Anda di halaman 1dari 8

TAKEHOME

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


Mata Kuliah Promosi Kesehatan

MIRANIE SAFARINGGA
1520332028

DOSEN MATA KULIAH:


Bd. Lisma Evareni , S.kep, MPH

PROGRAM STUDI PASCASARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2016

1. PERAN PERSEPSI DAN PENGALAMAN bidan pada jurnal : Midwives'


perceptions and experiences of health promotion practice in Ghana.
PERAN :
Peran bidan dalam jurnal tersebut adalah sebagai educator karena pada result di jurnal
tersebut di sebutkan

: Health promotion activities engaged by the midwives included

weight management, healthy eating, infection prevention, personal hygiene,


counselling on family planning, and screening for hazardous and harmful substance
use such as alcohol and smoking yang berarti pada pelaksanaan promosi kesehatan di
Ghana kegiatan yang dilakukan bidan meliputi pemberian informasi tentang manajemen
kelebihan berat badan, makanan sehat, pencegahan penyakit, konseling KB, dan skrining
pancandu alcohol dan rokok.
Walaupun di jelaskan bahwa bidan di daerah tersebut sebagai educator namun pada
pelaksanaannya bidan tetap harus memperhatikan peran bidan dalam promkes lainnya
yaitu sebagai Fasilitator, motivator dan advocator.
Persepsi :
Persepsi yang di munculkan oleh bidan pada jurnal tersebut adalah tentang pentingnya
kemampuan komunikasi pada pelaksanaan promosi kesehatan . dengan komunikasi yang
baik akan terjalin hubungan yang baik antara pasien dan bidan sehingga akan muncul
rasa percaya dan bidan akan lebih mudah pelakukan perannya dalam promosi kesehatan.
The midwives expressed the view that by way of their close association with women,
they were in a better position to influence women's health
Pengalaman :
Dalam jurnal tersebut di sebutkan bahwa . Semua bidan mengatakan bahwa klien
berpartisipasi

dalam

kegiatan

promosi

kesehatan

mereka.

Faktor-faktor

yang

diidentifikasi oleh bidan untuk meningkatkan partisipasi klien yang percaya, sikap bidan,
membangun hubungan, menciptakan lingkungan yang mendukung, mendengarkan dan
memperhatikan klien dan menggunakan bahasa yang sederhana. Hambatan untuk

promosi kesehatan diidentifikasi oleh bidan termasuk waktu, stres, budaya, kurangnya
pelatihan dan materi pendidikan kesehatan yang tidak memadai.

2. Peran bidan yang seharusnya dalam promosi kesehatan :


a. Bidan sebagai Advokator
Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/badan organisasi yang di duga
mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kelancaran suatu
kegiatan. Advokasi dapat dilakukan thd pengambil keputusan dari program atau
sektor terkait masalh kesehatan maternal neonatal. Bidan melakukan upaya agar
pembuat keputusan mempercayai dan meyakini bahwa program yang ditawarkan
perlu mendapatkan dukungan melalui suatu kebijakkan.
Persyaratan program Advokasi :
Credible, dapat meyakinkan para penentu kebijakan.
Feasible, baik secara teknis, politik, maupun ekonomi.
Relevant, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Urgent, memiliki tingkat urgensi yang tinggi.
High priority, memiliki prioritas yang tinggi.
b. Peran Sebagai Edukator
Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan
kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan agar mereka mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka.
Fungsi bidan sebagai educator :
Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan
kebidanan.
Membina kader dan kelompok masyarakat
Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan dan bidan baru

c. Peran sebagai fasilitator


Merupakan

peranan yang berkaitan dengan upaya dalam menstimulasi da

mendukung upaya-upaya masyarakat sehingga mempermudah kegiatan yang


dilakukan masyarakat dalam bidang kesehatan. Istilah fasilitator berasal dari kata
fasilitasi yang berarti sarana. Maka memfasilitasi berarti memberikan sarana agar
tercapai tujuan. Sarana tersebut biasanya untuk memperlancar proses kegiatan, seperti
memfasilitasi

proses

agar

kegiatan

berjalan

lancar.

