Anda di halaman 1dari 26

Deteksi Dini Komplikasi Ibu dan Janin

Selama pemeriksaan antenatal, bidan akan memberitahu pasien jika ia mengalami tanda-tanda
bahaya dan akan mendeteksinya. Hal ini, penting bagi bidan untuk memeriksa tanda-tanda
bahaya yang kemungkinan akan dialami ibu dan janin.
Deteksi dini komplikasi ibu dan janin meliputi :
1. Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda
2. Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut
Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda
Perdarahan pervaginam
1. Abortus
2. Kehamilan Mola
3. Kehamilan Ektopik
Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan
22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.

Abortus spontan, abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar untuk
mengakhiri kehamilan tersebut.

Abortus buatan, terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses
kehamilan (abortus provokatus).

Abortus infeksius, abortus yang disertai komplikasi infeksi. Penanganan dengan


pengosongan uterus.

Missed abortion, perdarahan disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga
8 minggu atau lebih. Penanganannya dengan tindakan dilatasi.

Tabel 1. Tanda dan Penanganan Abortus Sesuai Jenisnya


Jenis Abortus Tanda
Iminen
Flek (darah coklat)
Insipien
Ostium terbuka, darah +, nyeri
Darah -/+, nyeri, sebagian konsepsi
Inkomplit
keluar

Penanganan
Bed rest total
Dilatasi & kuterase
Digital, uterotonika &
antibiotika

Komplit

Hasil konsepsi keluar

Uterotoni

Kehamilan Mola
Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio
tetapi terjadi proliferasi dari vili korealis disertai dengan degenerasi hidropik. Tandanya adanya
perdarahan, besar uterus tidak sesuai umur kehamilan, tidak ada tanda pasti hamil, keluar
jaringan mola, kadar HCG positif, muka dan badan pucat kekuningan dan saat USG ada
gambaran seperti badai salju. Penanganannya adalah evakuasi mola secepatnya dan periksa ulang
secara teratur.
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi terjadi di luar
endometrium kavum uteri, seperti di ovarium, serviks dan tuba fallopi.
Tanda dan gejalanya adalah HCG positif, amenorea, perdarahan vagina, nyeri abdomen bagian
bawah, pucat/ anemi, kesadaran menurun dan lemah, syok hipovolemik, nyeri goyang porsio dan
perut kembung. Penanganannya dilakukan stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan
larutan kristaloid dan tindakan operatif.
Hipertensi gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil atau
disebut pre eklamsia tidak murni. Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang
terpenting adalah menegakkan diagnosis seawal mungkin.
Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2003)
Klasifikasi
Normal
Pre hipertensi
Hipertensi stadium I
Hipertensi stadium II

Sistolik
< 120
120 139
140 159
>= 160

Diastolik
< 180
80 89
90 99
>= 10

Definisi hipertensi dalam kehamilan menurut WHO :

Tekanan sistol ? 140 atau tekanan diastol ? 90 mmHg.

Kenaikan tekanan sistolik ? 15 mmHg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil atau
pada trimester pertama kehamilan.

Klasifikasi

Hipertensi Essensial Hipertensi terjadi sebelum kehamilan atau pada 20 pekan pertama
kehamilan yang menetap sampai 12 pekan pasca persalinan.

Hipertensi Gestasional Kenaikan tekanan darah diatas normal pada waktu kehamilan
tanpa terjadi proteinuria, dan kembali normal dalam 12 pekan pasca persalinan.

Pre-Eklampsia dan Eklampsia Hipertensi ringan sampai berat dengan proteinuria (>0,3
gr dalam 24 jam). Jika tidak ada proteinuria, tersangka preeklampsia bila terjadi kenaikan
tekanan darah dan ada keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin serum >1,2 mg/dl, jumlah
trombosit < 100.000 sel /mm3, anemia hemolitik dan kenaikan SGOT, SGPT.

Pre-Eklampsia dengan Hipertensi Kronik Pre eklampsia yang terjadi pada penderita
hipertensi esensial.

Penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan dengan memberikan obat anti hipertensi antara lain
Methyldopa, Labetalol, Nifedipin SR dan Hydralazine.
Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut/ abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah normal. Nyeri
abomen yang menunjukkan masalah yang mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap, dan
tidak hilang meskipun telah istirahat. Hal ini bisa terjadi pada apendisitis, kehamilan ektopik,
abortus, penyakit radang pelvik, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio
plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut
Perdarahan per vaginam
Perdarahan per vaginam pada kehamilan lanjut terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan
antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta (plasenta previa, solusio plasenta atau
perdarahan yang belum jelas sebabnya) dan bukan dari kelainan plasenta (erosi, polip, varises
yang pecah).
Plasenta Previa
Adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi ostium uteri internal. Tanda dan gejalanya adalah perdarahan tanpa
nyeri atau perdarahan dengan awitan mendadak. Penanganannya adalah dengan terapi pasif yaitu
jangan melakukan periksa dalam, lakukan USG, evaluasi kesejahteraan janin, rawat inap/ tirah
baring atau terapi aktif dengan mengakhiri kehamilan
Solusio Plasenta
Adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari pelekatannya
sebelum janin lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat janin 500
gram. Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan
tidak dapat tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada
uterus, DJJ dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan
tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan anemia, tindakan operatif
(SC atau partus pervaginam).
Keluar cairan per vaginam
Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air
ketuban maupun leukhore yang patologis.
Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum waktunya.

Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua persalinan dan 4 % pada
kehamilan kurang 34 mg.
Penyebab : serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda,
hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi. Penatalaksanaan :
pertahankan kehamilan sampai matur, pemberian kortikosteroid untuk kematangan paru
janin, pada UK 24-32 minggu untuk janin tidak dapat diselamatkan perlu
dipertimbangkan melakukan induksi, pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan
dalam waktu 6 jam sampai 24 jam bila tidak ada his spontan.
Gerakan janin berkurang
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin
tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah
masuk panggul pada kehamilan aterm.
Kematian janin
Merupakan komplikasi kehamilan yang berat.
Penyebab umum : abnormalitas kromosom, malformasi kongenital. Infeksi, penyebab imunologi
dan komplikasi penyakit maternal.
Temukan pada saat pengkajian : gerakan janin menghilang, DJJ tidak terdengar, keluar flek
disertai nyeri, kontraksi uterus dan penipisan serviks, janin lahir mati dan kurus. Penanganan :
akhiri kehamilan dengan induksi bila tidak terjadi persalinan spontan.
Referensi
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk
Bidan. EGC. Jakarta.
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta.
Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan
Bina Pustaka. Jakarta.
Scott, J. 2002. Buku Saku Obstetri Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.
Deteksi Dini Komplikasi Ibu dan Janin
Selama pemeriksaan antenatal, bidan akan memberitahu pasien jika ia mengalami tanda-tanda
bahaya dan akan mendeteksinya. Hal ini, penting bagi bidan untuk memeriksa tanda-tanda bahaya
yang kemungkinan akan dialami ibu dan janin.
Deteksi dini komplikasi ibu dan janin meliputi :
1.

Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda

2.

Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut

Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda
Perdarahan pervaginam

1.

Abortus

2.

Kehamilan Mola

3.

Kehamilan Ektopik

Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan 22
minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.

Abortus spontan, abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar untuk mengakhiri
kehamilan tersebut.

Abortus buatan, terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses
kehamilan (abortus provokatus).

Abortus infeksius, abortus yang disertai komplikasi infeksi. Penanganan dengan pengosongan
uterus.

Missed abortion, perdarahan disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8
minggu atau lebih. Penanganannya dengan tindakan dilatasi.

Tabel 1. Tanda dan Penanganan Abortus Sesuai Jenisnya


Jenis
Abortus

Tanda

Penanganan

Iminen

Flek (darah coklat)

Bed rest total

Insipien

Ostium terbuka, darah +, nyeri

Dilatasi & kuterase

Inkomplit

Darah -/+, nyeri, sebagian konsepsi


keluar

Digital, uterotonika &


antibiotika

Komplit

Hasil konsepsi keluar

Uterotoni

Kehamilan Mola
Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi
terjadi proliferasi dari vili korealis disertai dengan degenerasi hidropik. Tandanya adanya perdarahan,
besar uterus tidak sesuai umur kehamilan, tidak ada tanda pasti hamil, keluar jaringan mola, kadar
HCG positif, muka dan badan pucat kekuningan dan saat USG ada gambaran seperti badai salju.
Penanganannya adalah evakuasi mola secepatnya dan periksa ulang secara teratur.

Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi terjadi di luar endometrium
kavum uteri, seperti di ovarium, serviks dan tuba fallopi.
Tanda dan gejalanya adalah HCG positif, amenorea, perdarahan vagina, nyeri abdomen bagian bawah,
pucat/ anemi, kesadaran menurun dan lemah, syok hipovolemik, nyeri goyang porsio dan perut
kembung. Penanganannya dilakukan stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan larutan
kristaloid dan tindakan operatif.
Hipertensi gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil atau
disebut pre eklamsia tidak murni. Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang
terpenting adalah menegakkan diagnosis seawal mungkin.
Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2003)
Klasifikasi

Sistolik

Diastolik

Normal

< 120

< 180

Pre hipertensi

120 139

80 89

Hipertensi stadium I

140 159

90 99

Hipertensi stadium II

>= 160

>= 10

Definisi hipertensi dalam kehamilan menurut WHO :

Tekanan sistol ? 140 atau tekanan diastol ? 90 mmHg.

