Anda di halaman 1dari 28

BAB - IV

ANALISIS INTENSITAS CURAH HUJAN

4.1

DATA CURAH HUJAN


Curah

hujan

drainase,

diperlukan

yang

untuk

didasarkan

pembuatan

perhitungan

rancangan

debit

banjir

prasarana

dari

daerah

pengaliran tertentu. Rencana suatu gorong-gorong pelintas jalan dan


saluran selokan samping (side ditches) adalah didasarkan curah hujan
jangka waktu yang pendek dan bukan curah hujan jangka waktu yang
panjang seperti curah hujan tahunan atau bulanan.
Intensitas curah hujan jangka waktu yang singkat (biasanya dalam 2
jam) itu, dirubah menjadi intensitas curah hujan per jam dan disebut
intensitas curah hujan. Volume debit dihitung berdasarkan rumus
rasional dengan menggunakan intensitas curah hujan ini.
Makin pendek jangka waktu curah hujan, makin besar intensitasnya.
Hujan kadang berhenti atau menjadi kecil/lemah, jadi jika jangka waktu
curah hujan itu panjang, maka intensitasnya kecil. Menurut beberapa
pengamatan, jika curah hujan harian itu dianggap 100 %, maka curah
hujan 1 jam adalah kira-kira 20 %, curah hujan 2 jam kira-kira 32 %,
curah hujan 5 jam kira-kira 50 % dan curah hujan 14 jam kira-kira 80 %.
Makin kecil suatu daerah pengaliran, maka jangka waktu curah hujan
atau waktu konsentrasi makin pendek. Jadi intensitas curah hujan makin
besar jika waktu konsentrasi makin pendek. Time of concentration =
arrival time = waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir dari titik
paling jauh ke titik yang ditentukan di bagian hilir daerah pengaliran.
Namun demikian meskipun jangka waktu itu sama, intensitas curah
hujan itu akan berbeda-beda yang tergantung pada frekuensinya.
Untuk perencanaan jalan yang melintasi sungai alam serta bangunan
drainase lainnya seperti gorong-gorong dan box culvert diperlukan data
curah hujan maksimum dari stasiun curah hujan yang terdekat dengan
ruas jalan, jumlah stasiun dan cakupan wilayah dari stasiun-stasiun yang
diambil

harus

mencukupi

dan

atau

dianggap

mewakili

terhadap

Laporan Survey Hidrologi

IV - 1

karakteristik hujan kawasan ruas jalan yang akan direncanakan, sangat


diharapkan apabila statiun klimatologi berada dalam catchment area.
Cara perkiraan untuk mendapatkan frekwensi kejadian curah hujan
dengan intensitas tertentu yang digunakan dalam perhitungan debit
pengaliran, adalah dengan menggunakan data pengamatan yang lalu.
Jika data pada sebuah titik pengamatan itu lebih dari 20 tahun, maka
frekwensi atau perkiraan data hidrologi itu dapat diperoleh dengan cara
perhitungan kemungkinan kurun waktu tersebut.
4.1.1 Distribusi curah hujan dan periode ulang (Return period)
(1) Distribusi curah hujan
Umpamanya data curah hujan disusun dan dibagi dalam selang 10 mm.
Frekwensi tiap bagian dapat diperoleh dan dinyatakan dalam histogram.
Jika frekwensi itu dinyatakan dengan garis lengkung yang baik, maka
dapat

diperoleh

sebuah

kurva

frekwensi.

Gambar

4.1

(a)-(d)

menunjukkan kurva-kurva frekwensi data curah hujan tahunan, curah


hujan bulanan, curah hujan 10 hari dan curah hujan harian. Dari gambargambar ini dapat dilihat bahwa distribusi curah hujan adalah distribusi
asymmetris, meskipun distribusi curah hujan jangka waktu yang panjang
seperti curah hujan tahunan hampir mendekati distribusi symmetris.

XIX2X3

xf

(a) Curah
hujan
tahunan

(b) Curah hujan

Gambar 4.1.
curah hujan.

(c) Curah hujan


hujan bulanan
10 hari

(d) Curah
harian.

Distribusi frekwensi

Setelah fungsi distribusi yang paling cocok untuk distribusi itu didapat,
maka halhal penting lainnya dapat diketahui, seperti : berapa panjang
rata-rata periode kejadian atau berapa banyak kali rata-rata terjadinya
suatu curah hujan harian melampaui suatu harga tertentu dalam suatu
periode tertentu.

