Anda di halaman 1dari 10

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

CRITICAL REVIEW
BUDGETARY PRACTICES AND ACCOUNTABILITY HABITUS
A GROUNDED THEORY

andrew goddard
MATA KULIAH AKUNTANSI MULTIPARADIGMA

Oleh:
Aminatus Sholihah
NIM. 156020304111017
Magister Akuntansi UB-STAR BPKP

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2015

A Critical Review of Goddard, 2004, Budgetary Practices and Accountability Habitus - A


Grounded Theory, Accounting, Auditing, and Accountability Journal, Vol 17, Number 4, pp.
543 577.

Pendahuluan
Goddard (2004) melakukan penelitian hubungan antara akuntansi, tata kelola dan akuntabilitas
pada pemerintahan lokal di UK dengan menggunakan analisa empiris dan konstuksi teori
yang didasarkan prosedur grounded theory Strauss and Corbins (1990, 1998) dan juga
menggunakan konsep habitus Bourdieu untuk lebih mengembangkan grounded theory.
Grounded theory yang lengkap atas hubungan antara akuntansi, tata kelola dan akuntabilitas
dalam pemerintah lokal terlalu luas untuk satu makalah tetapi garis besar yang sangat singkat
dari seluruh teori disediakan untuk membimbing pembaca. Makalah ini berkonsentrasi pada
temuan inti dari penelitian yang menyangkut pentingnya penganggaran dalam kaitannya
dengan akuntabilitas dan dalam mengembangkan penjelasan teoritis atas perbedaan yang
ditemukan dalam praktek-praktek dan persepsi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk
menemukan pandangan partisipan pemerintah daerah atas akuntansi, tata kelola dan
akuntabilitas, mendasarkan pada keyakinan bahwa apresiasi yang kuat atas peran dan
dampak potensial dari akuntansi, dalam kaitannya dengan akuntabilitas dan tata kelola, hanya
dapat dikembangkan dengan mengacu pada pengaturan khusus di mana ia tertanam dan
mengembangkan pemahaman tentang cara orang berkomunikasi, berbicara tentang sesuatu,
bertindak atas sesuatu, merasakan dan memahami isu-isu ini dalam konteks kehidupan seharihari dalam organisasi. Penelitian tersebut mengungkapkan pentingnya sistem penganggaran
untuk mencapai akuntabilitas dan tata kelola, sistem penganggaran sebelumnya merupakan
aspek yang tidak dilaporkan dan memiliki konsekuensi penting untuk perancangan dan
penggunaan anggaran dan untuk sistem dan struktur pemerintahan.
Ringkasan
Latar belakang peneitian Goddard (2004) adalah penelitian dalam bidang akuntansi
kebanyakan mengambil analisa historikal, yang hanya memperhatikan laporan keuangan dan
audit, sedikit sekali penelitian empiris yang terkait praktik akuntansi. Gelombang NPM
memberi efek luar biasa pada penelitian bidang akuntansi, terkait menguatnya peran akuntansi
pada sektor publik selama periode managerialisation. Akuntabilitas juga menjadi lebih
kompleks sebagai akibat dari perkembangan dalam tata kelola pemerintahan lokal dan
perusahaan seperti proyek "modernisasi" pemerintah pusat. Tata kelola cabinet style
menggantikan struktur komite tradisional di pemerintah lokal, perubahan ini merupakan topik
menarik untuk penelitian akuntansi, tata kelola dan akuntabilitas dalam pemerintah lokal.
Akuntabilitas dan tata kelola adalah konsep yang selalu diperdebatkan. Sinclair (1995, p. 219)
mengacu pada "chameleon of accountability" yang merupakan "konsep yang dihargai, dicari