Kenaikan tekanan sistolik ? 15 mmHg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil atau pada
trimester pertama kehamilan.

Klasifikasi

Hipertensi Essensial Hipertensi terjadi sebelum kehamilan atau pada 20 pekan pertama
kehamilan yang menetap sampai 12 pekan pasca persalinan.

Hipertensi Gestasional Kenaikan tekanan darah diatas normal pada waktu kehamilan tanpa
terjadi proteinuria, dan kembali normal dalam 12 pekan pasca persalinan.

Pre-Eklampsia dan Eklampsia Hipertensi ringan sampai berat dengan proteinuria (>0,3 gr
dalam 24 jam). Jika tidak ada proteinuria, tersangka preeklampsia bila terjadi kenaikan
tekanan darah dan ada keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut. Pada

pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin serum >1,2 mg/dl, jumlah trombosit <
100.000 sel /mm3, anemia hemolitik dan kenaikan SGOT, SGPT.

Pre-Eklampsia dengan Hipertensi Kronik Pre eklampsia yang terjadi pada penderita
hipertensi esensial.

Penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan dengan memberikan obat anti hipertensi antara lain
Methyldopa, Labetalol, Nifedipin SR dan Hydralazine.
Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut/ abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah normal. Nyeri
abomen yang menunjukkan masalah yang mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak
hilang meskipun telah istirahat. Hal ini bisa terjadi pada apendisitis, kehamilan ektopik, abortus,
penyakit radang pelvik, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio plasenta,
infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut
Perdarahan per vaginam
Perdarahan per vaginam pada kehamilan lanjut terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan
antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta (plasenta previa, solusio plasenta atau perdarahan
yang belum jelas sebabnya) dan bukan dari kelainan plasenta (erosi, polip, varises yang pecah).
Plasenta Previa
Adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi ostium uteri internal. Tanda dan gejalanya adalah perdarahan tanpa nyeri
atau perdarahan dengan awitan mendadak. Penanganannya adalah dengan terapi pasif yaitu jangan
melakukan periksa dalam, lakukan USG, evaluasi kesejahteraan janin, rawat inap/ tirah baring atau
terapi aktif dengan mengakhiri kehamilan
Solusio

Plasenta

Adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari pelekatannya
sebelum janin lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat janin 500 gram.
Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan tidak dapat
tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada uterus, DJJ dapat
normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan tersembunyi dan syok.
Penanganannya adalah atasi syok dan anemia, tindakan operatif (SC atau partus pervaginam).
Keluar

cairan

per

vaginam

Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air
ketuban

maupun

leukhore

yang

patologis.

Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum waktunya. Insidensi
ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang

34

mg.

Penyebab : serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion),


kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi. Penatalaksanaan : pertahankan kehamilan
sampai matur, pemberian kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK 24-32 minggu
untuk janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan melakukan induksi, pada UK
aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam waktu 6 jam sampai 24 jam bila tidak ada his
spontan.
Gerakan

janin

berkurang

Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak
dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk
panggul pada kehamilan aterm.
Kematian
Merupakan

janin
komplikasi

kehamilan

yang

berat.

Penyebab umum : abnormalitas kromosom, malformasi kongenital. Infeksi, penyebab imunologi dan
komplikasi

penyakit

maternal.

Temukan pada saat pengkajian : gerakan janin menghilang, DJJ tidak terdengar, keluar flek disertai
nyeri, kontraksi uterus dan penipisan serviks, janin lahir mati dan kurus. Penanganan : akhiri
kehamilan dengan induksi bila tidak terjadi persalinan spontan.
Referensi
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Bidan.
EGC. Jakarta.
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta.
Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina
Pustaka. Jakarta.
Scott, J. 2002. Buku Saku Obstetri Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.

Kunjungan Ulang Antenatal


Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal
pertama.
Kunjungan ulang dilakukan/ dijadwalkan setiap 4 minggu sekali sampai umur 28 minggu. Selanjutnya
tiap 2 minggu sekali sampai umur kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai bersalin.
INGAT : Wanita hamil seyogyanya melakukan kunjungan antenatal sebanyak 4 kali selama
kehamilan.
Kunjungan antenatal pertama : riwayat ibu dan pemeriksaan fisik.

Kunjungan antenatal ulang : pendektesian komplikasi-komplikasi ibu dan janin, mempersiapkan


kelahiran dan kegawatan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pengajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kunjungan ulang:
1.

Pihak Ibu

2.

Pihak Bayi

3.

Pemeriksaan Laboratorium/ Penunjang

Pihak Ibu
Riwayat kehamilan sekarang

Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya : perdarahan vagina, sakit kepala yang hebat,
perubahan visual secara tiba-tiba, nyeri abdomen yang hebat, bengkak pada muka/ tangan,
gerak janin berkurang.

