Hemodialisa GGK PDF
Hemodialisa GGK PDF
TESIS
DARYANI
NPM 0906504606
UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
DARYANI
NPM 0906504606
Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama
: Daryani
NIM
: 0906504606
Tanda Tangan :
Tanggal
: Juli 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Thesis dengan
judul
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Thesis ini dibuat dalam rangka
menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh gelar Magister Keperawatan
Kekhususan Medikal Bedah di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan thesis ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, dorongan, saran dan kritik yang membangun serta doa dari berbagai
pihak. Pada kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih yang setulusnya
kepada yang terhormat:
1. Ibu Krisna Yetti, S.Kp., M.App.Sc, selaku Pembimbing Akademik dan
sekaligus Pembimbing I Tesis ini yang telah memberikan bimbingan, arahan,
saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan tesis ini.
2. Ibu Lestari Sukmarini, S.Kp., MN, selaku pembimbing II atas segala
bimbingan, arahan, saran dan kritik yang membangun selama penyusunan
tesis ini.
3. Ibu Tuti Herawati, S.Kp., MN, yang telah berkenan menjadi penguji III,
terimakasih atas masukannya.
4. Ibu MG Eny Mulyatsih, S.Kp.M.Kep.Sp.KMB yang telah berkenan menjadi
penguji IV, terimakasih atas masukannya.
5. Ibu Astuti Yuni Nursasi SKp.MN,
iii
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
Peneliti menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, penulis sangat
mengharapkan masukan, saran, kritik yang bersifat membangun.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang telah
Bapak/Ibu/Saudara/i berikan dan mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat bagi
upaya peningkatan mutu pelayanan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.
Penulis
iv
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
Nama
NPM
Program Studi
Fakultas
Jenis Karya
: Daryani
: 0906504606
: Magister Ilmu Keperawatan
: Ilmu Keperawatan
: Tesis
Dibuat di
: Depok
Pada tanggal : Juli, 2011
Yang Menyatakan
(Daryani)
Abstrak
Nama
Program Study
Judul
: Daryani.
: Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inisiasi Hemodialisis Di RSUP
Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Tesis ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan inisiasi hemodialisis di
RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian ini dilakukan dengan studi retrospektif.
Populasi sebanyak 101 pasien. Metode pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil analisis
menunjukkan faktor yang mempengaruhi keputusan inisiasi dialisis adalah usia, jenis kelamin,
asuransi, kadar kreatinin, LFG dan dukungan pelayanan kesehatan, analisis multivariat
menunjukan bahwa nilai OR 20,099. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu pelatihan bagi
perawat menjadi edukator yang baik, terbentuknya tim edukasi dari berbagai disiplin ilmu dan
adanya advokasi bagi pasien dalam memperoleh asuransi kesehatan.
viii
Universitas Indonesia
Abstract
Name
Program Study
Title
: Daryani
: Post Graduate Program Faculty Of Nursing University Indonesia.
: Factors That Influence The Decision Of Initiation Hemodialysis in
RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten.
The focus of this study is the factors that influence the decision of initiation of hemodialysis of
Dr Soeradji Tirtonegoro hospital Klaten. This research was retrospective study. Population of
101 patients. The method of sampling was total sampling. This analysis showed that factors
affecting the decision of initiation hemodialysis were age, gender, health insurance, creatinine
levels, LFG, family support and health services support. The significant factors contributing was
health insurance (p value = 0,000), multivariate analysis found the value OR 20,099. The
researcher suggests that nurse need training to become a good educator, establishment of
educational teams from multidisciplinary and the advocacy for the patient in obtaining health
insurance.
viii
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
1
1
4
5
6
8
8
8
8
9
10
12
13
14
14
14
14
15
25
27
28
28
29
30
35
35
35
37
v
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
37
37
39
42
44
48
vi
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
DAFTAR TABEL
vii
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
DAFTAR SKEMA
viii
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Penyakit gagal ginjal tahap akhir atau End Stage Renal Diseases (ESRD) adalah
suatu kondisi kerusakan ginjal yang dimanifestasikan dengan abnormalitas
struktural atau fungsional ginjal, dengan penurunan Laju Filtrasi Glomerulus
(LFG) hingga kurang dari 15 mL/min/1.73 m2 disertai dengan abnormalitas hasil
pemeriksaan laboratorium darah, urine atau pemeriksaan imaging dan kondisi
pasien yang semakin memburuk (Pedoman Pelayanan Hemodialisis, 2008;
Kallenbach et al, 2005; Black & Hawks, 2005).
Penyakit gagal ginjal kronik menjadi suatu fenomena di negara maju dan
berkembang. Di Indonesia penyakit gagal ginjal kronik merupakan masalah yang
besar. Prevalensi meningkat 10% pertahun (Sudoyo, 2007). Berdasarkan data PT
ASKES terdapat 350 orang per sejuta penduduk Indonesia menderita gagal ginjal.
Data dari rumah sakit milik pemerintah daerah dan Departemen Kesehatan
diketahui bahwa sepanjang tahun 2005 terdapat 125.441 pasien gagal ginjal
menjalani terapi pengganti ginjal yaitu hemodialisis (PERNEFRI, 2008).
Terapi hemodialisis ini cukup efektif, walaupun angka kesakitan dan kematian
pasien masih tinggi. Di Amerika Serikat pelaksanaan hemodialisis mencapai 66%
pasien gagal ginjal, sedangkan di Eropa mencapai 46% - 98% pasien menjalani
hemodialisa (Vassalotti et al, 2006).
Inisiasi hemodialisis
pengganti ginjal yang dilakukan pada pasien dengan nilai Laju Filtrasi
Glomerulus (LFG) kurang dari 15ml/menit atau pasien gagal ginjal
dengan
komplikasi akut yaitu edema paru, hiperkalemia dan asidosis metabolik berulang.
1
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
Universitas Indonesia
mortalitas pasien. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Shaefer & Rohrich (1999) dengan hasil bahwa pasien yang menjalani inisiasi
dialsis tepat waktu mempunyai kualitas hidup yang baik dibandingan pasien yang
terlambat inisiasi. Usia harapan hidup pasien dapat mencapai lebih dari 75 tahun.
inisiasi
yang
meliputi jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan kesehatan (Dogan
et al, 2008), faktor sosial yaitu dukungan yang diberikan kepada pasien dari
keluarga dan orang-orang yang dekat dengan pasien (Obrador et al, 1999; Kausz
et al, 2000), faktor ekonomi meliputi pendapatan penghasilan bulanan dan status
asuransi (Brenner Hellen, 2006; Obrador et al, 1999; Kausz et al, 2000), faktor
dukungan pelayanan kesehatan (Dixon et al, 2011; Emergency Nurse, 2011) serta
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
faktor biologis meliputi penyakit peyebab gagal ginjal dan informasi nilai
laboratorium yang meliputi nilai LFG dan kreatinin (Obrador et al, 1999; Busuioc
et al, 2008; Wilson, 2006; Ledebo et al, 2001).
Dukungan kepada pasien yang baik dari berbagai faktor dapat mempengaruhi
pasien dalam mengambil keputusan inisiasi hemodialisis
sebagai
modalitas
edukator
dan konselor
setelah didiagnosis gagal ginjal tahap akhir, sedangkan 4 pasien (45%) menolak
inisiasi hemodialisis (Data Primer RS, 2011).
beberapa
alasan yang
pasien memahami kalau dirinya sakit dan ingin sembuh, usia masih muda serta
mendapat dukungan penuh dari keluarganya. Sedangkan pasien yang menolak
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
Rumah Sakit terdapat lebih dari 50% pasien gagal ginjal memulai hemodialisis
dengan rata-rata kadar ureum > 200 mgdl, kadar kreatinin > 7 mgdl.
pemeriksaan
laboratorium
menunjukan
pasien
mengalami
anemia
Hasil
dan
hipoalbumin (< 2,5 mg%) dengan sebagian riwayat penyakit pasien 60%
hipertensi, 35% diabetes mellitus dan 5% disebabkan karena toksik (Data Primer
RS, 2011).
keperawatan
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
keputusan
inisiasi
di RSUP Dr Soeradji
Tirtonegoro Klaten.
geografi
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
terhadap
inisiasi
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab II ini akan menguraikan konsep konsep teori yang mendukung dalam
penelitian meliputi gagal ginjal, inisiasi hemodialisis dan faktor- faktor yang
mempengaruhi keputusan
hemodialisis .
(Black & Hawks, 2005). Sedangkan gagal ginjal kronik adalah suatu
kondisi kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau lebih, yang
dimanifestasikan dengan abnormalitas struktural atau fungsional ginjal, dengan
penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) hingga kurang dari 60mL/Min/1.73 m2
disertai dengan abnormalitas hasil pemeriksaan laboratorium darah, urine atau
pemeriksaan imaging
Pelayanan Hemohemodialisis, 2008; Kallenbach et al, 2005; Black & Hawks, 2005).
2.1.2 Etiologi
Kerusakan nefron secara permanen pada pasien dengan gagal ginjal kronik tahap
akhir dapat disebabkan oleh beberapa penyakit. Tiga penyakit utama penyebab gagal
ginjal tahap akhir yaitu Diabetes Mellitus (43.4%), hipertensi (25.5%) dan
glomerulonefritis (8.4%) (USRD, 2002 dalam Ignatavicius dan Workman, 2006).
National Kidney Foundation K/DOQI, 2002 dalam Kallenbach et al, 2005,
Universitas Indonesia
menyebutkan beberapa penyebab penyakit gagal ginjal kronik tahap akhir yaitu
Diabetes Melitus tipe 1 dan 2 (44%), Hipertensi (27%), Glomerulonefritis (8%),
kistik ginjal (2%) dan penyebab lain diantaranya sistemik lupus eritematous, Human
Imunodeficiency Virus (HIV), nefropati diabetik, hepatitis B atau C, batu ginjal,
multiple myelomas (19%).
2.1.3 Klasifikasi
Klasifikasi gagal ginjal kronik didasarkan pada nilai laju filtrasi glomerulus. Gagal
ginjal tahap akhir (End Stage Renal Diseases/ESRD), laju filtrasi glomerulus kurang
dari 15 mL/menit/1.73 m2. Klasifikasi, penatalaksanaan dan komplikasi penyakit
gagal ginjal kronik berdasarkan derajat penyakit adalah sebagai berikut (NKF
K/DOQI, 2002 dalam Kallenbach, 2005; Black & Hawks, 2005; Soeparman, 2007,
Sudoyo, 2006) dalam tabel 2.1 dibawah ini.
Tabel 2.1
Klasifikasi, penatalaksanan dan komplikasi dari gagal ginjal
Derajat
Penjelasan
Kerusakan
Ginjal dengan
LFG normal
LFG
Rencana tata laksana
(mL/min)
> 90
60-89
Komplikasi
Kerusakan Ginjal
dengan penurunan
dengan LFG
Ringan
3.
Penurunan LFG
sedang
30-59
Penurunan LGF
berat
15-29
Persiapan untuk
terapi pengganti
Ginjal
Tekanan
darah
mulai
meningkat
Hiperfosfatemia,
Hiperkalem
ia,Anemia,
HT.
malnutrisi,
asidosis metabolik
hiperkalemia, hiperlipidemia
Universitas Indonesia
10
< 15
Terapi pengganti
ginjal
gagal jantung
uremia
(Kallenbach et al,
2005).
d. Sistem Gastrointestinal
Ulserasi dan perdarahan saluran cerna disebabkan oleh karena iritasi mukosa
gaster oleh karena uremia dan iritasi ammonia. Diare disebabkan karena iritasi
pada usus atau dapat terjadi karena hiperkalemia. Kejadian konstipasi
Universitas Indonesia
11
rendahnya
Smeltzer
Universitas Indonesia
12
i. Sistem Reproduksi
Perubahan hormon tubuh diantaranya estrogen, progresteron dan testosteron
dapat menyebabkan gangguan pada system reproduksi. Manifestasi klinik
yang sering muncul pada system reproduksi diantaranya yaitu amenore,
oligomenore, infertilitas. (Kallenbach, 2005).
j. Ketidak seimbangan Metabolisme
Ketidakseimbangan metabolisme disebabkan karena uremia berhubungan
dengan metabolisme glukosa, lemak dan protein.
2.1.5
Patofisiologi
Universitas Indonesia
13
60% pasien masih belum ada keluhan atau asimptomatik tetapi sudah terjadi
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Pada LFG sebesar 30% mulai timbul
keluhan seperti nokturia, lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat
badan. Penurunan LFG dibawah 30% terjadi gejala dan tanda uremia yang nyata
seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan
kalsium. Gejala lain dari uremia yaitu pruritus, mual, muntah, mudah terjadi infeksi
pada saluran perkemihan, pencernaan dan pernafasan. Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit yang sering terjadi yaitu hipervolemia, natrium dan kalium.
