Anda di halaman 1dari 2

Manfaat pengungkapan kejayaan para penemu muslim dimasa lalu: A.

Mengungkapkan informasi dan fakta sejarah peradaban islam


yang pernah mencapai masa keemasannya kepada generasi islam masa kiniB. Mengajarkan hal-hal strategis berharga yang bisa
dilakukan generasi muslim sekarangC. Melakukan telaah yang mendalam serta evaluasi yang menyeluruh sehingga rahasia
kesuksesan ilmuwan muslim masa lalu bisa diteruskan oleh generasi muslim masa kini.
Berikut ini contoh dari sebagaian ilmuwan muslim dan temuannya1. Jabir bin Hayyan
Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 750 dan
wafat pada tahun 803. Kontribusi terbesar Jabir adalah dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada
Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam
penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan
reaksi kimia yang terjadi, sehingga dapat dianggap Jabir telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.Kontribusi lainnya
antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen
untuk melakukan proses-proses tersebut.
2. Muh ammad bin Ms al-Khawrizm
Muh ammad bin Ms al-Khawrizm (bahasa Arab: ) adalah seorang ahli dalam bidang matematika, astronomi,
astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwrizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar
tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di BaghdadBuku pertamanya,
al-Jabar, adalah buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak
Aljabar. Al-Khwrizm juga berperan penting dalam memperkenalkan angka Arab melalui karya Kitb al-Jama wa-l-tafrq bi-h isb
al-Hind yang kelak diadopsi sebagai angka standar yang dipakai di berbagai bahasa serta kemudian diperkenalkan sebagai Sistem
Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada abad ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan
tulisan-tulisan tentang astronomi dan astrologi.Kontribusinya tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam
kebahasaan. Kata "aljabar" berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menyelesaikan notasi kuadrat,
yang tercantum dalam bukunya. Kata algorisme dan algoritma diambil dari kata algorismi, Latinisasi dari namanya. Namanya juga di
serap dalam bahasa Spanyol, guarismo, dan dalam bahasa Portugis, algarismo bermakna digit.
3. Al-Jh iz
Al-Jh iz (781 Desember 868/Januari 869) adalah seorang cendekiawan Afrika-Arab yang berasal dari Afrika Timur[4][5] Ia
merupakan sastrawan Arab dan memiliki karya-karya dalam bidang literatur Arab, biologi, zoologi, sejarah, filsafat, psikologi,
Teologi Mu'taziliyah, dan polemik-polemik politik religi.Kehidupan Perjalanan hidup masa kecil Al Jahiz tidak begitu banyak
diketahui. Al JahiZ lahir dari keluar yang sangat sederhana. Dilahirkan di Kota Basra pada tahun 160 Hijriah atau Februari 776. Dia
menegaskan dalam sebuah buku bahwa ia merupakan bangsa Arab dari suku Kinanah.Untuk membantu keluarga, Al Jahiz berjualan
ikan disekitar saluran irigasi di Kota Basra. Kesulitan keuangan tidak menghambat Al Jahiz untuk terus mencari ilmu pengetahuan. Al
Jahiz terbiasa berkumpul dengan para pemuda di masjid utama Kota Basra membahas dan mengkaji berbagai bidang ilmu
pengetahun. Ia juga selalu menghadiri perkuliahan yang membahas tentang filologi, leksikografi dan sastra puisi.Al Jahiz melanjutkan
dan menempuh masa pendidikanya selama 25 tahun. Sehingga memperoleh banyak ilmu pengetahuan tentang ilmu sastra Arab
terutama puisi, filologi Arab, sejarah bangsa Arab dan bangsa persia sebelum Islam. Selain itu ia mempelajari ilmu Alquran dan
hadits. Selain itu Al Jahiz juga membaca buku-buku yang diterjemahkan dari bangsa Yunani seperti filsafat Yunani khususnya
Aristoteles. Pada masa tersebut kekhilafahan Abbasiyah dalam masa keemasan dengan adanya perkembangan budaya, ilmu
pengetahuan dan pendidikan. Buku-buku, perpustakaan mudah ditemukan di wilayah kekhilafahan yang memudahkan para pelajar
memepelajari berbagai ilmu pengetahuan.
4. Al Battani
Al Battani (sekitar 850 - 923) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Nama lengkap: Ab Abdullh
Muh ammad ibn Jbir ibn Sinn ar-Raqq al-Harrani as -S abi al-Battn), lahir di Harran dekat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang
terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.Al Battani juga menemukan
sejumlah persamaan trigonometri. Dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaanpersamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangent.Al Battani bekerja di Suriah, tepatnya di arRaqqah dan di Damaskus, yang juga merupakan tempat wafatnya.
5. Abu Ysuf Yaqb ibn Ish q as - S abbh al-Kind