tapi sulit dipahami". Untuk mencerahkan kebingungan ini, penelitian Goddard (2004) bertujuan
untuk untuk menemukan pandangan partisipan pemerintah daerah atas akuntansi, tata kelola
dan akuntabilitas, mendasarkan pada keyakinan bahwa apresiasi yang kuat atas peran dan
dampak potensial dari akuntansi, dalam kaitannya dengan akuntabilitas dan tata kelola, hanya
dapat dikembangkan dengan mengacu pada pengaturan khusus di mana ia tertanam dan
mengembangkan pemahaman tentang cara orang berkomunikasi, berbicara tentang sesuatu,
bertindak atas sesuatu, merasakan dan memahami isu-isu ini dalam konteks kehidupan seharihari dalam organisasi.
Grounded theory dalam penelitian ini dikembangkan dari data yang diperoleh dari studi kasus
pada empat organisasi pemerintah lokal Inggris, dan wawasan teoritis dari peneliti. Kasuskasus yang diteliti dalam penelitian ini terdiri berbagai otoritas dalam hal ukuran dan struktur
politik. Pemilihan wawasan teoritis didorong oleh data dan tidak ditentukan a priori.
Pendekatan ini memiliki keuntungan memastikan bahwa persepsi partisipan dan praktek
organisasi mendorong konstruksi teori daripada teori-teori sosial apriori yang dapat
mendukung definisi konseptual tertentu atas yang lain dan mungkin mengaburkan (bias)
pengumpulan dan interpretasi data. Wawasan teoritis yang menginformasikan perkembangan
teori dalam makalah ini adalah konsep Bourdieu dari habitus yang berkaitan dengan interaksi
persepsi dan praktek. Bagan berikut menggambarkan situs studi kasus penelitian.

Types of
Local
Authority

Cities

Political
Structure

Labour
Control

Labour
Control

The County

Shire

Conservative
Control

The Distric

Borough

No overall
controll

Unitary
Authority
Local
Government

Grounded theory yang lengkap atas hubungan antara akuntansi, tata kelola dan akuntabilitas
dalam pemerintah daerah terlalu luas untuk dibahas dalam satu makalah tetapi garis besar
yang sangat singkat dari teori seutuhnya disediakan untuk membimbing pembaca. Makalah ini
berkonsentrasi pada temuan inti dari penelitian yang menyangkut pentingnya penganggaran
dalam kaitannya dengan akuntabilitas dan dalam mengembangkan penjelasan teoritis atas

perbedaan yang ditemukan dalam praktek-praktek dan persepsi. Namun, akuntabilitas tidak
bisa dipahami dalam isolasi. Pentingnya trust dan power yang sangat berpengaruh dalam
membangun kedua persepsi akuntabilitas dan praktek anggaran. Oleh karena itu hubungan
antara proses anggaran, akuntabilitas, trust dan power dieksplorasi dalam makalah. Ada
perbedaan yang signifikan dalam hubungan ini dan oleh karena itu dalam praktek anggaran,
berada di antara dan di dalam organisasi dan lintas waktu. Ini menjadi bukti bahwa habitus,
yang diringkas secara sederhana merupakan disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu,
habitus bisa menjelaskan bagaimana persepsi akuntabilitas dibangun dan bagaimana mereka
mempengaruhi praktek anggaran. Selama habitus dibangun secara pribadi dan sosial dan
merupakan sebuah disposisi daripada deterministik, inu juga menjelaskan bagaimana seolaholah organisasi serupa dapat mengembangkan praktek yang berbeda.
Struktur makalah mencerminkan metodologi penelitian induktif, diawali dengan review
singkat atas literatur yang relevan tentang akuntabilitas dan akuntansi pemerintah lokal yang
ada sebelumnya. Bagian kedua menjelaskan metodologi grounded theory yang digunakan
untuk pengumpulan data dan analisis dan termasuk rincian lokasi penelitian dan metode.
Kandungan empiris utama makalah ini dimulai dengan penyajian yang lebih rinci dari teori
didasarkan dari praktek anggaran dan persepsi akuntabilitas, diikuti dengan pengembangan
teori habitus akuntabilitas dan praktek penganggaran. Makalah ini diakhiri dengan diskusi
teoritis yang lebih luas dari hubungan antara grounded theory dan metodologi Bourdieu pada
umumnya dan teori habitus akuntabilitas pada khususnya.
Literatur tentang akuntabilitas menunjukkan konteks sosial akuntabilitas memiliki dua aspek
yaitu universal dan sejarah (Willmott, 1996). Selanjutnya Willmott (1996) menyatakan manusia
terus terlibat dalam membuat dan memberikan tanggung jawab untuk orang lain, dan untuk
diri nya sendiri, tentang siapa kita, apa yang kita lakukan, dll. Aspek universal akuntabilitas
adalah kondisi partisipasi manusia dalam dunia sosial. Proses universal atas akuntabilitas tidak
mengambang bebas, kerangka khas akuntabilitas secara historis dan budaya ada. Ini adalah
kerangka kerja ini yang mengidentifikasi dan mengartikulasikan rasa manusia atas siapa dan
apa kita. Pada sektor publik Sinclair (1995) mengemukakan akuntabilitas dibangun secara
subyektif dan terdapat lima bentuk akuntabilitas, yaitu: politik, masyarakat, manajerial,
profesional dan pribadi, bersama dengan dua wacana; struktural dan personal. Literatur
penelitian atas akuntansi dan pengganggaran pemerintah lokal jumlahnya terbatas, dan tidak
ada studi empiris tentang hubungan antara akuntansi dan akuntabilitas dalam pemerintah
daerah yang mencoba untuk menggabungkan konteks sosial yang kompleks dari praktekpraktek tersebut.
Metode pelitian yang digunakan Goddard (2004) adalah analisa empiris dan konstuksi teori
yang didasarkan prosedur grounded theory Strauss and Corbins (1990, 1998). Grounded theory
dijelaskan sebagai "sebuah metode yang menggunakan seperangkat prosedur sistematis untuk
mendapatkan grounded theory tentang fenomena secara induktif " (Strauss dan Corbin, 1990,
hal. 24). Tujuan utamanya adalah untuk membangun sebuah teori dengan melandaskannya