Pada LFG kurang dari 15% merupakan stadium gagal ginjal yang sudah terjadi gejala
dan komplikasi yang lebih berat dan memerlukan terapi pengganti ginjal (renal
replacement therapy) antara lain hemodialisis atau transplantasi ginjal.
2.1.6
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan gagal ginjal kronik dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu:
a. Tahap pertama terdiri dari terapi konservatif yang ditujukan untuk meredakan atau
memperlambat gangguan fungsi ginjal progresif, penatalaksanaan ini diantaranya
yaitu mengoptimalisasikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan garam,
diit tinggi kalori, rendah protein, kontrol hipertensi, kontrol ketidakseimbangan
elektrolit, deteksi dini, terapi infeksi dan deteksi terapi komplikasi (Soeparman,
2007; PERNEFRI, 2003). Tindakan ini juga bertujuan untuk mempertahankan
fungsi nefron dan meningkatkan kualitas kesehatan pasien.
b. Tahap kedua adalah terapi hemodialisis dan transplantasi ginjal. Terapi
hemodialisis dilakukan setelah
keadaan ini terjadi gagal ginjal terminal dan satu-satunya pengobatan yang efektif
adalah hemodialisis dan transplantasi ginjal (Raharjo et al, 1996;
2005;
Kalenbach,
Universitas Indonesia
14
Definisi
mengurangi morbiditas,
Universitas Indonesia
15
hemodialisis dengan waktu yang tepat dibandingkan pasien usia muda. Pasien
dengan inisiasi yang tepat mempunyai usia harapan hidup sampai 75 tahun
(Wilson et al, 2006; Shaefer & Rohrich, 1999 dalam Busuioc et al, 2008).
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin diduga mempengaruhi penerimaan kondisi sakit seseorang. Jenis
kelamin laki-laki lebih cepat menerima kondisi sakitnya daripada perempuan. Hal
tersebut membuat pasien perempuan cenderung terlambat datang ke pelayanan
kesehatan.
Keterlambatan
itu
berpengaruh terhadap
pelaksanaan
inisiasi
Universitas Indonesia
16
hemodialisis. Hal itu sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kauzs et
al (2000) menyebutkan bahwa jenis kelamin perempuan berpeluang lebih tinggi
terlambat melakukan inisiasi hemodialisis dibandingkan pria.
masih kurang, edukasi tentang perawatan kepada perempuan yang tersedia tidak
memadai,
Proses pendidikan merujuk pada kawasan kognitif, afektif dan psikomotor terkait
dengan usaha dan hasil pendidikan. Usaha pendidikan seyogyanya diarahkan untuk
terjadinya perubahan perilaku secara menyeluruh. Kawasan perubahan perilaku itu
diantaranya kawasan kognitif/intelektual yang meliputi pengetahuan, pemahaman,
penerapan, penguaraian/analisis dan memadukan. (Notoatmojo, 2003; Printrich &
Schunk, 1996; Robins, 2001).
Universitas Indonesia
17
untuk dapat merubah perilaku dalam mencari pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Dogan et al (2008) yang menyebutkan bahwa resiko
komplikasi penyakit ginjal banyak terjadi pada pasien yang mempunyai tingkat
pendidikan rendah. Notoatmojo, (2007) menyebutkan
bahwa pengetahuan
Universitas Indonesia
18
Peneliti Jassal et al, (1998) dalam Thomas, (2002) menyebutkan bahwa pasien
dengan usia tua akan datang ke tempat
datang ke rumah sakit dengan jarak lebih jauh untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2.2.4.3 Faktor dukungan keluarga
Dukungan keluarga merupakan dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga
ataupun orang-orang yang terdekat dengan pasien. Dukungan ini akan menyediakan
sumber daya yang dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang
diberikan kepada seseorang yang membutuhkan dan diperoleh dari orang-orang yang
terpercaya (Dixon, 2011). Dengan dukungan ini membuktikan bahwa individu
tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain.
Selain keluarga sumber dukungan sosial pada pasien dapat diperoleh dari berbagai
sumber dalam suatu jaringan sosial yang dimiliki oleh pasien tersebut.
Sumber
dukungan yang lain diantaranya teman, rekan kerja, staf medis dan kelompok
masyarakat yang ada disekitar pasien (McClellan, 1993).
Beberapa pengaruh yang dapat dirasakan oleh pasien terhadap dukungan sosial yang
diberikan oleh orang lain adalah:
a. Efek langsung/direct effects yaitu pasien akan bertingkah laku positif saat pasien
mengalami stress karena menderita gagal ginjal tahap akhir. Hasil penelitian
McClellan (1993) menyebutkan bahwa pasien yang mendapatkan dukungan sosial
dengan baik akan menunjukan perilaku positif saat mengalami stress akibat
didiagnosis gagal ginjal dan harus melakukan hemodialisis.
Universitas Indonesia
19
memodifikasi
pertahanan/buffering
effect
yaitu
dukungan
sosial akan
dapat
menghilangkan efek negatif dari stress. Baron & Byrne (2000 ) mengatakan
bahwa dukungan sosial yang diterima oleh seorang individu akan dapat
meningkatkan daya tahan tubuh sehingga kualitas kesehatan meningkat. Hasil
penelitian McClellan (1993) menyebutkan bahwa dukungan sosial yang tinggi
pada pasien gagal ginjal dengan hemodialisis dapat meningkatkan usia harapan
hidup.
Dukungan sosial yang dapat diberikan oleh keluarga ataupun sumber lain kepada
pasien gagal ginjal dengan hemodialisis menurut McClellan (1993) dapat berbentuk
dukungan:
a. Emotional support/dukungan emosi yaitu pemberian perhatian, empati, semangat
sehingga pasien merasa nyaman, merasa dimiliki dan dicintai saat stress
menghadapi inisiasi hemodialisis. Hasil penelitian Harwood et al, (2005)
menyebutkan bahwa stress dapat terjadi pada pasien gagal ginjal yang harus
menjalani hemodialisis. Pemberian dukungan emosi kepada pasien
dapat
Universitas Indonesia
20
secara langsung terhadap pasien gagal ginjal dengan memfasilitasi secara finansial
selama pasien menjalani perawatan atau hemodialisis serta dukungan membantu
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab pasien. Hasil penelitian Harwood et al,
(2005) menyebutkan salah satu stress psikososial pasien gagal ginjal tahap akhir
adalah ketidak mampuan pasien mengerjakan ataupun mengelola pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab pasien sebelumnya.
Instrumental support/dukungan
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
Hubungan yang baik dan saling percaya antara pasien gagal ginjal dengan tenaga
kesehatan professional sangat penting untuk mempertahankan sikap positif terhadap
pengobatan. Bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh pelayanan kesehatan
diantaranya yaitu memberikan rasa empati dan perhatian sehingga pasien mampu
membuat keputusan yang tepat, mendukung keputusan inisiasi hemodialisis yang
ditetapkan pasien, memberikan informasi tentang penyakit dan penatalaksanaanya,
serta dukungan yang membuat pasien merasa menjadi anggota keluarga yang dihargai
(Thompson et al, 2008; Neyhart et al, 2010; Emergency Nurse, 2011).
Hasil penelitian Neyhart et al, (2010) menyebutkan bahwa pasien yang membuat
rencana pengobatan dengan bantuan saran dan dukungan dari tenaga kesehatan,
cenderung tepat waktu dalam melaksanakan inisiaisi dialisi.
Burrows, (2008) menyebutkan bahwa pasien yang mempunyai hubungan baik dengan
petugas kesehatan akan memiliki kepatuhan pada penatalaksanaan penyakitnya.
Semakin baik hubungan pasien dengan petugas kesehatan akan memberikan
dukungan yang besar terhadap ketaatan pasien dalam inisiasi hemodialisis.
Dukungan petugas pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan peran petugas.
Perawat atau dokter dapat memberikan kenyamanan pasien untuk belajar dengan
memfasilitasi
pemberian
informasi
yang
benar
tentang
penyakit
dan
Universitas Indonesia
23
yang belum diketahui berkaitan dengan inisiasi hemodialisis serta mengevaluasi hasil
proses belajar pasien (Murphy&Byrne, 2009)
Faktor biologis
akan
mengalami
perubahan
membran
dasar
nefron
yang
Universitas Indonesia
24
Hipertensi menjadi penyebab gagal ginjal kronik akibat aktivasi aksis rennin
angiotensin dan kerjasama keduanya dalam meningkatkan sekresi aldosteron.
Hipertensi merupakan resiko morbiditas dan mortalitas yang meningkat sesuai
dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik (Smeltzer & Bare, 2002).
c) Penyebab lain
Penyakit lain yang mendasari terjadinya gagal ginjal adalah glomerulonefritis,
kistik ginjal, penyakit sistemik lupus eritematous, Human Imunodeficiency
Virus (HIV), nepropati, hepatitis B atau C, batu ginjal, multiple myelomas
serta nefrotoksik (National Kidney Foundation K/DOQI, 2002 dalam
Kallenbach et al, 2005).
Universitas Indonesia
25
Urin ditampung selama 24 jam untuk menghitung jumlah urine dan kadar
kreatinin dalam urin. Pada akhir pengumpulan urin dilakukan pemeriksaan kadar
kreatinin serum dan klirens kreatinin dihitung dengan rumus volume urin x
kadar kreatinin urin dibagi kadar kreatinin darah. Hasil perhitungn dikonversi
dengan
pendidik/educator,
koordinator
dalam
pemberian
pelayanan
Universitas Indonesia
26
Peran lain perawat dalam mendukung pasien melakukan inisiasi hemodialisis adalah
pendidik/educator dan konselor yaitu menggunakan kemampuan komunikasi
teraputik untuk memberikan informasi, membuat rujukan dan memfasilitasi proses
pemecahan masalah serta kemampun pasien dalam mengambil keputusan. Keputusan
penting yang harus diambil pasien adalah melakukan inisiasi hemodialisis.
Beberapa kompetensi klinik yang harus dikuasai oleh perawat dalam merawat pasien
gagal ginjal tahap akhir yaitu sebagai agen pembaharu yang melakukan innovasi,
dapat berkolaborasi dengan kemampuan komunikasi yang baik, menjadi leader dalam
pemecahan masalah, penetapan prioritas, menjalankan otoritas, memberikan
dukungan secara emosional pada situasi yang dihadapi pasien serta berperan sebagai
perawat professional dalam bekerja dengan tetap melindungi hak pasien dalam
pengambilan keputusan untuk berperan serta aktif dalam perawatan (Gerrish,2005).
Universitas Indonesia
27
- Diabetes Mellitus
- Hipertensi
- Kerusakan akibat penyakit
lain
Penurunan LFG
Sklerosis
nefron
Aktivitas RAA
intra renal
Hiperfiltrasi
Sklerosis
Progresifitas
Hipertropi Nephron
Albuminuria
Hipertensi
Hiperglikemia
Dislipidemia
Stadium I
LFG > 90
mL/min
Stadium II
LFG 60-89
mL/min
TD mulai
meningkat
Stadium III
LFG 30-59
mL/min
Stadium IV
LFG15-29
mL/min
Hiperfosfatemia,
anemia,hipertensi
hiperkalemia,
hiperparatiroid.
Asidosis
metabolik,
hiperkalemia,
hiperlipidemia
Stadium V
Indikasi hemodialisis:
- Peningkatan serum
kreatinin.
- LFG < 15mL/menit
- Edema paru,
hiperkalemia, asidosis
metabolik, nefropahti
Inisiasi
Hemodialis
Sumber: Soeparman 2007; Price & Wilson, 2005; Black & Hawks, 2005; Sudoyo,
2006
Universitas Indonesia
BAB 3
KERANGKA KONSEP,
HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Pada bab ini diuraikan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis penelitian
dan definisi operasional. Kerangka konsep adalah kerangka yang menghubungkan
beberapa konsep yang akan diteliti, digunakan sebagai kerangka pikir dalam
penelitian dan merupakan pengembangan dari beberapa teori yang telah dibahas.
Hipotesis adalah pernyataan atau jawaban sementara tentang hubungan yang
diharapkan antara variabel penelitian yang dapat diuji secara empiris. Definisi
operasional adalah
penelitian
sehingga
memudahkan
pengukuran
dan
pengamatan
serta
28
Universitas Indonesia
29
Variabel Independent
Variabel Dependent
KEPUTUSAN
INISIASI
HEMODIALISIS
3.2 HIPOTESIS
3.2.1 Hipotesis Mayor dalam penelitian ini adalah:
Ada pengaruh faktor demografi, faktor geografi, faktor ekonomi, faktor dukungan
sosial, faktor biologis dan faktor dukungan pelayanan kesehatan terhadap
keputusan inisiasi hemodialisis pada pasien gagal ginjal tahap akhir (End Stage
Renal Disease/ESRD).
