CHAIRUNNISA Kti PDF
CHAIRUNNISA Kti PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita yang dapat melahirkan adalah sebuah karunia terbesar dan
merupakan momen yang sangat membahagiakan. Setelah melahirkan banyak
orang menganggap bahwa kehamilan adalah kodrat wanita yang harus dilalui
namun kenyataannya pada wanita yang mengalami hal tersebut melahirkan
dapat menjadi episode yang dramatis dan traumatis yang sangat menentukan
kehidupannya, karena ibu yang mengalami stress, perasaan sedih dan takut
akan mempengaruhi emosional dan sensivitas ibu pada pasca melahirkan
(Suhernidkk, 2009).
Wanita pada pasca persalinan perlu melakukan penyesuaian diri dalam
melakukan aktivitas dan peran barunya sebagai seorang ibu di mingguminggu pertama atau bulan-bulan pertama setelah melahirkan. wanita yang
telah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan baik dapat melewati
gangguan psikologis ini, tetapi sebagian lain yang tidak berhasil melakukan
penyesuaian diri ini akan mengalamigangguan-gangguan psikologis, inilah
yang dinamakan syndrome baby blues (Mansur, 2009).
Ibu baru yang tidak mampu mengurus bayinya mengalami tanda-tanda
syndrome baby blues seperti; sulit berkonsentrasi, kesepian dan perasaan
angka kejadian syndrome baby bluest erdapat 11-30% ini merupakan jumlah
yang tidak sedikit dan tidak mungkin dibiarkan begitu saja (Pangesti, 2010).
Data penelitian di berbagai belahan dunia secara tegas menunjukkan
2/3 atau sekitar 50-75% wanita mengalami baby blues syndrome. Menurut
The Globe Journal pada tahun 2008 ditemui hampir 70% ibu yang baru
melahirkan menderita syndrome baby blues, sementara itu menurut Santoso
(2009) 50% ibu-ibu di Indonesia menderita syndrome baby blues setelah
melahirkan anaknya (http://www.infoibu.com, 2009). Sementara itu menurut
Journal medika tahun 2009 di Indonesia saat ini terdapat hampir 80% ibu
mengalami depresi pasca bersalin dan 75% diantaranya terjadi pada ibu
primigravida.
Ibu nifas yang mengalami postpartum blues atau syndrome baby blues
terjadi Rumah Sakit Umum Daerah Koja Jakarta Utara. Rumah Sakit ini
merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan bagi ibu nifas. Menurut
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada 130 orang ibu nifas pada
bulan April-Mei 2009, ibu yang mengalami gangguan psikologis ringan atau
postpartum syndrome baby blues 30% diantaranya positif mengalami
syndrome baby blues ini (Oryzae, 2010).
Berdasarkan hasil wawancara yang telah di lakukan peneliti di
Puskesmas Suka Makmur Aceh Besar di ambil 10 sampel IbuPost Partum 744 hari. Dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan 7 dari 10 orang ibu
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta wawasan
dalam melakukan penelitian selanjutnya serta sebagai penerapan ilmu
yang telah didapat selamadibangku kuliah.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam
memberikan mata kuliah yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Bagi ibu Post Partum
Dapat menambah pengetahuan ibu post partum tentang terjadinya
Syndrome Baby Blues.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai masukan guna meningkatkan dan memaksimalkan
pelayanan antenatal dengan menggunakan asuhan kebidanan tentang
terjadinya Baby Blues.
E. Keaslian penelitian
Sepanjang penelusuran peneliti, penelitian yang berhubungan dengan
Syndrom Baby Blues sebelumnya sudah pernah diteliti oleh :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
melahirkan dan biasanya terjadi pada 50% ibu baru. Baby blues sendiri
merupakan suatu perasaan gembira oleh kehadiran sang buah hati, namun
disertai oleh perasaan cemas, kaget dan sedih sehingga dapat
menimbulkan kelelahan secara psikis pada sang ibu tersebut (Melinda,
2010)
Baby blues syndrome atau stress pasca persalinan, yaitu salah satu
bentuk depresi yang sangat ringan yang biasanya terjadi dalam 14 hari
pertama setelah melahirkan dan cenderung lebih buruk sekitar hari ketiga
atau keempat pasca persalinan ( Muhammad, 2011)
Postpartum Distress Syndrome atau yang juga sering disebut
dengan Baby Blues Syndrome merupakan reaksi psikologis yang berupa
gejala depresi postpartum dengan tingkat ringan. Syndrome ini muncul
pasca melahirkan dan seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat
pasca partum dan memuncak pada hari kelima dan keempat belas pasca
melahirkan (Medicastore, 2012).
Hampir sebagian besar ibu yang baru melahirkan mengalami baby
blues. Sebuah kondisi depresi pasca persalinan, yang jika tidak ditangani,
akan berdampak pada perkembangan anak. Baby blues syndrome atau
postpartum syndrome adalah kondisi
perempuan yang baru melahirkan. Kondisi ini dapat terjadi sejak hari
pertama setelah persalinan dan cenderung akan memburuk pada hari
saesarea
mempunyai
hubungan
yang
signifikan
dengan
10
j.
11
Menurut Mansur (2009), gejala post partum syndrome baby blues yaitu:
a.
Menangis
Masa nifas adalah adaptasi yang harus dapat dilewati ibu
dengan baik. Namun kadang kala bayi yang rewel membuat ibu
mengalami kelelahan, sehingga ibu hanya dapat menangis.
12
13
b.
Pola tidur yang tidak teratur karena kebutuhan bayi yang baru
dilahirkannya, ketidaknyamanan karena kelahiran anak, dan
perasaan asing terhadap lingkungan tempat bersalin.
c.
d.
Kehilangan
control
terhadap
kehidupannya
karena
14
2.
Hilangnya perasaan bahagia dan minat untuk melakukan halhal yang menyenangkan.
3.
4.
5.
6.
15
7.
3.
Atus
(2008),
munculnya
baby
blues
syndrome
social
adalah
perasaan
positif,
menyukai,
kepercayaan dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti
dalam
kehidupan
individu
yang
bersangkutan,
pengakuan,
16
17
kehamilan
sebagai
suatu
hasil
alami
hubungan
18
g. Hormonal
Perubahan kadar hormon progresteron yang menurun disertai
peningkatan hormon estrogen, prolaktin dan kortisol yang drastis
dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu.
h. Budaya
Pengaruh budaya sangat kuat menentukan muncul atau
tidaknya baby blues syndrome. Di Eropa kecenderungan baby blues
syndrome lebih tinggi bila dibandingkan di Asia, karena budaya timur
yang lebih dapat menerima atau berkompromi dengan situasi yang
sulit daripada budaya barat.
19
9. Bayi sakit
10. Rasa bosan si Ibu
Menurut Saleha (2009), beberapa factor predisposisi terjadinya
penyebab baby blues adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
Karakter
pribadi
seperti
harga
diri
rendah
ataupun
ketidakdewasaan.
e.
f.
g.
Merasa terisolasi
h.
Kelemahan,
gangguan
tidur,
ketakutan
terhadap
masalah
20
4.
dalam
proses
kehamilan
dan
persalinan.
21
22
karena tidak sesuai dengan yang diinginkan juga bisa memicu baby
blues.
c. Fisik
Keluhan fisik karena aktivitas mengasuh bayi, menyusui,
memandikan, mengganti popok, dan menimang sepanjang hari
bahkan tak jarang di malam buta sangatlah menguras tenaga. Dan jika
tidak ada bantuan dari suami atau anggota keluarga yang lain.
d. Sosial
Si ibu merasa sulit menyesuaikan diri dengan peran baru
sebagai ibu. Dan kini gaya hidupnya akan berubah dratis. Anda
merasa dijauhi oleh lingkungan dan merasa akan terasa terikat terus
pada si kecil.