Keluhan-keluhan lazim kehamilan : pegel-pegel, kram pada kaki, sering kencing, pigmentasi
kulit, sembelit.

Kekhawatiran-kekhawatiran

lain : apakah bayi yang dikandungnya sehat, melahirkan itu

sakit.

Perasaan ibu pada kunjungan sekarang.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tekanan darah; berat badan; tinggi fundus uteri (tafsiran
berat janin); auskultasi (mengetahui denyut jantung janin); palpasi abdominal untuk mendeteksi
kehamilan ganda (setelah UK 28 minggu); manuver Leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal
(setelah 36 minggu).
Pemeriksaan keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum meliputi penampilan; sikap tubuh dan emosi ibu.
Pihak Bayi

Pada bayi yang perlu dikaji adalah gerakan janin; denyut jantung janin (DJJ), dilakukan setelah UK 12
minggu; tafsiran berat janin (TBJ); letak dan presentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul);
kehamilan kembar/ tunggal.
Laboratorium
Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan pada kunjungan ulang antenatal adalah :
Hemoglobin (Hb), hematokrit (Hmt); STS (Serologic test for syphilis) pada trimester III diulang;
Kultur untuk gonokokus; Protein urin; Gula dalam darah; VDRL
Pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta Kegawatdaruratan
1.

Memberitahu ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami.

2.

Menanyakan pada ibu mengenai kondisi nutrisi, tambahan zat besi dan anti tetanus.

3.

Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian ASI, KB, latihan/ olahraga
ringan, istirahat, nutrisi.

4.

Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran/ kegawatdaruratan.

5.

Ajari ibu tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan dilaksanakan jika menemukan
tanda bahaya.

6.

Jadwalkan kunjungan berikutnya.

7.

Mencatat kunjungan dengan SOAP.

Referensi
Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Mate

Diagnosis Kehamilan
September 1st, 2009 lusa Leave a comment Go to comments

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira 280 hari (40 minggu)
dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, triwulan I dimulai
dari konsepsi sampai 12 minggu, triwulan II dari 12 sampai 28 minggu dan triwulan III dari 28 sampai
40

minggu.

Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan klinis berdasarkan
tanda dan gejala kehamilan.

Tanda dan Gejala Kehamilan


1.

Tanda mungkin hamil

2.

Tanda tidak pasti hamil

3.

Tanda pasti hamil

Tanda Mungkin Hamil

Amenorhea Wanita tidak datang menstruasi 2 bulan berturut-turut.

Nausea (mual) dan emesis (muntah) -Umumnya terjadi pada wanita hamil muda umur 6-8
minggu. Mual-mual pada pagi hari disebut morning sickness. Akibat dari pengaruh hormon
progesteron dan estrogen sehingga pengeluaran asam lambung berlebihan.

Mastodynia Payudara terasa nyeri dan kencang disebabkan payudara membesar karena
pengaruh hormon estrogen pada ductus mammae dan progesteron pada alveoli.

Quickening Perasaan gerakan janin pada minggu ke 18 atau minggu 20 (primigravida) dan
umur 14 atau 16 minggu pada multi gravida. Gerakan janin pertama kali dapat digunakan
untuk menentukan umur kehamilan.

Miksi Wanita hamil trimester I dan III sering merasakan sering kencing karena uterus yang
gravid mendesak vesica urinaria.

Konstipasi Kesulitan

buang air besar karena pengaruh hormon progesteron yang

menghambat peristaltik usus dan karena perubahan pola makan.

Weight gain Pertambahan berat badan ibu tidak selalu berbanding lurus dengan
pertambahan berat janin. Pertambahan berat badan ibu ada artinya setelah umur 20
minggu.Umumnya pertambahan berat badan normal selama kehamilan adalah 8-14 kg.

Fatigue Perasaan lelah pada ibu hamil sulit diterangkan, namun kerja jantung dirasakan
lebih berat pada umur 32 minggu.

Nail sign Umumnya umur 6 minggu wanita hamil mengeluh ujung kuku lunak dan lebih tipis.

Mengidam Ingin makanan atau minuman tertentu. Hal ini terjadi pada bulan-bulan pertama.

Sinkope (pingsan) Adanya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) sehingga


menyebabkan iskemik susunan saraf pusat.

Pigmentasi kulit Pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, sering dijumpai pada muka
(chloasma gravidarum), dinding perut (striae gravidarum = suatu perubahan warna seperti
jaringan parut), leher dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu
menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah menifes).

Epulis Hipertropi papilla ginggivae (gusi berdarah).

Varises Pemekaran vena-vena, dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva. Biasanya dijumpai
pada triwulan akhir.