30
b. Ada pengaruh faktor geografi yaitu jarak yang ditempuh dari tempat
tinggal sampai dengan rumah sakit terhadap keputusan
hemodialisis pada pasien gagal ginjal tahap akhir
inisiasi
Disease/ESRD).
c. Ada pengaruh faktor ekonomi yang meliputi pendapatan perbulan dan
status asuransi terhadap keputusan inisiasi hemodialisis pada pasien gagal
ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease/ESRD).
d. Ada pengaruh faktor dukungan keluarga terhadap keputusan inisiasi
hemodialisis
Disease/ESRD).
e. Ada pengaruh faktor biologis yang meliputi penyakit yang mendasari dan
hasil pemeriksaan kreatinin dan Laju Fitrasi Glomerulus (LFG) terhadap
keputusan inisiasi hemodialisis pada pasien gagal ginjal tahap akhir (End
Stage Renal Disease/ESRD).
f. Ada pengaruh faktor dukungan pelayanan kesehatan terhadap keputusan
inisiasi hemodialisis pada pasien gagal ginjal tahap akhir (End Stage
Renal Disease/ESRD).
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
31
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Definisi
Operasional
Hasil Ukur
Skala
Variabel dependent
Keputusan
Inisiasi
Hemodialisis
Penentuan pilihan
untuk
memulai
proses
hemodialisis
sebagai
terapi
pengganti ginjal
setelah
pasien
didiagnosis gagal
ginjal tahap akhir.
Cara:
Studi 0= tidak menunda
dokumentasi
1= menunda
Alat: Medical
Record
Nominal
Variabel Independent
Usia
Jenis Kelamin
Pendidikan
Lama
hidup
responden
dihitung
dari
tahun kelahiran
sampai
saat
responden
didiagnosis gagal
ginjal tahap akhir
dan
harus
melakukan
inisiasi
hemodialisis.
Identitas ciri fisik
biologis
yang
menunjukan
gender
Tingkat
pendidikan
formal yang telah
ditempuh
oleh
responden
saat
responden
didiagnosis gagal
ginjal tahap akhir
dan
harus
melakukan
inisiasi
hemodialisis.
Cara:
Studi Jumlah
waktu Interval
dokumentasi
dalam tahun
Alat: Medical
Record
Cara:
Studi
dokumentasi
Alat: Medical
Record
Cara:wawancara
terpimpin
dengan
responden
Alat: Kuisioner
0= Laki-laki
1= Perempuan
Nominal
Tingkat
Ordinal
pendidikan yang
ditempuh:
1. Tidak sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. PT
Dalam
analisis
lebih
lanjut
variabel
pendidikan
dikategorikan
menjadi:
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
32
0=
1=
Pekerjaan
Kegiatan harian
yang
menjadi
tanggung jawab
responden yang
mendapatkan
penghasilan guna
memenuhi
kebutuhan hidup,
pada saat pasien
didiagnosis gagal
ginjal tahap akhir
dan
harus
melakukan
inisiasi
hemodialisis.
Cara:
wawancara
terpimpin
dengan
responden
Alat: kuisioner
Faktor
Geografi
Jarak
yang
ditempuh
dari
tempat
tinggal
untuk sampai ke
rumah sakit, saat
pertama
kali
responden
didiagnosis gagal
ginjal tahap akhir
dan
harus
melakukan inisasi
hemodialisis.
Cara:wawancara
terpimpin
dengan
responden
Alat:kuisioner
Pendapatan
Hasil
perbulan
digunakan
pemenuhan
keperluan
/kebutuhan
pasien
pertama
didiagnosis
kerja Cara:
yang Wawancara
untuk terpimpin
dengan
responden
hidup Alat:Kuisioner
saat
kali
gagal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
pendidikan
tinggi
yang
terdiri
dari
SMA dan PT
pendidikan
rendah yang
terdiri
dari
tidak sekolah,
SD dan SMP.
Tidak bekerja
Nominal
Buruh
Petani
Pegawai
swasta
Pedagang
PNS
Dalam
analisis
lebih
lanjut
variabel pekerjaan
dikategorikan
menjadi:
0 = tidak bekerja
1 = bekerja yang
meliputi
buruh, petani,
pegawai
swasta,
pedagang dan
PNS
Jarak
dengan
satuan kilometer
Rasio
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
33
Status
Asuransi
Dukungan
sosial
Dukungan
Pelayanan
Kesehatan
Bantuan
dan
hubungan yang
memberikan
dampak positif
dan memberikan
kenyamanan baik
fisik
ataupun
psikologis yang
Cara:
studi 0= Asuransi
dokumentasi
1=Tidak Asuransi
Alat: Medical
Record
Cara:
Wawancara
terpimpin
dengan
responden.
Alat: Kuisioner
dukungan sosial
dengan 20 item
pertanyaan.
Pengukuran
dengan
menggunakan
skala
Likert
dengan nilai:
1. Tidak pernah
2. Kadangkadang
3. Sering
4. Selalu
Cara:
Wawancara
terpimpin
dengan
responden.
Alat: Kuisioner
dukungan
pelayanan
Nominal
Dikelompokan
Nominal
menjadi 2 yaitu
berdasarkan Cut
Of Point skor
dukungan sosial
menurut
Arikunto (2002)
yang
menyatakan
bahwa
untuk
penelitian sikap
dan
perilaku
dapat digunakan
batasan nilai
75-80%.
Pengkatagorian
dukungan sosial
menjadi:
0=
Dukungan
sosial
baik
apabila nilai
75% atau
skor > 60
1=
Dukungan
sosial kurang
baik bila nilai
< 75% atau
skor < 60
Dikelompokan
Nominal
menjadi 2 yaitu
berdasarkan Cut
Of Point skor
dukungan
pelayanan
kesehatan juga
berpedoman
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
34
diberikan
oleh
tenaga kesehatan
meliputi dokter,
perawat ataupun
petugas lain yang
dirasakan
oleh
pasien
saat
pertama
kali
responden
didiagnosis gagal
ginjal dan harus
menjalani inisiasi
hemodialisis.
kesehatan
berjumlah
20
item. Penilaian
dengan
menggunakan
skala
Likert
dengan nilai:
1. Tidak pernah
2. Kadangkadang
3. Sering
4. Selalu
Cara:
Studi
dokumentasi
Alat: Medical
Record.
pada Arikunto
(2002)
yang
menyatakan
bahwa
untuk
penelitian sikap
dan
perilaku
dapat digunakan
batasan nilai
75-80%.
Pengkatagorian
dukungan
pelayanan
kesehatan
menjadi:
0=
Dukungan
pelayanan
kesehatan
baik apabila
nilai 75%
atau skor
60.
1=
Dukungan
pelayanan
kesehatan
kurang baik
bila nilai <
75%
atau
skor < 60.
1. Hipertensi
Nominal
2. Diabetes
Melitus
3. Penyakit lain
Cara:
Studi
dokumentasi
Alat: Medical
Record,
arsip
laboratorium
Hasil
Rasio
pemeriksaan
serum kreatinin
dalam mg/dL.
Cara:
Penghitungan
menggunakan
rumus
Hasil
Rasio
pemeriksaan LFG
dalam mL/menit.
Cockroft-Gault
Gault.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam
penelitian. Langkah langkah teknis dan operasional pada penelitian yang telah
dilaksanakan. Metodologi penelitian tersebut meliputi desain penelitian, populasi
dan sampel penelitian, tempat penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data,
uji validitas dan reliabilitas instrumen serta analisis data yang dilakukan dalam
penelitian.
4.1 DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan adalah studi retrospektif yaitu penelitian yang
berusaha melihat ke belakang, dimana pengumpulan data dimulai dari efek atau
akibat yang telah terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri ke belakang
untuk mengetahui penyebabnya atau variabel-variabel yang mempengaruhi akibat
tersebut.
35
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
Universitas Indonesia
36
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan cara tertentu sehingga
dianggap mewakili populasinya (Sastroasmoro & Ismael, 2008). Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode total sampling yaitu semua anggota populasi
diikutan dalam penelitian sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan.
Dasar yang digunakan peneliti dalam pengambilan tehnik total sampling ini
adalah secara ideal sampel dalam suatu penelitian adalah semua jumlah populasi
(Notoatmojo,
2002).
Pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
b.
c.
d.
e.
f.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
37
Sedangkan pasien baru yang terdiagnosis gagal ginjal tahap akhir dan menjalani
terapi hemodialisis selama bulan Januari sampai Mei pada saat peneliti
mengambil data adalah 12 orang. Dari 12 orang tersebut, pasien yang tereksklusi
dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yaitu 3 orang telah meninggal dunia dan 1
orang menderita gangguan kognitif. Sehingga total sampel yang sesuai dengan
kriteria inklusi dalam penelitian adalah 80 orang. Skema 4.1 menunjukan cara
pengambilan sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.
Skema 4.1 Tehnik Pengambilan Sampel
101 responden
29 ekslusi
12 pasien baru
72 inklusi
8 insklusi
4 ekslusi
Total Sampel 80
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
38
Self determination
Peneliti
bersedia menjadi responden atau menolak dalam penelitian tanpa ada sanksi
apapun.
b.
dilaksanakan
peneliti
dengan
tidak
mempublikasikan
analisis
hasil
dan
penyajian
data
penelitian
hanya
akan
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
39
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
40
4.6.1.2 Kuesioner B
Kuesioner B ini berisi tentang dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga saat
responden didiagnosis gagal ginjal tahap akhir dan harus melakukan inisiasi
hemodialisis. Dalam kuesioner dukungan sosial ini, peneliti mengadopsi dari The
MOS Social Support Survey (Sherbourne & Stewart, 1991) yang telah
dimodifikasi oleh peneliti. Dalam The MOS Social Support Survey (Sherbourne &
Stewart, 1991) terdiri dari 20 item
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
41
Penilaian dalam kuesioner ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari skor
1= tidak pernah, 2= jarang, 3= sering dan 4= selalu. Total skor yang didapat
adalah 80. Dalam analisis lebih lanjut peneliti mengkatagorikan dukungan sosial
baik dan dukungan sosial kurang baik. Dukungan sosial baik skor 75% atau skor
60 dan dukungan sosial kurang baik skor < 75% atau skor < 60. Penentuan skor
dukungan keluarga baik dan kurang baik ini berpedoman pada Arikunto (2002)
menyatakan bahwa untuk penelitian sikap dan perilaku dapat digunakan batasan
nilai 75-80%.
4.6.1.3 Kuesioner C
Kuesioner C dalam penelitian ini adalah kuesioner tentang dukungan pelayanan
kesehatan. Kuesioner ini dikembangkan oleh peneliti dari Home Care Checklist
Haemohemodialisis (Smeltzer et al, 2008 hlm 1336). Dalam Home Care Checklist
Haemohemodialisis (2008) terdiri dari 12 pertanyaan, yang peneliti kembangkan
menjadi 20 pertanyaan dan disesuaikan dengan komponen dukungan pelayanan
kesehatan.
pengkajian tersendiri.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
42
Penilaian dalam kuesioner ini juga menggunakan skala Likert yang terdiri dari
skor 1= tidak pernah, 2= jarang, 3= sering dan 4= selalu. Total skor yang didapat
adalah 80. Dalam analisis lebih lanjut peneliti mengkatagorikan dukungan
pelayanan kesehatan baik dan dukungan pelayanan kesehatan kurang baik.
Dukungan pelayanan kesehatan baik skor 75% atau skor 60 dan dukungan
pelayanan kesehatan kurang baik skor < 75% atau skor < 60. Penentuan skor
dukungan pelayanan kesehatan ini baik dan kurang baik juga berpedoman pada
Arikunto (2002) menyatakan bahwa untuk penelitian sikap dan perilaku dapat
digunakan batasan nilai 75-80%.