Keberhasilan

pelaku

pemberdayaan dalam memfasilitasi proses pemberdayaan juga dapat diwujudkan


melalui peningkatan partisipasi aktif masyarakat. Fasilitator harus terampil
mengintegritaskan tiga hal penting yakni optimalisasi fasilitasi, waktu yang
disediakan, dan optimalisasi partisipasi masyarakat. Masyarakat pada saat menjelang
batas waktu harus diberi kesempatan agar siap melanjutkan program pembangunan
secara mandiri. Sebaliknya, fasilitator harus mulai mengurangi campur tangan secara
perlahan.
d. Peran sebagai motivator
Sebagai motivator, bidan berperan untuk menumbuhkan dan mengembangkan
kepercayaan diri masyarakat dalam hal kesehatan. Bidan memotivasi masyarakat
untuk melakukan aktivitas guna mencapai tujuan yang direncanakan
Contoh kegiatan motivasi :
Bidan memberikan motivasi pada ibu hamil untuk mengkonsumsi nutrisi yang
baik.
Memotivasi untuk melakukan persalinan yang bersih dan aman.
Memotivasi dalam pemberian ASI eksklusif

3. Pikirkan model yg paling mempengaruhi pd praktik promosi kesehatan Sdr?


Apakah ada situasi dimana Sdr menggunakan bbrp elemen dari 2 atau 3 model utk
menetapkan suatu issue di masyarakat Sdr

Perilaku Sehat (health behavior) menjadi perhatian besar pada pemecahan masalah
kesehatan masyarakat sehingga model yang mempengaruhi pada praktik promosi
kesehatan yaitu pada model kepercayaan kesehatan ( health belief model ). model ini
sangat dekat dengan pendidikan kesehatan, menurut HBM, perilaku ditentukan pada
kepercayaan bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu contoh seorang
wanita akan mau melakukan pemeriksaan papsmear secara rutin apabila dia merasa
berpotensi untuk terserang penyakit kelamin. HBM adalah model klasik yang dirancang
untuk menjelaskan perilaku kesehatan dengan memahami keyakinan orang tentang
kesehatan. Pada intinya, HBM menunjukkan bahwa kemungkinan individu untuk
mengambil tindakan atas masalah kesehatan yang dialami didasarkan pada interaksi
antara empat jenis keyakinan
Empat Tahap Dalam Model Kepercayaan Kesehatan (HBM)
1. Individu menganggap dirinya rentan terhadap kondisi atau masalah penyakit
2. Percaya hal itu akan memiliki konsekuensi yang berpotensi serius
3. Percaya suatu tindakan yang tersedia yang akan mengurangi kerentanannya, atau

meminimalkan konsekuensi
4. Individu percaya bahwa manfaat dari mengambil tindakan akan lebih besar daripada

biaya atau hambatan


Ada situasi dari model untuk menetapkan suatu issu dimasyarakat :
Dimana pada model kepercayaan kesehatan ( health belief model )
Contoh seorang wanita yang melakukan pemeriksaan papsmear dianggap pernah
melakukan seks bebas dengan banyak pasangan
Model transteoritik bertahapcontoh nya kasus kebersihan di rumah, seorang ibu karena
kurang mendapat pengetahuan dan pelatihan tidak pernah berfikir untuk menutup
makanan, memasak air minum atau menjaga kebersihan dapur

4. Menurut Sdr ketrampilan apakah yg dibutuhkan untuk mempraktekan promosi


kesehatan?
Bidan harus mempunyai keterampilan kemampuan berkomunikasi yang baik agar
informasi yang diberikan sesuai dan pas sasaran serta dapat dimengerti oleh public pada
promosi kesehatan. Komunikasi juga menjadi hal yang mendasar dalam

konseling

kebidanan. Dengan komunikasi yang baik Bidan mampu memberikan asuhan yang
bermutu tinggi dan komperhensif pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan
budaya setempat.
Berdasarkan pemahaman praktek Health promotion

saudara, tuliskan job description

untuk seorang bidan dalam melakukan promosi kesehatan di masyarakat Sdr


Job description untuk seorang bidan dalam melakukan promosi kesehatan dimasyarakat
tergantung pada sasaran promosi kesehatan, seperti :

untuk perorangan atau keluarga, bidan dapat menjadi seorang konselor kesehatan
untuk keluarga tersebut

untuk masyarakat secara umum, bidan dapat menggalang potensi untuk


mengembangkan gerakan/ upaya kesehatan dengan membentuk organisasi profesi
atau LSM yang akan melakukan kegiatan praktek promosi kesehatan seperti
pelatihan atau seminar kesehatan yang bersifat umum

