dan alat pengukur tinggi badan) dalam
pemeriksaan kesehatan Lansia.
Membuat pembagian tugas dengan jelas secara tertulis agar masing petugas
mengetahui dan melaksanakan tugasnya dengan maksimal.
Penyuluhan hanya dilakukan oleh petugas kesehatan, sementara kader terlatih tidak
ikut serta dalam memberikan penyuluhan.
Penyelesaian Masalah :
Kunjungan rumah yang lebih aktif dijalankan bagi paraLansia yang tidak datang ke
posbindu.
Menyediakan alat peraga penyuluhan supaya lebih menarik minat Lansia dan lebih
mudah dimengerti oleh Lansia.
Melakukan pelatihan kader, terutama dalam hal untuk menyuluh masyarakat, sehingga
pelaksanaan penyuluhan dapat dibantu juga oleh kader terlatih.
29
Bab IX
Penutup
1
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program upaya kesehatan lansia yang dilakukan dengan cara
Kurangnya saran medis dan non medis seperti poliklinik khusus Lansia,loket khusus
lansia, ruang konseling khusus Lansia, KMS Lansia, pengukur tinggi badan untuk luar
gedung, serta alat peraga penyuluhan
Kurang mengoptimalkan sarana yang ada. Seperti timbangan dan pengukur tinggi
badan yang ada di dalam gedung puskesmas
Kurang dilakukan kunjungan ke rumah bagi Lansia yang tidak dapat hadir dalam
kegiatan petemuan tersebut.
Kader terlatih yang ada tidak ikut serta dalam penyuluhan untuk Lansia pada saat
kegiatan posbindu.
31
Saran
Berdasarkan hasil evaluasi program upaya kesehatan usia lanjut yang telah dilakukan,
ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cakupan penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan dan cakupan penyuluhan pada lansia di wilayah kerja
Puskesmas Tirtajaya, yaitu:
-
Menyediakan loket khusus lansia, balai pengobatan khusus lansia, loket obat khusu
lansia, dan ruang konseling khusus lansia untuk menunjang pelaksanaan pelayanan
kesehatan usia lanjut.
Mengajak fasilitas kesehatan lain di wilayah kerja UPTD Puseksmas Tirtajaya unuk
melaporkan setiap bulannya kepada Puskesmas Tirtajaya apabila terdapat pasien
lansia yang berobat.
Melakukan kunjungan aktif dibantu oleh petugas kesehatan dan kader terlatih.
teratasi dan tidak akan terulang kembali pada pelaksanaan program Upaya Kesehatan Lansia
melalui strategi Puskesmas Santun Lansia di wilayah kerja Puskesmas Tirtajaya pada periode
mendatang.
Daftar Pustaka
32
1. Pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia bagi petugas Kesehatan. Direktorat bina
kesehatan komunitas ditjen bina kesehatan masyarakat kementrian kesehatan RI.
Jakarta:Departemen Kesehatan RI. 2010.
2. Darmojo RB. Demografi dan epidemiologi populasi lanjut usia. Dalam: Martono H,
Pranarka K, editor. Buku ajar Beodhi-Darmojo Geriatri. Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. h.35-54.
3. Badan Biro Statistik. Profil Penduduk Lanjut Usia di Indonesia. Diunduh dari
http://jakarta.bps.go.id/, 07 September 2015
4. Depkes RI. Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Usila tahun 2000. Jakarta: Direktorat
Jiwa Depkes RI
5. Laporan
Nasional
Riset
kesehatan
Dasar.
Diunduh
dari
33