Dalam penelitian ini uji validitas menggunakan validitas konstruk dan validitas
isi. Uji validitas konstruk dilakukan oleh peneliti dengan membuat instrumen
berdasarkan konsep teori dari materi yang akan diuji, kemudian membandingkan
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
43
Uji validitas isi dilakukan dengan menganalisis hasil instrumen yang diuji coba
pada 30 pasien menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Nilai r tabel
koefisien korelasi Pearson Product Moment untuk sampel 30 orang (df=n-2=302=28) dengan tingkat kemaknaan 5% adalah 0,361. Instrumen dukungan keluarga
dan dukungan pelayanan kesehatan masing-masing terdiri dari 20 item
pertanyaan. Pelaksanaan uji validitas dilakukan dua kali. Pada uji pertama untuk
instrumen dukungan keluarga didapatkan hasil ada 5 item yang tidak valid yaitu
item 2, 3, 4, 5 dan 9 karena nilai r hitung < 0,361. Sedangkan hasil validitas
instrumen dukungan pelayanan kesehatan ada 2 item yang tidak valid yaitu item
12 dan 19. Terhadap item-item yang tidak valid tersebut peneliti memperbaiki
pertanyaan dan kemudian menguji kembali pada 30 pasien yang berbeda. Hasil uji
validitas terhadap 20 item kuesioner dukungan keluarga dan 20 item kuesioner
dukungan pelayanan kesehatan menunjukan r hitung > 0,361, maka dapat
dikatakan bahwa semua item soal tersebut valid dan dapat digunakan dalam
penelitian (Lampiran 10 dan lampiran 11).
4.7.2 Reliabilitas
Realibilitas adalah keandalan dari suatu pengukuran didapatkan jika pengukuran
tersebut memberikan nilai yang sama ataupun hampir sama pada pemeriksaan
yang berulang-ulang (Sastroasmoro & Ismael, 2008)
Ada tiga cara untuk mengestimasi reliabilitas suatu alat ukur penelitian, yaitu
dengan metode uji ulang/test-retest method, metode bentuk parallel/parallel-form
method serta pengujian satu kali/single trial method (Dahlan, 2002). Dalam
penelitian ini pengukuran reliabilitas alat ukur menggunakan single trial method
yaitu metode satu kali pengukuran dengan metode Chronbach Alpha.
Untuk validitas dan reliabilitas kuesioner The MOS Social Support Survey
(Sherbourne & Stewart, 1991) telah dilakukan dengan test and retest uji validitas
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
44
dengan reliabilitas (Sherbourne & Stewart, 1991). Hasil uji validitas dan
reliabilitas kuesioner untuk instrumen support ( = 0,78) dan
reliabilitas
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh dari hasil pegisian kuesioner yang dibagikan kepada
responden dan data sekunder didapatkan dari studi dokumentasi melalui rekam
medis Rumah Sakit. Langkah-langkah dalam pengumpulan data penelitian ini
adalah sebagai berikut:
4.8.1 Prosedur Administratif
a. Tahap persiapan, peneliti lakukan setelah melalui prosedur ethical
clearance dan mendapatkan surat lolos uji etik dari Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
45
mengijinkan dilakukannya
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
46
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
47
responden.
waktu
Dalam pelaksanaanya
sebagian
responden
meminta
kuesioner.
Peneliti
membantu
membacakan
dan
dipandu
langsung oleh
peneliti.
f) Peneliti juga memberi ijin kepada responden untuk tidak
melanjutkan pengisian kuesioner apabila responden tidak mampu
karena responden mengalami penurunan kualitas kesehatan dan
membahayakan kondisi responden.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
48
Editing
Editing data dilakukan untuk memastikan bahwa data yang diperoleh sudah
terisi dengan lengkap. Tulisan jelas terbaca, jawaban relevan dengan
pertanyaan. Pelaksanaan editing dilakukan langsung oleh peneliti setelah
responden mengisi kuesioner.
b.
Coding
Merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk
angka atau bilangan. Pemberian kode berpedoman pada kode yang ada di
definisi operasional variabel penelitian.
c. Entry Data
Peneliti memasukkan data ke dalam komputer untuk selanjutnya dilakukan
analisis data dengan menggunakan program komputer.
d. Cleaning
Peneliti melakukan cleaning atau pembersihan data dengan mengecek
kembali data yang sudah di entry.
univariat
bertujuan
untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
49
yang mempengaruhi. Uji statistik yang yang digunakan dalam analisis univariat
terdapat pada tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1 Uji Statistik Univariat
Variabel Independen
Umur
Data
Numerik
Uji Statistik
Mean, median, SD, min-max
Jenis Kelamin
Katagorik
Persentase
Pendidikan
Katagorik
Persentase
Pekerjaan
Katagorik
Persentase
Jarak rumah
Numerik
Pendapatan
Numerik
Asuransi
Katagorik
Persentase
Dukungan sosial
Katagorik
Persentase
Katagorik
Persentase
Kategorik
Nilai Kreatinin
Numerik
Persentase
Mean, median, SD, min-max
Nilai LFG
Numerik
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
50
Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis bivariat ini adalah uji normalitas
data, yang dilakukan pada semua variabel yang berskala numerik meliputi usia,
jarak rumah, Laju Filtrasi Glomerulus dan kadar serum Kreatinin. Jika data
terdistribusi dengan normal, maka analisis bivariat akan dilakukan dengan
independent t-test. Jika data tidak berdistribusi normal, maka dilakukan
transformasi data. Jika uji normalitas data pada variabel numerik yang sudah
ditransformasi masih menunjukkan distribusi data yang tidak normal juga, maka
uji diganti dengan non parametrik tes (Mann Whitney test). Dalam penelitian ini
uji distribusi normal data menggunakan 1 Sample-Kolmogorov Smirnov.
Tabel 4.2
Uji Statistik Bivariat
Variabel Independen
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Jarak rumah
Pendapatan
Asuransi
Dukungan Sosial
Dukungan pelayanan
Data
Numerik
Katagorik
Katagorik
Katagorik
Numerik
Katagorik
Katagorik
Katagorik
Katagorik
Variabel Dependen
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Data
Uji Statistik
T Test Independent
Katagorik
Chi Kuadrat
Katagorik
Katagorik
Katagorik
Katagorik
Katagorik
Katagorik
Katagorik
Katagorik
Chi Kuadrat
Chi Kuadrat
Mann Whitney test
Chi Kuadrat
Chi Kuadrat
Chi Kuadrat
Chi Kuadrat
kesehatan
Penyakit dasar
Nilai Kreatinin
Nilai LFG
Katagorik
Numerik
Numerik
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis
Katagorik
Katagorik
Katagorik
Chi Kuadrat
Mann Whitney test
T Test Independent
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
51
Hasil uji normalitas data didapatkan variabel yang berdistribusi normal adalah
usia dan Laju Filtrasi Glomerulus, sehingga kedua variabel tersebut dalam analisis
bivariat menggunakan t-test independent. Sedangkan variabel numerik yang lain
yaitu jarak rumah dengan RS dan serum kreatinin berdistribusi tidak normal
sehingga dalam analisis bivariat menggunakan Mann Whitney test. Variabel lain
yang jenis datanya katagorik dalam analisis bivariat menggunakan uji Chi
Kuadrat. Uji statistik untuk analisis bivariat disajikan dalam tabel 4.2 diatas.
Prosedur yang dilakukan terhadap uji regresi logistik ganda pemodelan multivariat
adalah sebagai berikut:
a. Seleksi kandidat
Variabel kandidat akan dimasukan ke dalam pemodelan multivariate apabila
hasil uji bivariat mempunyai nilai p value < 0,25 atau p value > 0,25 tetap
diikutkan ke pemodelan bila variabel tersebut secara substansi dianggap
penting. Dalam seleksi kandidat terdapat 7 (tujuh) variabel independen yang
merupakan kandidat multivariat regresi logistik yaitu usia, jenis kelamin,
status asuransi, dukungan keluarga,dukungan pelayanan kesehatan, kreatinin
dan LFG.
b. Pemodelan multivariat
Untuk
mendapatkan
pemodelan
multivariat
dilakukan
dengan
cara
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
52
model. Untuk melihat variabel mana yang paling besar pengaruhnya terhadap
variabel dependen dilihat dari nilai exp (B), semakin besar nilai exp (B) berarti
semakin besar pengaruhnya terhadap variabel dependen yang dianalisis. Uji
interaksi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena tujuan dari penelitian ini
adalah hanya ingin melihat faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan
inisiasi hemodialisis. Menurut peneliti tidak ada yang perlu di uji interaksi
karena tidak ada variabel yang dianggap saling berinteraksi.
e. Pemodelan Akhir
Dalam pemodelan terakhir diketahui ada dua faktor yang sangat berpengaruh
terhadap keputusan inisiasi hemodialisis yaitu status asuransi dan LFG.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian yang dilakukan di unit Hemodialisis RSUP
Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2011.
Responden dalam penelitian ini adalah pasien gagal ginjal tahap akhir yang rutin
melakukan hemodialisis. Hasil penelitian yang dideskripsikan diantaranya yaitu:
1) analisis univariat dari variabel-variabel yang diteliti; 2) analisis bivariat yaitu
korelasi antara masing-masing variabel independent dengan variabel dependent;
3) analisis multivariat berupa faktor-faktor yang paling berhubungan dengan
keputusan inisiasi hemodialisis pada pasien gagal ginjal terminal.
Prosentase (%)
Tidak menunda
48
60
Menunda
32
40
Variabel
53
Universitas Indonesia
54
Dari tabel 5.1 terlihat bahwa 48 responden (60%) mengambil keputusan tidak
menunda inisiasi hemodialisis setelah didiagnosis gagal ginjal terminal, sementara
32 responden (40%) menunda inisiasi hemodialisis.
Mean
SD
Min Mak
CI 95%
43,47
11,353
24 68
40,95 - 46,00
Rata-rata umur responden 43,47 tahun dengan standar deviasi 11,353 tahun,
dengan umur termuda 24 tahun dan umur tertua 68 tahun. Diyakini 95% umur
pasien berada pada rentang 40,95 46,00 tahun.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
55
Tabel 5.3
Hasil Analisis Faktor Demografi, Ekonomi, Biologis dan Sosial
Di Unit Hemodialisis RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten Bulan Mei (n=80)
Variabel
Jenis Kelamin
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah (n=80)
Prosentase (%)
38
42
47,5
52,5
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
PT
4
20
16
27
13
5
25
20
33,8
16,2
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Buruh
Tani
Swasta
Pedagang
PNS
14
32
4
19
6
5
17,5
40
5
23,8
7,5
6,3
Pendapatan
Diatas UMR
Dibawah UMR
27
53
33,8
66,3
Status Pernikahan
Menikah
Belum/tidak/duda/janda
70
10
87,5
12,5
Dukungan Keluarga
Baik
Kurang
75
5
93,8
6,2
Dukungan YanKes
Baik
Kurang
56
24
70
30
Status Asuransi
Asuransi
Tidak Asuransi
42
38
52,5
47,5
Penyakit Penyebab
Hipertensi
Diabetes Melitus
Penyakit Lain
50
15
15
62,5
18,8
18,8
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
56
Tabel 5.4
Hasil Analisis Jarak Rumah Dengan Rumah Sakit dan Faktor Biologis Responden
Di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten Bulan Mei 2011 (n=80)
Variabel
Jarak rumah dengan RS
Mean
11,88
SD
7,90
Min - Mak
1-40.
CI 95%
10,2 - 13,64
LFG
5,205
1,747
1,61-9,29
4,88-5,56
Kreatinin
14,495
6,848
5,50-57,00
12,97-16,01
Dari tabel 5.4 dapat diketahui bahwa rata-rata jarak yang ditempuh dari rumah
responden untuk sampai ke rumah sakit adalah 11,88 killometer, dengan standar
deviasi 7.90, jarak terdekat adalah 1 killometer dan jarak terjauh 40 killometer.
Diyakini 95% jarak yang ditempuh dari rumah pasien untuk sampai ke RS berada
pada rentang 10,2 13,64 killometer. Sedangkan rata-rata LFG responden adalah
5,205 ml/menit dan standar deviasi 1,747 ml/menit, dengan LFG terendah yaitu
1,61 ml/menit dan tertinggi adalah 9,29 ml/menit. Diyakini 95% LFG pasien yang
inisiasi hemodialisis berada pada rentang 4,88-5,56 ml/menit. Rata-rata kadar
serum kreatinin adalah 14,495 mg/dL, standar deviasi 6,848 mg/dL dengan kadar
serum kreatinin terendah yaitu 5,50 mg/dL dan tertinggi adalah 57,00 mg/dL.
Diyakini 95% kadar kreatinin pasien berada pada rentang 12,97-16,01 mg/dL.
Analsis bivariat dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis data yang akan
dianalisis. Variabel dengan jenis data numerik dianalisis menggunakan uji
Independent t-Test dan Mann Whitney Test. Sedangkan variabel dengan jenis data
katagorik dianalisis menggunakan uji Chi Kuadrat
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
57
p value
Usia
0,416*
Jarak rumah
0,020
LFG
0,515*
Kadar Kreatinin
0,002
Tabel 5.5 diatas menunjukan bahwa variabel usia (p value 0,416) dan variabel
LFG (p value 0,515) berdistribusi normal. Sedangkan variabel jarak rumah (p
value 0,020) dan variabel kadar kreatinin (p value 0,002) tidak berdistribusi
normal.