pada pengamatan ketat dari fenomena tersebut. Penelitian ini juga menggunakan konsep
habitus Bourdieu untuk lebih mengembangkan grounded theory. Data dikumpulkan dari
empat otoritas lokal yang beragam dalam struktur dan kontrol politiknya. Penelitian dilakukan
selama satu siklus akuntansi (12 bulan) dan wawancara dilakukan terhadap pejabat komite
utama (dijabat politisi), petugas kepala dan manajer keuangan senior. Partisipan dipilih untuk
memastikan variasi lintas disiplin dan konsistensi lintas kasus, serta memiliki peran penting
sehubungan dengan akuntabilitas, tata pemerintahan dan praktek akuntansi. Terdapat 53
wawancara dengan durasi rata-rata satu setengah jam. Wawancara dilakukan semi-terstruktur
dan pertanyaan diajukan secara naturalistik. Wawancara dirancang untuk memperoleh
interpretasi partisipan dari tindakan sehari-hari mereka karena partisipan terpengaruh, dan
dipengaruhi oleh, persepsi mereka atas akuntabilitas, tata pemerintahan dan praktek akuntansi.
Setiap wawancara dan pertemuan dicatat dan sebanyak 42 wawancara ditranskrip. Sejumlah
wawancara lebih berkonsentrasi pada mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang
akuntansi dan praktik organisasi lainnya. Wawancara ini tidak ditranskrip. Daftar kehadiran
juga dibuat atas 20 pertemuan yang relevan dengan tema penelitian meliputi Keuangan,
Kebijakan dan Sumber Daya Komite, Komite Layanan utama dan pertemuan Dewan. Selain
wawancara dan data pengamatan, data dokumenter dikumpulkan terkait dengan informasi
kontekstual. Data dokumenter juga dikumpulkan untuk memperoleh deskripsi akuntabilitas,
akuntansi dan praktik manajemen dan struktur.
Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan Corbin & Strauss (1990), data dianalisis
melalui berbagai tahap coding untuk menghasilkan kumpulan data tertata yang diintegrasikan
ke dalam teori. Tahapan coding menurut Corbin & Strauss (1990) terdiri atas open coding, axial
coding dan selective coding. Model paradigma Strauss dan Corbin digunakan untuk
menghubungkan data yang dikodekan bersama-sama pada tingkat yang lebih konseptual dan
merestrukturisasi dan membangun kembali data ke dalam berbagai pola dengan tujuan
mengungkapkan link dan hubungan.
Peneliti menyatakan grounded theory yang menyeluruh terlalu rumit untuk dibahas secara
rinci dalam satu makalah tapi ikhtisar yang disajikan di sini untuk memberikan konteks pada
makalah. Teori yang lengkap menjelaskan peran praktik akuntansi dalam mencapai
akuntabilitas dan tata kelola yang dirasakan dalam empat studi kasus. Selanjutnya peneliti
mengeksplorasi alasan untuk perbedaan dalam cara di mana akuntabilitas dirasakan dan
dipraktekkan, dan karena itu, perbedaan dalam akuntansi dipraktekkan. Seluruh teori
diringkas dalam Gambar 1 berupa model paradigma.

