Anda di halaman 1dari 4

IBU

Ibu
Kaulah gua teduh
tempatku bertapa bersamamu
sekian lama
Kaulah kawah
dari mana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
mata air yang tak berhenti mengalir
membasahi dahagaku
telaga tempatku bermain
berenang dan meyelam
Kaulah, ibu, kau dan langit
yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku
mencari jejak sorga
di telapak kakimu
(Tuhan,
aku bersaksi
ibuku telah melaksanakan amanatMu
menyampaikan kasih sayangMu
maka kasihilah ibuku
seperti Kau mengasihi
kekasih-kekasihMu
Amin).
Karya: A. Mustofa Bisri

Pancasila
Ketuhanan Yang Mahaesa
betulkah artinya: boleh hakimi orang yang beda keyakinan
boleh caci maki orang yang beda agama
boleh habisi orang yang beda kitab suci
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
betulkah artinya: boleh perkosa semaunya
boleh rampok seenaknya
boleh bunuh sesukanya
Persatuan Indonesia
betulkah artinya: boleh sama-sama jadi maling
boleh sama-sama jadi penipu
boleh sama-sama jadi koruptor
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
betulkah artinya: boleh sepakat pilih pemimpin yang sadis
boleh sepakat pilih pemimpin yang bengis
boleh sepakat pilih pemimpin yang bengis
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
betulkah artinya: boleh jadikan rakyat sesat
boleh jadikan rakyat melarat
boleh jadikan rakyat sekarat
Jika kau anggap betul
Kusumpahi kau berkarat sampai kiamat!!!
Kusumpahi kau tersiksa dunia akirat!!!

Karya: Rieke Dyah Pitaloka

Anakmu Bukanlah Anakmu

Anakmu bukanlah anakmu


Mereka adalah putra-putri kehidupan
yang mendambakan kehidupan mereka sendiri.
Mereka datang melalui kamu
tapi tidak dari kamu
dan sungguhpun bersamamu mereka bukanlah milikmu.
Engkau dapat memberikan kasih sayang
tapi tidak pendirianmu, sebab
mereka punya pendirian sendiri.
Engkau dapat memberikan tempat pijak bagi raganya
tapi tidak bagi jiwanya.
Lantaran jiwa mereka ada di masa depan
yang tak bisa engkau capai sekalipun dalam mimpi.
Engkau boleh saja berusaha mengikuti alam mereka
tapi jangan harap mereka dapat mengikuti alammu.
Sebab hidup tidaklah surut ke belakang
tidak pula tertambat di masa lalu.
Engkau adalah busur anak panah
kehidupan putra-putrimu melesat ke masa depan

Karya: Kahlil Gibran

Pelajaran Tata Bahasa dan Mengarang

Murid-murid, pada hari senin ini


Marilah kita belajar tatabahasa
dan juga sekaligus berlatih mengarang
Bukalah buku pelajaran kalian
Halaman enam puluh Sembilan
Ini ada kalimat menarik hati, berbunyi
Mengeritik itu boleh asal membangun
Nah, anak-anak renungkanlah makna ungkapan itu
Kemudian, buat kalimat baru dengan kata-katamu sendiri.
Demikianlah kelas itu sepuluh menit dimasuki sunyi
Murid-murid itu termenung-menung sendiri
Ada yang memutar-mutar pensil dan bolpoin
Ada yang meletakkan ibu jari di dahi
Ada yang salah tingkah, duduk gelisah
Memikirkan sejumlah kata yang bisa serasi
Menjawab pertanyaan Pak Guru ini
Ayo siapa yang sudah siap?
Maka tak ada seorang yang mengacungkan tangan
Kalau tidak menunduk sembunyi dari incaran guru
Murid-murid itu saling berpandangan saja
Akhirnya ada seorang disuruh maju ke depan
dan diapun memberi jawaban
Mengeritik itu boleh, asal membangun
Membangun itu boleh, asal mengeritik
Mengeritik itu tidak boleh, asal tidak membangun
Membangun itu tidak asal, mengeritik itu boleh tidak
Membangun mengeritik itu boleh asal
Mengeriitk membangun itu asal boleh
Mengeritik itu membangun
Membangun itu mengeritik
Asal boleh mengeritik, boleh itu asal
Asal boleh membangun asal itu boleh
Itu boleh asal membangun asal boleh
boleh itu asal
asal itu boleh
asal asal
itu itu
itu.
Nah, anak-anak. itulah karya temanmu
Sudah kalian dengar kan
Apa komentar kamu tentang karyanya tadi?
Kelas itu tiga menit dimasuki sunyi
Tak seorang mengangkat tangan
Karya: Taufiq Ismail

Anda mungkin juga menyukai