5.
23
c. Tanamkan pada benak ibu hamil bahwa anak adalah anugrah ilahi
yang akan membawa berkah dan menambah jalinan cinta kasih di
tengah-tengah keluarga.
d. Bersama-sama istri merajut suatu kepercayaan dan keyakinan dengan
adanya anak karier kita akan terus berjalan.
e. Merencanakan mempekerjakan pembantu untuk membantu mengurus
dan merawat bayi dan pekerjaan rumah tangga pasca ibu melahirkan
kafein.
Karena
kedua
makanan
ini
berpotensi
memperburuk depresi.
d. Konsumsilah makanan yang bernutrisi agar kondisi tubuh cepat pulih,
sehat dan segar.
24
Adaptasi Psikologi
Menurut Jhaquin (2010), menjalani adaptasi psikologis setelah
melahirkan ibu akan mengalami fase-fase berikut ini:
a. Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu fokus
perhatian ibu terutama pada diri sendiri. Pengalaman sering berulang
diceritakannnya hal ini membuat ibu cenderung menjadi pasif terhadap
lingkungan.
b. fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3 -10 hari
setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan dan meruapakan
kesempatan yang baik menerima berbagai penyuluhan dalam merawat
diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
c. fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah
dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat.
Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan
25
bayinya keadaan ini disebut baby blues. Jika hal ini terjadi disarankan
untuk melakukan hal-hal berikut ini:
1. Minta
bantuan
suami
membutuhkan istirahat
2.
untuk
keluarga
yang
menghilangkan
lain,
dukungan
dan
jika
kelelahan.
3.
atau
rasakan.
pertolongannya.
4. Carilah suatu hiburan dan luangkan waktu sedikit intuk diri sendiri
agar lebih tenang.
B. Ibu Post partum
1.
Definisi
Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahsa latin yaitu
dari kata puer yang artinya bayi dan parous yang berarti
melahirkan. Yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama pada masa
ini berkisar 6-8 minggu (Sujiyatini, 2010).
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
organ-organ reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil. Jadi
masa nifas adalah masa kembalinya organ reproduksi sperti keadaan
26
b.
c.
mobilisasi
27
28
atau
pengerutan
uterus
merupakan
suatu
proses
29
e. Lokia
Lokia adalah darah dan cairan yang keluar dari vagina selama masa
nifas yang terdiri atas 3 jenis yaitu :lokia rubra/kurenta (merah), lokia
serosa, lokia alba (putih).
4. Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Masa NifasMenurut Eni Ambarwati, (2008) sebagai
berikut :
1. Kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan)
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena antonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain pada perdarahan, rujuk bila
perdarahan
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaiman mencegah perdarahan masa nifas karena antonia uteri
d. Pemberian ASI awal
e. Melakukan hubungan ibu dan bayi (bounding Attachement)
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi
2. Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan)
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal : uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
30
d.
31
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Menurut Atus (2008), munculnya baby blues syndrome dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain: Dukungan Sosial, Keadaan dan kualitas bayi,
Komplikasi kelahiran, Persiapan untuk persalinan dan menjadi ibu, Stresor
psikososial, Hormonal dan Budaya.
Menurut Henderson & Jones (2006) Persalinan yang lama biasanya
diakhiri dengan tindakan, antara lain persalinan dengan bantuan alat (forsep
atau vacuum), penggunaan analgesik epidural dan seksio sesarea dapat
meningkatkan kejadian syndrome baby blues
Variabel Independent
Variabel Dependen
Jenis Persalinan
Kejadian Syndrom Baby
Blues
Dukungan Sosial
Persiapan untuk menjadi ibu
Gambar 1. KerangkaKonsep
32
33
C. Hipotesis
Ha :
Ha :
Ha :
34
BAB IV
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain
crossectional yaitu suatu desain penelitian yang dilakukan dimana
pengumpulan data untuk variable dependen dan variable independen
dikumpulkan pada waktu bersamaan dimana untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian Syndrom Baby Blues pada ibu
post partum di Puskesmas Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2013.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. TempatPenelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Suka Makmur Aceh
Besar Tahun 2013.
2. WaktuPenelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21-26 Agustus 2013
C. Populasi dan Sample
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu post partum 7
44 hari yaitu 45 orang ibu
35
2. Sampel
Untuk pengambilan sample menggunakan total populasi yaitu
semua responden dijadikan sampel yaitu sebanyak 45orang ibu
D. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer
dan data sekunder
Data primer yaitu data yang di peroleh langsung untuk peneliti
yang berada di Puskesmas Suka Makmur Tahun 2013 dengan
menggunakan kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan dengan pilihan
jawaban yang telah di siapkan.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan,
Provinsi, Kabupaten, Puskesmas Suka Makmur Aceh Besar Tahun 2013,
serta referensi yang berkaitan dengan penelitian.
E. InstrumenPenelitian
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang berisi 24 pertanyaan yang terdiridari 10 pertanyaan syndrome baby
blues Ada bila x dan Tidak ada bilax< , 1 pertanyaan jenis persalinan
yaitu normal dan tindakan, 6 pertanyaan dukungan social ada bila x dan
tidak ada bila x< , 7 Pertanyaaan persiapan untuk persalinan dan menjadi
ibu yaitu ada bila menjawab x< dan tidak ada bila menjawab x
36
F. Pengolahan Data
1. Menurut Notoadmodjo, (2005) pengolahan data dilakukan dengan
memakai teknik manual, pelaksanaannya dilakukan sebagai berikut :
a. Editing yaitu langkah ini bertujuan agar data yang di peroleh dapat
di olah dengan baik untuk mendapatkan informasi yang tepat
b. Coding yaitu setelah dilakukan pengecekan diberikan kode atas
jawaban yang disajikan dalam kuesioner
c. Tranfering yaitu data yang telah diberi kode disusun secara
berurutan mulai dari responden pertama sampai responden terakhir
untuk dimasukkan dalam tabel .
d. Tabulating yaitu data yang dikumpulkan ditabulasi dalam bentuk
table distribusi frekwensi.
G. Analisa Data
Analisa data dilakukandengan computer menggunakan program
Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16.0.Analisa data
dilakukansecarastatistikanalitik.
37
Analisa Univariat
Analisa Univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi
dari variable independen.
P=
x100%
Keterangan :
P =Angkapersentase
f =Frekuensijawabansampel
n =Banyaknyasampel
2. Analisa Bivariat
Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variable independen
terhadap variable dependen digunakan uji chi-square (X2)
X2 =
Dimana :
X2
= Nilaiobservasi
= Nilaiekpektaasi (harapan)
38
39
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Suka Makmur Aceh Besar , dengan
jumlah responden 45 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
40
Frekuensi
Persentase (%)
25
20
55,6
44,4
Total
45
Sumber : Data Primer (Tahun 2013)
100
1
2
Ada
Tidak
Jenis Persalinan
Tindakan
Normal
Frekuensi
16
29
Persentase (%)
35,6
64,4
Total
45
100
41
Dukungan Sosial
Tidak Ada
Ada
Frekuensi
25
20
Total
45
Sumber : Data Primer (Tahun 2013)
Persentase (%)
55,6
44,4
100
Frekuensi
Persentase (%)
23
22
51,1
48,9
45
100
Total
Sumber : Data Primer (Tahun 2013)
42
Jenis
Persalinan
f
16
%
100
29
100
Tindakan
Normal
12
Total
25
41,4
17
20
58,6
Total
p_
Value
0,024
45
43
jenis persalinan dengan dengan kejadian syndrom baby blues pada ibu post
partum di Puskesmas Suka Makmur Aceh Besar.