Laporan Survey Hidrologi

IV - 2

(2) Kemungkinan Curah Hujan


Peristiwa curah hujan terdapat dua kemungkinan, yaitu kemungkinan
terlampaui (probability of exceedance) dan kemungkinan tak terlampaui
(probability of non-exceedance). Umpama suatu data curah hujan
tahunan telah dicatat selama n tahun. Data ini disusun mulai dari harga
terbesar sampai harga terkecil, kemudian dibuatkan kurva frekwensinya.
Kurva ini disebut kurva kemungkinan kerapatan (probability censity
curve) dan fungsi yang sesuai dengan kurva ini disebut

fungsi

kemungkinan kerapatan.
Umpamanya fungsi itu adalah f(x). Kemungkinan terlampau dari xi,
Peristiwa kemungkinan adalah luas bagian bergaris pada Gambar 4.2.
Bagian

arsir

sebelah

kanan

adalah

menggambarkan

daerah

kemungkinan melampaui dan daerah kemungkinan tak terlampau


adalah luas bagian di sebelah kiri sepertiKurva
pada
Gambar 4.2.
fungsi
distribusi

Daerah tidak
melampaui

Daerah
melampaui

Gambar 4.2. Probabilitas Kejadian Hujan

Sehingga, peristiwa yang terjadi dalam setahun seperti curah hujan


maksimum (W(x)) atau curah hujan harian minimum (Si) dalam setahun
dapat diramalkan kapan periode ulangnya akan terjadi. Bila diinginkan
ramalan sekali terjadi (n=1) maka dapat didekati dengan persamaan :
Periode ulang terlampaui : T

1
1

nW ( x) W ( x)

Periode ulang tak terlampaui : T

1
1

nS ( x ) S ( x )

Seperti telah dikemukakan di atas, periode ulang itu dapat dengan


mudah dihitung jika fungsi kerapatan f(x) dari curah hujan telah
diketemukan.

Laporan Survey Hidrologi

IV - 3

(3) Cara memperkirakan kemungkinan curah hujan


Hal-hal utama yang diperhatikan dalam hidrologi adalah analisis
frekwensi data curah hujan, bagaimana perhitungan fungsi f(x) yang
menggambarkan distribusi asymetris dari kurva kemungkinan kerapatan
dan bagaimana harga kemungkinan terlampau W(x) yang kecil itu atau
harga

kemungkinan

tak

Penyelidikan-penyelidikan

terlampau
mengenai

S(x)

itu

distribusi

telah
curah

diperkirakan.
hujan

telah

berlangsung terus. Penyelidikan-penyelidikan itu dapat diklasifikasi


sebagai berikut:
(1) Cara distribusi normal
Cara ini adalah cara untuk menyelesaikan/menghitung distribusi
normal yang didapat dengan merubah variabel distribusi asymetris
(x) ke dalam logaritma atau ke dalam akar pangkat n. Cara Iwai
adalah salah satu cara distribusi normal. Dinyatakan

(Dr. C. K.

Stidd) bahwa jika diambil akar pangkat 3 dari data curah hujan
maka distorsi kurva distribusi itu hilang.

(2) Cara distribusi asymetri


Cara

ini

mempergunakan

langsung

kurva

asymmetric

kemungkinan kerapatan. Cara-cara yang digunakan adalah jenis


distribusi eksponensial dan distribusi harga ekstrim.

(3) Cara kombinasi


Cara ini mengkombinasikan cara (l) dan (2) : Cara Iwai adalah cara
yang banyak digunakan di Jepang. Cara perhitungan ini pada
umumnya

disederhanakan

dengan

menggunakan

kertas

kemungkinan logaritmis.
4.2

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA


Adapun data

curah hujan

maksimum harian yang berhasil dihimpun

diperoleh dari Stasiun Curah Hujan Pangkalan Bun dengan periode


pengamatan selama 10 (sepuluh) tahun, diharapkan data tersebut cukup
mewakili dalam analisis hidrologi kawasan ruas jalan Sukamara Pantai
Lunci. Data curah hujan tersebut dicantumkan pada Tabel 4.1.

Laporan Survey Hidrologi

IV - 4

Data kondisi-kondisi lapangan dan data curah yang diperoleh diolah dan
dianalisis berikut ini.
4.2.1 Prosedur Perhitungan
1. Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum,
2. Dari gambar grafik persamaan regresi liner didapat besar curah hujan
rencana untuk suatu periode ulang tertentu.
3. Mencari intensitas hujan
Setelah perhitungan data curah hujan rata-rata dilanjutkan analisis
intensitas

hujan

harian

maksimum

tahunan

dengan

Metode

Mononobe, dengan persamaan :


R24
24
x

24
t

It =

keterangan:
It
=
t
=
R24 =

4. Perhitungan

intensitas curah hujan (mm/jam) untuk waktu t


lamanya hujan (jam)
curah hujan maksimum selama 24 jam

curah

hujan

rencana

dan

perencanaan

drainase

berpedoman pada buku Tata Cara Perencanaan Drainase dan


Pemeliharaan Jalan SNI 03-3424-1994
5. Perhitungan waktu konsentrasi.
6. Untuk menghitung debit pengaliran rencana (Q r) dipakai rumus
metode Rational :
Qr = 0,278 (C.l.A)
7. Untuk menghitung kemiringan saluran dipakai rumus Manning :
V.n
2/3
R

i=

Laporan Survey Hidrologi

IV - 5

Tabel 4.1. Data Klimatologi Pangkalan Bun Kotawaringin

Laporan Survey Hidrologi

IV - 6

Tabel 4.2. Data Curah Hujan Stasiun Pangkalan Bun

Tabel 4.2. Lanjutan

Laporan Survey Hidrologi

IV - 7

Tabel 4.2. Lanjutan

Laporan Survey Hidrologi

IV - 8

Tabel 4.2. Lanjutan

Laporan Survey Hidrologi

IV - 9

Tabel 4.2. Lanjutan

Laporan Survey Hidrologi

IV - 10

Tabel 4.2. Lanjutan

Laporan Survey Hidrologi

IV - 11

Tabel 4.2. Lanjutan

Laporan Survey Hidrologi

IV - 12

Tabel 4.2. Lanjutan

Laporan Survey Hidrologi

IV - 13

Tabel 4.2. Lanjutan

Tabel 5.1. Lanjutan

Laporan Survey Hidrologi

IV - 14

Tabel 4.2. Lanjutan

Laporan Survey Hidrologi

IV - 15

4.2.2 Analisis Curah Hujan


Data curah hujan dianalisis dengan dengan mencari

agihan yang

sesuai untuk mendapat hujan rata-rata dalam return period 10 tahun


untuk selokan, 25 tahun gorong-gorong dan 50 tahun untuk box
culvert.
Metode perhitungan banjir rencana sangat tergantung pada cara
pendekatannya

terhadap

perilaku

alam.

Metode

pendekatan

merupakan perwujudan dari penalaran, yang diterapkan dalam bentuk


teoritis matematik dan statistik. Perilaku alam didekati dengan
mempelajari

hasil

pengamatan

peristiwa-peristiwa

masa

lampau

(dinyatakan sebagai frekuensi) dengan cara statistik. Oleh karena itu,


pada dasarnya analisis statistik adalah mencari kesesuaian antara
distribusi data terhadap distribusi teoritik.
Untuk itu, suatu analisis perkiraan debit pengaliran juga merupakan
analisis frekuensi, di mana di dalam analisis, yang ditelaah adalah
frekuensi data dari kejadian-kejadian yang telah ada. Pada analisis
frekuensi ini dipergunakan agihan (sebaran) yang sesuai

dengan

rumus baku atau yang dianggap valid.


4.2.2.1

Pengolahan Data Curah Hujan


Tabel 4.3. Data Curah Hujan Harian Maksimum
Laporan Survey Hidrologi

IV - 16

No.

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Disarikan

R (mm)

1999
94,2
2000
151,2
2001
93,6
2002
119,7
2003
122,5
2004
83
2005
89,8
2006
92,4
2007
132,6
2008
103,3
dari Tabel 4.2

R(mm) =
X (diurutkan)
83
89,8
92,4
93,6
94,2
103,3
119,7
122,5
132,6
151,2

Laporan Survey Hidrologi

IV - 17

Tabel 4.4. Perhitungan Statistik Data Curah Hujan Harian Maksimum


No.

Tahun

R (mm)

R(mm) = X
(diurutkan)

1999

94,2

83

6889

-25,23

636,55

-16060,23

2
3
4
5
6
7
8

2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006

151,2
93,6
119,7
122,5
83
89,8
92,4

89,8
92,4
93,6
94,2
103,3
119,7
122,5

8064,04
8537,76
8760,96
8873,64
10670,89
14328,09
15006,25

-18,43
-15,83
-14,63
-14,03
-4,93
11,47
14,27

339,66
250,59
214,04
196,84
24,30
131,56
203,63

-6260,02
-3966,82
-3131,36
-2761,68
-119,82
1509,00
2905,84

2007

132,6

132,6

17582,76

24,37

593,90

14473,27

10

2008

103,3

151,2

22861,44
121574,8
3

42,97

1846,42

79340,71

-1,99E-13

4437,50

65928,88

Jumlah

1082,3

X2

X X

X X

X X

X X

405199,5
9
115372,2
4
62794,80
45811,79
38746,34
590,73
17308,27
41466,36
352713,5
3
3409270,
14
4489273,
79

100

m
n 1

9,09
18,18
27,27
36,36
45,45
54,55
63,64
72,73
81,82
90,91

Diolah dari Tabel 4.3

Laporan Survey Hidrologi

IV - 18

Laporan Survey Hidrologi

IV - 19

4.2.2.2 Analisis Penentuan Kesesuaian Sebaran Teoritik


Hasil perhitungan data curah hujan Tabel 4.4

di atas, selanjutnya

dipergunakan untuk melakukan pemeriksaan validitas distribusi data


(cara pendekatan) yang paling cocok digunakan, dengan prosedur
sebagai berikut :

1 n
Xi
n i 1

= 108,230

n
1
X X
n 1
i 1

Cs

= 22,205

n
n
XX

n 1 n 2 s 3 i 1

Cv

Ck

= 0,836

S
X

= 0,205

n2
n 1 n 2 n 3 s 4

X X
n

= 3,664

i 1

Berdasarkan hasil uji statistik, akan dicoba memperkirakan jenis


distribusi statistik yang paling sesuai, dengan menggunakan pedoman
bahwa biasanya jika nilai Cs 0,72 dan nilai

Cs
3 , maka dari hasil
CV

analisis statitik tersebut digunakan agihan Log Normal.


Selanjutnya adalah membuat garis teoritik pada kertas probabilitas Log
Normal, Gambar 4.3 berupa persamaan :
X T X K .S
Dengan :
XT
X
K
S

curah hujan pada periode ulang T


curah hujan rerata
koefisien frekuensi Log Normal dari Tabel 4.6
standar deviasi

Laporan Survey Hidrologi

IV - 20

Tabel 4.5. Nilai Tetapan Koefisien Cv


Sumber : Hidroligi Untuk Insinyur

Sumber : Hidroligi Terapan


Tabel 4.6 Faktor frekuensi K untuk agihan distribusi Log-Normal
Kala ulang
2
5
10
0,25
-0,1194
0,7746
1,3209
0,205
-0,0994
0,7907
1,3201
0,2
-0,0971
0,7926
1,3200
Sumber : Hidroligi Untuk Insinyur
Cv

(tahun)
25
1,8183
1,7939
1,7911

50
2,4348
2,3713
2,3640

100
2,8805
2,7828
2,7716

Tabel 4.7 Faktor frekuensi K untuk agihan distribusi Log-Normal


No.

Tahun

1
2
3
4
5
6

2
5
10
20
50
100

-0,0994
0,7907
1,3201
1,7939
2,3713
2,7828

XT
106,023
125,788
137,542
148,063
160,885
170,023

1
%
T
50
20
10
5
2
1

Sumber : Diolah
4.2.2.3 Uji Distribusi Data

Laporan Survey Hidrologi

IV - 21

Perhitungan nilai Xt di atas harus dilakukan pengujian terlebih dahulu


menggunakan cara :
a. Uji SMIRNOV KOLMOGOROF
Syarat : max < kritik (simpangan terjauh kejadian terhadap
garis teoritik)
max dari grafik pada Gambar 4.3 = 12% = 0,12
n = 10

= 5% (asumsi)

Dari Tabel 4.8 diperoleh nilai kritik= 0,41.


Karena max < kritik, maka agihan Log-Normal adalah valid dan
bisa dipakai.
Tabel 4.8. Nilai untuk tes Smirnov Kolmogorov

Sumber : Hidroligi Terapan

b. Uji CHI KUADRAT


Syarat :
2

2
kritik

dan

Of

Ef

Dengan :
K = jumlah kelas = 5
Derajat kebebasan DK = K - (P+1) = 2
= 5% (tingkat kepercayaan)
Dari Tabel 4.11 diperoleh

cr2 = 5991

Berdasarkan pengambaran pada kertas probabilitas Gambar 4.3,


diperoleh nilai Of. Dari perhitungan di atas diperoleh :

Laporan Survey Hidrologi

IV - 22

2 = 0

cr2 = 5,991

(dari Tabel 4.11)

2
atau 2 < cr
sehingga agihan data sebagai Log-Normal adalah

valid dan dapat digunakan.

Tabel 4.9. Frekuensi Harapan Kejadian Data


BATAS
KELAS

PROBABILITAS
P
20%
40%
60%
80%

<P

<P

<P

<P

BATAS PENENTU Of

20%

20

1
T
80

40%

40

60

100

90%

60%

60

40

111

100%

80%

80

20

125,
8

111%

100
%

100

230

125,8
%

XT
90

<x

<x

<x

<x

Of

90%

100%

111%

125,8
%

230%

Tabel 4.10. Frekuensi Kenyataan Kejadian Data


PROBABILITAS
P
0,2
0,4
0,6
0,8

<
<
<
<

P
P
P
P

Jumlah

20%
40%
60%
80%
100%

Ef
2
2
2
2
2

Of

10

10

2
2
2
2
2

Ef

Of
0
0
0
0
0

Ef

Of
0
0
0
0
0

2
2 Ef Of

Laporan Survey Hidrologi

0Ef
0
0
0
0
0

IV - 23

2
Tabel 4.11. Nilai distribusi cr

Laporan Survey Hidrologi

IV - 24

Gambar 4.3. Grafik Probabilitas Log-Normal


Laporan Survey Hidrologi

IV - 25

4.3 PERHITUNGAN INTENSITAS HUJAN


Intensitas curah hujan adalah ketinggian curah hujan yang terjadi pada
suatu kurun waktu dimana air berkonsentrasi. Rumus yang digunakan
untuk menghitung intensitas hujan rencana antara lain :
a. Rumus Mononobe
b. Rumus Van Breen
c. Rumus Talbot
d. Rumus Sherman
e. Rumus Ishiquro
Bila tersedia data hujan dengan durasi pendek misalnya 5 menit, 30
menit, 60 menit dan jam-jaman, maka rumus yang dipakai adalah : rumus
Talbot, rumus Sherman, rumus Ishiquro. Sedangkan bila tersedia data
hujan harian dapat dipakai rumus Mononobe, rumus Van Breen.
Rumus yang diajukan oleh Dr. Mononobe merupakan variasi dari rumus
Talbot, rumus Sherman dan rumus Ishiguro. Bentuk rumus Mononobe
adalah :
X 24
I 24

24 t

dan rumus Van-Breen+Talbot adalah :

90%. X 24
.
4

Dengan nilai X24 = XT pada Tabel 4.7 yang merupakan distribusi curah
hujan model Log-Normal dan telah dianggap valid melalui pengujian
validitas SMIRNOV KOLMOGOROF dan CHI KUADRAT, dengan tingkat
kepercayaan 5%, selanjutnya dilakukan perhitungan intensitas hujan
untuk durasi menitan. Hasil perhitungan dari kedua rumus diperlihatkan
pada Tabel 4.12.

Laporan Survey Hidrologi

IV - 26

Tabel 4.12.
Mononobe
No
.
1
2

Perbandingan Nilai Intensitas Hujan Talbot dan

Rumus yang dipakai


Mononobe

Van Breen

X 24 24

24 t

I5
2

I20

I50

I100

27,4715

32,336

35,136

37,132

28,302

33,314

36,199

38,255

90%. X 24
4

Berdasarkan perhitungan secara rinci (dilakukan terpisah) di sertakan


dalam Lampiran, maka intensitas hujan tiap durasi 10 menit diperlihatkan
oleh Tabel 4.13 dan digambarkan pada Gambar 4.4.
Tabel 4.13. Hasil Perhitungan Intensitas Curah Hujan Rencana
Mononobe
No.

t (menit)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240

Intensitas Hujan Rencana (mm/menit) akibat


I 5 tahun
I 20 tahun
I 50 tahun
I 100 tahun
143,992
90,709
69,224
57,143
49,244
43,608
39,349
35,998
33,279
31,022
29,112
27,472
26,044
24,789
23,674
22,677
21,779
20,965
20,223
19,543
18,917
18,340
17,804
17,306

169,490
106,772
81,482
67,262
57,965
51,331
46,318
42,373
39,173
36,516
34,268
32,336
30,656
29,178
27,867
26,693
25,636
24,677
23,804
23,003
22,267
21,587
20,957
20,371

184,167
116,018
88,538
73,087
62,984
55,776
50,328
46,042
42,565
39,678
37,235
35,136
33,311
31,705
30,280
29,004
27,856
26,814
25,865
24,995
24,195
23,456
22,772
22,135

194,627
122,608
93,567
77,238
66,562
58,944
53,187
48,657
44,982
41,931
39,350
37,132
35,203
33,506
31,999
30,652
29,438
28,337
27,334
26,415
25,570
24,789
24,065
23,392

Laporan Survey Hidrologi

IV - 27

Gambar.4.4. Lengkung intensitas hujan rencana

Laporan Survey Hidrologi

IV - 28

Anda mungkin juga menyukai