Berdasarkan uji distribusi normalitas data tersebut maka variabel yang memenuhi
asumsi untuk uji independent t-test adalah variabel usia dan LFG. Sedangkan
variabel jarak rumah dan kadar kreatinin menggunakan uji non parametrik Mann
Whitney Test.
Mean
SD
P value
Tidak Menunda
48
44,90
10,830
0,172*
Menunda
32
41,34
11,950
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
58
inisiasi hemodialisis rata-rata berusia 41,34 tahun dengan standar deviasi 11,950
tahun. Hasil analisis statistik lebih lanjut menunjukan ada hubungan yang
bermakna antara usia dengan inisiasi hemodialisis di RSUP Dr Soeradji
Tirtonegoro Klaten (p value 0,172; =0,05).
Mean
SD
P value
48
32
4,874
5,700
1,411
1,741
0,022*
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
59
Mean
pvalue
48
32
39,44
42,09
0,615
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.8 terlihat bahwa rata-rata jarak yang
ditempuh dari rumah untuk sampai ke rumah sakit antara responden yang
menunda inisiasi hemodialisis 42,09 km, sedangkan rata-rata jarak yang ditempuh
oleh responden yang mengambil keputusan tidak menunda inisiasi hemodialisis
adalah 39,44 km. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata jarak
yang ditempuh, responden yang menunda inisiasi hemodialisis dengan responden
yang mengambil keputusan tidak menunda inisiasi hemodialisis. Hasil analisis
statistik lebih lanjut didapatkan hasil p value 0,615 yang berarti bahwa tidak ada
hubungan antara jarak yang ditempuh dari rumah untuk sampai ke rumah sakit
dengan keputusan inisiasi hemodialisis (: 0,05%).
5.2.5 Hubungan Antara Kadar Kreatinin Dengan Keputusan Inisiasi Hemodialisis
Tabel 5.9
Hasil Analisis Hubungan Kadar Kreatinin Dengan Keputusan Inisiasi
Hemodialisis Di RSUP Dr Soeradji Tiirtonegoro Klaten Bulan Mei 2011
(n=80)
Inisiasi Hemodialisis
Tidak Menunda
Menunda
n
48
32
Mean
37,73
44,66
p value
0,191*
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.9 diatas, rata-rata kadar serum kreatinin
responden yang mengambil keputusan tidak menunda inisiasi dialsis adalah 37,73
mg/dL, sedangkan rata-rata kadar kreatinin responden yang menunda inisiasi
hemodialisis adalah 44,66 mg/dL. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
60
ada perbedaan kadar kreatinin pasien yang mengambil keputusan tidak menunda
inisiasi hemodialisis dengan kadar kreatinin yang menunda inisiasi hemodialisis.
Hasil analisis lebih lanjut menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara kadar kreatinin dengan keputusan inisiasi hemodialisis (p value 0,191; :
0,05%).
5.2.6 Hubungan Faktor Demografi, Faktor Ekonomi dan Penyakit Dasar Dengan
Keputusan Inisiasi Hemodialisis.
Tabel 5.10
Hasil Analisis Faktor Demografi, Faktor Ekonomi dan Penyakit Dasar
Dengan Inisiasi Hemodialisis Di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
Bulan Mei 2011 (n=80)
Variabel
Independent
n
80
26
22
68,4
52,4
12
20
31,6
47,6
38
42
100
100
0,217*
23
25
57,5
62,5
17
15
42,5
37,5
40
40
100
100
0,819
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Bekerja
8
40
57,1
60,6
6
26
42,9
39,4
14
66
100
100
1,000
Pendapatan
Diatas UMR
Dibawah UMR
16
32
59,3
60,4
11
21
40,7
39,6
27
53
100
100
1,000
Status Asuransi
Asuransi
Tidak Asuransi
36
12
85,7
31,6
6
26
14,3
68,4
42
38
1000
1000
0,000*
Penyakit Dasar
Hipertensi
DM
Penyakit Lain
30
10
8
60
66,7
53,3
20
5
7
40
33,3
46,7
50
15
15
100
100
100
0,757
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan
Tinggi
Rendah
Total
p value
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
61
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
62
hemodialisis.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
63
Inisiasi Hemodialisis
Tepat Waktu
Ditunda
n
%
n
%
Dukungan keluarga
Baik
Kurang
48
0
75
5
100
100
0,008
100
100
0,149
Total
48
Dukungan YanKes
Baik
Kurang
37
11
Total
48
5.3.7.1 Hubungan
64,0
0
27
5
36,0
100
32
66,1
45,8
19
13
Total
p value
80
33,9
54,2
32
56
24
80
Keputusan Inisiasi
Hemodialisis.
Berdasarkan hasil analisis hubungan dukungan keluarga dengan keputusan
inisiasi hemodialisis menunjukan bahwa 48 orang (64%) mengambil keputusan
tidak menunda inisiasi hemodialisis. Sedangkan diantara responden dengan
dukungan keluarga yang kurang 100% responden menunda keputusan untuk
inisiasi hemodialisis. Hasil analisis statistik lebih lanjut menunjukan adanya
hubungan yang sangat bermakna antara dukungan keluarga dengan keputusan
inisiasi hemodialisis (p value 0,008; : 0,05).
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
64
p value
0,172*
0,217*
0,819
1,000
0,615
1,000
Status Asuransi
0,000*
Dukungan Keluarga
0,008*
0,149*
Penyakit Penyebab
0,757
Nilai Kreatinin
0,191*
LFG
0,022*
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
65
II
III
IV
VI
Variabel
SE
Usia
Jenis Kelamin (1)
Asuransi (1)
Dukungan Keluarga (1)
Kreatinin
LFG
Dukungan YanKes (1)
Usia
Jenis Kelamin (1)
Asuransi (1)
Kreatinin
LFG
Dukungan YanKes(1)
Usia
Jenis Kelamin (1)
Asuransi (1)
Kreatinin
LFG
Usia
Jenis Kelamin (1)
Asuransi (1)
LFG
Dukungan YanKes(1)
Usia
Asuransi (1)
LFG
Dukungan YanKes(1)
Kreatinin
Asuransi (1)
LFG
Dukungan YanKes(1)
Kreatinin
Jenis Kelamin (1)
0,055
1,375
2,875
21,587
0,117
0,489
0,260
0,62
1,129
3,001
0,086
0,548
0,762
0,056
0,872
3,079
0,084
0,560
0,047
0,866
3,181
0,533
0,669
0,057
3,173
0,540
0,355
0,059
2,491
0,437
0,559
0,048
0,037
0,734
0,792
15,845
0,077
0,223
0,761
0,035
0,683
0,777
0,069
0,213
0,707
0,034
0,622
0,767
0,070
0,213
0,32
0,634
0,768
0,200
0,681
0,034
0,768
0,205
0,641
0,065
0,659
0,191
0,680
0,060
0,674
1,031
p value
OR
0,134
1,057
0,061
3,956
0,000
17,732
2,373
0,999
0,127
1,124
0,028
1,631
0,732
1,298
0,073
1,064
0,098
3,092
0,000
20,099
0,211
1,090
0,010
1,730
2,144
0,281
0,095
1,058
0,160
2,392
0,000
21,734
1,088
0,227
0,008
1,751
0,141 1,049
0,171 2,378
0,000 24,067
0,008 1,704
0,326 1,953
0,090 1,059
0,000 23,891
0,008 1,716
0,580 1,426
0,362 1,061
0,000 12,078
0,022 1,548
0,411 1,749
0,425 1,049
0,126 2,803
95% CI
0,983
0,938
3,759
0,000
0,967
1,054
0,292
0,994
0,811
4,382
0,952
1,140
0,536
0,990
0,708
4,832
0,949
1,154
0,984
0,687
5,340
1,150
0,514
0,991
5,303
1,149
0,406
0,934
3,322
1,065
0,461
0,932
0,749
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
1,136
16,682
83,654
1,307
2,525
5,769
1,139
11,794
92,181
1,248
2,625
8,576
1,130
8,088
97,752
1,247
2,655
1,117
8,233
108,464
2,523
7,427
1,131
107,630
2,564
5,008
1,204
43,909
2,249
6,634
1,181
10,495
66
Tabel 5.13 hasil uji regresi logistik ganda dengan 6 (enam) variabel kandidat.
Dalam pemodelan multivariat ini menggunakan tipe signifikasi parsial yang
merupakan signifikasi signifikan dari koefisien regresi logistik setiap variabel
independent. Signifikasi parsial didapatkan jika koefisien regresi memiliki
nilai p 0,05. Jika terdapat variabel independent dengan nilai probabilitas (p)
koefisien regresi logistik > 0,05 maka variabel independent tersebut harus
dikeluarkan dari model. Pengeluaran variabel yang tidak signifikan dari model
dilakukan satu persatu secara bertahap mulai dari variabel yang memiliki nilai
p value paling besar. Pengeluaran variabel berakhir bila sudah ditemukan
model parsimony yang memenuhi signifikasi model dan signifikasi parsial.
5.4.2.1. Pemodelan I
Dari hasil analisis tabel 5.13
dengan p value > 0,05 yaitu variabel usia, jenis kelamin (1), Asuransi (1),
dukungan keluarga (1), kreatinin, LFG dan dukungan Yankes (1). Nilai p
value yang terbesar adalah dukungan keluarga yaitu 0,999, sehingga pada
pemodelan selanjutnya variabel dukungan keluarga dikeluarkan dari model.
Variabel ini langsung dikeluarkan karena tidak dapat memprediksi di populasi
(95% CI tidak dapat ditentukan). Setelah itu dilakukan kembali pemodelan
tanpa variabel dukungan keluarga.
5.4.2.2 Pemodelan II
Pada pemodelan kedua tabel 5.13 terdapat 4 (empat) variabel yang
mempunyai p value > 0,05 yaitu usia, jenis kelamin (1), kreatinin dan
dukungan pelayanan kesehatan (1). Nilai p value terbesar adalah dukungan
pelayanan kesehatan (1) yaitu 0,281 sehingga pada pemodelan selanjutnya
variabel dukungan keluarga dikeluarkan dari model.
5.4.2.3 Pemodelan III
Pada pemodelan ketiga tabel 5.13 menunjukan hasil analisis setelah variabel
dukungan pelayanan kesehatan dikeluarkan dari pemodelan. Peneliti
menghitung perubahan nilai OR sebelum dan sesudah variabel dukungan
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
67
Perubahan OR
0,56%
22,64%
8,13%
0,18%
1,21%
Berdasarkan tabel 5.14 menunjukan bahwa ada satu variabel yang mengalami
perubahan nilai OR > 10% yaitu jenis kelamin (22,64%). Hal ini menunjukan
bahwa variabel dukungan pelayanan kesehatan merupakan konfonding
terhadap hubungan antara variabel jenis kelamin dengan variabel keputusan
inisiasi hemodialisis. Sehingga pada pemodelan selanjutnya variabel ini
dimasukan lagi kedalam pemodelan.
5.4.2.4 Pemodelan IV
Pada pemodelan keempat tabel 5.13, peneliti mengeluarkan variabel lain yang
mempunyai p value > 0,05 yaitu variabel kreatinin. Selanjutnya peneliti
menghitung kembali perubahan nilai OR sebelum dan sesudah variabel
kreatinin dikeluarkan dari model. Hasil penghitungan perubahan nilai OR
dapat dilihat pada tabel 5.15 dabawah ini.
Tabel 5.15
Perubahan Nilai OR Sebelum dan Sesudah Variabel Kreatinin
dikeluarkan dari Model
Variabel
Usia
Jenis Kelamin
Status Asuransi
LFG
Dukungan YanKes(1)
Kreatinin
Sebelum
Sesudah
1,064
1,049
3,092
2,378
20,099
24,067
1,730
1,704
2,144
1,953
Perubahan OR
1,41%
23,09%
19,74%
1,50%
8,91%
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
68
Berdasarkan tabel 5.15 diatas diketahui ada dua variabel yang mengalami
perubahan OR > 10%, yaitu variabel jenis kelamin (23,09%) dan variabel
asuransi (19,74%), hal ini menunjukan
5.4.2.5 Pemodelan V
Pada pemodelan kelima tabel 5.13, peneliti mengeluarkan satu variabel lagi
yang mempunyai p value > 0,05 yaitu jenis kelamin. Sebelumnya peneliti
juga menghitung perubahan nilai OR sebelum dan sesudah variabel jenis
kelamin dikeluarkan dari model. Hasil perubahan nilai OR dapat dilihat pada
tabel 5.16 dibawah ini.
