mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara,
dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. ***)
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan
undang-undang. ***)
Pasal 13
(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
(2) Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.*)
(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.*)
Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia
tergambarkan secara jelas di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
alinea I dan alinea IV. Alinea I menyatakan bahwa kemerdekaan ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan
Selanjutnya pada alinea IV dinyatakan bahwa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial Jelaslah bahwa politik luar negeri RI mempunyai landasan atau dasar
hukum yang sangat kuat, karena diatur di dalam Pembukaan UUD 1945.
Dalam ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN, Bab IV Arah
Kebijakan, huruf C angka 2 tentang Hubungan Luar Negeri, dirumuskan hal-hal
sebagai berikut: Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif
dan berorientasi pada kepentingan nasional, menitik beratkan pada solidaritas
antar negara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa,
menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta meningkatkan kemandirian
bangsa dan kerjasama internasional bagi kesejahteraan rakyat. Dalam melakukan
perjanjian dan kerjasama internasional yang menyangkut kepentingan dan hajat
hidup rakyat banyak harus dengan persetujuan lembaga perwakilan rakyat.
Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan
diplomasi pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia
di dunia internasional, memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga
negara dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang positif
bagi kepentingan nasional. Meningkatkan kualitas diplomasi guna mempercepat
pemulihan ekonomi dan pembangunan nasional, melalui kerjasama ekonomi
regional maupun internasional dalam rangka stabilitas, kerjasama dan
pembangunan kawasan. Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang
untuk menghadapi perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong
pemberlakuan AFTA, APEC dan WTO. Memperluas perjanjian ekstradisi dengan
negaranegara sahabat serta memperlancar prosedur diplomatik dalam upaya
melaksanakan ekstradisi bagi penyelesaian perkara pidana. Meningkatkan
kerjasama dalam segala bidang dengan negara tetangga yang berbatasan
langsung dan kerjasama kawasan ASEAN untuk memelihara stabilitas,
pembangunan dan kesejahteraan.
Pengertian Politik Luar Negeri Bebas Aktif Republik Indonesia
Rumusan yang ada pada alinea I dan alinea IV Pembukaan UUD 1945 merupakan
dasar hukum yang sangat kuat bagi politik luar negeri RI. Namun dari rumusan
tersebut, kita belum mendapatkan gambaran mengenai makna politik luar negeri
yang bebas aktif. Berikut ini kutipan beberapa pendapat mengenai pengertian
bebas dan aktif. B.A Urbani menguraikan pengertian bebas sebagai berikut :
perkataan bebas dalam politik bebas aktif tersebut mengalir dari kalimat yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut : supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas. Jadi menurut pengertian ini, dapat diberi definisi
sebagai berkebebasan politik untuk menentukan dan menyatakan pendapat
sendiri, terhadap tiap-tiap persoalan internasional sesuai dengan nilainya
masing-masing tanpa apriori memihak kepada suatu blok. Mochtar
Kusumaatmaja merumuskan bebas aktif sebagai berikut : Bebas, dalam
pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada
dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan
dalam Pancasila. Aktif, berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar
negerinya, Indonesia tidak bersifat pasif-reaktif atas kejadiankejadian
internasionalnya, melainkan bersifat aktif.
A.W Wijaya merumuskan: Bebas, berarti tidak terikat oleh suatu ideologi atau
oleh suatu politik negara asing atau oleh blok negara-negara tertentu, atau
negara-negara adikuasa (super power). Aktif artinya dengan sumbangan realistis
giat mengembangkan kebebasan persahabatan dan kerjasama internasional
dengan menghormati kedaulatan negara lain.
b.
Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur, material, dan
spiritual dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia
c.
Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Negara Kesatuan RI
dengan semua Negara di dunia, terutama dengan Negara-negara Afrika dan Asia
atas dasar bekerja sama membentuk satu dunia
baru yang bersih dari
imperialism dan kolonialisme menuju perdamaian dunia yang sempurna.
E.
Peranan dan Program-Program Pembangunan yang menunjang
politik Luar Negeri
Dalam rangka mewujudkan politik luar negeri Bebas dan Aktif, maka
Indonesia memainkan sejumlah peran dalam percaturan internasional. Peran
yang cukup menonjol yang dimainkan oleh Indonesia adalah dalam rangka
membantu mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan kontingen garuda
(KONGA) keluar negeri. Indonesia juga mempunyai sumbangan yang cukup
berarti bagi penyelesaian sengketa yang terjadi di kamboja, dengan
menyelenggarakan Pertemuan Informal Jakarta (Jakarta Informal meeting) I dan
II.
Pembangunan politik dalam negeri diharapkan tumbuh dan berkembang
bersama dengan bidang-bidang kehidupan lain dalam masyarakat secara
simultan agar dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi terwujudnya
sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis, dan terbuka.
Pembangunan politik dalam negeri dilaksanakan melalui tiga program, yakni
Program Perbaikan Struktur Politik, Program Peningkatan Kualitas Proses Politik,
dan Program Pengembangan Budaya Politik. Arah kebijakan dalam Pemantapan
Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional dijabarkan dalam
program-program pembangunan adalah Program Pemantapan Politik Luar Negeri
Dan Optimalisasi Diplomasi Indonesia, Program peningkatan kerjasama
Internasional, Program Penegasan Komitmen Perdamaian Dunia
b.
c.
d.
a.
b.
diperlukan
c.
d.
dari
luar
negeri
untuk
Tujuan politik luar negeri tidak terlepas dari hubungan luar negeri.