Gambar 1. Simplified grounded theory

Fenomena inti yang muncul dari data adalah accountability perseption yang dipahami oleh
partisipan. Grounded theory mengidentifikasi dua aspek yang saling terkait dan paling penting
untuk memahami persepsi akuntabilitas, yaitu power dan trust. Keterkaitan antara
accountability perseption, power dan trust berbeda di masing-masing organisasi dan secara
konstan ditrasformasikan sebagai perubahan individu dan konteks. Perubahan ini terkadang
menimbulkan ketegangan dan bahkan krisis yang harus diselesaikan dengan mencapai
konsensus baru. Konsekuensi dari konsensus baru seringkali sebuah perubahan dalam
accounting practices (atau yang lain accountability). Accountability perseption, power, trust
dan accounting practices dipengaruhi oleh sejumlah kondisi kausal. Tindakan atau interaksi
dalam menanggapi fenomena inti memiliki hasil atau konsekuensi tertentu. Yang paling
penting dari ini adalah cara di mana praktik akuntansi dan praktek NPM yang dirasakan;
kecenderungan untuk mengubah praktik dan sifat ini; kekurangan dalam kontribusi
akuntansi terhadap akuntabilitas dan membuat hubungan akuntansi dengan praktek
akuntabilitas lainnya. Aspek ini dibahas secara lebih mendalam di tempat lain (Goddard,
2001).
Makalah ini berkonsentrasi pada hubungan inti yang ditemukan dalam penelitian antara
praktek anggaran dan persepsi akuntabilitas. Dalam semua empat studi kasus, fenomena
tersebut terkait erat. Berdasarkan pada empat situs studi kasus, Goddard (2004) membangun
sebuah grounded theory yang menunjukkan hubungan antara praktek anggaran dan persepsi
akuntabilitas di semua studi kasus seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Fenomena utama,
bersama-sama dengan atribut utama masing-masing sekarang disajikan lebih detail. Kutipan
wawancara memberikan ilustrasi dan bukti dari fenomena dan perbedaan yang ditemukan
antara organisasi.

Gambar 2.
Inti temuan

Grounded theory yang dikembangkan dari data merupakan upaya untuk memahami dan
menjelaskan perbedaan dalam akuntansi pada umumnya dan sistem anggaran khususnya,
dalam kerangka akuntabilitas. Singkatnya, dalam semua kasus, accountability perseption,
dibantu dengan power dan trust, sangat erat, meskipun dengan cara yang kompleks, saling
terkait dengan praktek-praktek anggaran. Tugas selanjutnya adalah untuk mengembangkan
teori didasarkan pada diskusi teoritis yang lebih luas. Secara khusus, konsep habitus secara
signifikan meningkatkan pemahaman tentang hubungan persepsi invidu dan sosial terhadap
praktek. Bourdieu menjelaskan habitus sebagai "sebuah sistem disposisi yang berlangsung
lama dan berubah-ubah yang berfungsi sebagai dasar generatif bagi praktek-praktek yang
terstruktur dan terpadu secara obyektif dan yang "menghasilkan praktik individu dan
kolektif" (Bourdieu, 1990, p.13). Meskipun habitus adalah dasarnya atribut individu itu dapat
membantu pemahaman pada tingkat kelompok, tingkat organisasi dan bahkan tingkat
masyarakat. Hal ini dimungkinkan di mana terdapat pengalaman dan / atau kondisi yang
kualitasnya homogen. Hal ini terutama jelas dalam hubungannya dengan budaya. Pada tingkat
yang lebih tinggi dari organisasi sosial, habitus menggabungkan konsep budaya organisasi,
terutama yang dari kelompok dominan. Kelompok atau organisasi yang berbeda akan
mengembangkan habitus yang berbeda sebagai hasil dari budaya organisasi yang berbeda dan
pengetahuan yang berbeda dan pemahaman anggota kelompok. Habitus yang berbeda akan
menghasilkan tindakan atau praktik yang berbeda. Habitus karena itu dapat menjelaskan
mengapa organisasi atau departemen yang beroperasi di ranah yang sama dari pemerintah
daerah dapat berkembang mirip namun prakteknya berbeda dengan cara yang tak terduga.
Nilai-nilai budaya yang paling menarik dalam penelitian ini menyangkut persepsi akuntabilitas
partisipan. Seperangkat disposisi yang jelas dan berbeda, atau habitus akuntabilitas, di setiap
organisasi adalah inti dari memahami persepsi dan praktek dari akuntabilitas dan akuntansi.
Para partisipan secara implisit mengakui cara berpikir dan bertindak yang berurat akar menjadi
ciri habitus.
Terakhir peneliti membandingkan metodologi Bourdieu dengan grounded theory. Dalam
grounded theory yang dikembangkan dalam penelitian ini, aspek struktur tujuan yang paling

