Anda di halaman 1dari 9

KEGIATAN BELAJAR 2

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ELEKTROLIT

Elektrolit ialah zat yang larutannya dalam air atau leburannya dapat menghantarkan aliran
listrik. Larutan elektrolit juga menunjukkan sifat-sifat koligatif, tetapi lebih besar dari zat non
elektrolit dengan konsentrasi yang sama. Dikatakan larutan elektrolit memiliki sifat-sifat
koligatif yang abnormal.
Untuk larutan encer, ternyata sifat koligatif larutan elektrolit dari:
HCL,NH4Cl

2x lebih besar

CaCl2,K2SO4

3x lebih besar

K3Fe(CN)6, AlCl3

4x lebih besar

Daripda yang diperhitungkan menurut rumus untuk larutan non elektrolit, Vant Hoff
menggunakan faktor i, untuk menyatakan hubungan sifat koligatif larutan elektrolit dan non
elektrolit.

Sifat koligatif larutan elektrolit dengan konsentrasi m


Sifat koligatif larutan non elektrolit dengan konsentrasi m

Untuk penurunan titik beku :


i

Tf

Tf
( Tf )o
Penurunan titik beku larutan elektrolit dengan konsentrasi m

(Tf)o =

Penurunan titik beku larutan non elektrolit dengan konsentrasi m

(Tf)o =

Kf. m

Tf

i. (Tf)o

Kf. m. i

Harga i harus ditetapkan secara eksperimen untuk tiap jenis elektrolit pada berbagai
konsntrasi. Sekali I telah ditentukan maka I berlaku pula untuk sifat koligatif yang lain :

i =

Tf
( Tf ) o

Tb
( Tf ) o

i =

P
(P)o

()o

Jadi, untuk larutan elektrolit encer berlaku :


Tf

= i(Tf)o

= Kf. m. i

Tb

= i(Tb)o

= Kb. m. I

= i(P)o

= i. Po. N2

= i()o

= i. nRT/V

TEORI ARHENIUS
Berdasarkan kenyataan bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik,
menunjukkan sifat koligatif yang abnormal. Svante Arhenius (1887) memberikan teori ion
atau disosiasi elektrolit yang isinya:
a. Larutan elektrolit dalam air terurai menjadi partikel-partikel yang bermuatan listrik,
yang disebut ion.
b. Muatan dari masing-masing ion sama dengan valensinya
c. Karena larutan sedikit netral, maka jumlah muatan positif dan negatif ion dalam
larutan sama
d. Uraian elektrolit menjadi ion-ionnya tidak selalu sempurna.Uraian ion membentuk
kesetimbangan dengan molekul-molekul yang tidak terurai.
Aliran listrik adalah aliran elektron. Dalam konduktor elektronmik seperti logam-logam,
aliran ini dibawa oleh elektron-elektron di dalam logam.Dalam koduktor elektronmik, aliran
listrik ini dibawa oleh ion-ion dalam larutan, karena itu larytan elktrolit dapat menghantarkan
arus listrik.
Disosiasi parsial dalam elektrolit dapat untuk menerangkan sifat koligatif. Disosiasi elektrolit
tergantung pada konsentrasi larutan, makin encer, makin besar disosiasinya dan mencapai
maksimum pada pengenceran yang tak terhingga. Untuk larutan elektrolit berikut dengan
konsentrasi rendah :
HCl

H+

Cl-

NaCl

Na+ +

Cl-

CaCl2

Ca2+ +

2Cl-

K2SO4

2K+ +

SO42-

i~2
i~3

AlCl3

Al3+

3Cl-

K3Fe(CN)6

3K+

Fe(CN)63-

i~4

Bagian dari elktrolit yang terurai menjadi ion disebut dengan derajat disosiasi .

Jumlah mol zat terion


Jumlah mol z at mulamula

Besarnya derajat ionisasi dapat ditentukan dengan pengukuran sifat koligatif larutan yang
bersangkutan.
Untuk elektrolit:

AxBy

AxBy

x A2+

+ y B2-

m
m(1-)
mt

= m(1-) + x m + y m
= m(1- + x + y )
= m { 1+ ( x + y 1)} c + y = v
= m{ 1 (v 1)}

Tf

Kf. mt

Tf

Kf. m { 1 + ( v- 1) + }
(v-1) + = i

= ( i 1 )/ ( v 1 )

Kamus diatas berlaku pula pada sifat-sifat koligatif yang lain, yang kenaikan titik didih,
penurunan tekanan uap dan tekanan osmose.
Berdasarkan penelitian tentang derajat ionisasi dan elektrolit-elektrolit, maka elektrolit dapat
dibagi menjadi :

a. Elektrolit kuat : elektrolit yang dalam air terurai sempurna seperti : garam-garam,
sam-asam kuat : HNO3, HCl, HBr, HJ, H2SO4, HclO4 dan basa kuat, basa logam alkali dan
alkali tanah.
b. Elektrolit lemah : Elektrolit ysng dalam air terurai sebagian atau sangat sedikit
seperti asam organik : H2CO3, H2SO4-, HCN, H3AsO4, H3BoO3, basa-basa NH4+,Zn2+
dan Pb2+
c. Elektrolit yang terletak antara a dan b, seperti : o-klorobenzoat, o-nitrobenzoat,
dinitrobenzoat, dan asamsianoasetat.
Elektrolit Kuat juga dapat dibagi berdasarkan muatan ion yang terjadi :

Elektrolit type 1 1 : menghasilkan ion dengan valensi 1 seperti HCl, NaCl, dan

sebagainya
Elektrolit type 2 2 : CaSO4, CuSO4 dan sebagainya
Elektrolit 2 1 : CaCl2, Ba(NO3)2 dan sebagainya

Teori ion Arhenius dapat dipakai untuk menerangkan sifat koligatif larutan, daya hantar
listrik dan kesetimbangan ion untuk elektrolit lemah. Derajat ionisasi yang diperoleh dari
sifat koligaif dan dari daya hantar listrik, mempunyai harga sama.
Untuk elektrolit kuat, teori disosiasi arhenius tidak berlaku. Hal ini disebabkan karena
arhenius tidak memperhitungkan gaya tarik antar ion. Untuk elektrolit lemah, karena jumlah
ion hanya sedikit dapat diabaikan dan ionisasi parsial tetap berlaku. Adanya disebabkan
karena adanya gaya tarik antara ion tadi.
Untuk elektrolit kuat, pengaruh antar ion elektrolit lebih kuat daripada disosiasi parsial.
Untuk menyatakan pengaruh ini bjjerum menggunakan koefisien osmotik, g : yaitu
perbandingan sfat koligatif terlihat dengan sifat koligatif bila ionisasinya sempurna.

Atau g = 1/v

Tf
v ( Tf ) o

Tf
v ( Tf ) o

P
v ( P) o

v ( )o

Untuk disosiasi sempurna dan tanpa gaya tarik antar ion, g=1. Penyimpangan g dari satu, jadi
(1-g) adalah ukuran disosiasi parsial, gaya tarik antar ion atau keduaya. Grafik pada gambar 8
menunjukkan hubungan antara (1-g) dan

C , konsentrasi ion-ion dalam larutan. Pada

konsentrasi 0 tidak ada gaya tarik ion dalam larutan. Hingga g = 1 atau (1-g)=0 Karena gaya
tarik antar ion dipengaruhi oleh muatan ion, maka untuk itu ion yang tinggi(1-g) juga besar.

Elektrolit kuat terurai sempurna menjadi ion-ion dapat dibuktikan dengan difraksi sinar x.
TEORI GAYA TARIK ANTAR ION DEBYE-HUCKEL
Pendekatan kualitatif tentang gaya tarik antar ion diberikan oleh P DEBYE-HUCKEL pada
tahun 1923, dia menganggap bahwa elektrolit kuat dalam larutan dalam konsentrasi rendah
terion sempurna.
Pada temperatur tetap dan untuk pelarut tertentu, faktor temperatur dan tetapan dielektrikum
tetap, hingga sfat elektrolit ditentukan oleh valensi ion dan konsentrasi ion. Hal ini berlaku
untuk larutan encer . Pengaruh konsentrasi dan valensi ion terhadap gaya tarik antar ion
dinyatakan sebagai kekuatan ion, yang didefenisikan sebagai berikut:

= (C1Z12 + C2Z22+.............................)

C1 Z1

untuk KCL: C+ = C- = C. Z+ = Z- = 1

KCL = [Ci(1)2 + C (1)2 ]


KCL = C
untuk BaCl2 : C+ = C- = 2C Z+ = 2 Z- = 1
BaCl2

= [ C1(2)2 + 2 C (1)2 ]

KCl = 3 C
Menurut Debye-Huckel, (ionic streght) mempunyai hubungan dengan koefisien osmotil
berdasarkan persamaan :

(1-g) = (tetapan) (Z+ Z-)

Atau
(1-g) = (tetapan) (Z+ Z-)

Besarnya tetapan tersebut tergantung tetapan dielektrikum medium dan temperatur untuk
larutan encer da air pada 0C :

Untuk larutan encer pada 0C :


(1-g) = 0,246 (Z+ Z-)

(1-g) = (0,373) (Z+ Z-)


Grafik 9 menunjukkan hubungan antara 1-g dengan grafik

C baik secara teori maupun

eksperimen dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :


a. grafik (1-g) juga ditentukan oleh valensi ion
b. hasil eksperimen sesuai teori pada konsentrasi rendah

Dari hal diatas dapat diambil kesimpulan bahwa :


c. Untuk elektrolit lemah berlaku teori Arhenius
d. Untuk elektrolit kuat berlaku teori Debye- Huckel
e. Teori Debye-Huckel hanya berlaku untuk larutan-larutan encer karena larutan pekat
masih harus diperhitungkan interaksi ion-ion yang berasosiasi, perubahan sifat pelarut
karena adanya partikel-partikel yang bermuatan.

RANGKUMAN
Elektrolit ialah zat yang larutannya atau leburannya dapat menhantarkan aliran listrik.
Larutan elektrolit menunjukkan sifat-sifat koligatif yang lebih besar dari non
elektrolit. Larutan elektrolit dapat mengantarkan listrik dan menunjukkan sifat
koligatif yang abnormal.
Derajad disosiasi elektrolit terbagi tiga :
1. elektrolit kuat yaitu elektrolit yang dalam air terurai sempurna
2. elektrolit lemah yaitu elektrolit yang dalam air terurai sangat sedikit
3. elektrolit antara 1 dan 2

SOAL TES FORMATIF


1.Tuliskan rumus Debye-Huckel tentang koefisien aktivitas rata-rata
2. Tuliskan koefisien aktivitas rata-rata larutan pada Cl 0,01 pada temperatur 25 C !
3. Tuliskan koefisien aktivitas rata-rata larutan pada CaCl2 0,002 pada temperatur 25 C !

CARA PENILAIAN
1. Diskusi dan tanya jawab (50%)
2. Tes Formatif (50%)

Anda mungkin juga menyukai