Anda di halaman 1dari 25

ASUMSI YANG MENDASARI CARING

Persons / Clients
Watson

(1985)

berpendapat

tentang

bagaimana

perawat

memandang

klien

dan

menggambarkan kepribadian klien untuk menunjukan siapa klien dalam keperawatan, apa
prakteknya, lingkungan dan tujuan dalam nursing care. Klien adalah mahluk yang unik yang
mempunyai pikiran, perasaan, dan menunjukkan tingkah laku yang berbeda tiap klien.
Pengalaman hidup setiap orang dipengaruhi oleh gen, sokongan spiritual dan kemampuan
untuk

melakukan secara bebas. Seperti yang dikatakan Travellbe (1971) mereka dapat

bertumbuh baik fisik maupun psikis, dapat merefleksikan diri sendiri, dan menjalin hubungan
dengan orang lain. Kepribadian seseorang dibentuk dari lingkungan mereka tinggal. Gen
membentuk ciri khas karakter tiap orang, sedangkan sokongan spritual menghubungkan
setiap mahluk abadi dan uniiversal bersumber pada kebaikan, mistery,kekuatan tertinggi/roh
kudus, kehidupan, kreativitas dan ketenangan. Sokongan spiritual membentuk jiwa dalam
kepribadian, energi positif atau rahmat. Kemampuan untuk melakukan secara bebas di sini
berarti kita sebagai pribadi dapat menentukan pilihan dan kemampuan dalam bertindak ketika
bertatap muka dengan jarak kemungkinan. Dan kebebasan ini juga ada dalam keperawatan
sebagai penghargaan atas apa yang dilakukan perawat sebagai individu/pribadi.
Schultz (1987) mendefinisikan yang orang lain dalam kepribadian, dalam keperawatan orang
lain itu bisa individu atau kumpulan (keluarga, kelompok, dan sosial).
Environment
Lingkungan dalam keperawatan, menunjukkan kondisi dari klien yang dapat dikaji. Dan,
lingkungan di sini mencakup banyak seperti kultur, politik, ekonomi, dan sosial. Lewat
mengkaji kondisi klien dari lingkungannya, kita sebagai perawat dapat lebih mudah

merencanakan dan melaksanakan apa yang dibutuhkan klien (sebagai care provider).
Contoh,

dalam

nursing

care,

komunitas

adalah

klien

(klien

di

sini

untuk

pencegahan/memelihara kesehatan anak-anak). Perawat mengkaji klien tersebut melalui


mengkaji lingkungannya (dalam hal ini lingkungan yang dimaksud bagaimana sistem sekolah
dalam kesehatan anak-anak ).
Health / Well Being
Smith (1981) telah menggambarkan 4 pandangan kesehatan yang dimana kesehatan itu
meliputi : kemampuan untuk menunjukan peran, kapasitas untuk beradaptasi, dan sebagai
pengajar untuk kesehatan dan kebahagiaan. Perawat berfokus pada bagaimana klien hidup
dengan penyakit apapun atau kondisi yang baik dimana mereka berada. Sebagai perawat,
fokus kita tidak selalu pada perbaikan penyakit, tetapi juga membantu klien untuk mencapai,
memelihara atau memperoleh level optimal dalam hidup atau kehidupan sehat yang mereka
pilih disetujui oleh personal dan tuntutan lingkungan, batasan dan sumber daya. Kesehatan
adalah hidup untuk menyatakan rasa terintegrasi dan terlibat dengan hidup dan mati. Ketika
perawat berfokus pada kesehatan, care kita harus mengambil tanggung jawab dengan apa
yang diartikan dengan keseluruhan manusia tersebut akan menjai siapa, bertumbuh,
introspeksi diri dan mencari untuk berhubungan dengan yang lain.

Untuk mengalami kesejahteraan / kesehatan adalah hidup subjektif , penuh makna ,


pengalaman yang utuh. Keutuhan melibatkan rasa integrasi dan pantas dimana makhluk
hidup dari semua aspek bebas diekspresikan . aspek dari makhluk tersebut termasuk beberapa
pendirian yang membuat kita menjadi manusia : spiritualitas kita , pikiran, perasaan ,
kecerdasan ,kreativitas , keterkaitan , feminitas , maskulinitas dan seksualitas , untuk nama
hanya beberapa . Penyembuhan , proses membangun kembali kesejahteraan , termasuk

melepaskan rasa sakit batin , membangun makna baru , memulihkan integrasidan


memunculkan dalam rasa pembaruan yang utuh .

Fenomena kesehatan, penyakit, penyimpangan dan patologi didefinisikan secara social.


Sehingga, mereka dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial, idepolitik, norma-norma budaya dan
kondisi ekonomi. Fenomena sosial sering menimbulkan masalah sehingga diperlukan
penyembuhan untuk merealisasi kesejahteraan. Misalnya, ketika seorang ibu mengalami
keguguran saat kehamilannya sangat diinginkan, aspek spiritual, maternal, feminin dan
seksual yang ada dalam diri ibu ditantang untuk dapat pulih dan membangun kembali dirinya
sehingga ibu dapat mengalami pembaharuan rasa terhadap riwayat hidupnya termasuk rasa
rindu ingin kembali memiliki anak setelah mengalami keguguran. Mencari kesejahteraan dan
menjadi sejahtera membutuhkan ruang yang aman untuk memperoleh informasi, melepaskan
rasa sakit dari kesedihan dan ketakutan yang dirasakan dan mengekspresikan kerinduan untuk
sesorang yang dikasihi yang kemudian hilang. Bila tidak ada kesempatan untuk itu, dan ibu
mengingat ucapan, misalnya Pada usia Anda, itu adalah berkat?; Ini sudah 2 bulan,
bukankah anda belum pernah lebih dari itu?, usahanya untuk mewujudkan kesejahteraan
terhambat. Beberapa perasaan yang dia rasakan seperti hancur dan perasaan yang utuh
digantikan oleh satu dari ketidakmampuan yang dimiliki ibu.
NURSES

AND

INFORMED

CARING/KEPERAWATAN

DAN

INFORMASI

TENTANG CARING
Keperawatan mendiagnosa dan mengobati manusia pada masalah aktual dan potensial
(American

Nurses

Association

Social

Policy

Steatment,

1980).