Skenario
Liz seorang bidan koordinator bekerja di Puskesmas melayani masyarakats banyak.lebih dari 2
tahun, dia diharuskan program

merancang promosi kesehatan pada ibu hamil

yang akan

diterapkan baik dari seniornya ataupun pemberi pelayanan kebidanan di masyarakat. Dalam
usahanya merespon permintaan ini, Liz mencatat ada sedikit sumber pendidikan kesehatan
kehamilan yg memfokuskan pd kelompok resiko. Liz komitmen utk mengembangkan sumber
pendidikan untuk memenuhi kekurangan informasi ini.Pada saat yg bersamaan Liz menyadari

bahwa pendidikan kehamilan

untuk

para senior di masyarakat membutuhkan bagian dari

pengembangan awal HP komprehensif utk menghindari kelainan dan komplikasi


5. Apa saran praktik Sdr pd Liz agar memastikan bahwa rencana Health Promotion nya
berhubungan dgn gambaran penting Health promotion yg dibahas pd kasus ini ?

Saran Rencana HP (health promotion) pada praktik Liz sebaiknya menggunakan model
HBM (health belief model) karena Model keyakinan kesehatan adalah prilaku pencegahan
yang berkaitan dengan dunia medis dan mencakup berbagai perilaku seperti pemerksaan
dan pencegahan dan imunisas. Contohnya, model keyakinan kesehatan dalam imunisasi
memberi kesan bahwa orang yang mengikuti program imunisasi percaya terhadap hal-hal
berikut:
-

Kemungkinan terkena penyakit tinggi (rentan penyakit)


Jika terjangkit, penyakit tersebut membawa akibat serius
Imunisasi merupakan cara paling efektif untuk pencegahan penyakit
Tidak ada hambatan serius untuk imunusasi, tetapi hasil beberapa penelitan model ini
menunjukan kebalikannya

Model keyakinan kesehatan melingkupi kebiasaan seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan
dengan perkembangan, termasuk gaya hidup tertentu seperti merokok, diet, olahraga, perilaku
keselamatan, penggunaan alkohol, penggunaan kondom untuk pencegahan AIDS dan gosok gigi.
Promoai kesehata dan pencegahan penyakt telah lebih ditekankan pada kontrol resiko. Penelitian
terjadinya gejala dan resfons terhadap gejala menggambarkan secara lengkap bagaimana
individu menginterpretasikan keadaan tubuh dan bagaimana berperilaku selektif.
Jika dihubungkan dengan skenario di atas terlihat bahwa upaya preventif bidan Liz dalam
memperdayakan sumber pendidikan yang sudah ada di masyarakat tersebut termasuk kedalam
model kepercayaan HBM.

6. Bagaimana skenario ini berhubungan dgn pengalaman Sdr


kesehatan di organisasi /masyarakat Sdr?

dgn menetapkan issue

Masyarakat sekitar masih memprioritaskan pengobatan tradisional daripada ke


Puskesmas. Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar
merubah perilakunya, yaitu
o Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang
melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya transportasi ke Puskesmas mudah.
o Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks
pengetahuan lokal,
o Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama)
setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan
o Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan
untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai
dengan potensi yang di miliki.
Pendekatan program promosi menekankan aspek bersama masyarakat, dalam artian:
o Bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam
kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan
inginkan.
o Bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk
perilaku yang beresiko misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat di
lakukan dengan aman dan nyaman serta
Bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan dan
memantau dampaknya secara terus-menerus, berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai