Anda di halaman 1dari 17

A.

Arti Politik yang bebas Aktif


1.Politik Luar Negeri Bebas Aktif Republik Indonesia
Rumusan yang ada pada alinea I dan alinea IV Pembukaan UUD 1945
merupakan dasar hukum yang sangat kuat bagi politik luar negeri RI. Namun dari
rumusan tersebut, kita belum mendapatkan gambaran mengenai makna politik
luar negeri yang bebas aktif. Karena itu dalam uraian ini akan dikutip beberapa
pendapat mengenai pengertian bebas dan aktif. A.W Wijaya merumuskan: Bebas,
berarti tidak terikat oleh suatu ideologi atau oleh suatu politik negara asing atau
oleh blok negara-negara tertentu, atau negara-negara adikuasa (super power).
Aktif artinya dengan sumbangan realistis giat mengembangkan kebebasan
persahabatan dan kerjasama internasional dengan menghormati kedaulatan
negara lain. Sementara itu Mochtar Kusumaatmaja merumuskan bebas aktif
sebagai berikut : Politik luar negeri adalah strategi dan taktik yang digunakan
oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Dalam arti
luas, politik luar negeri adalah pola perilaku yang digunakan oleh suatu Negara
dalam hubungannya dengan negara-negara lain. Politik luar negeri berhubungan
dengan proses pembuatan keputusan untuk mengikuti pilihan jalan tertentu.
Menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik
Indonesia (1984-1988), politik luar negeri diartikan sebagai suatu kebijaksanaan
yang diambil oleh pemerintah dalam rangka hubungannya dengan dunia
internasional dalam usaha untuk mencapai tujuan nasional. Melalui politik luar
negeri, pemerintah memproyeksikan kepentingan nasionalnya ke dalam
masyarakat antar bangsa. Dari uraian di muka sesungguhnya dapat diketahui
bahwa tujuan politik luar negeri adalah untuk mewujudkan kepentingan nasional.
Tujuan tersebut memuat gambaran mengenai keadaan negara dimasa
mendatang serta kondisi masa depan yang diinginkan. Pelaksanaan politik luar
negeri diawali oleh penetapan kebijaksanaan dan keputusan dengan
mempertimbangkan hal-hal yang didasarkan pada faktor-faktor nasional sebagai
faktor internal serta faktor-faktor internasional sebagai faktor eksternal.
Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia tergambarkan
secara jelas di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea I dan alinea
IV. Alinea I menyatakan bahwa . kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak
sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Selanjutnya pada alinea IV
dinyatakan bahwa . dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial .. Dari dua kutipan di atas,
jelaslah bahwa politik luar negeri RI mempunyai landasan atau dasar hukum yang
sangat kuat, karena diatur di dalam Pembukaan UUD 1945. Selain dalam
pembukaan terdapat juga dalam beberapa pasal contohnya pasal 11 ayat 1, 2,3;
pasal 13 ayat 1,2,3 dan lain-lain.
Pasal 11
(1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang,
membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
(2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan
akibat yang luas dan

mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara,
dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. ***)
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan
undang-undang. ***)
Pasal 13
(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
(2) Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.*)
(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.*)
Dasar hukum pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia
tergambarkan secara jelas di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
alinea I dan alinea IV. Alinea I menyatakan bahwa kemerdekaan ialah hak
segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan
Selanjutnya pada alinea IV dinyatakan bahwa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial Jelaslah bahwa politik luar negeri RI mempunyai landasan atau dasar
hukum yang sangat kuat, karena diatur di dalam Pembukaan UUD 1945.
Dalam ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN, Bab IV Arah
Kebijakan, huruf C angka 2 tentang Hubungan Luar Negeri, dirumuskan hal-hal
sebagai berikut: Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif
dan berorientasi pada kepentingan nasional, menitik beratkan pada solidaritas
antar negara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa,
menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta meningkatkan kemandirian
bangsa dan kerjasama internasional bagi kesejahteraan rakyat. Dalam melakukan
perjanjian dan kerjasama internasional yang menyangkut kepentingan dan hajat
hidup rakyat banyak harus dengan persetujuan lembaga perwakilan rakyat.
Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan
diplomasi pro-aktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia
di dunia internasional, memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga
negara dan kepentingan Indonesia, serta memanfaatkan setiap peluang positif
bagi kepentingan nasional. Meningkatkan kualitas diplomasi guna mempercepat
pemulihan ekonomi dan pembangunan nasional, melalui kerjasama ekonomi
regional maupun internasional dalam rangka stabilitas, kerjasama dan
pembangunan kawasan. Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang
untuk menghadapi perdagangan bebas, terutama dalam menyongsong
pemberlakuan AFTA, APEC dan WTO. Memperluas perjanjian ekstradisi dengan
negaranegara sahabat serta memperlancar prosedur diplomatik dalam upaya
melaksanakan ekstradisi bagi penyelesaian perkara pidana. Meningkatkan
kerjasama dalam segala bidang dengan negara tetangga yang berbatasan
langsung dan kerjasama kawasan ASEAN untuk memelihara stabilitas,
pembangunan dan kesejahteraan.
Pengertian Politik Luar Negeri Bebas Aktif Republik Indonesia
Rumusan yang ada pada alinea I dan alinea IV Pembukaan UUD 1945 merupakan
dasar hukum yang sangat kuat bagi politik luar negeri RI. Namun dari rumusan