Tanda tidak pasti

Perut membesar

Uterus membesar, sesuai dengan umur kehamilan.

Tanda Chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan karena hipervaskularisasi hormon


estrogen.

Discharge, lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini pengaruh hormon estrogen dan
progesteron.

Tanda Goodell, portio teraba melunak.

Tanda Hegar, isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak.

Tanda Piscaseck, pembesaran dan pelunakan pada tempat implantasi. Biasannya ditemukan
saat umur 10 minggu.

Teraba ballotement (tanda ada benda mengapung/ melayang dalam cairan), pada umur 16-20
minggu.

Kontraksi Braxton Hicks, kontraksi uterus (perut terasa kencang) tetapi tidak disertai rasa
nyeri.

Reaksi kehamilan positif

Tanda pasti

Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan diraba serta ditemukan bagian-bagian
janin.

Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi Dapat didengar dengan stetoscop
monoculer laenec, doppler, alat kardiotograf dan dilihat pada USG.

Terlihat tulang-tulang janin pada foto rontgen rongten sudah tidak disarankan.

Differential Diagnosa Kehamilan


1.

Pseudosiesis Terdapat amenorea, perut membesar, uterus sebesar biasa, tanda kehamilan
negatif.

2.

Mioma uteri Perut membesar, rahim membesar teraba padat kadang berbenjol-benjol, tanda
kehamilan negatif, perdarahan banyak saat menstruasi.

3.

Kistoma ovarii Mungkin ada menopause, perut membesar tapi pada periksa dalam uterus
sebesar biasa, tanda kehamilan negatif, lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur
kehamilan.

4.

Retensio urine Uterus sebesar biasa, tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.

5.

Menopause Terdapat amenorea, umur wanita kira-kira diatas 43 tahun, uterus sebesar
biasa, tanda dan reaksi kehamilan negatif.

6.

Hematometra Terdapat amenorea yang dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa sakit
setiap bulan, terjadi penumpukan darah dalam rahim, reaksi kehamilan negatif. Hal ini
disebabkan oleh himen imperforata.

Tabel 1. Perbandingan Antara Primipara Dan Multipara


Primipara

Multipara

Perut

Tegang

Longgar, terdapat striae

Pusat

Menonjol

Dapat datar

Rahim

Tegang

Agak lunak

Payudara

Tegang, tegak

Menggantung, agak lunak, terdapat striae

Labia

bersatu

Agak terbuka

Himen

Koyak beberapa tempat

Karankula himenalis

Vagina

Sempit dengan rugae utuh

Lebar, rugae berkurang

Serviks

Licin, lunak, tertutup

Sedikit terbuka, teraba bekas robekan


persalinan

Pembukaan

Mendatar lalu membuka

Membuka dan mendatar

Perineum

Masih utuh

Bekas luka episiotomi

Referensi
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Keluarga Berencana Untuk Bidan.
EGC. Jakarta.
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta.
Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina
Pustaka. Jakarta.

Tanda Bahaya Trimester I


Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan
bahaya.( Uswhaya,2009:3)
Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang
normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang
mungkin terjadi selama hamil muda.
Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I meliputi:
1.

Perdarahan pervaginam

2.

Mual muntah berlebihan

3.

Sakit kepala yang hebat

4.

Penglihatan kabur

5.

Nyeri perut yang hebat

6.

Gerakan janin berkurang

7.

Bengkak pada wajah, kaki dan tangan

8.

Nyeri perut yang hebat

9.

Selaput kelopak mata pucat

10. Demam tinggi


11. Kejang
12. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Perdarahan

pervaginam

Pengertian
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda,
perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan
mola, kehamilan ektopik.
Penanganan

Umum

Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu,
termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok,
segera lakukan tindakan meskipun tandatanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan
evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting
untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan
restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan.(Saifuddin,2002 : 18-19)
Macammacam perdarahan pervaginam
1.

Abortus

2.

Kehamilan Mola

Abortus
Abortus adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu atau sebelum
plasenta selesai.
Macammacam abortus

Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa interval luar (buatan) untuk
mengakhiri kehamilan tersebut. Penanganannya: lakukan penilaian awal untuk segera
menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi berat, atau masih cukup stabil), segera
upayakan stabilisasi pasien sebelum melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau
merujuk), temukan dan hentikan dengan segera sumber perdarahan, lakukan pemantauan
ketat tentang kondisi pasca tindakan dan perkembangan lanjutan. (Sarwono, 2001: 145)

Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai
obatobatan mau pun alatalat.

Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis) biasanya perlu
mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.

Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakantindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis.

Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Penanganannya: bila ada tanda
tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan
jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obatobat
uterotonika dan antibiotika.

Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah: abortus yang sedang berlangsung,
dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba kehamilan tidak dapat dipertahankan
lagi. Penanganannya: bila ada tandatanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan
dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan
kuretase. Setelah itu beri obatobat uterotonika dan antibiotika.

Abortus imminens (keguguran membakat) adalah keguguran membakat dan akan terjadi.
Dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obatobat hormonal
dan anti spasmodika serta istirahat. Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah
baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan seksual, jika:
perdarahan berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji kehamilan atau
USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.

Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim
dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud
agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan
dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.(Mohctar, 1998 :
211212)

Mola Hidatidosa
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering kali sulit dibedakan dari
kehamilan anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma uteri.(Sarwono, 2007 :
142)
Penanganan umum: jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evaluasi uterus, segera

lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 unit
oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit
(sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan efektifitas kontraksi terhadap
pengosongan uterus secara cepat).(Saifudin,2002:17)
Mual Muntah Berlebihan
Pengertian
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan
malam hari. Gejalagejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu diantara seribu
kehamilan, gejalagejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini
belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada
umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah
yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan
umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan
fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.(Sarwono, 2005: 275)
Penanganan

Umum

Mual muntah dapat diatasi dengan:


1.

Makan sedikit tapi sering

2.

Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak

3.

Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat.

4.

Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu
waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya.

5.

Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta makanan
lain.

6.

Isap sepotong jeruk yang segar ketika merasa mual

7.

Hindari halhal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi

8.

Istirahat cukup

9.

Hindari halhal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa
mual (Curtis, 2000:28)

Komplikasi
Jika muntah terus menerus bisa terjadi kerusakan hati. Komplikasi lainya adalah perdarahan pada
retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah. (Rochjati,
2003:2)
Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang
normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan
adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala
yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang.
Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang
maternal, stroke, koagulopati dan kematian. (Uswhaaya, 2009: 4-5)
Penanganan Umum
1.

Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan
fasilitas tindakan gawat daruratan.

2.

Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah,
dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan
keluarganya. (Saifuddin, 2002 : 33)

Komplikasi
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi
hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke,
koagulopati dan kematian.(Irma, 2002:4)
Penglihatan

Kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga
terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat,
yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual
yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak,
misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya
pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran
darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme
pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5)

Penanganan Umum
1.

Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan
menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.

2.

Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tandatanda vital sambil
menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.
(Saifuddin, 2002: 33)

Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan antala lain kejang dan eklamsia
Bengkak Pada Wajah, Kaki dan Tangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari
kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema pretibial yang ringan
sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis
pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah
oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Oedema biasa menjadi menunjukkan adanya
masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak
hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang
hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau preeklampsia.
(Uswhaaja, 2009: 5-6)
Penanganan Umum
1.

Istirahat cukup

2.

Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak.

3.

Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk


segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3)

Komplikasi
Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tandatanda
oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam
air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium. (Rochjati, 2003:2)
Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.

Penanganan Umum
1.

Memberikan dukungan emosional pada ibu

2.

Menilai denyut jantung janin (DJJ): a) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh
obat, kemudian nilai ulang; b) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan
menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109)

Komplikasi
Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress
Nyeri

Perut

Yang

Hebat

Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan
ektopik atau abortus. (Saifuddin, 2002: 98)
Penanganan Umum
1.

Lakukan segera pemeriksaan umum meliputi tanda vital (nadi, tensi, respirasi, suhu)

2.

Jika dicurigai syok, mulai pengobatan sekalipun gejala syok tidak jelas, waspada dan evaluasi
ketat karena keadaan dapat memburuk dengan cepat.

3.

Jika ada syok segera terapi dengan baik (Saifuddin, 2002: 98)

Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik; preeklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens (Irma,2008:7)
Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini
jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada
kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.
Penanganan Umum
1.

Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG

2.

Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar
(jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.

3.

Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan
pemeriksaan dalam secara digital.

4.

Mengobservasi tidak ada infeksi

5.

Mengobservasi tandatanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112)

Komplikasi
1.

Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta

2.

Tandatanda infeksi (demam, cairan vagina berbau)

3.

Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm (Saifuddin, 2002:
114)

Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejalagejala sakit
kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia
Penanganan
1.

Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi
kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah

2.

Bebaskan jalan nafas

3.

Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur

4.

Lakukan pengawasan ketat (Saifuddin, 2002:34)

Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria (Saifuddin, 2002:34)
Demam

Tinggi

Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38 C dalam kehamilan merupakan suatu
masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan

Umum

Demam tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk menurunkan
suhu. (Saiffudin, 2002: 84)

Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung
kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86)
Selaput

Kelopak

Mata

Pucat

Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah
dalam keadaan rendah, kuantitas dari selsel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang
dibutuhkan

oleh

bayi.

Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kirakira 50% selama
kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada
sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel
darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.
Penanganan
Anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup. (Curtis, 2000: 47)
Komplikasi
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan
komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion,
kelainan kongenital, abortus/ keguguran. (Ayurai, 2009: 4).
Referensi
Curtis,G.B.2002. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta.
Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Irma. 2008. Tanda Bahaya Kehamilan. http:// www.masdanang.co.cc Juni 20, 3:50 am
Kusmiyati, Y. DKK. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Jakarta
Masdanang.2008. Tanda Bahaya Kehamilan. http:// www.masdanang.co.cc June 20, 2008 3:41 am
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC
Nurweni, 2009. Gambaran Tingkat pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Trimester I Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan di RB Citra Prasasti I Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. Karya Tulis
Ilmiah.
Prawirohardjo, 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka

Kunjungan Ulang Antenatal

Kunjungan ulang yaitu setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal
pertama.
Kunjungan ulang dilakukan/ dijadwalkan setiap 4 minggu sekali sampai umur 28 minggu. Selanjutnya
tiap 2 minggu sekali sampai umur kehamilan 36 minggu dan setiap minggu sampai bersalin.

INGAT : Wanita hamil seyogyanya melakukan kunjungan antenatal sebanyak 4 kali selama
kehamilan.
Kunjungan antenatal pertama : riwayat ibu dan pemeriksaan fisik.
Kunjungan antenatal ulang : pendektesian komplikasi-komplikasi ibu dan janin, mempersiapkan
kelahiran dan kegawatan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pengajaran.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kunjungan ulang:
1.

Pihak Ibu

2.

Pihak Bayi

3.

Pemeriksaan Laboratorium/ Penunjang

Pihak Ibu
Riwayat kehamilan sekarang

Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya : perdarahan vagina, sakit kepala yang hebat,
perubahan visual secara tiba-tiba, nyeri abdomen yang hebat, bengkak pada muka/ tangan,
gerak janin berkurang.

Keluhan-keluhan lazim kehamilan : pegel-pegel, kram pada kaki, sering kencing, pigmentasi
kulit, sembelit.

Kekhawatiran-kekhawatiran

lain : apakah bayi yang dikandungnya sehat, melahirkan itu

sakit.

Perasaan ibu pada kunjungan sekarang.

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan tekanan darah; berat badan; tinggi fundus uteri (tafsiran
berat janin); auskultasi (mengetahui denyut jantung janin); palpasi abdominal untuk mendeteksi
kehamilan ganda (setelah UK 28 minggu); manuver Leopold untuk mendeteksi kedudukan abnormal
(setelah 36 minggu).
Pemeriksaan keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum meliputi penampilan; sikap tubuh dan emosi ibu.

Pihak Bayi
Pada bayi yang perlu dikaji adalah gerakan janin; denyut jantung janin (DJJ), dilakukan setelah UK 12
minggu; tafsiran berat janin (TBJ); letak dan presentasi, engagement (masuknya kepala ke panggul);
kehamilan kembar/ tunggal.
Laboratorium
Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan pada kunjungan ulang antenatal adalah :
Hemoglobin (Hb), hematokrit (Hmt); STS (Serologic test for syphilis) pada trimester III diulang;
Kultur untuk gonokokus; Protein urin; Gula dalam darah; VDRL
Pendidikan Kesehatan dan Persiapan Kelahiran serta Kegawatdaruratan
1.

Memberitahu ibu mengenai ketidaknyamanan normal yang dialami.

2.

Menanyakan pada ibu mengenai kondisi nutrisi, tambahan zat besi dan anti tetanus.

3.

Ajarkan ibu mengenai (sesuai umur kehamilan), yaitu pemberian ASI, KB, latihan/ olahraga
ringan, istirahat, nutrisi.

4.

Diskusikan mengenai rencana persalinan kelahiran/ kegawatdaruratan.

5.

Ajari ibu tanda bahaya, pastikan ibu memahami apa yang akan dilaksanakan jika menemukan
tanda bahaya.

6.

Jadwalkan kunjungan berikutnya.

7.

Mencatat kunjungan dengan SOAP.

Referensi
Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Pemeriksaan Kehamilan
TRANSLATE

Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan
pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat
dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 3 kali selama kehamilan yaitu pada
usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan
normal. Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali
hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan seminggu sekali
ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.
Kenapa pemeriksaan kehamilan begitu penting yang wajib dilakukan oleh para
ibu hamil? karena dalam pemeriksaan tersebut dilakukan monitoring secara
menyeluruh baik mengenai kondisi ibu maupun janin yang sedang
dikandungnya. Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat mengetahui
perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan
bahkan penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini.
Berikut diterangkan mengenai hal apa saja yang dilakukan dalam pemeriksaan kehamilan, sebagai bahan
pengetahuan bagi para ibu hamil agar menuju kehamilan yang sehat dan keluarga yang berkualitas.

