Anda di halaman 1dari 7

2 x 11 Penyakit Guru Dan Dosen

Diposkan oleh Bagus H. Jihad di 10:36


http://baguserek.blogspot.com/2012/03/2-x-11-penyakit-guru-dan-dosen.html
Persoalan Guru di Indonesia sejak jaman Oemar Bakrie tetap saja
semrawut. Selain tingkat pendidikan yang tidak seragam, distribusi Guru
juga timpang dan terjadi kesenjangan pendapatan. Belum lagi banyak
institusi yang berwenang mengangkat Guru. Sehingga banyak status
Guru. Ada Guru PNS (Kemendikbud, Kemenag dan PNS diperbantukan);
Guru bantu; Guru honor daerah; Guru tidak tetap; Guru tetap Yayasan;
Guru honorer di sekolah negeri. Sekarang ada Guru SM3T (Sarjana
Mendidik di Daerah terdepan, Terluar dan Tertinggal).
Jumlah Guru yang mencapai 2.928.322 (baca: Dua Juta Sembilan Ratus
Dua Puluh Delapan Ribu Tiga Ratus Dua Puluh Dua), sebenarnya cukup
memadai, tetapi sebarannya tidak merata dan cenderung ada di
perkotaan. Belum lagi jika berbicara tentang mutu Guru itu sendiri.
Bagaimana dengan Dosen?

Data yang dimiliki Litbang Depdiknas menunjukkan, dari 120.000 dosen


tetap PTS dan PTN di Indonesia, masih ada 50,65 persen atau sekitar
60.000 di antaranya belum berpendidikan S2 atau baru S1. Menurut data
lain, jumlah seluruh dosen di PTN sebanyak 240.000 orang, 50% di
antaranya belum memiliki kualifikasi pendidikan setara S2. Di antara
jumlah tersebut, baru 15% dosen yang bergelar doktor. Jika dibandingkan
dengan perguruan tinggi di Malaysia, Singapura dan Filipina yang jumlah
doktornya sudah mencapai angka 60% lebih, maka tampak bahwa dosen
di perguruan tinggi Indonesia masih jauh ketinggalan.

Padahal, Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mensyaratkan dosen perguruan tinggi minimal S2. Dalam UU itu
disebutkan, para pendidik jenjang pendidikan dasar dan menengah
persyaratannya adalah minimal bergelar S1. Sementara, untuk mendidik
di jenjang pendidikan akademis S1, maka sekurang-kurangnya bergelar
strata dua (S2), sedangkan bagi program pascasarjana adalah doktor (S3)
dan profesor.
Guru dalam istilah Jawa merupakan kepanjangan dari Digugu dan
Ditiru. Digugu berarti dipercaya dan diindahkan kata-katanya. Ditiru
berarti dapat dijadikan teladan. Dengan demikian berarti teladan yang
kata-katanya dapat dipercaya. Jaman telah berubah, tetapi meskipun
demikian, seharusnya konotasi Guru tetap tidak berubah tergerus oleh
jaman. Tetapi kenyataannya?
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini
jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi
formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan
suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Secara formal,
guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang
memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal
minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan hukum yang sah
sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di
Indonesia.
Sedangkan definisi Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan
dengan

tugas

menyebarluaskan

utama
ilmu

mentransformasikan,
pengetahuan,

mengembangkan,

teknologi,

dan

seni

dan

melalui

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen wajib


memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan
satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (Ingin tahu lebih lanjut