Tabel 5.16
Perubahan Nilai OR Sebelum dan Sesudah Variabel Jenis Kelamin
Dikeluarkan Dari Model
Variabel
Usia
Status Asuransi
LFG
Dukungan YanKes(1)
Kreatinin
Jenis Kelamin
Sebelum
Sesudah
1,064
1,059
20,099
23,891
1,730
1,716
2,144
1,426
1,090
1,061
Perubahan OR
0,47%
18,87%
0,81%
33,49%
2,66%
Berdasarkan tabel 5.16 menunjukan bahwa ada dua variabel yang mempunyai
perubahan nilai OR > 10% yaitu status asuransi (18,8%) dan dukungan
pelayanan kesehatan (33,49%). Perubahan tersebut menunjukan bahwa
variabel jenis kelamin merupakan konfonding terhadap hubungan antara
variabel status asuransi dan dukungan pelayanan kesehatan dengan variabel
keputusan inisiasi hemodialisis. Sehingga pada pemodelan selanjutnya
variabel jenis kelamin dimasukan lagi kedalam pemodelan.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
69
5.4.2.6 Pemodelan VI
Pada pemodelan VI ini peneliti mengeluarkan variabel lain yang mempunyai
nilai p value terbesar dari pemodelan sebelumnya selain dukungan pelayanan
kesehatan, kreatinin dan jenis kelamin yaitu usia. Peneliti juga menghitung
perubahan nilai OR sebelum dan sesudah variabel usia dikeluarkan dari
pemodelan. Hasil perubahan nilai OR dapat dilihat pada tabel 5.17 dibawah
ini.
Tabel 5.17
Perubahan Nilai OR Sebelum dan Sesudah Variabel Usia
Dikeluarkan Dari Model
Variabel
Status Asuransi
LFG
Dukungan YanKes(1)
Kreatinin
Jenis Kelamin
Usia
Sebelum
20,099
1,730
2,144
1,090
3,092
Perubahan OR
Sesudah
12,078
1,548
1,749
1,049
2,803
39,91%
10,52%
18,42%
3,76%
9,35%
Berdasarkan tabel 5.17 menunjukan bahwa ada tiga variabel yang mengalami
perubahan nilai OR > 10% yaitu variabel status asuransi (39,91%), LFG
(10,52%) dan dukungan pelayanan kesehatan (18,42%). Hal ini menunjukan
bahwa usia merupakan konfonding terhadap hubungan antara variabel status
asuransi, LFG dan dukungan pelayanan kesehatan dengan variabel keputusan
inisiasi hemodialisis. Sehingga variabel usia dimasukan kembali ke dalam
pemodelan.
Semua variabel yang mempunyai nilai p value > 0,05 telah peneliti coba
keluarkan dari pemodelan, namun karena terbukti merubah nilai OR > 10%
variabel lainnya, maka semua variabel tersebut tetap dimasukan dalam
pemodelan terakhir.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
70
B
0,062
1,129
3,001
0,086
0,548
0,762
SE
0,035
0,683
0,777
0,069
0,213
0,707
p value
0,073
0,098
0,000
0,211
0,010
0,281
OR
1,064
3,092
20,099
1,090
1,730
2,144
95% CI
0,994 1,139
0,811 11,794
4,382 92,181
0,952 1,248
1,140 2,625
0,536 8,576
(p value 0,010)
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
71
Nama
: Daryani
NIP
: 129504606
Judul
Pembimbing:
1. Krisna Yetti, SKp.M.App.Sc
2. Lestari Sukmarini, SKp.MN
NO
Hari/Tgl
Materi
Tanda-Tangan
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
BAB 6
PEMBAHASAN
Bab pembahasan ini akan menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pembahasan meliputi interprestasi dari hasil penelitian dan diskusi hasil
penelitian, keterbatasan penelitian serta implikasi hasil penelitian terhadap
pelayanan keperawatan dan penelitian selanjutnya.
faktor ekonomi
meliputi status pendapatan dan status asuransi; faktor dukungan keluarga; faktor
dukungan pelayanan kesehatan serta faktor biologis meliputi penyakit dasar yang
menyebabkan gagal ginjal, hasil laboratorium LGF dan serum kreatinin; serta
variabel dependen yaitu keputusan inisiasi hemodialisis.
6.1.1 Inisiasi Hemodialisis
Inisiasi hemodialisis adalah
pengganti ginjal yang dilakukan pada pasien dengan gagal ginjal tahap akhir
(PERNEFRI, 2003). Keputusan inisiasi hemodialisis dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik dari individu pasien itu sendiri ataupun faktor lain.
Hasil analisis univariat penelitian ini menunjukan bahwa 48 pasien (60%)
mengambil keputusan tidak menunda inisiasi hemodialisis setelah pasien
didiagnosis gagal ginjal terminal. Sedangkan
32 pasien (40%)
menunda
71
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
Universitas Indonesia
72
Sedangkan pada analisis multivariat pemodelan akhir didapatkan ada enam faktor
yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan inisasi hemodialisis yaitu
usia, jenis kelamin, asuransi, kreatinin, LFG dan dukungan pelayanan kesehatan.
Asuransi mempunyai OR 20,099 yang menunjukan bahwa pasien yang tidak
memiliki asuransi beresiko untuk menunda inisiasi 20,099 kali lebih besar
dibandingkan dengan pasien yang memiliki asuransi setelah dikontrol oleh oleh
variabel nilai LFG. Sedangkan LFG dengan OR 1,73 yang berarti bahwa pasien
yang mempunyai LFG lebih tinggi beresiko menunda inisiasi hemodialisis sebesar
1,73 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien yang memiliki LFG yang lebih
rendah setelah dikontrol oleh variabel status asuransi.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
73
Sementara faktor LFG merupakan faktor yang berpengaruh juga terhadap inisiasi
hemodialisis. Laju Filtrasi Glomerulus adalah kemampuan glomerulus dalam
memfiltrasi darah. Nilai normal untuk LFG adalah 90-135 mL/menit (Kallenbach,
2005). Pasien dengan LFG tinggi cenderung menunda hemodialisis, secara
fisiologis LFG tinggi, tubuh masih mampu beradaptasi dengan perubahan
penurunan LFG.
Stadium awal penyakit ginjal kronik adalah ginjal mengalami kehilangan daya
cadangan ginjal dimana basal Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) masih normal yang
akhirnya dengan perlahan akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif.
Sampai pada LFG sebesar 60% pasien masih belum ada keluhan atau
asimptomatik tetapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.
Pada LFG sebesar 30% mulai timbul keluhan seperti nokturia, lemah, mual, nafsu
makan kurang dan penurunan berat badan. Penurunan LFG dibawah 30% terjadi
gejala dan tanda uremia yang nyata.
Dalam penelitian ini pasien yang mempunyai LFG relatif tinggi cenderung untuk
menunda hemodialisis dibandingkan dengan pasien dengan LFG rendah. Hal ini
tidak sesuai dengan pendapat Ledebo et al, (2001) yang menyebutkan bahwa
penanganan yang tepat dan cepat pada pasien dengan LFG kurang dari 15
ml/menit, akan dapat memperlambat bahkan menghentikan penurunan fungsi
ginjal. Sedangkan Roina & Megawati, (2010), menyebutkan bahwa ada faktor lain
yang mempengaruhi penurunan Laju Filtrasi glomerulus seseorang yaitu usia.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
74
Disebutkan bahwa pada usia 40 tahun maka secara fisiologis akan terjadi
pengurangan LFG sebanyak 10% setiap 10 tahun, hingga usia 80 tahun.
(42
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
75
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
76
bahwa
menambah pengetahuan.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
77
sebuah tim yang terdiri dari Neprologis, perawat, ahli gizi, dokter bedah,
tenaga sosial dan tenaga lain yang terlibat dalam asuhan keperawatan pasien.
Di Indonesia tim edukasi ini belum terbentuk. Tugas edukasi masih menjadi
tugas perawat yang mendampingi pasien. Thomas, (2002) menyebutkan
bahwa pada nilai Cleareance Creatinin (CCT) atau Laju Filtrasi Glomerulus
antara 20-25 ml/menit, pasien harus sudah mendapatkan edukasi tentang
pengobatan sebagai modalitas. Edukasi yang diberikan meliputi proses
alamiah perjalanan penyakit, modalitas pengobatan, obat dan diet.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
78
lebih tinggi dibandingkan dengan inisiasi hemodialisis pada pasien yang tidak
bekerja.
masyarakat
Klaten
adalah
Rp
766.022,-.
(http://allows.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
79
Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian Kausz et al, (2000) yang
menyebutkan bahwa pasien yang mempunyai asransi cenderung melakukan
inisiasi
hemodialisis
tepat
waktu.
Sedangkan
keterlambatan
inisiasi
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
80
Terhadap hasil penelitian ini, peneliti berpendapat bahwa penyakit gagal ginjal
tahap akhir merupakan penyakit terminal yang modalitas pengobatan terbaik saat
ini adalah hemodialisis. Tidak semua rumah sakit memberikan pelayanan
hemodialisis, sehingga pasien dengan jarak jauh ataupun dekat akan datang ke
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan terapi tersebut. Di wilayah Klaten,
RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro telah membuka pelayanan hemodialisis untuk
pasien di wilayah Klaten dan sekitarnya sejak tahun 2003. Jarak rumah tidak
mempunyai pengaruh dalam pelaksanaan inisiasi hemodialisis, karena pasien
diharuskan datang ke Rumah Sakit untuk melakukan terapi.
Selain itu,
kemudahan akses ke rumah sakit menjadi faktor penting sehingga pasien datang
ke rumah sakit. Letak rumah sakit yang stategis ditengah kota, dekat dengan jalan
raya yang memudahkan dalam transportasi umum merupakan faktor pendukung
bagi pasien untuk rutin datang ke rumah sakit guna menjalani terapi hemodialisis.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
81
tua, saudara, anak, kerabat, teman, rekan kerja, staf medis dan kelompok
masyarakat yang ada disekitar pasien. Bila melihat hasil analisis univariat
mayoritas pasien 70 orang (87,5%) adalah menikah, menunjukan bahwa pasien
mempunyai orang terdekat sebagai sumber dukungan sosialnya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggali dukungan sosial dari keluarga secara
tersendiri, dengan alasan bahwa peneliti berpendapat dukungan keluarga
merupakan faktor penting terhadap pelaksanaan pengambilan keputusan inisiasi
hemodialisis. Pasien akan merasa berarti bagi orang lain, harga diri meningkat
serta tidak kehilangan identitas diri, walaupun pasien sakit dan memerlukan
hemodialisis yang akan dijalaninya sepanjang sisa hidupnya. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian dari Baron & Byrne, (2000) yang menyebutkan bahwa
interaksi yang baik antara pasien dan keluarga membuat pasien mampu
mengembangkan kepribadiannya, menyadari posisi dirinya dalam hirarki sosial
serta mampu menentukan identitas diri dan harga dirinya.
Dukungan lain yang dapat diberikan oleh keluarga adalah dukungan penghargaan
(esteem support) yaitu keluarga dapat memberi persetujuan terhadap ide
keputusan
untuk
memulai
hemodialisis.
Dukungan
instrumental
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
82
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Harwood et al, (2005) menyebutkan salah
satu stress psikososial pasien gagal ginjal tahap akhir adalah ketidak mampuan
pasien mengerjakan ataupun mengelola pekerjaan yang menjadi tanggung jawab
pasien sebelumnya.
Dukungan lain yang tak kalah pentingnya yaitu dukungan dalam bentuk
kebersamaan, dimana pasien masih merasakan bagian dari satu keluarga. Hal ini
akan membuat pasien merasa tidak sendiri. Companionship support membantu
pasien menggunakan koping yang adaptif saat menghadapi stress karena
menderita gagal ginjal tahap akhir dan perlu inisiasi hemodialisis.
Sedangkan bentuk dukungan keluarga secara teori yang dapat diberikan oleh
keluarga kepada pasien adalah emotional support/dukungan emosi yaitu
pemberian perhatian, empati, semangat sehingga pasien merasa nyaman, merasa
dimiliki dan dicintai saat stress menghadapi inisiasi hemodialisis. Hasil penelitian
Harwood et al, (2005) menyebutkan bahwa dukungan sosial keluarga dapat
mencegah munculnya stress baru pada pasien yang akan menjalani hemodialisis.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
83
Hal ini didukung oleh hasil penelitian McClellan (1993) menyebutkan bahwa
pasien yang mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekat akan membuat
pasien mampu menunjukan perilaku positif saat mengalami stress akibat
didiagnosis gagal ginjal dan harus melakukan hemodialisis serta meningkatkan
percaya diri pasien dalam mengambil keputusan untuk memulai hemodialisis.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
84
Secara teori bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh pelayanan kesehatan
diantaranya yaitu memberikan rasa empati dan perhatian sehingga pasien mampu
membuat keputusan yang tepat, mendukung keputusan inisiasi hemodialisis yang
diambil pasien, memberikan informasi tentang penyakit dan penatalaksanaanya,
serta dukungan yang membuat pasien merasa menjadi anggota keluarga yang
dihargai (Thompson et al, 2008; Neyhart et al, 2010; Emergency Nurse, 2011).