penting adalah struktur politik dan organisasi, kekuasaan (power) dan kepercayaan (trust).
Fokus kepentingannya adalah pada persepsi akuntabilitas dan praktek anggaran dalam konteks
historis di mana ideologi dan pemerintah merupakan faktor yang paling penting (meskipun
bukan itu saja). Penambahan habitus pada model grounded theory menyediakan hubungan
antara struktur dan praktek dan memperkenalkan lembaga untuk menjelaskan perbedaan
dalam praktek-praktek seperti dalam organisasi yang berbeda. Langkah berikutnya adalah
untuk memahami sifat dari habitus akuntabilitas, bagaimana itu dibangun, bagaimana
berinteraksi dengan kekuatan dan kepercayaan dan mengapa praktik akuntansi tertentu
muncul. Habitus mengacu pada cara yang tidak terpikirkan di mana orang bertindak. Habitus
dibuat dan dirumuskan melalui interaksi kondisi obyektif dan sejarah pribadi, pengetahuan
dan pemahaman tentang dunia. Grounded theory mengidentifikasi pentingnya kekuatan dan
kepercayaan dalam kaitannya dengan persepsi akuntabilitas dan praktek anggaran. Bourdieu
memandang praktek sosial terdiri dari berbagai ranah yang berinteraksi satu sama lain. Ranah
(fields) didefinisikan oleh suatu sistem hubungan obyektif atas kekuasaan diantara posisi sosial.
Dalam setiap ranah berjuang untuk berbagai bentuk modal yang diambil. Ini termasuk modal
ekonomi, modal simbolik seperti prestise, status dan otoritas dan modal budaya seperti
pendidikan, seni, bahasa dan setiap rasa atau pola konsumsi lainnya yang secara budaya
bernilai. Siklus anggaran memiliki semua atribut dari ranah mengandung kekuatan ekonomi
dan kekuatan simbolik.
Bourdieu telah meringkas rumus generatif nya; (Habitus + Capital) + Ranah = Praktek.
Bourdieu juga telah membuat proses ini mirip dengan sebuah permainan. Bourdieu
mengembangkan julukan atas memiliki "a feel for the game" sebagai metafora untuk cara di
mana habitus berkaitan dengan ranah. "Diproduksi oleh pengalaman permainan dan karena
struktur tujuan di mana ia dimainkan, 'nuansa untuk permainan (the feel for the game)' adalah
apa yang memberikan permainan sense subjektif makna dan alasan untuk keberadaan (raison
d'etre), tetapi juga arah , orientasi, hasil yang akan datang, bagi mereka yang mengambil bagian
"(hal. 66). Semua partisipan dalam proses anggaran memiliki suatu habitus yang berisi "nuansa
untuk permainan (the feel for the game)" dan merupakan bagian penting dari habitus ini adalah
persepsi mereka tentang akuntabilitas.
Kritik
Kekuatan dari penelitian Goddard (2004) adalah bahwa penelitian sebelumnya tentang praktek
akuntansi terutama penganggaran sangat terbatas sehingga penggunaan grounded theoy
sangat sesuai akibat keterbatasan literatur. Makalah ini juga memberikan sumbangan besar
terhadap untuk perancangan dan penggunaan anggaran dan untuk sistem dan struktur
pemerintahan, dengan menunjukkan pentingnya sistem penganggaran untuk mencapai
akuntabilitas dan tata kelola pemerintahan yang baik. Penggunaan konsep habitus Bourdieu
dalam memotret interaksi antar individu dalam organisasi juga merupakan pendekatan yang
tepat dalam penelitian praktek akuntansi. Habitus merupakan analisis sosiologis dan filsafati
atas perilaku manusia, . artinya habitus adalah nilai-nilai sosial yang dihayati oleh manusia,

dan tercipta melalui proses sosialisasi nilai-nilai yang berlangsung lama, sehingga mengendap
menjadi cara berpikir dan pola perilaku yang menetap di dalam diri manusia tersebut.
Goddard (2004) melalui proses wawancara yang tidak terstruktur kepada partisipan yang tekait
erat dengan penelitiannya menggali habitus akuntabilitas mereka sehingga mendapatkan
berbagai persepsi tentang akuntabilitas.
Kelemahan dari penelitian Goddard (2004) adalah pada metode pengumpulan data, tidak
terdapat penjelasan mengapa dari 53 wawancara hanya 42 yang ditranskrip, termasuk tidak
ditranskripnya beberapa wawancara lainnya yang terkait pemahaman atas akuntansi dan
praktek organisasi lainnya.
Masukan untuk penelitian selanjutnya, sebuah kritik atas habitus adalah tidak dapat menggali
kesadaran terdalam dari partisipan, sehingga ada perkembangan selanjutnya memadukan
antara fenomenology dan habitus, yang disebut dengan working class masculine habitus.1
Selain itu terdapat pula beberapa kritikan atas grounded theory.
Kritik terhadap grounded theory berfokus pada :2
1.
2.
3.

Kesalahpahaman atas statusnya sebagai teori (Apakah yang dihasilkan adalah benar
sebuah teori?)
Penjelasan Ground (Mengapa ide dari penemuan grounding penting dalam
pemeriksaan kualitatif- apakah yang dibuat grounded )
Tuntutan untuk menggunakan dan mengembangkan pengetahuan induktif.

Kritik tersebut disimpulkan oleh Thomas dan James. Alternatif lain terhadap grounded theory
adalah engaged theory. Engaged theory memberikan penekanan yang sama dalam
mengerjakan pekerjaan ground yang dihubungkan dengan proses analitik dari generalisasi
empiris. Tidak seperti grounded theory, engaged theory berada dalam tradisi critical theory,
menempatkan proses dalam kerangka kerja teoritikal yang lebih luas yang menjelaskan
perbedaan tingkat abstraksi dimana seseorang dapat membuat claim tentang dunia. 3
Simpulan
Penelitian Goddard (2004) memberikan sumbangan besar terhadap untuk perancangan dan
penggunaan anggaran dan untuk sistem dan struktur pemerintahan, dengan menunjukkan pentingnya
sistem penganggaran untuk mencapai akuntabilitas dan tata kelola pemerintahan yang baik. Penelitian
ini memberikan pemahaman mendalam tentang cara di mana akuntansi, terutama penganggaran di
pemerintah lokal berinteraksi dengan persepsi akuntabilitas. Teori hubungan antara praktek anggaran
dan persepsi akuntabilitas Goddard memberikan penjelasan yang lebih umum dari fenomena yang
1

Reay,D,'It's All Becoming a Habitus': Beyond the Habitual Use of Habitus in Educational Research British Journal of
Sociology of Education Vol. 25, No. 4, Special Issue: Pierre Bourdieu's Sociology of Education: The Theory of
Practice and the Practice of Theory (Sep., 2004), pp. 431-444
2
https://en.wikipedia.org/wiki/Grounded_theory
3
Ibid

dapat digunakan untuk menginformasikan penelitian lebih lanjut baik di sektor publik maupun di
luarnya. Penelitian Goddard (2004) berkontribusi terhadap literatur dengan memberikan penjelasan
yang mendalam tentang bagaimana dan mengapa praktik akuntansi berkembang dalam berbagai cara
dalam organisasi yang sama. Kunci untuk memahami perbedaan antara organisasi adalah untuk
memahami accountability habitus. Habitus menjelaskan bagaimana persepsi akuntabilitas dan budaya
organisasi menginformasikan praktek akuntansi, baik untuk mereplikasi praktek akuntansi yang ada
maupun mengembangkan praktek akuntansi yang baru.
Makalah ini juga menunjukkan bahwa " chameleon of accountability " lebih mirip dengan lukisan
Escher (kompleks dan penuh ilusi). Dibutuhkan interpretasi yang berbeda dari perspektif yang berbeda,
namun kesemuanya merupakan komponen yang valid dari gambaran keseluruhan yang kompleks.
References
Reay,D,'It's All Becoming a Habitus': Beyond the Habitual Use of Habitus in Educational Research British
Journal of Sociology of Education Vol. 25, No. 4, Special Issue: Pierre Bourdieu's Sociology of
Education: The Theory of Practice and the Practice of Theory (Sep., 2004), pp. 431-444
https://en.wikipedia.org/wiki/Grounded_theory

Eschers Best Pictures

Hand with Reflecting Sphere


From WikiArt.org

Relativity lattice

Anda mungkin juga menyukai