Cuci Tangan PDF
Cuci Tangan PDF
TINJAUAN PUSTAKA
1. Cuci Tangan
1.1. Definisi cuci tangan
Menurut Tim Depkes (1987) mencuci tangan adalah membersihkan
tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan
dengan cara tertentu sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu menurut Perry
& Potter (2005), mencuci tangan merupakan teknik dasar yang paling
penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Cuci tangan adalah
proses membuang kotoran dan debu secara mekanik dari kulit kedua belah
tangan dengan memakai sabun dan air (Tietjen, et.al., 2004). Sedangkan
menurut Purohito (1995) mencuci tangan merupakan syarat utama yang
harus dipenuhi sebelum melakukan tindakan keperawatan misalnya:
memasang infus, mengambil spesimen. Infeksi yang di akibatkan dari
pemberian pelayanan kesehatan atau terjadi pada fasilitas pelayanan
kesehatan.Infeksi ini berhubungan dengan prosedur diagnostik atau
terapeutik dan sering termasuk memanjangnya waktu tinggal di rumah sakit
(Perry & Potter, 2000).
Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir
untuk menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan
benar-benar hilang. Mencuci tangan juga mengurangi pemindahan mikroba
ke pasien dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada
kuku, tangan , dan lengan (Schaffer, et.al., 2000).
Cuci tangan harus dilakukan dengan baik dan benar sebelum dan sesudah
melakukan tindakan perawatan walaupun memakai sarung tangan atau alat
pelindung lain. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi
mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran penyakit dapat di
kurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi.Tangan harus di cuci sebelum
dan sesudah memakai sarung tangan.Cuci tangan tidak dapat digantikan
oleh pemakaian sarung tangan.
1.2. Tujuan cuci tangan
Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk
Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan, Mencegah infeksi silang
(cross infection), Menjaga kondisi steril, Melindungi diri dan pasien dari
infeksi, Memberikan perasaan segar dan bersih.
1.3. Indikasi cuci tangan
Indikasi untuk mencuci tangan menurut Depkes RI. (1993) adalah :
Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya : menyuntik, pemasangan
kateter dan pemasangan alat bantu pernafasan, Sebelum melakukan asuhan
keperawatan langsung, Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka
Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan mikroorganisme
khususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah, selaput
lendir, cairan tubuh, sekresi atau ekresi, Setelah menyentuh benda yang
kemungkinan terkontaminasi dengan mikroorganisme virulen atau secara
epidemiologis merupakan mikroorganisme penting. Benda ini termasuk
pengukur urin atau alat penampung sekresi Setelah melakukan asuhan
keperawatan langsung pada pasien yang terinfeksi atau kemungkinan
posisi
berdiri
terhadap
kran
air
agar
setelah
melakukan
cuci
tangan
yaitu
pembedahan
atau
operasi.
Peralatan
yang
pakaian
bedah
sebagai
proteksi
air
dengan
menggunakan
lutut
atau
kali
Skinner,
(2003),
seperti
yang
merumuskan
dikutip
bahwa
oleh
perilaku
terbuka
(overt
behavior)
merupakan
respon
tersedianya
fasilitas-fasilitas
atau
sarana-sarana
kesehatan, misalnya fasilitas untuk cuci tangan; dan faktorfaktor pendorong (reinforcing factors) yang dalam sikap dan
perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Musadad,
et.al.(1993) ditulis dalam CDK (Cermin Dunia Kedokteran)
yaitu perilaku cuci tangan oleh tenaga kesehatan baik dokter
maupun perawat menunjukkan bahwa sebagian besar petugas
tersebut tidak melaksanakan cuci tangan. Hal ini terlihat pada
waktu petugas akan memeriksa pasien, baik saat pertama kali
atau pergantian dari pasien satu ke pasien lainnya. Mereka
pada umumnya mencuci tangan setelah selesai melakukan
pemeriksaan pasien keseluruhannya. Kondisi seperti ini dapat
memicu terjadinya Infeksi nosokomial yang dikenal dengan
Healthcare Associated Infections (HAIs) yang dapat terjadi
melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke
pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga
maupun dari petugas kepada pasien (Depkes RI, 2009).
Salah satu tahap kewaspadaan standar yang efektif
dalam pencegahan dan pengendalian infeksi adalah hand
(2008) dapat
1.6.
khusus di
Kantung
drainase
menyentuh
permukaan
yang
terkontaminasi.
d. Tehnik penampungan yang tidak tepat.
e. Obstruksi atau gangguan pada drainase urine.
f. Urine dalam kateter atau selang drainase masuk kembali
kedalam
kandung kemih (refluk).
g. Tehnik mencuci tangan yang tidak tepat.
h. Mengirigasi ulang kateter dengan larutan.
1.6.2. Luka bedah atau traumatic
a. Persiapan kulit (mencukur dan membersihkan) yang
tidak tepat, sebelum pembedahan.
b. Tehnik mencuci tangan tidak tepat.
c. Tidak membersihkan permukaan kulit dengat tepat.
d. Tidak tepat menggunakan tehnik aseptic selama ganti
balutan.
e. Menggunakan
larutan
antiseptic
yang
sudah
terkontaminasi.
1.6.3. Traktur respiratorius
a. Peralatan terapi pernapasan yang terkontaminasi.
b. Tidak tepat menggunakan tehnik aseptic saat pengisapan
pada jalan napas.
c. Pembuangan sekresi mukosa dengan cara yang tidak
tepat.
d. Tehnik mencuci tangan yang tidak tepat.
1.6.4. Aliran darah
a. Kontaminasi cairan intravena melalui pergantian selang
atau jarum.
b. Memasukkan obat tambahan ke cairan intravena.
c. Penambahan selang penyambung atau stopcocks pada
system intravena.
d. Perawatan area tusukan yang tidak tepat.
e. Jarum atau kateter yang terkontaminasi.
f. Gagal untuk mengganti tempat akses intravena ketika
tampak pertama kali ada imflamasi.
g. Tehnik yang tidak tepat selama pemberian bermacam
produk darah.
h. Perawatan yang tidak tepat terhadap pirau peritoneal
atau hemodialisis.
i. Tehnik mencuci tangan yang tidak tepat.
droplet
nuclei
yang
berasal
dari
petugas,
yaitu
penyebaran/penularan
mikroba
borne
yaitu
penyebaran
atau
penularan
karena
tindakan
invasive
seperti
tindakan
tertinggi
pada
Negara
berkembang
dengan
menurunkan
risiko
terjadinya
infeksi
infeksi
nasokomial.
peraturan
ini
merupakan
diperlukan,
(2)
pergunakan
jarum
steril
(3)
untuk
menyerahkan
mengembalikannya.
instrument
Operator
tajam
tersebut
bertanggung
jawab
ataupun
untuk
invasif
sederhana
adalah
suatu
tindakan
aseptic, dan