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
85
6.1.2.6
Hubungan
Antara
Faktor
Biologis
dengan
Keputusan
Inisiasi
Hemodialisis.
Faktor biologis dalam penelitian ini meliputi penyakit dasar yang menyebabkan
gagal ginjal terminal, LFG dan kadar serum kreatinin.
a. Penyakit Dasar Yang Menyebabkan Gagal Ginjal Terminal.
Hasil analisis univariat menunjukan bahwa penyakit penyebab gagal ginjal
terminal terbanyak pasien adalah hipertensi sebanyak 50 orang (62,5%). Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian Kausz et al, (2000) yang menyebutkan
bahwa pasien yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan penyakit
vaskuler akan mempercepat gangguan fungsi ginjal dibandingkan dengan
pasien yang tidak mempunyai riwayat penyakit tersebut.
Hasil analisis lebih lanjut menunjukan bahwa p value 0,757, yang artinya
bahwa tidak ada hubungan antara penyakit penyebab gagal ginjal dengan
keputusan inisiasi hemodialisis.
Penurunan fungsi nefron pada gagal ginjal kronik akan mempengaruhi semua
sistem tubuh. Tanda dan gejala yang muncul tergantung pada tingkat
kerusakan nefron, penyakit yang mendasari dan usia pasien. Hipertensi
merupakan manifestasi klinik pada sistem kardiovaskuler. Hipertensi
merupakan penyakit yang memiliki hubungan dengan kejadian gagal ginjal.
Hipertensi dapat menyebabkan gagal ginjal ataupun sebaliknya.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
86
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
87
Melihat kadar LFG baik yang tepat waktu dalan inisiasi hemodialisis ataupun
yang menunda dibawah ketentuan dari PERNEFRI, maka dapat disimpulkan
bahwa inisiasi hemodialisis pasien di RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
terlambat. Hal ini juga sesuai dengan pedoman dari Canadian Society Of
Nephrology dan National Kidney Foundation yang menyebutkan bahwa
inisiasi dikatakan terlambat ketika LFG berada diantara rentang 5 ml/menit
sampai dengan 7 ml/menit (http://www.news-medical.net/news/Indonesia)
Berkaitan dengan hasil penelitian hubungan antara LFG dengan keputusan
inisiasi hemodialisis, peneliti berpendapat bahwa LFG sangat mempengaruhi
pasien dalam mengambil keputusan inisiasi hemodialisis. Pasien dengan LFG
glomerulus yang masih relatif tinggi cederung untuk menunda inisiasi
hemodialisis karena manifestasi komplikasi masih asimtomatik atau tubuh
masih mampu beradaptasi dengan perubahan fungsi ginjal. Sedangkan pasien
dengan LFG rendah ketaatan inisiasi lebih tinggi disebabkan karena keluhan
komplikasi menjadi alasan utama melakukannya hemodialisis.
Secara teori stadium awal penyakit ginjal kronik mengalami kehilangan daya
cadangan ginjal dimana basal Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) masih normal
atau meningkat dan dengan perlahan akan terjadi penurunan fungsi nefron
yang progresif ditandai adanya peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.
Sampai pada LFG sebesar 60%, pasien masih belum ada keluhan atau
asimptomatik tetapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.
Sedangkan LFG sebesar 30% mulai timbul keluhan seperti nokturia, lemah,
mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. Penurunan LFG
dibawah 30% terjadi gejala dan tanda uremia yang nyata. Penurunan LFG
dibawah 15% pasien memerlukan terapi pengganti ginjal, salah satunya yaitu
hemodialisis.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
88
dengan jawaban yang tidak obyektif, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil
penelitian.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
89
memberikan dukungan
support/dukungan
pasien
mendapatkan
jaminan
asuransi;
informational
hendaknya mampu
memberikan edukasi dan konseling yang tepat terhadap pasien gagal ginjal
terminal menjelang inisiasi hemodialisis sehingga keputusan pasien dalam
pelaksanaan hemodialisis dapat tercapai dengan baik. Perawat memberikan waktu
kepada pasien untuk berkonsultasi mengenai permasalahan yang belum diketahui
oleh pasien. Sehingga pasien mampu memulai hemodialisis dengan LFG kurang
lebih 15 ml/mnt dan akses vaskuler sudah disiapkan.
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
90
Universitas Indonesia
Faktor yang..., Daryani, FIK UI, 2011
BAB 7
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 SIMPULAN
7.1.1 Terdapat pengaruh faktor demografi yaitu usia (p value = 0,172) dan jenis kelamin (p value
= 0,217) terhadap pengambilan keputusan inisiasi dialysis pasien gagal ginjal tahap akhir.
7.1.2 Terdapat pengaruh faktor ekonomi yaitu asuransi (p value = 0,000) terhadap pengambilan
keputusan inisiasi dialysis pasien gagal ginjal tahap akhir.
7.1.3 Terdapat pengaruh faktor biologis yaitu kadar serum kreatinin (p value = 0,191) dan LFG
(p value = 0,022) terhadap pengambilan keputusan inisiasi dialysis pasien gagal ginjal
tahap akhir.
7.1.4 Terdapat pengaruh faktor dukungan keluarga (p value = 0,008) dan dukungan pelayanan
kesehatan (p value = 0,149) terhadap pengambilan keputusan inisiasi dialysis pasien gagal
ginjal tahap akhir.
7.1.5 Keputusan inisiasi dialysis tidak dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pekerjaan, jarak
rumah, pendapatan dan panyakit penyebab terhadap pengambilan keputusan inisiasi
dialysis.
7.1.6 Asuransi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap inisiasi dialisis. Asuransi (1)
dengan nilai OR: 20,099 yang artinya bahwa pasien yang tidak mempunyai asuransi
berisiko untuk menunda inisiasi dialisis sebesar 20,099 kali dibandingkan pasien yang
mempunyai asuransi.
7.2 SARAN
7.2.1 Untuk Institusi Pelayanan Kesehatan
a. Perlu ditingkatkan kemampuan perawat, terutama perawat spesialis medikal bedah
melalui pelatihan keperawatan untuk menjadi edukator bagi pasien yang terdiagnosis
gagal ginjal, sehingga pelaksanaan inisiasi dialisis pasien dapat tepat waktu.
91
Universitas Indonesia
92
b. Terbentuknya tim edukasi yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu sehingga mampu
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien tentang perjalanan penyakit dan
modalitas pengobatan yang diperlukan.
c. Terbentukya tim advokat yang terdiri dari petugas pelayanan kesehatan sehingga dapat
membantu pasien dalam mendapatkan asuransi kesehatan.
d. Disediakanya tenaga pelayanan kesehatan yang cukup sesuai dengan standar, sehingga
peran perawat edukator serta peran lainnya dapat dimaksimalkan.
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
American Nurses Association. (1996). Scopes and standards of advanced practice registered
nursing. Washington, DC: American Nurses Publishing.
Ariawan, I. (1998) Besar dan metode sampel pada penelitian kesehatan. Depok: Jurusan
Biostatistik dan Kependudukan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia
Arikunto, S. (2002) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Baron, R.A., & Byrne.(1991) Social phychology: understanding human interaction, 6th: USA
Black, J.M. & Hawks, J.H. (2005) Medical surgical nursing clinical management for positive
outcomes 7 th Edition. Elsevier Saunders. St Louis Missouri
Brenner H. (2006) The economics of dialysis, London, Ontario: CANNT 2006 in Partnership
with RPN, London Convention Centre
Brenner M.B., Lazarus.M.J. (2000) Acut Renal Failure, (3rd.ed). New York:Churchill Living
Stone.
Buck J, Baker R, Cannaby A.M, Nicholson S, Peters J & Warwick G. (2007) Why do patients
known to renal services still undergo urgent dialysis initiation? Across-sectional survey,
Oxford University Press on behalf of ERA-EDTA. Nephrol Dial Transplant (2007) 22:
3240-3245.doi: 10.1093/ndt/gfm.387. advance access publication 5 July 2007
Burows, M.L.(2008) Early dialysis/nephrology nursing and recollections of CANNT; The
CANNT Journal, Vol18, Issue 3
Busuioc M, Tatomir P. G, Covic A. (2008) Dialysis or not in the very elderly ESRD patient,
Romania: Int Urol Nephrol. 40: 1127-1132. DOI 10.1007/s11255-008-9435-7
Dahlan, M.S,(2006) Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan, seri 2. Jakarta:
Sagung Seto.
Dahlan, M.S, (2008) Langkah-langkah membuat proposal penelitian, seri 3. Jakarta: Sagung
Seto.
Dahlan, M.S, (2008) Statistik dalam penelitian kesehatan, seri 2. Jakarta: Sagung Seto.
Dogan S, Ekiz S, Yucel L, Ozturk S, Kazancioglu R. (2008) Relation of demographic, clinic and
biochemical,parameters to peritonitis in peritoneal dialysis, Turkey: Journal of Renal Care
34 (1), 5-8
Duke (2006) Duke-UNC functional social support quistionnare; American Society on Aging and
American Society of ConsultantPharmacists Foundation. http://www.adultmeducation.
com/AssessmentTools_4.html
Dixon J, Borden P, Kaneko T.M, Shoolwertz A.C (2011) Multidisciplinary CKD are enhances
outcomes at dialysis initiation, Nephrology Nursing Journal, Vol. 38, No 2
Emergency Nurse. (2011) Caring for patients with kidney failure. Emergency Nurse. Marc
2011.vol 18.no10
Gerrish, M. (2005) Implementating nurse pres cribbing within the haemodialysis unit: EDTNA,
ERCA journal, XXX13.
Ghafari A, Sepehrvand N, Hatami S, Ahmadnejad E, Ayubian B, Maghsudi R, Kargar C. Effect
of an educational program on awareness about peritoneal dialysis among patients on
hemodialysis. Saudi Ginjal Transpl Dis J . 2010. 21:636-40
Gomez, Valido, Celadilla, Quiros & Mojon. (1999). Validity of a standard information protocol
provided to End-Stage Renal Disease patients and its effect on treatment selection, Canada:
Peritoneal Dialysis International. Vol 19,pp:471-477
Gupta R (1990) Psychosocial Measures for Asian Americans: Tools for Practice and Research
www.columbia.edu/cu/ssw/projects/pmap
Harwood, Wilson, Heidenheim & Lindsay. (2004). The advanced practice nurse-nephrologist
care model: Effect on patient out comes and hemodialysis unit team satisfaction, Canada:
International Society For Hemodialysis
Hastono, S.P. (2007) Analisis data kesehatan, Jakarta: FKM UI
Henderson, S. (2004). The role of the clinical nurse specialist in medical-surgical nursing.
http://proquest.umi.com/pqdweb
Hidayat, A.A.A, (2007) Metode penelitian keperawatan dan tehnik analisis data: Jakarta,
Salemba Medika
Hurlimann, B., Hofer, S., & Hirter, K. (2001). The role of the clinical nurse specialist.
International Nursing Review, 48, 58-64
Ignatavicius & Workman, M.L. (2006) Medical surgical nursing: critical thinking for
collaborative care. 5 Edition. Elsevier Saunder. St.Louis Missouri
Lants, P.M, Hause,J.S, Lepkowski J.,Williams D.R, Mero R.P. & Chen J , (1998),
Socioeconomic factors, health behaviors, and mortality. Journal of the American Medical
Association dalam Mac Arthur, CT. Research Network on Sosioeconomic Status and Health
. http://www.macses.ucsf.edu/Research/Social%20Enviroment/notebook/economic.htm
Ledebo et.al,(2001) Initition of dialysis-opinion from an international survey: Report on the
dialysis opinion symposium at the ERA-EDTA. Congress, 18 September 2000. Nephrol
Dial Transplant. 16:1132-1138.