b. Hubungan Dukungan Sosial dengan Kejadian Syndrom Baby Blues Pada Ibu
Post Partum
Tabel 5.6
Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kejadian Syndrom Baby Blues
Pada Ibu Post Partum di Puskesmas Suka Makmur Aceh Besar
Tahun 2013
No. Dukungan
Sosial
1
Tidak Ada
2 Ada
Total
F
25
%
100
20
100
25
35
13
65
20
Total
p_
Value
0,029
45
44
36,4 14
20
63,6 22
45
100
p_
Value
0,025
45
C. Pembahasan
1. Hubungan Jenis Persalinan dengan Kejadian Syndrom Baby Blues Pada Ibu
Post Partum
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa dari 29 responden yang
memiliki jenis persalinan normal dan tidak mengalami syndrome baby blues
sebanyak 58,6% , dan dari 16 responden yang memiliki jenis persalinan dengan
tindakan dan ada mengalami syndrome baby blues sebanyak 81,3%.
Hasil analisa statistik menggunakan uji chi-square dengan tingkat
kemaknaan () = 0,05 dan nilai p value = 0,024. Sehingga didapat kesimpulan
bahwa p < 0,05 yang artinya Ha diterima atau terdapat hubungan jenis
persalinan dengan dengan kejadian syndrom baby blues pada ibu post partum di
Puskesmas Suka Makmur Aceh Besar.
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta, dan
membran dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan
dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi,
dan kekuatan yang teratur (Rohani, 2011).
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa
persalinan lama dan persalinan tindakan (seksio saesarea, dll) mempunyai
hubungan signifikan dengan kemungkinan terjadinya post partum blues
(Freudenthal, 1999).
46
biasanya
dipilih karena
adanya
faktor
resiko
yang
dapat
47
48
49
adanya kesiapan untuk persalinan dan menjadi seorang ibu, sehingga akan
semakin meningkatkan tingkat stress yang dialami yang dapat menyebabkan
terjadinya syndrome baby blues.
Menurut peneliti, persiapan untuk persalinan dan menjadi ibu akan
sengat menentukan apakan sesorang mengalami syndrome baby blues atau
tidak, dengan adanya persiapan yang baik maka ibu post partum akan mampu
menghadapi masa pasca persalinannya dengan baik tanpa adanya gangguan
syndrome post partum.
50
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian dan uji statistik tentang hubungan proses
persalinan dengan kejadian syndrome baby blues pada ibu post partum di
Puskesmas Suka Makmur Aceh Besar, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada hubungan jenis persalinan dengan kejadian syndrome baby blues pada ibu
post partum
2. Ada hubungan dukungan sosial dengan kejadian syndrome baby blues pada ibu
post partum
3. Ada hubungan persiapan persalinan dan menjadi ibu dengan kejadian syndrome
baby blues pada ibu post partum
B. Saran
1. Bagi Peneliti
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman peneliti dalam bidang penelitian, sehingga dapat dijadikan
bahan untuk menambah ilmu yang dimiliki peneliti untuk melakukan penelitian
selanjutnya
51
2. Institusi Pendidikan
Diharapkan bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan UBudiyah khususnya
Program Studi D-III Kebidanan, agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
untuk menambah khasanah ilmu kesehatan terutama tentang syndrome baby
blues serta dapat dijadikan bahan bacaan untuk meningkatkan pengetahuan
mahasiswa kebidanan.
3. Bagi Ibu Post Partum
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menambah informasi
dan pengetahuan masyarakat tentang syndrome baby blues sehingga dapat
mencegah terjadinya baby blues.
4. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur
dalam menilai tingkat pelayanan kesehatan dan bahan kajian serta informasi
bagi tenaga kesehatan sehinggga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan pada ibu post partum untu dapat menurunkan angka kejadian baby
blues.