Abu Ysuf Yaqb ibn Ish q as - S abbh al-Kind dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam. Semasa hidupnya,
selain bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Banyak karya-karya para filsuf Yunani diterjemahkannya dalam bahasa Arab;
antara lain karya Aristoteles dan Plotinos. Sayangnya ada sebuah karya Plotinus yang diterjemahkannya sebagai karangan Aristoteles
yang berjudul Teologi menurut Aristoteles, yang di kemudian hari menimbulkan sedikit kebingungan.Ia adalah filsuf berbangsa Arab
dan dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Secara etnis, al-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah,
salah satu suku besar daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan al-Kindi adalah menghadirkan filsafat Yunani kepada kaum
Muslimin setelah terlebih dahulu mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut.Al Kindi telah menulis banyak karya dalam pelbagai
disiplin ilmu, dari metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optik, juga
meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.Di antaranya ia sangat menghargai
matematika. Hal ini disebabkan karena matematika, bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari
filsafat. Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih
dulu menguasai matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni, geometri dan astronomi.Yang paling utama
dari seluruh cakupan matematika di sini adalah ilmu bilangan atau aritmetika karena jika bilangan tidak ada, maka tidak akan ada
sesuatu apapun.
Qauliyah adalah ayat-ayat yang sudah tertulis dalam Al qur'an sedangkan ayat-ayat Kauniyah adalah ayat-ayat Allah yang ada
di sekitar kita alam, kejadian, persoalan hidup, dan semua dinamika yang
Adapun kondisi umat Islam sekarang yang mengalami kemunduran dalam bidang sains dan teknologi adalah disebabkan
oleh berbagai hal. Sains Islam mulai terlihat kemunduran yang signifikan adalah selepas tahun 1800 disebabkan faktor eksternal
seperti pengaruh penjajahan yang dengan sengaja menghancurkan sistem ekonomi lokal yang menyokong kegiatan sains dan
industri lokal.

Diantara ilmuan Muslim yang telah berhasil memberikan sumbangannya adalah:


1. Abu Jafar Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi (780-850 M). Beliau adalah peletak ilmu al-jabar sebagai cabang matematika
independen dan meletakkan dasar-dasar dibidang astronomi. Bukunya yang paling terkenal dan mempengaruhi
perkembangan Eropa adalah al-jabar al-Muqabalah (pengutuhan kembali dan pembandingan). Sebagai bapak al-jabar, alKhawarizmi meringankan beban para pedagang Asia Tengah yang kesulitan dalam menghitung, karena angka-angka
bilangan yang dominan waktu itu. Al-Khawarizmi memecahkan kesulitan itu dengan memperkenalkan angka nol
Penemuan dari Al-Khawarizmi ini merupakan sumbangan yang sangat berarti dalam kehidupan peradaban modern
sebab kemajuan teknologi sangat membutuhkan suatu klasifikasi desimal yang sistematik dengan menggunakan bilangan
nol.
2. Alauddin Abu Al-Hassan Ali ibn Abi Al-Hazm Al-Qurasi, lebih dikenal sebagai Ibn Al-Nafis (1210-1296M). Ibn Al-Nafis adalah
seorang ilmuan dibidang kedokteran. Uraiannya tentang peredaran darah paru-paru yang lengkap dan terperinci muncul 3
(tiga) abad mendahului Michael Servetus, Realdus Colombus, dan William Harvey. Yang mengagumkan adalah Al-Nafis
menguraikannya sebelum Mikroskop ditemukan orang. Dari Uraiannya itu disimpulkan bahwa Ibn Al-Nafis memandang paruparu dan jantung sebagai dua unsur yang tidak terpisahkan dari suatu kesatuan yang kini disebut sistem kardio pulmoner
(sistem jantung paru-paru)

Anda mungkin juga menyukai