Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN ORAL MEDICINE

Traumatic Ulcer
A. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien

: Budiman Mardewi

Tempat/tanggal lahir : Muba / 3 Februari 1990


Suku

: Melayu

Jenis kelamin

: Laki-laki

Status Perkawinan

: Belum Menikah

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Kamboja Lr. Taman Murni No. 1418

Pendidikan terakhir

: S1

Pekerjaan

: wiraswasta

No. Rekam Medik

: 0000.88.09.99

Peserta Asuransi

:-

B. ANAMNESA
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan terdapat luka pada bibir bawah kanan bagian
dalam sejak 2 hari yang lalu karena tergigit saat makan. Pasien merasa
perih dan nyeri ketika makan maupun kumur-kumur dan berbicara serta
merasa tidak nyaman sehingga pasien ingin dirawat.
Keluhan Tambahan:
Riwayat perawatan gigi
-

Pencabutan 1 minggu yang lalu pada gigi belakang kiri bawah


Penambalan sewarna gigi 1 bulan yang lalu pada gigi belakang kanan
bawah
Kebiasaan buruk
Tidak ada
Riwayat sosial

Pasien adalah seorang wirausaha yang tinggal dikontrakan.


Riwayat penyakit sistemik
Tidak ada
C. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL
Wajah

: Simetris

Bibir

: Sehat

Kelenjar getah bening submandibula:


Kanan : tidak teraba dan tidak sakit
Kiri

: tidak teraba dan tidak sakit

D. PEMERIKSAAN INTRA ORAL


Debris

: ada, regio a, c, d, e, f

Plak

: ada, regio a, c, d, e, f

Kalkulus

: ada, regio a, c, d, e, f

Pendarahan papila interdental: ada, regio a, c, d, e, f


Gingiva

: Terdapat kemerahan pada margin gingiva


di regio a, c, d, e, f

Mukosa

: Terdapat lesi ulcer, tunggal, dasar cekung


berbentuk oval, berbatas jelas,

tepi

irreguler pada mukosa bibir bawah kanan


bagian dalam regio gigi 42-43, berwarna
putih

kekuningan

dengan

pinggiran

kemerahan, diameter 3 mm, sakit pada


saat palpasi
Palatum

: Sehat

Lidah

: Sehat

Dasar Mulut

: Sehat

Hubungan rahang

: Orthognati

Kelainan gigi geligi

: Tidak ada

OHI-S

: 2,5 ( sedang )

Pemeriksaan Gigi Geligi

Lesi D3
Atrisi
Abrasi
Malposisi
Gigi hilang
Sisa akar
Tumpatan RK

: Gigi 15, 26, 38, 37, 33, 45, 47, 48


: Gigi 13, 43
: Gigi 25
: Gigi 12,11,21,32,31,41,42
: Gigi 36
: Gigi 23
: Gigi 46

E. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa sementara: Traumatic ulcer pada bagian dalam bibir bawah kanan
Diagnosa Banding: Stomatitis Aphtousa Recurrent (SAR)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak diperlukan dan tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, maka diagnosa lesi ulseratif
berwarna putih kekuningan pada mukosa bibir bawah sebelah kanan adalah
Traumatic ulcer.
Traumatic ulcer merupakan kelainan yang berbentuk ulkus pada mukosa
rongga mulut yang disebabkan oleh paparan trauma. 1 Secara klinis, traumatic
ulcer terlihat sebagai suatu lesi ulseratif, dapat tunggal atau multipel, berbentuk
simetris atau asimetris, bentuk oval dan cekung, eritema di perifer, bagian tengah
berwarna kuning-kelabu dan terasa sakit.1,2 Ukuran dari ulkus bervariasi
tergantung dari trauma yang menjadi penyebab.1,3
Rongga mulut dilapisi oleh suatu mukosa tipis yang tersusun dari
epithelium dan tidak setebal epithelium kulit sehingga mukosa tersebut lebih
mudah

mengalami

luka

trauma.2,3 Paparan

trauma

tersebut

kemudian

menyebabkan terjadinya kerusakan integritas epitel sehingga menimbulkan suatu


bentuk lesi ulseratif, dapat meluas pada lapisan dalam mengenai jaringan ikat
sehingga menimbulkan rasa nyeri yang berat.4

