Anda di halaman 1dari 17

FALLING FILM EVAPORATOR

(FFE)
I.

Tujuan
Dapat menghitung dan menampilkan kerja suatu falling film evaporator skala
proyek percontohan

dari data-data teknik dan menghitung karateristik teknik alat

tersebut, antara lain :


II.

Neraca massa total


Konsumsi uap
Konsumsi laju air pendingin

Perincian Kerja
a. Melakukan percobaan dengan variasi tekanan
b. Penimbangan berat Kondensat, Destilat dan Produk serta Menitrasi kondensat

III.

Alat dan Bahan


A.

Alat yang digunakan :


Stopwatch
Gelas kimia dua liter
Jeregen
Baskom
Timbangan
Buret
Erlenmeyer
Pipet volume
Pipet tetes
Pengaduk kaca

B. Bahan yang digunakan :


Indikator PP
Air

IV.

HCl 0,01 N
NaOH sebanyak 60 gr

DASAR TEORI
Proses evaporasi bertujuan untuk menaikkan konsentrasi atau kadar kepekatan
suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dari zat pelarutnya
yang relatif lebih mudah menguap. Penguapan beberapa porsi pelarut tersebut akan
memberikan produk yang berupa larutan pekat dan kental; sedangkan hasil kondensasi
uap pelarutnya bisa dibuang langsung sebagai limbah, yang seharusnya diberi perlakuan
kimia kalau pelarut itu berbahaya, atau didaur ulang dan diguanakan lagi sebagai pelarut.
Falling film evaporator (FFE) adalah salah satu jenis alat untuk proses evaporasi
yang diklasifikasikan dalam kelas long tube verikal evaporator, LTVE, bersama-sama
dengan climbing film evaporator (CFE). Sedangkan berdasarkan tipe pemanasan dapat
diklasifikasikan ke dalam sistem pemanasan dipisahkan oleh dinding pertukaran panas,
yaitu antara lain jenis kolom calandria dan shell and tube.
Pada versi falling film LTVE ini problem seperti perbedaan tekanan hidrostatik
dapat dieliminasi dan walaupun pemisahan larutan dan uap pelarut terjadi di bagian
bawah kolom sebagian uap akan lolos dan membumbung ke atas kolom. Sebagai
akibatnya beda tekanan sepanjang kolom menjadi kecil dan larutan akan mendidih
seragam sama seperti temperatur uap sepanjang kolom. Karenanya koefisien perpindahan
panas akan tinggi sehingga waktu proses demikian singkat. Hal inipun berlaku walaupun
titik didih yang terjadi rendah. Sifat seperti ini bermanfaaat untuk pengentalan bahanbahan yang peka terhadap panas, misalnya sari buah. Selain itu sebagaimana LTVE pada
umumnya, FFE memiliki efektivitas yang baik untuk:

1.

Pengentalan larutan-larutan jernih

2.

Pengentalan larutan-larutan berbusa

3.

Pengentalan larutan-larutan korosif

4.

Beban penguapan yang tinggi

5.

Temperatur operasi yang rendah

a. Proses Evaporasi di Dalam FFE


Umpan dimasukkan melalui bagian atas kolom dan secara gravitasional, jika vakum
tidak dioperasikan, turun dan membasahi dinding bagian dalam kolom dan dinding-dinding
bagian luar tabung-tabung penukar panas di dalam kolom sebagai lapisan tipis (film).
Maka panas yang diberikan oleh medium pemanas di dalam penukar panas akan
dipakai untuk memanaskan larutan mencapai titik didihnya, penguapan pelarut dan
membawa temperatur uap dari titik didih hingga temperatur di atasnya.
Sehingga di dalam kolom evaporator akan terdapat campuran antara larutan pada
temperatur penguapan pelarut atau sedikit lebih rendah/tinggi dan uap pelarut. Karena
temperatur pada tangki pemisah dan pendingin (kondensor) lebih rendah dari pada
temperatur pada bagian bawah kolom, maka sistem pada kolom tersebut akan mengalami
evakuasi (pengosongan tekanan) yang dalam arti sebenarnya terjadi penurunan tekanan
sehingga kondisi seperti vakum terjadi.
Oleh karenanya campuran tersebut akan terhisap menuju tangki pemisah dimana
bagian campuran yang berupa larutan produk yang lebih berat dan pekat turun menuju
tangki pengumpul produk, sedangkan uap pelarut menuju kondensor dikondensasi dan
turun ke tangki pengumpul distilat.

Pada sistem dimana kondisi vakum dioperasikan oleh pompa vakum proses akan
berlangsung serupa, tetapi titik didih yang dicapai akan lebih rendah dari pada kondisi
atmosferik. Selain itu kemungkinan aliran balik (blow-back) karena pembentukan uap
pelarut dan tekanan parsial yang dikandungnya lebih kecil.
b. Perhitungan Teoretikal FFE-Sistem Tumpak (Batch)
Kinerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa faktor antara lain :
1. Konsumsi uap
2. Ekonomi uap atau ratio penguapan
3. Kadar kepekatan, konsentrasi produk
4. Persentase produk
Untuk tinjauan teknik dan karateristik evaporator yang perlu diperhatikan adalah :
1.

Neraca massa dan neraca panas

2.

Koefisien perpindahan panas, dan

3.

Efisiensi
Pada dasarnya evaporator adalah alat dimana pertukaran panas terjadi. Laju

perpindahan panas dinyatakan dalam persamaan umum :


Q = U . A . T
Dimana U = Koefisien seluruh perpindahan panas dalam sistem
Q = Kalor atau panas yang dibutuhkan
A = Luas permukaan benda
T = Perbedaan suhu
Untuk sistem tumpak tunggal, kalor laten kondensasi uap sebagai medium
pemanas, merambat melalui permukaan pemanasan untuk menguapkan pelarut dan

memisahkannya dari larutan yang mendidih. Sehingga kesetimbangan panas terjadi


disusun untuk proses kondensasi uap di dalam tabung-tabung penukar panas dan untuk
memanaskan lapisan larutan pada dinding luar penukar panas, proses penguapan pelarut
dan menaikkan temperatur uap pelarut. Sebenarnya di dalam kolom evaporator juga akan
terjadi kontak antara uapm pelarut pada temperaturnya dengan larutan yang diumpankan
dan membasahi dinding sebelah dalam kolom, sehingga terjadi perpindahan panas dan
massa serta ada panas yang dipindahkan dari bagian dalam dinding ke bagian luar dinding
luar kolom ke lingkungan yaitu berupa panas yang hilang.
Karena proses perpindahan panas dan massa yang terjadi di dalam kolom adalah
faktor minor dan dapat diabaikan maka tinggal kehilangan panas ke lingkungan dari sistem
yang diamati yang diperhatikan.
Maka secara umum dapat dituliskan neraca panas yang terjadi dalam system
sebagai berikut :
Qsi = Qse + Qe + QL
yang diturunkan dari perkiraan bahwa jumlah panas yang diberikan oleh medium
pemanas dari penular panas digunakan untuk memanaskan seluruh larutan hingga
titik didihnya dan untuk memanaskan sejumlah pelarut dalam bentuk uapnya dan
panas total yang hilang ke lingkungan.
Jumlah panas yang diberikan uap dalam hal ini, Q adalah seluruh panas yang
sudah berada di dalam sistem, yang berbeda atau lebih rendah dari jumlah total panas yang
dihasilkan oleh ketel uap sehingga panas yang hilang selama dalam aliran menuju ke
sistem diabaikan. Maka jumlah panas yang diberikan ke sistem adalah:
Qst = Mst . st

Dimana jumlah massa uap Mst adalah sejumlah massa kondensatnya M dan

st

adalah

kalor laten kondensasi pada tekanan uap dalam sistem.


Mempertimbangkan panas yang hilang dalam proses kondensasi , Q L yang tidak
dapat diabaikan, maka persamaan yang lebih lengkap adalah:
Qst = Mst . st - QL
Pada seksi yang di dalam kolom, panas yang dipancarkan dari dinding bagian luar
penukar panas hasil dari kondensasi uap di atas diambil oleh sistem dengan 2 cara:
1.

Panas pendidihan, Qse dan

2.

Panas penguapan, Qe

Qse adalah jumlah panas yang diperlukan oleh sejumlah volume larutan yang
berupa selaput tipis (film) yang membasahi dinding-dinding tabung penukar panas sampai
titik didihnya. Pada tahap ini panas yang hilang hanya terjadi pada awal proses dan
selanjutnya dikompensasi oleh uap yang terbentuk sehingga kehilangan panas sangat kecil
dan diabaikan. Sehingga persamaan untuk jumlah panas Qse adalah:
Qse = (Md + Mp).Cpair . T
Dimana Md dan Mp adalah jumlah massa larutan umpan M yang dihasilkan berupa larutan
pekat dan larutan pelarutnya dan adalah jenis larutan di dalam evaporator.
Maka koefisien perpindahan panas keseluruhan proses dapat dihitung dengan
persamaan:
Qse = Use . Ase . LMTD

Dimana T adalah beda temperatur rata-rata logaritmik. Harga ini bergantung pada besar
beda temperatur pada saat pengumpanan dan beda temperatur pada saat evaporasi mulai.
Juga tergantung pada system pengaliran yaitu aliran searah atau berlawanan arah.
Qe adalah panas yang dipindahkan oleh sistem untuk proses penguapan sejumlah
pelarut dimana massa uap pelarut dapat diketahui secara tidak langsung dari distilat hasil
kondensasinya, jadi:
Qe = Me . e
Dimana Me massa terevaporasi dianggap sama dengan Md massa destilat, massa uap
pelarut yang terkondensasi. Penganggapan ini dilakukan karena dalam proses sebenarnya
terjadi kehilangan massa baik pada perjalanan uap tersebut menuju ke kondensator atau
pada proses kondensasi itu antara lain adanya bagian uap ataupun bentuk cairnya yang
menempel pada dinding-dinding kondensator. Karena itu neraca massa harus dibuat untuk
menghitung jumlah keseluruhan massa yang hilang M:
Mumpan =

Mp + Md + ML

Pada proses diatas maka koefisien perpindahan panasnya U, dihitung dengan


persamaan:
Q = U. Ae . T
Sehingga untuk koefisien perpindahan panas total dari evaporator itu dapat diambil harga
rata-rata dari Use dan Ua.

Diagram Alir Falling Film Evaporator

V.

Prosedur Kerja

Diisi air pada tangki umpan alat FFE hingga batas leher tangki.

Ditimbang NaOH sebanyak 60 gr.

Dilarutkan NaOH tersebut dalam air umpan.

Ditambahkan indikator PP pada air umpan hingga berwarna merah muda.

Diambil larutan umpan sebanyak 25 mL dan dititrasi dengan larutan HCl 0,01N.

Dinyalakan Panel pengendali pada alat FFE dan diatur tekanannya sebesar 3 bar.

Dibuka katup steam dan katup udara tekan.

Pada saat tekanan tercapai (set value = process value), pompa dinyalakan

dan secara bersaaan stopwatch dinyalakan.


Pada saat lima menit, dicatat temperatur Ti 1, Ti 4, Ti 6, Ti 7, Ti8, Ti 10, dan Ti 14 .
Ditimbang massa produk (liquid), massa steam dan massa kondensat (vapor) yang

dihasilkan selama proses .


Dititrasi produk dengan larutan HCl 0,01 N untuk mengetahui konsentrasi akhir.

VI.

Dilakukan percobaan ulang dari nomor 6 hingga 12 dengan variasi tekanan 4,5 bar.

DATA PENGAMATAN

1. Data Penimbangan Massa Kondensat, Produk dan Destilat

No

Tekanan
(bar)

Waktu Proses
(menit)

Massa Steam
(kg)

Massa
Produk (kg)
(L)

Massa
Destilat (kg)
(V)

10

8.64

12,08

1,72

4,5

4.64

6,6

2,14

2. Data Suhu Proses


No

Tekanan
(bar)

Ti-1
(oC)

Ti-4
(oC)

1.

135,7

2.

4,5

148,
9

Ti-6
(oC)
179,
6
192,
4

Ti-7
(oC)

Ti-8
(oC)

Ti-10
(oC)

Ti-14
(oC)

31,8

55,3

95,4

48,5

32,3

58,7

95,9

49,8

3. Data Titrasi Umpan dan Produk


Vol. Titrasi

Sampel
3

I
26
14,9

4,5

14,2

Umpan
Tekanan
(Bar)
VII.

PERHITUNGAN

1. Menentukan konsentrasi
Konsentrasi HCl Volume titrasi HCl
N=
volume sampel

II
13,8
14,7
14,75

Vol.Rata-rata
19,9
14,8
14,475

a. Konsentrasi umpan
0,01 N 19,9 ml
N=
25 ml
N=0.00796 N
=

N x BE
1000 x BJ
0.00796 N x 40

=
1000 x 1

g
mol

g
L

x 100

0,03184
b. Konsentrasi produk
Pada tekanan 3 bar
N=

0,01 N 14,8 ml
25 ml

N=0,00592
=

N x BE
1000 x BJ
0.00592 N x 40

=
1000 x 1

g
mol

g
L

0,02368

Pada tekanan 4,5 bar


0,01 N 14,475 ml
N=
25 ml
N=0,00579 N
=

N x BE
1000 x BJ

x 100

0,00579 N x 40
=
1000 x 1

g
mol

x 100

g
L

0.02316

2. Menentukan Laju massa


P = 3 bar
a. Uap (V)
Dik: massa = 1,72 kg
Waktu = 10 menit =

10 menit x

1 jam
60 menit

=0.1667 jam
Maka :
V=

1,72 kg
=10,318 kg / jam
0.1667 jam

b. Produk (L)
Dik: massa = 12,08 kg
Waktu = 10 menit =

10 menit x

1 jam
60 menit

=0.1667 jam
Maka :
L=
b. Umpan (F)
F

12,08 kg
=72,465 kg / jam
0.1667 jam

=V+L
=

10,318

kg
kg
+72,465
jam
jam

= 82,783 kg / jam
P = 4,5 bar
a. Uap (V)
Dik: massa = 2,14 kg
Waktu = 10 menit =

10 menit x

1 jam
60 menit

=0.1667 jam
Maka :
V=

2,14 kg
=12,837 kg / jam
0.1667 jam

b. Produk (L)
Dik: massa = 6,6 kg
Waktu = 10 menit =

10 menit x

1 jam
60 menit

=0.1667 jam
Maka :
L=

6,6 kg
=39,592 kg/ jam
0.1667 jam

c. Umpan (F)
F

=V+L
=

12,837

kg
kg
+39,592
jam
jam

= 52,429 kg / jam

3. Menentukan entalpi secara teoritis


P= 3 bar
a. Umpan
Dik: Tumpan = Tlingkungan
= 30C
Maka diperoleh dari steam table:
hF
= 125.8 kJ/kg
b. Steam
Dik: Pabsolute
Pgauge
Ptotal

= 1 atm = 1.013 bar


= 3 bar
= Pabsolute + Ptotal
= 1.013 bar + 3 bar
= 4,013 bar
Maka diperoleh dari steam table:
Tsteam
= 143,7079C
Hs
= 2739,13 kJ/kg

c. Uap
Dik: Tuap = Tumpan

= 100C

Maka diperoleh dari steam table:


Hv
= 2676 kJ/kg
d. Kondensat
Dik: Pabsolute
Pgauge
Ptotal

= 1 atm = 1.013 bar


= 3 bar
= Pabsolute + Ptotal
= 1.013 bar + 3 bar
= 4,013 bar

Maka diperoleh dari steam table:


Tsteam
= 143,7079C
hc
= 605,2602 kJ/kg
e. Produk
Dik: Tproduk
= 100C
Maka diperoleh dari steam table:
hL
= 419.0 kJ/kg
P= 4,5 bar
a. Umpan
Dik: Tumpan = Tlingkungan
= 30C
Maka diperoleh dari steam table:
hF
= 125.8 kJ/kg
b. Steam
Dik: Pabsolute
Pgauge
Ptotal

= 1 atm = 1.013 bar


= 4,5 bar
= Pabsolute + Ptotal
= 1.013 bar + 4,5 bar
= 5,513 bar
Maka diperoleh dari steam table:
Tsteam
= 155,491 C
Hs
= 2753,104 kJ/kg

c. Uap
Dik: Tuap = Tumpan

= 100C

Maka diperoleh dari steam table:


Hv
= 2676 kJ/kg
d. Kondensat
Dik: Pabsolute
Pgauge
Ptotal

= 1 atm = 1.013 bar


= 4,5 bar
= Pabsolute + Ptotal

= 1.013 bar + 4,5 bar


=5,513 bar
Maka diperoleh dari steam table:
Tsteam
= 155,491 C
hc
= 655,7952 kJ/kg
f. Produk
Dik: Tproduk = 100C
Maka diperoleh dari steam table:
hL
= 419.0 kJ/kg
4. Menghitung jumlah steam yang digunakan
NM Total :
F=L+V
Untuk tekanan 3 bar
NM Komponen:
F . hf + S . Hs=V . Hv+ S . hc + L. hl

S=

V . Hv+ L. hlF .hf


Hshc
10,318

S=

kg
Kj
kg
kJ
kg
kJ
x 2676 +72,465
x 419 52,429
x 125.8
jam
kg
jam
kg
jam
kg
kJ
kJ
2739,13 605,2602
kg
kg

kJ
jam
S=
kJ
2133,870
kg
51378,235

S=24,077

kg
jam

Untuk tekanan 4,5 bar


NM Komponen:
F . hf + S . Hs=V . Hv+ S . hc + L. hl
S=

V . Hv+ L. hlF .hf


Hshc

12,837
s=

kg
kJ
kJ
kJ
kg
kJ
x 2676 +39,592
x 419.0 52,429
x 125.8
jam
kg
jam
kg
jam
kg
kJ
kJ
2753 , 104 655,7952
kg
kg

kJ
jam
S=
kJ
2097,3088
kg
44345,2918

S=21,144

kg
jam

5. Menghitung laju air pendingin masuk


Untuk tekanan 3 bar
Dik: Tpendingin masuk
= 48,5 C
Tpendingin keluar
= 55,3 C
Tuap masuk = Tuap keluar
= 95,4C
=Hshc
2739,13

kJ
kJ
605,2602
kg
kg

2133.870

kJ
kg

Maka:
Quap= Qpendingin

m x =m x Cp x T2 T1)
55,3 C
kg
kJ
kJ
10,318
x 2133,870 =m x 4.1855
x 48,5 C)
jam
kg
kg C
10,318
m=
4.1855

kJ
x (55,3 48,5 )
kg C

773,5835

Untuk tekanan 4,5 bar

kg
kJ
x 2133,870
jam
kg

kg
jam

Dik:

Tpendingin masuk
Tpendingin keluar
Tuap masuk = Tuap keluar
=Hshc

= 49,8 C
= 58,7 C
= 95,9 C

2753,104

kJ
kJ
655,7952
kg
kg

2097,3088

kJ
kg

Maka:
Quap

= Qpendingin

m x =m x Cp x T2 T1)

58,7 C
kg
kJ
kJ
12,837
x 2097,3088 =m x 4.1855
x 49,8 C)
jam
kg
kg C
kg
kJ
x 2097,3088
jam
kg
m=
kJ
4.1855
x (58,7 49,8 )
kg C
12,837

722,7507

VIII.

kg
jam

Kesimpulan
a. Neraca massa total

P = 3 bar

= 82,783 kg / jam

P = 4,5 bar

kg
= 52,429 jam

b. Konsumsi Uap
No

Tekanan

Konsumsi uap

(bar)

(kg/jam)
Teoritis Actual

24,077

10,318

4,5

21,144

12,837

c. Konsumsi air pendingin

P = 3 bar

= 773,5835 kg/jam

P = 4,5 bar

= 727,7507 kg/jam

Anda mungkin juga menyukai