Deskripsi

ini

mengklasifikasikan tugas fungsional kita yang kita sajikan kepada masyarakat dan
menekankan pentingnya dari perawat yang menyediakan Care kepada klien ( individual atau
kelompok)yang mana sudah berada pada rasa sakit atau potensial menghadapi penyakit.
Tetapi bahasa ini tidak benar, menangkap intisari dari nilai-nilai pokok keperawatan, kisah,

keahlian, pengetahuan, keseluruhan dan keinginan. Mereka yang kita beri sikap care,
bagaimana kita menyajikan care, mengapa kita melanjutkan untuk menjalankan mandat yang
semangat berintegrasi dalam ilmu, memperhatikan diri untuk rendah hati dan peduli.
Keahlian dalam transaksi antara perawatan masyarakat dan setiap perawat dan klien adalah
komitmen dari profesi untuk memberikan care. Perbaikan dari martabat manusia dan
peningkatan kesehatan untuk semua.
Perawat diinformasikan tentang range caring dari perawat pemula sampai pada kapasitas ahli
dalam praktek keperawatan. Menurut Benner (1984) perawat pemula mungkin sangat peduli
tentang kesejahteraan orang lain, namun peran mereka dalam terapi perawatan mungkin agak
terbatas. Misalnya, untuk melanjutkan dengan aman, perawat pemula mungkin perlu
membatasi definisi mereka untuk"luka pasien ini," dan definisi mereka tentang kesejahteraan
untuk "menghindari infeksi dan nyeri ." Sebaliknya, perawat ahli menginformasikan bahwa
dengan melihat orang lain sebagaiindividu yang pada akhirnya mampu merawat lukanya
sendiri. Para ahli akan mengatur

perawatanapa yangdapat ia lakukan untuk menjamin

keamanan dan apa yang klien harus lakukan untuk belajar perawatan diri. Seorang perawat
ahli memiliki pemahaman yang dalam tentang menegakkan kesejahteraan, lingkup yang lebih
luas dari praktek keperawatan, dan pandangan yang lebih luas dari siapa atau apa yang
merupakan "yang lain."
Teknik dan pengetahuan yang tertanam dalam sikap caring perawat sering begitu kentara
diungkapkan oleh pengamat yang kekurangan informasi. Misalnya, ketika unit perawatan
intensif bayi barulahir perawat menempatkan dot di mulut bayi prematur selama satu atau dua
menit sebelum popok dipakai (kegiatan pengeringan itu membuat bayi terganggu), kecuali
satu menghargai pentingnya mengisap dari yang non-nutrisi sebagai upaya untuk
menenangkan diri, oksigen melindungi dari kerusakan perawatan diri bayi, rasional untuk
terapi keperawatan dari penempatan dot si bayi akan melirik. Ketika pada kenyataannya,
tindakan keperawatan didasarkan pada estetika, rasa dari seluruh hal yang bekerja untuk

terciptanya kesejahteraan secara keseluruhan pada bayi; etika kepedulian, yang mengangkat
anak dari status moral objek ke salah satu dari orang yang memiliki kemampuan penting
untuk menenangkan diri; bukti empiris, yang menunjukkan bahwa menghisap yang nonnutrisi dapat mengurangi kekacauan neurobehavioral dalam menghadapi intervensi
manipulatif; dan pengetahuan diri, pengertianperawattentang bagaimana dia ingin
diperlakukan seperti dia ada didalam posisi bayi.
Reverby (1987) mencatat, seperti pengetahuan keperawatan tersembunyi dalam aksi peduli,
tindakan tersebut disembunyikan, tidak dihargai dan diberi penghargaan. Beberapa alasan
pengetahuan mereka dan keperawatan mereka begitu sedikit dihargai dan sangat tersembunyi
meliputi:
1. Fakta bahwa keperawatan sering dianggap sebagai pekerjaan perempuan tugas pemberi
asuhan berasal dari hati dan bukan dari otak , keperawatan dianggap oleh banyak orang
sebagai perpanjangan dari obat yang melibatkan keterampilan teknis dan ketersediaan
untuk taat terhadap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yaitu ,menyembuhkan
penyakit,menghindari kematian, sedangkan tugas perawat lebih ke mencegah masalah
kesehatan,meningkatkan kualitas hidup,dan melestarikan martabat penyakit.
Dibutuhkan orang yang belajar tentang "apresiasi keperawatan" untuk sepenuhnya melihat
keindahan dalam praktek keperawatan ahli. Untuk beberapa, apresiasi berasal dari yang orang
penerima keperawatan ahli. Dalam contohnya, orang yang mengapresiasi memiliki cara nonindexical (tanpa hubungan langsung dengan objeknya) mendefinisikan perawatan dan resort
yang unggul (besar! Hebat! So Care!) Untuk menangkap keindahan pengalaman mereka.
Bagi orang lain dan perawat, apresiasi berasal dari pendidikan formal dan praktek klinis
dimana kita tahu keperawatan yang baik ketika kita melihatnya; namun kita juga mungkin
tanpa berkata-kata bahwa keperawatan yang baik adalah apa yang secara rutin kita praktikan.