Lemeshow et al. (1997) Besar sampel dalam senelitian kesehatan. Yogyakarta: Gadjah mada
University Press
Loretz L, (2005) Primary care tools for clinicians. USA: Elsevier Mosby
McClellan, Stanwyck & Anson. (1993) Social support and subsequent mortality among patients
with End-Stage Renal Diseases. J.Am.Soc.Nephrol, Vol 4: 1028-1034
McCreaddie. (2001) The role of the clinical nurse specialist, Nursing Standard; Nov 21- 27,
2001; 16, 10; ProQuest Health and Medical Complete. pg. 33
McColl E at al, (2001) Design and use of questionnaires : a review of best practice applicable to
surveys of health service staff and patients. Southampton; health Technology Assessment.
Vol 3 No 31
Mc Donough, Duncan, William & Hause. (1997). Income dynamics and adult mortality in the
united states, 1972, through 1989. American Journal of public health dalam Mac Arthur,
CT. Research Network on Sosioeconomic Status and Health . http://www.macses.
ucsf.edu/Research/Social%20Enviroment/notebook/economic.htm
Murphy, F, Byrne G, (2009) Chronic kidney disease stages 4-5: Patient management: Brithish
Journal of Cardiac Nursing, Vol 4. No 2
National Kidney Foundation (2000) K/DOQI Clinical practice guideline for chronic kidney
disease: Evaluations, classification and stratification. http://www.kidneyorg/
professionals/kdoqi/guideline_ckd/htm
NKUDIC (2010) Kidney and urologic disease statistic
http://kidney.niddk.nih.gov/kudiseases/pubs/kustats/.D,
for
the
United
States.
Neyhart C, at al (2010) A new nursing model for the care of patient with chronic kidney
diseases: The UNC Kidney center Nephrology Nursing Journal, Vol37, no 2
Nissenson R.A., & Fine R.N., (2002) Dialysis theraphy, Third Edition. Hanley & Belfos.
Inc,Philadhelpia,New York
Notoatmojo, S. (2002) Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Notoatmojo, S.(2003). Prinsip-prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat, cetakan ke-2,Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmojo, S. (2003) Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
Nulsen R.S., Yaqoob M.M., Mahon A., Stoby-Fields M., Kelly M., Varagunam M. (2008).
Prevalence of cognitive impairment in patients attending pre-dialysis clinic. Journal of
Renal Care 34(3), 121-126
Obrador, G.T., Ruthtazer, R., Arora, P., Kausz A.T., Pereira, B.J. (1999) Prevalence of and
factors associated with suboptimal care before initiation of dialysis in the United States.
J Am Soc Nephrol. 10(8):1793-800
. (2008) Pedoman pelayanan hemodialisis di sarana pelayanan kesehatan. Jakarta:
Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Dirjen Bina Pelayanan Medik, Departemen
Kesehatan RI
Pernefri. (2003). Konsensus dialisis perhimpunan nefrologi Indonesia. Jakarta
Pintrich, P.R.& Schunkd (1996) Motivation in education: Theory, research & application; New
Jersey, Prentice Hall
Polit, D.F., and Beck, C.T. (2006) Essensials of nursing research: Methods, appraisal and
utilization (6 th Ed). Philadelphia: Lippincott Williams & Walkins
Porth, M.C (1998) Pathophysiology: Concept of altered health states; 5th Ed, Lippicontt,
Philadelphia, New York
Price, S.A. & Wilson L.M (2003) Patofisiologi konsep klinis proses penyakit; edisi 6, Jakarta,
EGC
Riskesda (2007) http://www.scribd.com/doc/31834110/indonesia-Riskesda-2007, diunduh 20
Juni 2011.
Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata & Setiati. (2007) Buku ajar: Ilmu penyakit dalam,
Jakarta: Pusat penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran,
Universitas Indonesia
Sugiono (2005) Statistik untuk penelitian. Bandung: CV Alfabeta
Suyono S & Walpanji (2001). Buku ajar: Ilmu penyakit dalam, Jilid II, Edisi ketiga. FKUI.
Jakarta
Thomas, N. (2002) Renal nursing (2 nd ed). London United Kingdom: Elsevier Science
Thomson, K.F, Bhargafa. J,Bachelder.R, Collis, R.B, Moss,A. H. (2008) Hospice and ESRD:
knowledge deficits and underutilization of program benefits; Nephrology Nursing Journal,
Vol 35.no 5
Vassalotti. J.A, Weinstein L.G, Gannon M.R & Brown W.W. (2006) Targeted screening and
treatment of chronic kidney disease, New York, USA: Dis Manage Health Outcomes
2006;14(16): 341-352, 1173-8790/06/0006-0341/S39.95/0
Walker, Abel & Meyer (2009) The role of the pre-dialysis nurse in New Zaeland, Renal Society
of Australasia Jurnal // Marc 2010. Vol 6.no: 1-5
Wilson B, Harwood L, Cusolito H.L, Heidenheim P. Craik D & Clark W.F.(2006) Gender
differences in the timing of initiation of chronic hemodialysis. London,Ontario: CANNT
2006 in Partnership with RPN, London Convention Centre
Lampiran 1
PENJELASAN PENELITIAN
Judul Penelitian:
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Inisiasi Dialisis Pasien Gagal Ginjal Tahap Akhir di RSUP
Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Fakultas Ilmu
faktor-faktor
yang
mempengaruhi inisiasi dialisis pada pasien gagal ginjal tahap akhir di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten.
Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah mengisi kuisioner yang akan dilakukan oleh
Bapak/Ibu/Saudara, yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
berpengaruh.
Hasil penelitian ini akan dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di
masa yang akan datang. Peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak
Bapak/Ibu/Saudara sebagai responden dan menjamin kerahasiaan identitas dan data yang
diberikan.
Bapak/Ibu/Saudara
dapat
mengundurkan
diri
sewaktu-waktu
apabila
menghendakinya.
.Mei, 2011
Peneliti
Ns. Daryani, SKep
Lampiran 2
SURAT PERMOHONAN
UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN
: Daryani, Skep.Ns.
Alamat
Pekerjaan
Dengan Hormat,
Dengan ini mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk bersedia menjadi
responden penelitian yang akan saya lakukan, dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Inisiasi Dialisis Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Tahap Akhir
Di RSUP Dr Soeradji
Tirtonegoro Klaten .
Manfaat dari penelitian ini adalah pemberian asuhan keperawatan pada pasien lebih
komphrehensif/menyeluruh, sehingga permasalahan pasien dapat diatasi.
Bersama ini saya sebagai peneliti mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian dan tidak
menimbulkan resiko apapun bagi Bapak/Ibu/Saudara sebagai responden.
Demikian permohonan menjadi responden peneliti sampaikan. Atas perhatian dan kerjasama
yang baik dari Bapak/Ibu/Saudara, peneliti menghaturkan banyak terimakasih.
Klaten, . 2011
Hormat saya,
Daryani, SKep.Ns
Lampiran 3
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA
BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN
Umur
Alamat
Saya telah membaca surat permohonan dan mendapatkan penjelasan tentang penelitian yang
akan dilakukan oleh saudara
Saya telah mengerti dan memahami tujuan,manfaat serta dampak yang mungkin terjadi dari
penelitian yang akan dilaksanakan. Saya mengerti dan yakin bahwa peneliti akan menghormati
hak-hak saya sebagai responden, sehingga dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak
manapun, saya memutuskan untuk bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian
ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui
Peneliti
Ns. Daryani,SKep
. , Mei 2011
Yang membuat pernyataan,
Lampiran 4
Kode:
KUISIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INISIASI DIALISIS PADA
PASIEN GAGAL GINJAL TAHAP AKHIR DI RSUP DR SOERADJI T KLATEN
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Bentuk 1: Pengisian jawaban dilakukan dengan memberi tanda ceklis () pada
kotak jawaban yang sudah tersedia.
2. Bentuk 2: Pengisian jawaban dilakukan dengan menuliskan jawaban sesuai dengan
pertanyaan.
3. Pengisian kuisioner ini akan dipandu langsung oleh peneliti.
4. Semua jawaban Anda adalah benar.
I. KUISIONER A
1. Nama
(Inisial)
2. Usia
(tahun)
3. Alamat
6. Status Pernikahan
7. Tingkat Pendidikan
(kilometer)
Laki-laki
Perempuan
Menikah
Belum menikah/janda/duda
Tidak Sekolah
SMA
SD
PT
SMP
8. Pekerjaan:
Tidak Bekerja
Pegawai Swasta
Buruh
PNS
Petani
Lain-lain: (Sebutkan)
9. Pendapatan perbulan : Rp
10. Status Asuransi
Tidak Asuransi
Asuransi
DM/Penyakit gula
Ditunda
Pedagang
II. KUISIONER B
KUISIONER DUKUNGAN KELUARGA
Saat sakit, seseorang memerlukan dukungan dari keluarga dan orang-orang
terdekatnya. Pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan bagaimana dukungan
keluarga dan orang-orang terdekat, saat
Bapak/Ibu/Saudara pertama kali
didiagnosa sakit Gagal Ginjal dan harus Cuci Darah.
Petunjuk Pengisian:
1. Pengisian kuisioner akan dipandu langsung oleh peneliti.
2. Semua jawaban Anda adalah benar.
3. Jawablah dengan memberi tanda () pada kotak jawaban yang sudah tersedia
dengan ketentuan sebagai berikut:
Selalu
= apabila keluarga memberi dukungan setiap hari kepada
Anda.
Sering
= apabila keluarga memberi dukungan 2-3 hari sekali
kepada Anda
Kadang-kadang
= apabila keluarga memberi dukungan lebih dari 4 hari
setelah Anda membutuhkan dukungan.
Tidak Pernah
= apabila keluarga tidak pernah memberikan dukungan
kepada Anda.
NO Pertanyaan
1
2
4
5
6
Selalu
Sering
Kadang- Tidak
kadang pernah
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
III. KUISIONER C
KUISIONER DUKUNGAN PELAYANAN KESEHATAN
Saat Anda dirawat di Rumah Sakit, Anda berinteraksi dengan petugas pelayanan
kesehatan (Dokter, perawat dan petugas yang lain). Pertanyaan dibawah ini
berhubungan dengan sejauhmana dukungan petugas kesehatan saat pertama
kali Anda didiagnosa sakit Gagal Ginjal dan harus Cuci darah.
Petunjuk Pengisian:
1. Pengisian kuisioner akan dipandu langsung oleh peneliti.
2. Semua jawaban Anda adalah benar.
3. Jawablah dengan memberi tanda () pada kotak jawaban yang sudah
tersedia dengan ketentuan sebagai berikut:
Selalu
= apabila petugas kesehatan memberi dukungan
setiap hari kepada Anda.
Sering
= apabila petugas kesehatan memberi dukungan
2-3 hari sekali kepada Anda
Kadang-kadang
= apabila petugas kesehatan memberi dukungan
> 4 hari sekali kepada Anda.
Tidak Pernah
= apabila petugas kesehatan tidak pernah
memberikan dukungan kepada Anda.
No
Pertanyaan
Petugas
kesehatan,
khususnya
perawat
memberikan
perhatian
terhadap perasaan khawatir
yang
Anda rasakan akibat menderita gagal
ginjal.
Petugas
kesehatan, khususnya
perawat peduli terhadap harapan yang
Anda inginkan.
Petugas kesehatan, dokter ataupun
perawat
memberikan
informasi
tentang penyakit yang Anda derita
dengan jelas dan mudah dipahami.
Petugas
kesehatan
menjelaskan
mengapa dialisis perlu dilakukan
kepada Anda.
Petugas
kesehatan,
menjelaskan
secara singkat dan jelas prinsip
dialisis yang dilakukan.
10
Petugas
kesehatan
menjelaskan
tindakan
mencegah
komplikasi
penyakit yang Anda derita.
11
Petugas
kesehatan
mendukung
terhadap tindakan untuk mencegah
komplikasi dari penyakit yang Anda
derita.
12
13
14
15
16
17
Petugas
kesehatan
memberikan
arahan yang baik, terhadap keputusan
pengobatan yang Anda pilih.
18
19
Petugas
kesehatan
memberikan
arahan yang benar, saat Anda
membutuhkan informasi tentang
jaminan kesehatan.
20
Lampiran 16
Kode :
Pertanyaan
Jawaban
Jawaban Salah
3
4
Jam:
Bulan:
1 skor 2
>1 skor 4
Desember dst
Januari
1 skor 2
>1 skor 4
Jam: WIB
Bulan:
Tahun :
20,19,18 dst 1
Desember dst
Januari
1 skor 2
2 skor 4
3 skor 6
4 skor 8
Salah semua
skor 10
WIB
Skore
Jawaban Benar
TOTAL SKOR
Sumber: Loretz L. (2005) Primary Care Tools for Clinicians, A Compendium of Forms,
Quistionnare, and Rating Scales for Everyday Practice; Elsevier Mosby