Traumatic ulcer secara umum dapat terjadi pada semua usia, baik pria
maupun wanita dengan lokasi yang bervariasi yaitu pada mukosa pipi, mukosa
bibir, palatum dan tepi perifer lidah dengan ukuran lesi bervariasi dari beberapa
millimeter hingga centimeter.1,2,3 Lesi biasanya berwarna kemerahan dan dibagian
tengahnya berwarna putih kekuningan berupa membran fibrinopurulen.2,3
Diagnosis dari keadaan ini sederhana dan seringkali diperoleh dari riwayat
cermat dan pemeriksaan temuan fisik.2 Jika dilihat secara mikroskopis, gambaran
histopatologi pada traumatic ulcer ringan menunjukkan epitel dalam keadaan
normal, epitel dapat mengalami hiperkeratosis dan bisa juga tidak. Pada lapisan
dalam, jaringan ikat yang terkena memperlihatkan banyak jaringan granulasi yang
bercampur dengan infiltrat dari neutrofil, lymfosit, histiosit, dan sel plasma.2
Beberapa penyebab traumatic ulcer seperti trauma mekanik yaitu
menggigit bibir, pipi atau lidah, mengonsumsi atau mengunyah makanan keras,
gigitan dari tonjolan gigi yang tajam, trauma dari gigi yang patah dan iritasi gigi
tiruan serta tumpatan yang tajam.2,4 Selain itu, pemasangan gigi tiruan yang tidak
stabil dapat menyebabkan trauma karena tepi protesa atau klamer gigi tiruan
yang tajam mengiritasi, gesekan yang terus menerus oleh karena gigi yang tajam
atau tidak rata, atau trauma oleh karena penggunaan pesawat ortodontik ataupun
sikat gigi yang digunakan dengan teknik yang salah sehingga menyebabkan erosi
jaringan lunak disekitarnya. 5 Tergigitnya mukosa saat berbicara, mengunyah
ataupun tidur juga dapat menyebabkan traumatic ulcer.6 Penyebab iatrogenik
dapat disebabkan antara lain akibat penyuntikan dan akibat berkontak dengan
instrumen yang panas dan tajam yang melukai mukosa.6
Traumatic ulcer juga dapat disebabkan trauma kimia melalui kontak
langsung dengan mukosa misalnya pada aspirin (chemical burn), iritasi
penggunaan mouthwash, serta bahan bleaching.2,3
Penatalaksanaan traumatic ulcer meliputi eliminasi faktor penyebab,
menggunakan obat kumur antiseptik atau obat topikal selama fase penyembuhan
ulkus.3 Setelah pengaruh trauma hilang, ulkus akan sembuh dalam waktu 6-10
hari, jika tidak maka penyebab lain harus dicurigai dan dilakukan biopsi.2,3

Kortikosteroid topikal telah lama digunakan secara umum untuk


mengobati lesi inflamasi pada mukosa.7 Beberapa mekanisme terjadi untuk
mengurangi inflamasi dengan menggunakan kortikosteroid, yaitu berupa
berkurangnya eksudasi dari leukosit dan konstituen plasma, sehingga mengurangi
edema, menjaga integritas membrane seluler dengan mencegah membesarnya
sel, inhibisi lysozyme yang mengandung enzim hidrolitik yang menghancurkan
sel dan memperluas jaringan terinflamasi.8 Kortikosteroid juga menghambat
proliferasi fibroblast kemudian memberi efek positif dari berkurangnya fibrosis. 8
Secara topikal, terapi dengan menggunakan kortikosteroid biasanya
menjadi pilihan perawatan pada awalnya, karena secara efektif dapat langsung
masuk ke permukaan lesi dengan efek samping sistemik yang minimal. 7,8
Beberapa agen yang biasa digunakan untuk aplikasi topikal seperti : 0.05%
flucocinonide, 0.05% clobetasol, 0.1 sampai 0.2 % triamcinolone acetonide
(Kenalog), dexamethasone dan betamethasone.8
Kortikosteroid topikal ini berupa gel, krim, ointment dengan orabase
(Kenalog in Orabase) atau obat kumur. Formulasi dengan orabase lebih disukai
karena kemampuannya dalam infiltrasi kedalam mukosa mulut lebih baik. 8
H. DIAGNOSA
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan klinis, maka diagnosa lesi
berupa ulkus di mukosa bibir bawah kanan bagian dalam tersebut adalah
traumatic ulcer/ ulkus traumatikus.
I. RENCANA PERAWATAN
1. Pro Oral Medicine : Edukasi + Topikal medikasi
2. Pro Periodonsi
: Scalling, DHE, Kontrol Plak
3. Pro Konservasi
: Abrasi gigi 25 dan lesi D3 gigi 33 : Tumpatan GIC
4. Pro Prosthodonsi : GTC Edentulous 36
FASE I (ETIOTROPIK)
Scalling, Kontrol plak dan DHE
Edukasi untuk berhati-hati saat makan agar tidak melukai bibir bawah lagi.
Medikasi topical (Kenalog in orabase dengan aturan pakai dua kali sehari dan
diaplikasikan pada ulser.

FASE II (BEDAH)
Tidak perlu dilakukan

FASE III (RESTORATIF)


Abrasi gigi 25 dan lesi D3 gigi 33 : Tumpatan GIC
GTC Edentulous 36

FASE IV (KONTROL BERKALA)


Kontrol plak dan DHE (Edukasi,
Motivasi, Instruksi)
Kontrol traumatic ulcer

I. PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan klinis pada pasien, terdapat lesi
ulcer, tunggal, dasar cekung, berbentuk oval, berbatas jelas, tepi irreguler pada
bibir bawah kanan bagian dalam berwarna putih kekuningan dengan pinggiran
kemerahan, diameter 3 mm, tepi jelas, sakit pada saat palpasi. Pada pasien ini
berdasarkan anamnesa riwayat terjadinya ulser disebabkan oleh tergigit pada saat
makan,

maka

ulser

pada

pasien

ini

didiagnosa

sebagai

ulkus

traumatikus/traumatic ulcer.
Traumatic ulcer merupakan kelainan yang berbentuk ulkus pada mukosa
rongga mulut yang disebabkan oleh paparan trauma. 1 Secara klinis, traumatic
ulcer terlihat sebagai suatu lesi ulseratif, dapat tunggal atau multipel, berbentuk
simetris atau asimetris, bentuk oval dan cekung, eritema di perifer, bagian tengah
berwarna kuning-kelabu dan terasa sakit.1,2 Ukuran dari ulkus bervariasi
tergantung dari trauma yang menjadi penyebab.1