baca http://untuk-guru.blogspot.com/2011/04/arti-kata-dosen.html).
2 x 11 Penyakit Guru Dan Dosen
Setelah membaca definisi guru dan dosen diatas, berarti tugas guru
dan dosen sangatlah berat. Tetapi masih banyak guru dan dosen yang
tidak menyadari perannya tersebut. Mereka mungkin mempunyai satu,
dua atau beberapa penyakit seperti yang diutarakan oleh Ciptono. Saya
tertarik mengomentari hal ini, setelah menyaksikan acara Kick Andy, 5
Februari 2011, dengan narasumber Pak Ciptono.
Pria asal Semarang, Jawa Tengah itu sungguh luar biasa. Ketika
tampil di Kick Andy tiga tahun lalu, sekolah luar biasa yang ia rintis dari
garasi rumahnya itu masih dalam tahap pembangunan.. Namun setelah
tampil di Kick Andy, banyak terjadi perubahan. Dampak setelah tampil di
Kick Andy sungguh luar biasa. Banyak masyarakat yang mengapresiasi.
Saya banyak mendapat sumbangan dari masyarakat, kata Ciptono.
Kini sekolah luar biasa yang digagas Ciptono bisa menampung ratusan
anak yang kurang sempurna. Selain itu, anak didiknya juga banyak yang
mengalami kemajuan pesat pendidikan dan keterampilannya. Salah
satunya

adalah

Kharisma.

Bocah

penyandang

autis

yang

pandai

menyanyi, pandai menghafal pidato, kemampuan tarik suaranya juga


baik. Ketika acara tersebut Kharisma didaulat untuk menyampaikan
penyakit Guru. Maka Kharisma pun berdiri dan menyampaikan 11
penyakit guru, yaitu:
1. TIPUS, TIdak PUnya Selera - -gejalanya: ketika bel tanda masuk
telah berbunyi, dosen yang mempunyai gejala tipus sibuk mencari
teman sejawat yang juga masuk kelas pada jam tersebut untuk
diajak ngobrol terlebih dahulu.

2. MUAL : MUtu Amat Lemah. Bahasa Inggris sebagai bahasa ilmu


pengetahuan tidak bisa dielakkan. Dosen yang memiliki rasa MUAL
biasanya antipati dengan hal-hal yang berbau bahasa Inggris.
3. KUDIS : KUrang DISipilin, - gejalanya: kegiatan pembelajaran
selesai sebelum lonceng keluar dibunyikan meskipun awal
perkuliahan juga telat minimum 30 menit.
4. ASMA: ASal MAsuk - gejalanya: Banyak yang beranggapan bahwa
kalau dosen masuk kelas tidak membawa buku adalah dosen yang
hebat, padahal setiap kegiatan pembelajaran mahasiswa selalu
mengalami perubahan yang harus dicatat.
5. TBC: Tak Bisa Computer - gejalanya: dapat dilihat dari
kemampuan menjinakkan mouse di depan computer
6. KUSTA: KUrang STrAtegi - gejalanya: banyak mahasiswa yang
keluar-masuk saat dia mengajar adalah salah satu ciri penderita
kusta.
7. KRAM: Kurang teRAMpil - gejalanya: Alat-alat laboratorium yang
ditumbuhi karat dan kelihatan tidak pernah dirawat.
8. ASAM URAT: Asal SAmpai Materi meski kUrang akuRAT gejalanya: materi yang nggak pernah di update.
9. LESU: LEmah SUmber - gejalanya : alergi dengan jurnal ilmiah.
10. GINJAL: GajInya Nihil, Jarang Aktif dan Lambat.
11. DIARE: DIkelas mAhasiswa diREmehkan

Tapi benarkah hanya 11 penyakit guru dan dosen yang ada?


Bagaimana kalau guru dan dosen ada yang kena penyakit AIDS ? Kalau
ada guru atau dosen terkena AIDS, wah berabe banget nih.
AIDS : Angkuh, Iri, Dengki, Sombong. Angkuh atau sombong terhadap

apa? Iri dan dengki kepada siapa? Selanjutnya, inilah diagnosis penyakit
Guru dan Dosen lainnya.
1.

BATUK (BAca nganTUK). Umumnya guru malas membaca, sekalikali membaca, kantuk datang menggoda akhirnya membaca tak
tahan lama. Karena jarang membaca ilmunya tidak bertambah,
wawasannya tidak luas. Materi pelajaran yang diberikan kepada
siswa tidak mengikuti perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan. Jadilah guru yang jumud, kaku bahkan ortodok.