Pemeriksaan Berat Badan


Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan kandungannya, hal ini dilakukan untuk
mengetahui pertambahan berat badan, serta apakah pertambahan berat badan yang dialami termasuk normal atau
tidak. Pertambahan berat badan yang normal akan sangat baik bagi kondisi ibu maupun janin. Sebaliknya, jika
pertambahan berat yang dialami tidak normal, akan menimbulkan resiko pada ibu dan janin. Bagi ibu hami yang
mengalami pertambahan berat badan yang tidak normal, dokter atau bidan akan memberikan saran yang sebaiknya
dilakukan agar ibu hamil memperoleh pertambahan berat badan yang normal.

Pemeriksaan Tinggi Badan


Pemeriksaan tinggi badan juga dilakukan saat pertama kali ibu melakukan pemeriksaan. Mengetahui tinggi badan
sangat penting untuk mengetahui ukuran panggul si ibu. Mengetahui ukuran panggul ibu hamil sangat penting untuk
mengetahui apakah persalinan dapat dilakukan secara normal atau tidak. Karena jika diketahui bahwa tinggi badan
ibu dianggap terlalu pendek, dikhawatirkan memiliki panggul yang sempit dan juga dikhawatirkan proses persalinan
tidak dapat dilakukan secara normal, dan hal ini harus dilakukan secara caesar. Dengan diketahuinya hal ini secara
dini, maka ibu hamil diaharapkan segera menyiapkan diri baik dari segi materi dan mental untuk menghadapi
persalinan dengan caesar.

Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan urin dilakukan untuk memastikan kehamilan. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui
fungsi ginjal ibu hamil, ada tidaknya protein dalam urin, dan juga mengetahui kadar gula dalam darah. Adanya
protein dalam urin mengarah pada pre-eklampsia. Sedangkan kadar gula darah dapat menunjukkan apakah ibu
hamil mengalami diabetes melitus atau tidak.

Pemeriksaa Detak Jantung


Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui apakah janin dalam berada dalam kondisi sehat dan baik. Permeriksaan
detak jantung ini biasanya menggunakan Teknik Doopler sehingga ibu hamil dapat mendengarkan detak janin yang
dikandungnya.

Pemeriksaan Dalam

Dilakukan untuk mengtahui ada tidaknya kehamilan, memeriksa apakah terdapat tumor, memeriksa kondisi
abnormal di dalam rongga panggul, mendiagnosis adanya bisul atau erosi pada mulut rahim, melakukan
pengambilan lendir mulut rahim (papsmear), mengetahui ada tidaknya penyakit kehamilan, mengetahui letak janin,
dan untuk mengetahui ukuran rongga panggul sebagai jalan lahir bayi. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan di awal
kehamilan.

Pemeriksaan Perut
Dilakukan untuk melihat posisi atas rahim, mengukur pertumbuhan janin, dan mengetahui posisi janin. Pemeriksaan
ini harus dilakukan secara rutin setiap kali dilakukan pemeriksaan dengan dokter kandungan atau bidan.

Pemeriksaan Kaki
Dilakukan untuk mengetahui adanya pembengkakan (oedema) dan kemungkinan varises. Pembengkakan yang
terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan adalah normal, namun pembengkakan yang berlebihan menandakan preeklampsia,

Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan umum ibu hamil. Pemeriksaan darah juga dapat
dilakukan dengan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
gangguan saluran saraf tulang belakang dan untuk mendeteksi otak janin. Kadar AFP yang rendah menunjukkan
adanya kemungkinan down sindorm pada janin. Biasanya pemeriksaan AFP dilakukan pada usia kehamilan sekitar
15-20 minggu.

Uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)


Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi parasit seperti TORCH di dalam tubuh ibu hamil. Infeksi TORCH
biasanya menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cacat atau mengalami kematian. Pemeriksaan TORCH
dilakukan dengan menganalisis kadar imunogloblin G (IgG) dan imunoglobin M (IgM) dalam serum darah ibu hamil.
Kedua zat ini termasuk ke dalam sistem kekebalan tubuh. Jika ada zat asing atau kuman yang menginfeksi tubuh,
maka tubuh akan memproduksi IgG dan IgM untuk melindungi tubuh. Banyak sedikitnya IgG dan IgM dalam serum
darah mengindikasikan ada tidaknya infeksi serta besar kecilnya infeksi. Jika hasil IgG negatif, berarti infeksi terjadi
pada masa lalu dan kini sudah tidak aktif lagi. Jika hasil IgM positif, berarti infeksi masih berlangsung aktif dan ibu
hamil memerlukan pengobatan agar janin dalam kandungan yang terinfeksi dapat segera ditangani sehingga infeksi
tidak semakin buruk.
Bahagia menjalani kehamilan sehat

Anda mungkin juga menyukai