Traumatic ulcer secara umum dapat terjadi pada semua usia, baik pria
maupun wanita dengan lokasi yang bervariasi yaitu pada mukosa pipi, mukosa
bibir, palatum dan tepi perifer lidah dengan ukuran lesi bervariasi dari beberapa
millimeter hingga centimeter.1,2,3 Lesi biasanya berwarna kemerahan dan dibagian
tengahnya berwarna putih kekuningan berupa membran fibrinopurulen.2,3
Traumatic ulcer dapat disebabkan oleh trauma mekanik seperti menggigit
bibir, pipi atau lidah, mengonsumsi atau mengunyah makanan keras, gigitan dari
tonjolan gigi yang tajam, trauma dari gigi yang patah dan iritasi gigi tiruan serta
tumpatan yang tajam.5 Selain itu, trauma berupa penggunaan protesa yang tidak
stabil,

penggunaan

pesawat

orthodontic

dan

trauma

iatrogenik

seperti

penyuntikan, juga dapat menyebabkan traumatic ulcer.5,6


Penatalaksanaan ulkus traumatikus dapat hanya berupa observasi saja jika
tidak terdapat keluhan, jika sakit maka harus dilakukan perawatan topikal. Pada
kasus ini pasien mengeluhkan rasa sakit, maka harus dilakukan perawatan
medikasi untuk mengurangi rasa sakit dan juga diberikan edukasi. Pada kasus ini
pasien diberi medikasi berupa steroid topical (kenalog) dalam bentuk ointment
yang mengandung triamcinolone acetonide 0,1% sebagai antiinflamasi dan untuk
mengurangi rasa sakit, di oleskan 2 kali sehari. Pasien diinstruksikan untuk
menjaga kebersihan mulutnya.
Setelah itu pasien diminta untuk kontrol satu minggu kemudian. Pada
kontrol pertama, dari hasil pemeriksaan subjektif yaitu pasien tidak ada rasa sakit
dan dapat menjalankan instruksi yang diberikan, sedangkan dari hasil
pemeriksaan objektif yaitu lesi traumatic ulcer telah hilang dan mukosa telah
sembuh. Pada kontrol kedua, dari pemeriksaan subjektif, pasien dapat meneruskan
instruksi yang diberikan serta tidak memiliki keluhan, sedangkan dari
pemeriksaan objektif mukosa bibir telah sembuh.

Foto Awal

Foto Kontrol Pertama

Foto Kontrol Kedua

J. KESIMPULAN
Ulkus traumatikus merupakan suatu lesi ulseratif dimana trauma
merupakan penyebab yang paling umum. Ulkus traumatikus dapat didiagnosa
melalui anamesa yang cermat dan melihat gejala klinis lesi ulcer tunggal
berbentuk cekung oval pada bibir bawah kanan bagian dalam berwarna putih
kekuningan dengan tepi kemerahan, diameter 3 mm, tepi jelas dan sakit pada
saat palpasi.
Lesi ini akan sembuh dalam waktu beberapa hari setelah dilakukan
pengobatan dan pengaruh traumatik dihilangkan. Jika tidak maka penyebab lain
harus dicurigai dan dilakukan biopsi.

K. DAFTAR PUSTAKA
1.

Cawson R.A, Odell E.W. 2002. Cawsons Essentials of Oral Pathology And
Oral Medicine.London: Churchill livingstone

2.

Laskaris, George. 2006. Pocket Atlas of Oral disease, 2nd edition. New York:
Thieme.

3.

Eversole, Lewis. 2011. Clinical Outline of Oral Pathology. Shelton: Peoples


Medical Publishing House.

4.

Ghom, anil, Shubhangi Maskhe. 2008. Textbook of Oral Pathology. New


Delhi: Jaypee Publishing.

5.

Shah, Ali Asif. 2011. Oral Mucosal Lesions in Complete Denture Wearers.
Lahore: Journal of Pakistan Association of Dermatologists. Vol: 21 page :170173.

6.

Anura, Ariyawardhana. 2014. Traumatic Oral Mucosal Lesions : A Mini


Review and Clinical Update. Smithfield: Oral Hygiene and Dental Magazine.
Vol: 13 No 2

7.

Krasteva, Adriana. 2010. Topical Corticosteroids in Oral Pathology. Sofia:


Journal of IMAB. Vol 16. Book 4.

8.

Kini, Raghavendra. 2012. Therapeutic Management of Oral Lichen Planus: A


Review for the Clinicians. Karnataka: Jaypee Publishing.

Anda mungkin juga menyukai