Hubungan luar negeri merupakan hubungan antarbangsa, baik regional maupun
internasional, melalui kerja sama bilateral ataupun multirateral yang ditujukan
untuk kepentingan nasional.
Politik setrategi luar negeri Indonesia oleh pemerintah dirumuskan dalam
kebijakan luar negeri yang diarahkan untuk mencapai kepentingan dan tujuan
nasional. Kebijakan luar negeri oleh pemerintah dilaksanakan dengan kegiatan
diplomasi yang dilaksakan oleh para diplomat. Dalam menjalankan tugasnya para
diplomat dikoordinasikan oleh Departemen Luar Negeri yang dipimpin oleh
Menteri Luar Negeri. Untuk inilah ditugaskan diplomat, dalam rangka
menjembatani kepentingan nasional negaranya dengan dunia internasional
b. Negosiasi
c. Lobby
b. Perwakilan diplomatik
c. Perwakilan konsuler
Selain itu, istilah ini juga dapat memiliki makna lain bila digunakan dalam konteks
lain, seperti:
Indonesia
India
Malaysia
Duta besar atau lengkapnya duta besar luar biasa dan berkuasa penuh
adalah pejabat diplomatik yang ditugaskan ke pemerintahan asing berdaulat,
atau ke sebuah organisasi internasional, untuk bekerja sebagai pejabat mewakili
negerinya.Dalam penggunaan sehari-harinya dapat digunakan sebagai pejabat
setingkat menteri yang ditempatkan di negara asing. Pejabat diplomatik yang
melakukan tugas antara dua negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik
dikenal sebagai konsulat jenderal. Negara tuan rumah biasanya memberikan
kuasa kepada duta besar untuk menguasai daerah tertentu yang disebut sebagai
kedutaan, yang wilayahnya, staff, dan bahkan kendaraan biasanya diberikan
imunitas diplomatik ke banyak hukum di negara tersebut. Kedutaan besar
adalah kantor perwakilan diplomatik suatu negara yang ditempatkan secara
permanen di ibu kota negara lain atau lembaga/organisasi internasional (seperti
PBB). Pejabat diplomatik tertinggi yang memimpin kedutaan besar disebut duta
besar.
Seorang konsul atau konsul jenderal adalah pemimpin sebuah konsulat
(bahasa Inggris:"Consulate") wakil resmi sebuah negara bertindak untuk
membantu dan melindungi warga negaranya serta menfasilitasi hubungan
perdagangan dan persahabatan (hal ini yang membedakan tugas antara seorang
konsul dengan duta besar yang mewakili sebuah negara) yang ditugaskan di luar
wilayah metropolitan atau ibu kota sebuah negara di luar negeri dan
berkewajiban menjaga kepentingan negara serta rakyatnya yang berada di
negara luar negeri tersebut. Kantor tempat konsul bertugas disebut konsulat
atau konsulat jenderal, dan umumnya berada di bawah pimpinan sebuah
kedutaan besar, yang biasanya terletak di ibu kota negara. Seorang konsul atau
konsul jenderal adalah pemimpin sebuah konsulat (bahasa
Inggris:"Consulate") wakil resmi sebuah negara bertindak untuk membantu dan
melindungi warga negaranya serta menfasilitasi hubungan perdagangan dan
persahabatan (hal ini yang membedakan tugas antara seorang konsul dengan
duta besar yang mewakili sebuah negara) yang ditugaskan di luar wilayah
metropolitan atau ibu kota sebuah negara di luar negeri dan berkewajiban
menjaga kepentingan negara serta rakyatnya yang berada di negara luar negeri
tersebut. Kantor tempat konsul bertugas disebut konsulat atau konsulat
jenderal, dan umumnya berada di bawah pimpinan sebuah kedutaan besar,
yang biasanya terletak di ibu kota negara.
PBB, Indonesia tercatat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
sebanyak tiga kali.yaitu:
Periode 1973 1974periode 1995 1996periode 2007 2008
Dukungan yang luas terhadap ke anggotaan Indonesia di Dewan Keamanan ini
merupakan cerminan pengakuan masyarakat internasional terhadap peran dan
sumbangan selama ini dalam upaya dalam menciptakan keamanan dan
perdamaian baik pada tingkat kawasan maipun global. Peran dan kontribusi
Indonesia tersebut mencangkup antara lain keterlibatan pasukan Indonesia di
berbagai misi penjagaan perdamaian PBB sejak tahun 1957. upaya perdamaian
seperti kamboja dan Filipina selatan dalam konteks ASEAN ikut serta
menciptakan tatanan kawasan di bidang perdamaian dan keamanan. Serta peran
aktif di berbagai forum pembahasan isu pelucutan dan non-proliferasi nuklir.
Dengan tepilh menjadi anggota, berati indonesia akan mengemban kepercayaan
masyarat internasional untuk berpartisipasi menjadi Dewan Keamanan, sebagai
badan yang efektif untuk menghadapi tantangan-tantangan global. Di bidang
keamanan dan perdamaian dunia. Keanggotaan Indonesia di Dewan keamanan
merupakan wujut dari upaya di bidang diplomasi untuk melaksanakan amanat
pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang memandatkan indonesia untuk turut seta
aktif dalam upaya menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kebebasan,
perdamaian abadi, dan keadialan sosial