2. DIABETES (DIhadapan Anak BEkerja Tidak sEriuS).


3. GATAL (GAji Tambah Aktifitas Lesu). Gaji ingin terus bertambah, tapi
melaksanakan tugas kewajiban tidak mau berubah. Mengikuti
sertifikasi sangat ambisius padahal kurang memiliki kompetensi.
Tujuan utamanya ingin berpenghasilan tinggi mendapat gaji
tunjangan profesi.
4. HIPERTENSI (HIlang PERhatian TErhadap Nasib SIswa). Prestasi
siswa tidak diperhatikan, mau pintar atau bodoh masa bodo, tidak
ada upaya pengayaan bagi siswa berprestasi dan tidak ada upaya
perbaikan atau remedial kepada siswa yang masih kurang
berprestasi.
5. KANKER (KANtong KERing). Gaji satu bulan habis satu minggu,
karena besar pasak daripada tiang, tinggi kemauan rendah
kemampuan. Penghasilan tidak memenuhi kebutuhan, akibatnya
hilanglah semangat melaksanakan tugas, malas masuk kelas, sering
mangkir tidak hadir.
6. KURAP (KUrang RAPih). Penampilan fisik (appearance) acak-acakan,
persiapan administrasi KBM (Kegiatan Belajar-Mengajar) asal-asalan.
7. LESU (LEmah SUmber). Buku sumber pelajaran hanya
mengandalkan buku paket, tidak memiliki buku referensi yang
variatif dan representatif sehingga wawasannya sempit
8. LIV(P)ER (Lekas Ingin PERgi). Tidak betah berada di sekolah, tidak
antusias masuk ke kelas bahkan sebaliknya ingin segera pulang
untuk mencari penghasilan tambahan. Kadang-kadang usaha
sampingan diutamakan, tugas utama mengajar dilupakan.
9. PROSTAT (PROgram dan Strategi Tidak dicatAT). Ketika KBM tidak
disertai Silabus dan RPP, tanpa dilengkapi program dan strategi
mengajar yang ditulis sistematis.
10. REMATIK (REndah Motivasi Anak TIdak SimpatiK). Tidak semangat
ketika mengajar dihadapan anak didik, kinerja tidak menarik
sehingga anak didik tidak simpatik bahkan sebaliknya antipati

akhirnya melemahkan bahkan menghilangkan gairah belajar. Tampil


mengajar tidak menyenangkan siswa.
11. STRUK (Suka TeRlambat Untuk masuk Kelas)

(Sebelas penyakit guru dan Dosen yang kedua ini dapat Anda baca di
sini.

Anda seorang Guru? Dosen? Pelajar atau mahasiswa? Bagaimana


sebaiknya yang dilakukan Guru dan Dosen untuk meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia? Dan bagaimna tanggapan Anda dengan 2 x 11
penyakit Guru dan Dosen di atas? Apakah Anda punya obatnya?
Bagaimana bila seorang Guru atau Dosen mengidap Komplikasi beberapa
penyakit di atas?
Kategori Penyakit Guru Dan Dosen
Menjadi Guru atau Dosen yang profesional harus memerlukan kemauan,
kemampuan dan ketrampilan yang tinggi dan mau mengubah kebiasaankebiasaan

yang

kurang

bagus

(penyakit

Guru/Dosen).

Penyakit

guru/Dosen ini adalah penghambat peningkatan mutu pendidikan kita dan


sebagai Guru/Dosen yang profesional, karena itu Guru dan Dosen sebagai
pendidik/pengajar harus mengalahkan ke 2 x 11 penyakit guru ini.
Setelah didiagnosis, ternyata penyakit Guru dan Dosen, yang 2 x 11 itu,
dapat

diklasifikasi

hanya

menjadi

tiga

jenis,

yaitu

kepribadian,

metodologis dan teknis.


1. Kategori personal (kepribadian),
2. Kategori metodologis,
3. Kategori aspek teknis keterampilan,
Setelah dikategorisasikan, maka semakin mengerucut hanya menjadi tiga
saja. Bisakah anda membantu dengan:

Mengelompokan penyakit-penyakit di atas dalam tiga kategori


tersebut?

Bagaimana mengobati penyakit-penyakit tersebut diatas?

Menyebutkan penyakit-penyakit lainnya yang mungkin masih ada!

Salam Takzim,
Bagus H. Jihad

Anda mungkin juga menyukai