Dengan kata lain, keperawatan yang baik adalah norma budaya dan dengan demikian sulit
untuk menggambar kandari dalam budaya. Penyebarluasan apresiasi keperawatan harus
datang dari orang-orang(perawat dan non-perawat) yang sengaja mengamati dan dalam katakata disiplinnya sendiri mengatakan untuk, kembali kedalam diri perawat itu sendiri sebagai
pemberi asuhan

dan klien sebagai penerima perawatan tentang apa yang berharga dari

keperawatan. Beberapa produk dari"para penggemar keperawatan" telah disertakan Catatan


tentang Keperawatan (Nightingale, 1859); Ordered to Care (Reverby, 1987); The Cancer
Unit: An Ethnography (Germain, 1979); Intensive Care (Heron, 1987); Midwife and
Other Poems on Nursing (Krysl, 1989); From Novice to Expert (Benner, 1984); A
Family Caregiving Model for Public Health Nursing (Zerwekh, 1991) and Providing
Care In the NICU: Sometimes an Act of Love (Swanson, 1990). Tidak semua " Jurusan
apresiais keperawatan " adalah perawat, sehingga menunjukkan bahwa keperawatan(cariing
diinformasikan untuk kesejahteraan orang lain) dapat diamati, dipahami dan diinterpretasikan
oleh mereka yang bersedia untuk serius mengamati dan induktif menggambarkan perawat
dan praktek mereka.

Mengklaim bahwa keperawatan menginformasikan caring untuk kesejahteraan/kesehatan


orang lain tidak berarti bahwa hanya perawat yang melakukan care, dan bahwa semua situasi
praktik keperawatan dapat dicirikan sebagai caring. Hal ini juga tidak menunjukkan bahwa
perawat adalah satu-satunya profesi yang melibatkan praktik Caring. Apa yang di klaim
adalah praktek keperawatan teurapetik didasarkan pada pengetahuan tentang keperawatan,
ilmu pengetahuan yang terkait, dan kemanusiaan, serta wawasan pribadi dan pemahaman
tentang pengalaman dan bahwa tujuan perawat caring adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan / kesehatan penerimanya. Ini adalah campuran dari pengetahuan / informasi

dan tujuan praktek yang membedakan keperawatan dari orang lain yang termasuk praktek
caring.
STRUKTUR CARING
Pada tahun 1991 Swanson mendeskripsikan teori dari caring yang secara empiris
berasal dari penyelidikan fenomena dalam 3 konteks keperawatan perinatal.Mengutip dari
kolaborasi literature keperawatan dan non-keperawatan, berasal dari teori perinatal l dan
praktek keperawatan. Sejak teori caring dikemukakan, teori ini menjadi jelas memiliki
batasan struktur dari teori caring, mengenai bagaimana 5 proses caring saling berhubungan
satu sama lain.
Caring adalah perasaan seseorang dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Kata kunci didefinisi ini meliputi: Pemeliharaan (perkembangan dan menjadi sehat);
cara berhubungan (terjadi dalam hubungan); menghargai orang lain (care pada masalah);
merasakan perasaan orang lain secara personal (secara individual dan intim); berdasarkan
komitment (ikatan, janji dan gairah); dan tanggung jawab (kewajiban dan tugas). Definisi
caring juga saling berhubungan meliputi perawat dengan klien, perawat dengan perawat dan
perawat secara personal.Maka 5 struktur dalam caring antara lain:
1. Maintaining Believe (Mempertahankan Keyakinan)
Pengenalan caring dimulai dari keyakinan dasar yang dimiliki seseorang dan
kemampuannya untuk dapat melalui setiap transisi dan juga dapat menghadapi masa depan
dengan bermakna. Seperti diilustrasikan dalam Gambar1, mempertahankan keyakinan
orang adalah dasar dari caring, karena dari sikap inilah perawat menentukan apa yang
penting dan dimana perawat dapat menempatkan rasa pedulinya. .Apakah perawat
mengutarakan hal itu, klien didekati dengan sebuah keyakinan bahwa ada makna pribadi

yang ditemukan dalam kondisi klien yang sehat maupun sakit atau saat klien menghadapi
tantangan dari perkembangan kondisinya.
Mempertahankan keyakinan adalah dasar dari praktik caring dalam keperawatan. Hal
ini dapat memelihara keyakinan di dalam kemampuan orang lain untuk melewati transisi
yang terjadi dan menghadapi masa depan yang penuh makna, mempertahankan keyakinan
merupakan permulaan dan pemeliharan dari rasa care perawat. Orientasi keperawatan dan
perawat adalah untuk berkomitmen melayani umat manusia (secara umum) dan setiap klien
(secara spesifik).Pada tingkat masyarakat, semua orang berhak untuk mendapatkan keyakinan
melalui pengalaman dan menghadapi masa depan yang penuh makna, yang memotivasi
perawat untuk menjadi aktivis politik untuk masalah seperti akses dan kebutuhan untuk
reformasi pelayanan kesehatan. Pada tingkat interpersonal, mempertahankan keyakinan ini
terbukti dalam kasus perawat yang merawat pasangan ,dimana sang ibu melahirkan anak
yang sudah meninggal saat persalinan. Dalam contoh tersebut, perawatan yang diberikan
berpusat pada pemantauan keamanan fisik dan emosional sang ibu, dengan memastikan
pemulihan jangka panjang orang tua . Perawat harus memiliki keyakinan bahwa pasangan
yang dibimbing oleh perawat akan aman dan secara manusiawi akan segera melewati
kelahiran kematian.
Pada dasarnya, perawat percaya kemampuan keluarga untuk membuat dua hal ini
antara lain martabat untuk anak mereka dan masa depan yang berarti untuk diri mereka
sendiri sebagai orang tua(masa depan anak mereka, kelahiran dan kematian yang damai, arti
keluarga bagi mereka adalah wujud dari keberadaan mereka sebagai keluarga).
2. Knowing (Mengetahui)
Berusaha mengerti kejadian-kejadian yang memberi makna dalam kehidupan klien.
Mempertahankan keyakinan adalah dasar dari caring keperawatan. Knowing dianggap suatu

pembelajaran terhadap pengalaman hidup klien dengan mengesampingkan asumsi perawat


yang mengetahui kebutuhan klien, mencari informasi klien secara detail, peka terhadap
bahasa verbal dan non verbal, memfokus pada satu tujuan keperawatan, serta melibatkan
perawat dan klien dan menyatukan persepsi antar keduanya.
Subdimensi yang terdapat dalam knowing yaitu :
a. Avoiding assumptions ( menghindari asumsi)
Menghindari adanya perbedaan asumsi- asumsi dengan menyamakan persepsi antara
klien dan perawat.
b. Assessing thoroughly ( penilaian menyeluruh)
Melakukan pengkajian secara menyeluruh yaitu berdasarkan aspek biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan kultural.
c. Seeking clues (mencari petunjuk)
Upaya untuk menemukan informasi-informasi

yang mendalam dan menyeluruh

tentang klien.
d. Centering on the one cared for (fokus pada pelayanan satu orang)
Perawat melaksanakan asuhan keperawatan dengan focus pada klien.
e. Enganging the self of both ( mengikat diri atau keduanya)
Menjalankan fungsi sebagai perawat secara utuh dan saling bekerja sama dalam
melaksanakan keperawatan yang efektif.
Efisiensi dan efektivitas diketahui sebagai terapi peduli yang ditingkatkan oleh empiris,etika
dan pengetahuan estetika dari berbagai tanggapan manusia memiliki masalah kesehatan yang
aktual dan potensial. Pendidikan keperawatan formal yang meliputi konten pada respon fisik,
budaya, spiritual, dan emosional dengan kondisi kesehatan dan penyakit mempersiapkan
perawat untuk menentukan kehidupan klien/pasien.

Pengalaman bersama klien dengan

kondisi yang sama atau klien dengan kondisi yang berbeda,ketulusan perawat untuk
mengetahui arti dari satu pristiwa dalam kehidupan klien. Pengetahuan perawat tentang
merasakan penderitaan seorang klien yang sebenarnya serta mengetahui apa yang terjadi
terhadap diri klien dan untuk mengetahui cara penanganan terhadap masalah yang sedang
dialami oleh klien. Pada tingkat yang disiplin, perawat berkontribusi menurut pandangannya

dan menyusun agenda sekolah keperawatan dan promosi kesehatan dan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat umum.

3. Being with (Bersama dengan)


Bersama dengan merupakan: hal lain yang ditunjukkan secara emosional, hadir
secara emosional pada org lainyaitu kategori caring yang menyampaikan kepada klien bahwa
mereka dan pengalaman mereka penting bagi perawat. Emosional menunjukkan dalam
berbagai arti, perasaan dan pengalaman hidup untuk kepedulian. Being with meyakinkan
klien bahwa realitas mereka dihargai dan bahwa perawat siap dan bersedia berada disana
untuk mereka. Berada disana meliputi tidak hanya kehadiran fisik, tetapi juga pesan yang
disampaikan perawat pada klien untuk bertahan.
Contohnya:
a. Perawatan rawat inap, bel panggilan yang dapat diakses oleh klien dan mempermudah
perawat untuk menanggapi.
b. Untuk perawat yang bekerja dikomunitas atau rawat jalan ada beberapa metode untuk
menyampaikan Anda tidak sendirian, apapun yang terjadi pada anda kami disini
untuk anda. Beberapa metode ini termasuk seperti berbagi nomor telepon klinik dan
mengizinkan menelepon kapan saja.
Bersama dengan orang lain adalah berbagi waktu, selalu hadir, mendengarkan
dengan penuh perhatian, dan memberikan tanggapan. Banyak cara untuk bersama dengan
orang lain seperti menyediakan diri, sedemikian rupa menyadari untuk peduli, perhatian dan
memperhatikan secara personal. Bersama berkisar dari saat kelahiran dengan kebahagiaan,
kehilangan dengan menangis, berbagi kesusahan sebagai keluarga yang care, dan
bertanggung jawab untuk menanggapi panggilan dari setiap pasien.

Kapan seorang perawat dapat bersama, dengan rasa tanggung jawab terhadap klien
dan dirinya sendiri, menyadari siapa sebagai pemberi dan siapa sebagai penerima dalam
setiap situasi klinis. Ada sedikit perbedaan diantara berbagi kenyataan dengan orang lain dan
menyimpan kenyataan untuk diri sendiri. Ketika menjadi batas, menjadi hasil yang sangat
buruk. Kegagalan bertanggung jawab kepada klien dan beban hasil perawatan klien,
mengurangi kesejahteraan perawat dan pada akhirnya perawat pribadi dikurangi dan
hubungan professional dan role model.Memberikan peraturan perawatan dengan baik dan
tawaran keadaan yang buruk menjadi seperti biasa, administrator perawat harus menyusun
organisasi yang memperhitungkan kebutuhan untuk perawatan dan mempromosikan ke-carean kepada perawat.Dalam rangka care tanpa beban dir, kliennya dan keluarganya, perawat
harus mangambil bagian memperbaiki kebutuhan perawatan diri dan comunitas caring dalam
memilih etika bekerja bersama untuk bekerja bersama orang lain.

4. Doing For (Melakukan Untuk)

Virginia Henderson mengambil inti dari doing for (melakukan untuk) dalam kutipan
yang sering ada di definisi keperawatannya, yaitu:
Fungsi khusus dari keperawatan adalah untuk membantu individu, sakit maupun
sehat, di dalam pelaksanaan konstribusi aktivitas sehat atau untuk kesembuhan individu,
bahwa individu yang melakukan tanpa bantuan jika individu memiliki kebutuhan yang kuat,
kemauan atau pengetahuan. Dan melakukan ini sebagai cara untuk menolong individu
memperoleh kemandirian dengan cepat dan tepat (Henderson).
Doing for, yaitu melakukan untuk orang lain seperti mereka melakukannya kepada
diri sendiri jika itu mungkin, doing for melibatkan tindakan yang dilakukan perawat
dalam terapi jangka panjang pada klien. Ada kemanjuran pada tindakan ini, di mana akhirnya
perawat bertindak untuk melestarikan keutuhan yang lainnya. Pandangan pendek, ketidak
effesiensi terjadi ketika tindakan tersebut semata-mata terhadap pemberi asuhan dengan
singkat, energi atau keuangan
Doing formeliputi menghibur mereka, mengantisipasi kebutuhan mereka,
pelaksanaannya secara kompeten dan secara terampil, melindungi mereka dari bahaya dan
akhirnya perlindungan martabat satu sama lain. Walaupun itu mungkin muncul pada aksi
doing forterutama pelayanan keperawatan psikomotor, ini tidak selalu menjadi kasus.
Dalam bidang perawatan psikososial, doing for mencakup tidak hanya pelayanan
fisik,sebagai tenaga kerja keterampilan komunikasi terapeutik interpersonal baik sebagai
peluang, program atau sistem menyediakan area yang aman di mana orang dapat membawa
kesembuhan sendiri. Baru-baru ini, sekelompok a maternal-child public health nurses dari
wilayah Seattle-king county berbagi beberapa contoh yang indah dari psikososial doing
for.
Mereka menggambarkan tingkat bantuan yang mendukung mereka, saat seorang ibu
mengalami pengalaman baru tentang masalah penyalahgunaan zat. Ketika ibu berkeinginan
untuk "bersih," perawat menilai bagaimana kemampuan wanita untuk bertindak atas
keinginannya sendiri. Jika wanita itu berada dalam bahaya dan hal itu dapat mengambil
semua yang ia miliki dalam dirinya, bahkan saat wanita tersebut memiliki keinginan untuk
"berhenti menggunakan," perawat mungkin memanggil hot line penyalahgunaan zat dan
menyerahkan telepon kepadanya(karena wanita itu menyadari bahwa dirinya sendiri harus
berbicara, ia membutuhkan dorongan ekstra untuk mendapatkan bantuan). Jika, di sisi lain,

wanita itu menyatakan ia siap untuk berhenti dan ingin tahu dari mana harus memulai,
perawat mungkin menawarkan beberapa pilihan kepada wanita itu ("Ini ada dua pamplet dan
berisi dua program perawatan yang dapat di pilih. Saya akan memeriksa kembali besok untuk
melihat mana yang Anda pilih"). Pilihan nya ("Lihatlah halaman kuning di bawah" A"untuk
alkoholisme. Panggil saya hari Kamis pagi dan kita bisa bicara tentang keputusan tentang
pilihan Anda.."); atau hanya respon terbuka, seperti "Bagaimana saya bisa membantuAnda?"
Dalam setiap kasus, hal yang dapat di instruksikan perawat merupakan hasil dari pengakuan
perawat bahwa wanita itu harus bertindak atas dirinya sendiri untuk hal seperti tuntutan,
kendala, dan sumber daya yang ditawarkan oleh kehidupan dan lingkungan wanita tersebut.
Melakukan contoh tindakan keperawatan kesehatan masyarakat , misalnya dengan
menyeimbangkan antara tindakan dengan doing for (melakukan untuk ) wanita tersebut, apa
yang akan ia lakukan untuk dirinya sendiri jika dia memiliki pengetahuan atau sumber untuk
dapat melakukannya dan memfasilitasi keinginan utama mewujudkan ketenangan seumur
hidup.

5. Enabling (Memberdayakan)
Akhirnya perawat care tentang bagaimana mengaktifkan orang lain untuk berlatih
perawatan diri. Mengaktifkan didefinisikan sebagai memfasilitasi orang lain melalui transisi
kehidupannya dan peristiwa asing yang dialaminya (1991). Mengaktifkan meliputi:
pembinaan, menginformasikan dan menjelaskan kepada yang lain; mendukung yang lain dan
memungkinkan klien untuk memiliki pengalaman; membantu yang lain untuk fokus pada isuisu penting; membantu klien untuk menghasilkan alternatif; membimbing klien berpikir
melalui masalah; menawarkan umpan balik; dan memvalidasi realitas lain. Seperti melakukan
tujuan yang memungkinkan untuk menjamin kesejahteraan jangka panjang.

Sayangnya, istilah enabling telah datang dan memiliki makna negatif dalam
vernakular populer dari kesehatan mental masyarakat. Istilah enabling sering berkonotasi
tindakan negatif di mana penyedia mempertahankan situasi di mana yang lain mungkin
mempertahankan cara yang menjadikan tidak sehat. Kepopuleran untuk memakai istilah
enabling menunjukkan bahwa penyedia mungkin benar-benar bertindak sebagai co-dependent
ke pilihan patologis lain. Padahal ini tidak pernah niat pelabelan Swanson dari kategori ini,
itu tidak, Meskipun demikian, meminjamkan dirinya untuk menawarkan peringatan built-in
untuk merangkap potensi care. dalam banyak hal "Memungkinkan" menyoroti dua sisi yang
care: di mana diri dari kedua pengasuh dan penerima diperkuat oleh tindakan penyedia
perawatan dan sebaliknya di mana diri dari penyedia dan penerima yang berkurang dengan
tindakan salah arah. Setiap diskusi tentang caring dalam keperawatan harus diawali dan
berakhir dengan kesadaran di mana tanggung jawab profesional berbohong (untuk diri sendiri
dan lainnya); apa yang mendasari pengasuhan dibandingkan pengurangan (diri dan lainnya);
bagaimana batas-batas peran pribadi dan profesional digambarkan; dan kapan dan di mana
untuk mencari dukungan untuk tuntutan caring.

Tujuan akhir dari keperawatan adalah kemungkinan klien untuk mencapai


kesejatraan. Kemungkinan besar kesejatraan terletak kapsitas untuk berlatih. Seperti Oerem
dan Henderson telah menyarankan, kadang memungkinkan melibatkan perawatan pengganti
(melakukan untuk lainnya dimana dmana mungkin mereka dapat melakukan sendiri) tetapi
tidak melakukan lebih dari yang diperlukan untuk menghemat energy klien untuk menjaga
martabat klien. Dilain waktu mungkin melibatkan diri menciptaan suatu lingkungan dimana
penyembuhan diri dapat terjadi (mirip dengan gagasan Nightingel memberikan suatu dimana
suatu konsep lingkungan, pengetehuan dan tingkat keterampilan) kadang di dalam
lingkungan klien (konsep diri, pengetahuan dan tingkat kemampuan) mungkin dapat

mengubah dalam proses penyembuhan; dilain waktu, lingkungan luar yang dimanipulasi
(penyediaan keamanan alat, penghapusan ancaman fisik, social, emosi dan hambatan).
Kesimpulan
Teori ini melukiskan lima proses tumpang tindih yang terbaik dibahas sebagai dimensi satu
fenomena yang membentuk : caring. Struktur yang diusulkan untuk menggambarkan teori
dari caring didasarkan pada pemeliharaan keyakinan dasar manusia ,berlabuh dengan
mengetahui kenyataan lain, yang disampaikan melalui keberadaan perawat

bersama

klien,dan diberlakukan melalui tindakan perawat melakukan untuk klien dan memberdayakan
klien.

ROLE PLAY

Lokasi: Rumah Sakit Harapan Bangsa, di ruang rawat inap Bernadetha.


Serah terima pasien dari perawat shift malam kepada perawat shift pagi
Perawat Maria: Selamat pagi, Laporan pagi hari ini, klien kamar 18-1, Tn. Anto, pasien dr.
Maria umur 54 tahun, masuk dengan os fraktur maxilaris, klien terpasang infus. Mual
muntah masih ada, hasil lab darah sudah keluar, dokter belum tau. Tanda-tanda vital: Tensi
pagi ini 110/70 mmHg, suhu 36,5, nadi 83, hitung I/O Intake: 3200, output: 3000. BAB/BAK
lancar. Klien kamar 18-2, pasien baru Tn. Ipul masuk pukul 03:00 subuh, pasien dr.maria dan
dr. danang umur 25 tahun, dengan Os. Femuralis Dextra, Os. Metacarpal Dextra II, III, IV,
luka memar pada wajah sebelah kanan, oksigen 3L/menit, tensi agak rendah 100/60 mmHg,
tidak ada febris, terpasang kateter hari pertama, terpasang infus pam di tangan kiri. Klien

mengeluh nyeri ketika bergerak, masih sering sesak, tidak dapat beristirahat, makan habis
setengah porsi. dr. maria menyarankan untuk operasi, keluarga belum tau, tolong
diinformasikan. Terima kasih selamat pagi.
Para perawat mengunjungi Tn. Ipul:
Perawat Maria: selamat pagi ibu dan mba. Bapaknya tidur?
Ibu Klien: selamat pagi suster, bisa dibangunin kok suster. Ipul bangun, ada perawat.
Kekasih Klien: Mas, bangun mas ada perawat.
Tn. Ipul: Ohh iya, suster selamat pagi.
Perawat Maria: bapak, bagaimana kabarnya, sudah mendingan?
Tn. Ipul: Sudah suster, tapi masih ada nyeri kalau digerakkan.
Perawat Maria: Masih ada sesak bapak?
Tn. Ipul: Sudah tidak suster, makanya saya minta dilepas.
Perawat Maria: iya bapak, pagi ini kami akan berganti dinas, yang akan merawat bapak pagi
ini adalah teman-teman saya.
Perawat Yohanes: selamat pagi bapak, saya bruder Yohanes.
Perawat Wenny: saya wenny bapak, selamat pagi.
Perawat Agustina: Saya agustina bapak, kami yang akan merawat bapak pagi ini sampai
siang nanti.
Perawat Maria: bapak, maaf yaa saya mau melihat luka fraktur bapak.
Tn. Ipul: ooh, iya suster boleh.

Kekasih Klien: Suster, apakah ini harus dioperasi?


Perawat Maria: sepertinya begitu mba, nanti akan dijelaskan sama dokternya ketika kesini
ya.
Perawat Maria: suster, ini luka yang di femur, luka terbuka ya suster, kemudian di
metacarpal juga, jangan lupa diganti perbannya, terus ada luka memar pada wajah sebelah
kanan ya suster. Ada yang mau ditanyakan suster pada klien?
Perawat Wenny: bapak, kalau ada yang mau dibutuhkan, silahkan ditekan belnya ya. Kami
akan segera kesini.
Tn. Ipul: iya suster.
Kekasih Klien: suster, dokternya kapan datang ya?
Perawat Wenny: biasanya agak siangan dokter maria atau dokter dannagnya datang. Kalau
sudah tiba nanti saya informasikan ya mba.
Kekasih Klien: iya suster. Terima kasih suster.
Dokter Maria menuju keruangan bernadetha untuk bertemu klien.
Dokter Maria: Selamat pagi suster, ada klien saya? Kamar berapa saja?
Perawat Agustina: ada dokter, klien kamar 18-2 Tn. Ipul pasien baru.
Dokter Maria: ayo, langsung saja kita ke pasiennya.

Dokter Maria dan Perawat Agustina menuju ruangan Tn.ipul.

Dokter Maria: selamat pagi bapak, selamat pagi ibu. Bagaimna kondisinya? Saya lihat dulu
ya lukanya.
Tn. Ipul: iya dokter. Pelan-pelan dokter, sakit.
Dokter Maria: iya pak, maaf yaa. Suster apakah ada febris?
Perawat Agustina: tadi pagi belum dokter, sekarang febris jadi 38,5 dokter.
Dokter Maria: oh ok, nanti saya resepkan ya obat sumagesiknya ya untuk penurun suhu
tubuh. Bapak, ini tulangnya harus dioperasi. Soalnya ada bagian yang patah jadi harus
dioperasi.
Kekasih klien: iya dokter, soalnya kami mau nikah.
Dokter maria: aduh bapak, mau nikah malah fraktur gini. Permisi ya pak saya tinggal.
Perawat Agustina : Wen.. tadi dokter Maria sudah visite, dokter merencanakan untuk
dilakukan operasi, tapi belum dikasih PPTM pada Tn Ipul.
Perawat Wenny : Yaudah deh aku kasih PPTM dulu ya..
Perawat Wenny: Bapak, keluarganya sedang tidak ada ya? Pada kemana? Saya ingin
menginformasikan tentang persetujuan dilakukannya. Tapi yasudah jika sedang tidak ada.
Sekarang apakah bapak ada waktu untuk melengkapi data rumah sakit?
Tn. Ipul: Iya suster saya ada waktu.
Perawat Wenny: Bapak, bagaimana bisa terjadi kecelakaan ini?
Tn ipul: suster, saya waktu mencari makan, lalu pulang dari mencari makan saking begitu
cepat kejadiannya saya tidak tau siapa yang menyerempet saya tiba-tiba saya sudah ada di

rumah sakit, saya dengar orang-orang yang membantu saya untuk kerumah sakit dan orangorang juga yang membawa saya ke rumah sakit, begitu suster.
Perawat wenny: bapak sebelumnya sudah pernah masuk RS?
Tn. Ipul: belum suster.
Perawat Wenny: berarti belum pernah menjalani operasi ya pak? Bagaimana perasaan bapak
sekarang?
Tn. Ipul: iya belum pernah suster, saya merasa takut dan cemas, saya juga tidak percaya
kondisi saya ini bisa sembuh.
Perawat Wenny: bapak harus percaya pada diri bapak sendiri, kepada tuhan dan kepada kami
semua yang ada disini untuk bapak. Bapak harus optimis, kalau bapak akan sembuh.
Tn. Ipul: bagaimana suster jika operasinya gagal, suster mau tanggung jawab apabila saya
tidak bisa berjalan lagi, walaupun suster dan dokter bilang pada saya mampu menanganinya
saya tidak percaya diri untuk menjalaninya.
Perawat Wenny: ya sudah kalau bapak belum bersedia untuk dilakukan operasi, bapak dapat
memikirkannya dan saya akan datang kembali lagi. Kalau keluarga bapak sudah ada tolong
beri tau saya. Saya tinggal ya pak.
Tn. Ipul: iya suster. Nanti saya beri tau.

Tn. Ipul merasa tidak nyaman dan ingin memiringkan badan. Tn. Ipul memencet bel, dan
dijawab oleh Bruder Yohanes.
Bruder Yohanes: bapak, tadi memencet bel? Ada yang bisa saya bantu pak?

Tn. Ipul: iya bruder. Saya ingin memiringkan badan, saya pegal seperti ini.
Bruder Yohanes: bapak belum bisa untuk memiringkan badan karena kaki bapak blm mampu
untuk melakukan pergerakan.
Tn.ipul: sudahlah bruder, bantu saja saya, saya bisa untuk memiringkan badan.
Bruder Yohanes: ya sudah bapak, saya bantu.

Saat bruder yohanes membantu memiringkan badan.


Tn.ipul: aduh bruder sakit pelan-pelan bruder.
Bruder Yohanes: bapak belum mampu untuk memiringkan badan. Lain kali dicobanya.
Tn.ipul: iya bruder, ya sudah. Terimna kasih ya bruder.

Tn. Ipul mengeluh semakin tidak enak badan, dan memanggil perawat. Perawat wenny yang
menjawab bel.
Tn.ipul: suster saya merasa tidak enak badan. Saya menggigil suster.
Perawat Wenny: Oh begitu ya pak.. sebelumnya ni ada surat persetujuan untuk dilakukannya
operasi, tolong dilihat oleh bapak dan keluarga. Bapak merasa demam karena itu merupakan
gejala dari fraktur yang dialami bapak, sehinggta sangat penting untuk dilakukannya operasi.
Lalu hasil Lab menunjukan leukosit bapak naik, dan itu menunjukan adanya infeksi yang
apabila dibiarkan dapat membahayakan kondisi kesehatan bapak. Jadi bagaimana pak, apakah
bapak menyetujui rencana operasi tersebut?

Tn Ipul dan Keluarga berdiskusi


Tn Ipul: iya suster saya memutuskan untuk menyetujui tindakan operasi tersebut.
Perawat Wenny: Baik pak, karena bapak baru pertama kali akan dilakukan operasi maka saya
akan mengajari bapak teknik relaksasi yang dapat digunakan ketika bapak merasa cemas
sebelum operasi maupun merasa sakit setelah dilakukannya operasi. Saya ajarkan ya pak.
Coba untuk mengikuti.
Tn Ipul : iya suster.
Perawat Wenny : Yang pertama bapak tarik nafas dari hidung hingga perut menggembung,
lalu tahan hingga 3 detik dan perlahan- lahan hembuskan lewat mulut seperti bapak meniup
lilin, sambil disugestikan bahwa rasa sakit itu hilang bersama hembusan nafas. Saya coba
praktikan dulu ya pak, nanti bapak lakukan sendiri.
tn.ipul : baik suster
perawat wenny memberikan contoh nafas dalam
perawat wenny : bapak sudah mengerti?
Tn Ipul : iya suster
Perawat Wenny : Sekarang bapak coba mempraktekannya
Tn Ipul mempraktekkan teknik nafas dalam yang sudah di ajarkan perawat wenny
Perawat Wenny : Bapak dapat melakukan teknik nafas dalam ini ketika sewaktu-waktu
merasa cemas dan nyeri, bisa dilakukan kurang lebih 5x.
Tn Ipul : Iya suster saya mengerti dan saya akan melakukannya ketika saya cemas dan
merasa nyeri.

Perawat Wenny : iya bagus pak, oh ya nanti saya akan informasikan mengenai jadwal operasi.
Saya tinggal dulu ya.
Tn Ipul : Iya suster

Berhubungan persetujuan dilakukan operasi perawat wenny menginformasikan dr Maria dan


dr. Danang mengenai persetujuan operasi.
Dokter Danang datang ke ruang Santa Bernadetha
Dokter Danang : Selamat siang bruder, disini ada pasien saya ya?
Bruder Yohanes : Iya ada dok.
Dokter Danang : Tolong antarkan saya
Dikamar18.2
Dokter Danang : selamat siang pak, saya dokter anastesi nama saya dokter Danang.
Bagaimana kondisi bapak hari ini?
Tn Ipul : Baik dokter
Bruder Yohanes : dok ini sudah keluar hasil lab darah
Dokter Danang : coba saya lihat.
Dokter Danang : Oh baik ya, semuanya normal. Kondisi bapak memungkinkan untuk
dilakukan operasi.
Tn Ipul : Iya dokter.

Dokter Danang : bapak karena akan dilakukannya operasi maka bapak harus puasa 8 sebelum
dilakukan operasi, puasanya dimulai dari sejak sekarang. Bapak juga harus berdoa
menyerahkan segalanya kepada Tuhan dan percaya kepada kami bahwa kami akan
melakukan semua yang terbaik yang kami punya.
Tn Ipul : Baik dok.
Sehari setelah dilakukan operasi Tn. Ipul menjalani berbagai tahap pemulihan
Perawat Agustina : Selamat siang bapak, sekarang kita akan berlatih pergerakan kaki
khususnya pada kaki yang dilakukan tindakan operasi.
Tn Ipul: Iya suster.
Perawat Agustina: Bapak jika terasa nyeri, bapak bisa praktikan teknik nafas dalam yang
sudah diajarkan oleh suster.
Tn Ipul: Baik suster.
Perawat Agustina : Mungkin akan terasa tidak nyaman, tapi bapak harus sabar untuk
menjalaninya demi kesembuhan bapak.
Perawat Agustina melakukan latihan gerak pada Tn Ipul, dan Tn Ipul dapat melakukannya
dengan baik.
Perawat Maria : Bapak sekarang saya akan membantu bapak untuk dapat memiringkan badan
ke kiri dan ke kanan serta perlahan- lahan membantu bapak untuk bisa duduk. Jika bapak
terasa nyeri, bapak bisa menarik nafas dalam yang sudah diajarkan.
Tn Ipul : baik suster tetapi secara perlahan- lahan ya suster.
Perawat Maria membantu memiringkan badan Tn Ipul dan ia dapat perlahan- lahan duduk.

Tn Ipul memencet bel, sehingga perawat Wenny menghampirinya.


Perawat Wenny: Bapak yang tadi mencet bel ya? Ada yang bisa saya bantu?
Tn Ipul : Iya suster saya ingin belajar berjalan , tolong bantu saya turun dari tempat tidur dan
berjalan, saya ingin segera pulang.
Perawat Wenny : Bapak mau didampingi berjalan dengan saya atau..
Tn Ipul : Bersama pacar saya saja suster, tolong bantu saya turun
Perawat Wenny : Baik pak, ayo hati- hati.
Tn Ipul : Iya suster, terimakasih.
Perawat Weny : Bapak jika perlu bantuan lagi, bisa panggil saya ya pak, saya tinggal dulu.
Tn Ipul : Iya suster.
Tn Ipul bersama pacarnya berjalan- jalan disekitar ruangan kamarnya. Beberapa hari
kemudian, Tn Ipul telah diperbolehkan untuk pulang oleh dokter. Perawat memberikan
edukasi dan jadwal control Tn Ipul ke rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai