Anda di halaman 1dari 13

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD

PERIODE TAHUN 2016

DESA/KELURAHAN

: GUNAKSA

KECAMATAN

: DAWAN

KABUPATEN/KOTA

: KLUNGKUNG

NAMA MAHASISWA

: PUTU SURYA PRANATA PUTRA

FAKULTAS/PS

: TEKNIK ARSITEKTUR

NIM

: 1304205017

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN


KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
PUSAT PENGELOLAAN KKN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1

Profil Keluarga Dampingan


Data demografis keluarga dampingan seperti tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1. Data Demografi Keluarga Dampingan

No

Hubunga

Pendidika

n dengan

Umur

JK

I Wayan

KK
KK

47 tahun

Tidak

Menika

Petani

Surna
Ni Wayan

Istri

35 tahun

Sekolah
Tidak

h
Menika

Petani

Srining
I Wayan

Anak

14 tahun

Sekolah
Tidak

h
Belum

Belum

Sekolah

Menika

Bekerja

Sekolah

h
Belum

Belum

Arsani

Menengah

Menika

Bekerja

Ni Komang

Pertama
Tidak

h
Belum

Belum

Sekolah

Menika

Bekerja

Suryada
4

Ni Nengah

Anak

Anak

13 tahun

10 tahun

Srinadi

Status

Pekerjaa

Nama

h
Keluarga dampingan dengan kepala keluarga (KK) I Wayan Surna terdiri dari lima
orang, yaitu KK, istri KK, dan 3 orang anak. Pekerjaan KK adalah sebagai petani, begitu pula
dengan istri KK.
Dari karakteristik keluarga di atas, dapat dilihat beberapa hal yang potensial menjadi
masalah. Permasalahan yang pertama adalah tingkat pendidikan yang rata-rata rendah.
Permasalahan yang kedua adalah dua anggota keluarga yang bekerja memiliki perkerjaan
sebagai petani yang memiliki hasil panen yang tidak menentu, sehingga penghasilan dari
keluarga ini juga menjadi tidak menentu.
Keluarga dampingan tinggal dalam satu pekarangan yang tidak terlalu luas dan dihuni
oleh 3 keluarga, terdiri dari beberapa bangunan terpisah diantaranya satu bangunan utama
yang terdiri dari dua kamar tidur, satu bangunan kamar mandi, satu bangunan dapur, dan satu

bangunan bale dangin. Rumah keluarga dampingan merupakan bangunan sederhana yang
tergolong agak tua dan dibangun di atas tanah milik pribadi. Atap rumah terbuat dari seng dan
lantai terbuat dari ubin. Tembok rumah ada beberapa yang telah di finishing dan masih ada
beberapa yang belum di finishing. Di setiap bangunan terlihat adanya jendela namun
dikatakan tidak pernah dibuka sehingga menyebabkan sulit masuknya sinar matahari ke
dalam ruangan. Kamar mandi terlihat agak kotor dan kurang terawat. Lantai kamar mandi
menggunakan semen dengan ember sebagai tempat penampungan air. Dapur beralaskan
semen dan memasak biasanya menggunakan kayu bakar. Pekarangan rumah berukuran agak
sempit namun terlihat cukup hijau karena terdapat beberapa tanaman hias yang hidup di
pekarangan tersebut. Air yang digunakan keluarga dampingan sehari-hari berasal dari air
PDAM yang mereka bayar tiap bulannya.
1.2
1.2.1

Ekonomi Keluarga Dampingan


Pendapatan Keluarga
Pendapatan keluarga dampingan diperoleh dari KK I Wayan Surna dan istri KK Ni

Wayan Srining sebagai petani. Pendapatan keluarga mereka tidak menentu setiap harinya
karena tergantung dari hasil panen yang didapat. Berdasarkan hasil wawancara terhadap
keluarga dampingan dapat diketahui penghasilan mereka tidak menentu perharinya, dan
pendapatan tertinggi yang didapat oleh KK I Wayan Surna adalah lima puluh ribu rupiah per
harinnya. Pendapatan tersebut tergolong kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari
keluarga dampingan, terkadang mereka harus berhutang selama tiga hari untuk memenuhi
kebutuhan dasar sehari-hari mereka seperti kebutuhan pangan.
1.2.2

Pengeluaran Keluarga
Penghasilan keluarga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan

dikatakan bahwa pendapatan tersebut terkadang tidak cukup untuk membiayai kehidupan
keluarga mereka sehari-hari. Berikut adalah beberapa pengeluaran dari keluarga dampingan
berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan :
Beras untuk 30 hari @ 45 Kg

: Rp 600.000,-

Kopi untuk 30 hari @ 15 bungkus

: Rp 15.000,-

Listrik per bulan

: Rp 60.000,-

Air PDAM per bulan

: Rp 40.000,-

Uang pangkal SMP

: Rp 900.000,-

Uang buku per semester

: Rp 125.000,-

Dari pengeluaran tersebut, ada beberapa pengeluaran-pengeluaran yang dibayar


bersama oleh keluarga lainnya seperti biaya listrik dan air PDAM. Keluarga dampingan
termasuk dalam keluarga miskin sehingga mereka dapat mendapatkan pengobatan gratis
melalui kartu JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara) yang telah dibantu pengurusannya
oleh klian dinas, sehingga beban pengeluaran dari keluarga ini dibidang kesehatan dapat
berkurang.

BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Berdasarkan hasil wawancara serta pengamatan, terdapat beberapa permasalahan
yang dihadapi oleh Keluarga I Wayan Surna diantaranya adalah permasalahan ekonomi.
Pekerjaan kepala keluarga yakni I Wayan Surna sebagai petani yang dibantu oleh istri kepala
keluarga yakni Ni Wayan Srining yang berpenghasilan tidak menentu, terkadang tak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga I Wayan Surta. Permasalahan lainnya yang
dihadapi oleh keluarga ini adalah kondisi rumah I Wayan Surta yang mengalami kebocoran
pada atap di beberapa titik, serta kondisi rumah yang kurang layak huni dari segi kebersihan
dan kenyamanan.

2.2 Masalah Prioritas


Masalah pokok dari Keluarga Bapak I Wayan Surna adalah masalah ekonomi,
dikarenakan oleh penghasilan I Wayan Surna selaku kepala keluarga dan Ni Wayan Srining
selaku istri kepala keluarga yang tidak menentu dan paling banyak yang pernah didapat
adalah sebesar lima puluh ribu rupiah per harinya. Pada saat musim panen, keluarga ini dapat
memenuhi kebutuhannya karena masih ada hasil tani yang dapat dijual. Namun ada kalanya
tanaman tani terserang hama penyakit yang menyebabkan gagal panen sehingga penghasilan
keluarga berkurang. Ada kalanya keluarga ini tidak dapat membayar untuk kebutuhan seharihari seperti kebutuhan pangan sehingga keluarga ini rela berhutang pada beberapa warung.
Selain masalah ekonomi, terdapat juga masalah kondisi rumah tinggal keluarga
dampingan yang kurang layak huni jika ditinjau dari segi kebersihan dan kenyamanan.
Keluarga ini memiliki kendala di bagian keuangan untuk memperbaiki rumah agar dapat
menjadi rumah yang lebih bersih dan nyaman untuk ditinggali.

BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program
Dengan memprioritaskan masalah-masalah yang telah diidentifikasi selanjutnya masalah
tersebut akan dicarikan pemecahannya agar tujuan dari KK dampingan ini dapat tercapai
yaitu

meningkatkan

kesejahterakan

KK

dampingan

serta

meningkatkan

tingkat

perekonomian. Pemecahannya harus disesuaikan dengan kemampuan dari KK yang


didampingi dapat terlaksana dengan baik. Adapun beberapa kegiatan yang bisa dilakukan
guna membantu memecahkan masalah yang terjadi pada Bapak I Wayan Surna adalah selama
KKN, penulis selaku mahasiswa membantu memberi wawasan dan motivasi kepada Bapak I
Wayan Surna, agar mampu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik.
3.2 Jadwal Kegiatan
No.
1

Kegiatan
Pertemuan dengan Kades

Tempat
Orang
Kantor Kepala Desa 1 orang

Jam
4

Total
4 jam

Gunaksa
Pertemuan dengan Kepala

Gunaksa
Kantor Kepala Desa 1 orang

jam
3

3 jam

Bendesa Adat Gunaksa


Pertemuan dengan Kepala Dusun

Gunaksa
Kantor Kepala Desa 1 orang

jam
4

4 jam

Gunaksa
Gunaksa
Perkenalan dan sosialisasi kepada Rumah Bapak Surna

jam
4

4 jam

1 orang

KK dampingan lingkungan Desa

jam

Gunaksa
Total

15 jam

3.2.1 Pembuatan Laporan KK Dampingan


No.
1

Kegiatan
Pengetikan laporan

Tempat
Orang
Posko KKN 1 orang

KK Dampingan

Gunaksa
Total

Jam
18 jam

Total
18 jam
18 jam

BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN
KELUARGA
4.1 Pemecahan Masalah
4.1.1 Permasalahan Ekonomi
Penyelesaian permasalahan ekonomi yang dihadapi keluarga dampingan, pengelolaan
keungaan dengan
Penyelesaian permasalahan ekonomi yang dihadapi keluarga dampingan, pengelolaan
keuangan dengan meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya menabung dan peminjaman
modal untuk meningkatkan produksi usaha yang sudah dimiliki. Hal ini merupakan kegiatan
yang sangat efektif dan memungkinkan untuk dilakukan oleh keluarga dampingan. Karena,
mengingat profesi dari Bapak Surna dan istrinya tergolong profesi dengan penghasilan yang
tidak tetap.
Diharapkan perubahan-perubahan yang telah didapatkan terus berlanjut ke arah yang
lebih baik dari saat ini sehingga kesejahteraan hidup yang diinginkan oleh keluarga Bapak
Surna dapat tercapai.
4.1.2 Permasalahan Kesehatan
Penyelesaian permasalahan terkait kesehatan keluarga dampingan, dengan cara
komunikasi, informasi, dan edukasi PHBS perlu diberikan agar keluarga Bapak Surna dapat
menjaga kesehatan keluarganya. Hal ini sangat penting dan memungkinkan untuk dilakukan
oleh keluarga dampingan, mengingat profesi keluarga Bapak Surna sebagai petani sehingga
dibutuhkan sosialisasi PHBS ini agar kesehatan keluarga Bapak Surna lebih baik dari
sebelumnya.
Diharapkan dengan masukan dan saran ini dapat terus berlanjut kearah yang lebih baik
dari saat ini sehingga kesehatan Bapak Surna dapat terjaga.
4.2 Pelaksanaan Kegiatan
No.
1
2
3

Waktu
11.30-14.30

Lokasi
Pelaksanaan
Rumah Bapak Sabtu,

Kegiatan
Perkenalan

18.00-21.00

Surna
30 Juli 2016
Rumah Bapak Senin,

Meminta informasi mengenai

18.00-21.00

Surna
1 Agustus 2016
Rumah Bapak Selasa,

keluarga Bapak Surna


Berbincang-bincang mengenai

Surna

masalah kesehatan meliputi

2 Agustus 2016

keadaan kesehatan keluarga Bapak


4

5
6

18.00-21.00

Rumah Bapak Jumat,

Surna
Berkunjung dan berbincang

Surna

seputar keadaan lingkungan

5 Agustus 2016

18.00-21.00

Rumah Bapak Sabtu,

sekitar keluarga
Membantu membersihkan

13.00-16.00

Surna
6 Agustus 2016
Rumah Bapak Minggu,

pekarangan rumah Bapak Surna


Berbincang-bincang mengenai

Surna

masalah ekonomi keluarga Bapak

18.00-21.00

11.00-16.00

7 Agustus 2016

Rumah Bapak Senin,

Surna
Berkunjung dan berbincang

Surna

seputar kegiatan sehari-hari

8 Agustus 2016

Rumah Bapak Selasa,

keluarga
Berkunjung sehari-hari sekaligus

Surna

konsultasi pihak keluarga

9 Agustus 2016

17.00-20.00

Rumah Bapak Jumat,

mengenai JKBM
Memberikan sosialisasi mengenai

10

09.00-12.00

Surna
12 Agustus 2016
Rumah Bapak Sabtu,

PHBS
Membantu membersihkan

11

08.00-11.00

Surna
13 Agustus 2016
Rumah Bapak Minggu,

pekarangan rumah Bapak Surna


Berkunjung biasa sambil

Surna

mengobrol dengan anggota

12
13

14 Agustus 2016

12.00-16.00

Rumah Bapak Selasa,

keluarga Bapak Surna


Memberikan sosilasasi mengenai

08.00-12.00

Surna
16 Agustus 2016
Rumah Bapak Rabu,

pentingnya menabung
Berkunjung dan berbincang

Surna

seputar perkembangan

17 Agustus 2016

perekonomian setelah
mendapatkan motivasi terkait
14
15

08.00-12.00

Rumah Bapak Kamis,

program
Memberikan sosialisasi mengenai

08.00-12.00

Surna
18 Agustus 2016
Rumah Bapak Jumat,

peregangan tubuh
Berkunjung dan berbincang

Surna

seputar perkembangan kesehatan

19 Agustus 2016

PHBS setelah mendapatkan


16

08.00-12.00

Rumah Bapak Sabtu,

motivasi terkait program


Berkunjung dan berbincang

Surna

seputar perkembangan kesehatan

20 Agustus 2016

otot dan pergelangan tangan


setelah mendapatkan motivasi
17

18

17.00-21.00

08.00-12.00

Rumah Bapak Minggu,

terkait program peregangan


Berkunjung dan berbincang-

Surna

bincang dengan anggota keluarga

21 Agustus 2016

Rumah Bapak Senin,

Bapak Surna.
Pertemuan terakhir dengan

Surna

keluarga Bapak Surna sekaligus

22 Agustus 2016

memberikan sembako

BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan selama 18 hari ke keluarga dampingan
Bapak Surna, pendamping dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kesehatan keluarga dapat terwujud apabila Bapak Surna lebih memperhatikan
kesehatannya terutama pola makan dan kebersihan dalam mengelola makanan.
2. Masalah penghasilan yang tidak tetap disebabkan karena rendahnya sumber daya
manusianya dan rendahnya pendidikan anggota keluarga sehingga sulit untuk
mendapatkan pekerjaan yang dapat memberikan jaminan bagi masa depan keluarga.
3. Kurangnya kesadaran akan pentingnya menabung.

4. Solusi yang dapat diberikan kepada keluarga dampingan hanya dapat berupa saran dan
pandangan mengenai cara mengatasi masalah yang ada pada keluarga dampingan.
Penulis menyarankan agar keluarga Bapak Surna memanfaatkan lembaga keuangan
yang ada baik itu LPD atau koperasi untuk menabungkan uang yang dimiliki serta
untuk menanggulangi jika ada kepentingan mendadak seperti ada anggota keluarga
yang mendadak sakit.
5.2 Rekomendasi
1. Keluarga dampingan seharusnya tidak hanya mengandalkan satu aspek pekerjaan saja,
apalagi pekerjaannya tidak tetap. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran dari seluruh
anggota keluarga untuk memanfaatkan segala potensi yang ada di lingkungan keluarga
ini, termasuk mulai mencoba untuk berwirausaha.
2. Keluarga dampingan disarankan untuk pandai-pandai mengolah keuangan dan
menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan kelurga yang mana uang tersebut
digunakan jika diperlukan mendadak.
3. Pendamping juga menyarankan agar keluarga dampingan menanam tanaman upacara
dan tanaman toga di halaman rumahnya yang nantinya dapat dimanfaatkan.

LAMPIRAN

Siteplan dan denah rumah dari I Wayan Surna :

SANGGAH

KAMAR
TIDUR
KK 3

KAMAR
TIDUR
KK 3

TERAS

Siteplan dari rumah Bapak I Wayan Surna

DAPUR
KK 2

KAMAR
TIDUR
KK 3
KAMAR
TIDUR
KK 3
KAMAR
TIDUR
KK 3

DAPUR
KK 3

GUDANG
KK 2

KAMAR
TIDUR
KK 1

KAMAR
TIDUR
KK 1
DAPUR
KK 1

KAMAR
TIDUR
KK 2

Keterangan :
KK 1

: I Nyoman Punia (

KK 2

: I Wayan Surna (Keluarga Dampingan)

KK 3

: I Nyoman Siran
Denah dari rumah Bapak I Wayan Surna

Anda mungkin juga menyukai