tersebut, kita belum mendapatkan gambaran mengenai makna politik luar negeri
yang bebas aktif. Berikut ini kutipan beberapa pendapat mengenai pengertian
bebas dan aktif. B.A Urbani menguraikan pengertian bebas sebagai berikut :
perkataan bebas dalam politik bebas aktif tersebut mengalir dari kalimat yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut : supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas. Jadi menurut pengertian ini, dapat diberi definisi
sebagai berkebebasan politik untuk menentukan dan menyatakan pendapat
sendiri, terhadap tiap-tiap persoalan internasional sesuai dengan nilainya
masing-masing tanpa apriori memihak kepada suatu blok. Mochtar
Kusumaatmaja merumuskan bebas aktif sebagai berikut : Bebas, dalam
pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada
dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan
dalam Pancasila. Aktif, berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar
negerinya, Indonesia tidak bersifat pasif-reaktif atas kejadiankejadian
internasionalnya, melainkan bersifat aktif.
A.W Wijaya merumuskan: Bebas, berarti tidak terikat oleh suatu ideologi atau
oleh suatu politik negara asing atau oleh blok negara-negara tertentu, atau
negara-negara adikuasa (super power). Aktif artinya dengan sumbangan realistis
giat mengembangkan kebebasan persahabatan dan kerjasama internasional
dengan menghormati kedaulatan negara lain.

B. Dasar Hukum Politik Luar Indonesia yang bebas Aktif


2.Dasar Hukum Pelaksanaan Politik Luar Negeri
Bebas Aktif
1) Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan
2) Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,
3) UUD 1945 Pasal 11
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan
perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
4) UUD 1945 Pasal 13
Ayat 1: Presiden mengangkat duta dan konsul.

Ayat 2: Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan


pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
Ayat 3: Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat

C. Ciri-ciri dan Syarat Politik Luar Negri


3.Tujuan dan Ciri Politik Luar Negeri Indonesia
Dalam alinea IV UUD 1945 jelas bahwa tujuan politik Luar negeri Indonesia
adalah bahwa bangsa Indonesia diamanatkan untuk membentuk suatu
pemerintah Negara Indonesia yang menyelenggarakan empat fungsi, yaitu
Fungsi Hankam, Fungsi Ekonomi, Fungsi Sosial budaya, Fungsi Politik. Ke-empat
fungsi pokok tersebut sesungguhnya sekaligus juga merupakan tujuan nasional
bangsa Indonesia. Bebas dan Aktif disebut sebagai sifat politik luar negeri
Indonesia, dalam dokumen Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri
Republik Indonesian (1984-1988) yang telah ditetapkan oleh Menteri Luar Negeri
RI tanggal 19 Mei 1983, dijelaskan bahwa sifat politik luar negeri adalah: (1)
Bebas aktif (2) Anti Kolonialisme (3) mengabdi kepada Kepentingan Nasional dan
(4) Demokratis. Menurut M Sabir, yang menggunakan istilah ciri-ciri dan sifat
secara terpisah adalah Ciri biasanya disebut untuk sifat yang lebih permanen,
sedangkan sifat member arti sifat biasa yang dapat berubah-ubah. Bebas dan
aktif merupakan sifat yang lebih melekat secara permanen pada batang tubuh
politik bebas aktif sedangkan anti kolonialisme dan anti imperialisme disebutnya
sebagai sifat.
Merunjuk pada pendapat Muhammad Hatta, disimpulkan bahwa tujuan
politik luar negeri Indonesia adalah
a.
Pembentukan satu Negara kesatuan Republik Indonesia yang berbentuk
Negara kesatuan dan Negara kebangsaan yang demokratis dengan wilayah
kekuasaan dari sabang sampai merauke.

b.
Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur, material, dan
spiritual dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia
c.
Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Negara Kesatuan RI
dengan semua Negara di dunia, terutama dengan Negara-negara Afrika dan Asia
atas dasar bekerja sama membentuk satu dunia
baru yang bersih dari
imperialism dan kolonialisme menuju perdamaian dunia yang sempurna.
E.
Peranan dan Program-Program Pembangunan yang menunjang
politik Luar Negeri
Dalam rangka mewujudkan politik luar negeri Bebas dan Aktif, maka
Indonesia memainkan sejumlah peran dalam percaturan internasional. Peran
yang cukup menonjol yang dimainkan oleh Indonesia adalah dalam rangka
membantu mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
Dalam hal ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan kontingen garuda
(KONGA) keluar negeri. Indonesia juga mempunyai sumbangan yang cukup
berarti bagi penyelesaian sengketa yang terjadi di kamboja, dengan
menyelenggarakan Pertemuan Informal Jakarta (Jakarta Informal meeting) I dan
II.
Pembangunan politik dalam negeri diharapkan tumbuh dan berkembang
bersama dengan bidang-bidang kehidupan lain dalam masyarakat secara
simultan agar dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi terwujudnya
sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis, dan terbuka.
Pembangunan politik dalam negeri dilaksanakan melalui tiga program, yakni
Program Perbaikan Struktur Politik, Program Peningkatan Kualitas Proses Politik,
dan Program Pengembangan Budaya Politik. Arah kebijakan dalam Pemantapan
Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional dijabarkan dalam
program-program pembangunan adalah Program Pemantapan Politik Luar Negeri
Dan Optimalisasi Diplomasi Indonesia, Program peningkatan kerjasama
Internasional, Program Penegasan Komitmen Perdamaian Dunia

D. Tujuan Politik Luar Negri RI


4.TUJUAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
INDONESIA, DALAM DAN LUAR NEGERI
Tujuan politik dan strategi nasional Indonesia untuk dalam negeri telah
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat yang menyatakan
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan sosial .

Sehingga jelas sekali bisa kita simpulkan bersama-sama, bahwa tujuan


utama politik dan strategi nasional Indonesia adalah untuk:
a.

Melindungi hak-hak seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali dan


menjaga pelaksanaan kewajiban-kewajiban, dengan melaksanakan pemerintahan
untuk mengatur keamanan.

b.

Mensejahterakan kehidupan seluruh bangsa Indonesia.

c.

Melaksanakan sistem pendidikan agar bisa memajukan bangsa dan negara.

d.

Menjaga keamanan untuk menjaga perdamaian dan kehidupan sosial yang


seimbang, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Tujuan politik luar negeri setiap negara adalah mengabdi kepada tujuan
nasional negara itu sendiri. Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik dan setrategi
luar negeri Indonesia, antara lain sebagai berikut:

a.
b.

Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.


Memperoleh barang-barang yang
memperbesar kemakmuran rakyat.

diperlukan

c.

Meningkatkan perdamaian internasional.

d.

Meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.

dari

luar

negeri

untuk

Tujuan politik luar negeri tidak terlepas dari hubungan luar negeri.
Hubungan luar negeri merupakan hubungan antarbangsa, baik regional maupun
internasional, melalui kerja sama bilateral ataupun multirateral yang ditujukan
untuk kepentingan nasional.
Politik setrategi luar negeri Indonesia oleh pemerintah dirumuskan dalam
kebijakan luar negeri yang diarahkan untuk mencapai kepentingan dan tujuan
nasional. Kebijakan luar negeri oleh pemerintah dilaksanakan dengan kegiatan
diplomasi yang dilaksakan oleh para diplomat. Dalam menjalankan tugasnya para
diplomat dikoordinasikan oleh Departemen Luar Negeri yang dipimpin oleh
Menteri Luar Negeri. Untuk inilah ditugaskan diplomat, dalam rangka
menjembatani kepentingan nasional negaranya dengan dunia internasional

E. Sarana Untuk Melaksanakan Politik Luar Negri RI


5.

Sarana Hubungan Internasional


Hubungan internasional dapat dilakukan melalui bermacam-macam sarana
diantarannya:

a. Diplomasi: seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar negeri


suatu negara dalam hubungannya dengan negara dan bangsa lain.
Menurut Konvensi Wina yang dikutip oleh David Ziegler (1989), seorang
diplomat adalah sebagai utusan yang mewakili negaranya. Dalam arti
tindak tanduk, perkataan dan perbuatannya serta segala keputusan yang ia
ambil adalah mencerminkan negaranya. Artinya dengan kata lain dia
sebagai seorang diplomat mengerti betul kepentingan negaranya,
pemikiran pemimpinnya, dan selalu berhubungan langsung dengan negara
asalnya. Selain itu Diplomat tersebut tidak saja melayani hubungan negara
dan pemerintahan tetapi juga meluas sampai pada kelompok dan
masyarakat tempat Diplomat itu berada atau diutus.

Fungsi dasar Diplomat ada 3 yaitu :


a. Sebagai lambang, prestise negara pengirim
b. Sebagai wakil yuridis yang sah dari negara pengirim
c. Sebagai perwakilan diplomatik suatu negara di negara lain dengan tugas
antara lain: - Melakukan perunding (negotiation) - Melaporkan (reporting) Perwakilan (refresentation) - Melindungi kepentingan negara dan warga
negaranya di luar negeri.

b. Negosiasi

Negosiasi atau perundingan adalah suatu upaya untuk menyelesaikan


masalah yang di hadapi antara dua negara tanpa melibatkan pihak ketiga.

c. Lobby

Merupakan kegiatan politik yang dilakukan untuk memengaruhi negara


tertentu dan untuk memastikan bahwa pandangan atau kepentingan suata
negara dapat tersampaikan. Lobbi bertujuan agar kerjasama internasional
yang dijalin suatu negara dan negara lain dapat berjalan lancar.
Disamping sarana tersebut juga dapat dilakukan dengan cara:

a. Propaganda: usaha sistimatis untuk mempengaruhi pikiran, emosi demi


kepentingan masyarakat umum. Propaganda : lebih ditujukan kepada
warga negara lain dari pada pemerintahannya dan untuk kepentingan
negara yang membuat propaganda.

b. Ekonomi: Sarana ekonomi umumnya digunakan secara luas dalam


hubungan internasional baik dalam masa damai maupun masa perang.
Pada masa tertentu semua negara harus terlibat dalam perdagangan
internasional agar dapat memperoleh barang yang tak dapat diproduksi
dalam negeri sehingga terjadi ekspor dan impor.

c. Kegiatan militer dan perang (show of force): Peralatan militer yang


memadai dapat menambah keyakinan dan stabilitas untuk berdiplomasi.
Diplomasi tanpa dukungan militer yang kuat dapat membuat suatu negara
tidak memiliki rasa percaya diri sehingga tak mampu menghindari tekanan
dan ancaman negara lain yang dapat menggangu kepentingan
nasionalnya. Maka dengan demikian demontrasi senjata, latihan perang
bersama keras dilaksanakan untuk menampilkan kekuatannya. Namun
yang lebih diutamakan bukanlah perang tetapi tindakan preventif dalam
hubungan internasional.

Sarana-sarana hubungan internasional dibedakan menurut sifatnya yaitu:

1. Sarana Formal. Disebut demikian karena dimiliki setiap negara dan


terikat pada aturan dan prosedur yang baku, baik secara nasional, maupun
internasional. Sarana hubungan internasional yang formal itu meliputi :

a. Depatemen luar negeri

b. Perwakilan diplomatik

c. Perwakilan konsuler

2. Sarana informal. Disebut demikian karena penggunaannya tidak


dimonopoli negara, ruang geraknya bebas bagi semua pelaku, memiliki
aturan dan prosedur yang sangat luwes, baik nasional maupun
internasional. Sarana hubungan internasional yang informal itu meliputi:

a. Alat komunikasi canggih. Bila memilki sarana, kita dapat melakukan


hubungan internasional. Sarana yang harus kita miliki adalah alat
komunikasi canggi, bisa berupa telepon kabel, ponsel, internet, dan
sebagainya. Dengan sarana-sarana tersebut kita dapat berkomunikasi
dengan orang tua, saudara, sahabat, kenalan dan lain-lainnya.

b. Pertandingan olahraga internasional. Saat ini penyelenggaraan


pertandingan olahraga internasional semakin sering. Penyebabnya adalah
perkembangan olahraga itu sendiri. Hampir setiap cabang olahraga
memiliki perserta dari berbagai negara di dunia. Berbagai bangsa bertemu
dan terjadilah hubungan internasional melalui olahraga yang bersangkutan.

F. Penyimpangan Politik Luar Negri Pada Masa Orde Baru


6.Berbagai Penyimpangan Pada Masa Orde Baru
(1965-1998)
Orde
Baru
sebagai
pemerintahan
yang
berniat
mengoreksi
penyelewenangan di masa Orde Lama dengan menumbuhkan kekuatan bangsa,
stabilitas nasional dan proses pembangunan, bertekad melaksanakan UUD 1945
secara murni dan konsekuen. Bentuk koreksi terhadap Orde Lama, yaitu melalui:
a.
Sidang MPRS yang menghasilkan:
1)
Pengukuhan Supersemar melalui Tap. No. IX/MPRS/1966. (Lahirnya Supersemar
dianggap sebagai lahirnya pemerintahan Orde Baru).
2)
Penegasan kembali landasan Kebijakan Politik Luar Negeri Republik Indonesia
(TAP No. XII/MPRS/1966).
3)
Pembaharuan Kebijakan Landasan Bidang Ekonomi, Keuangan, dan
Pembangunan (TAP No. XXIII/MPRS/1966).
4)
Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya (TAP No. XXV/MPRS/1966).
5) Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno (TAP No.
XXXIII/MPRS/1966).
6)
Pengangkatan Soeharto sebagai Presiden sampai dengan terpilihnya Presiden
oleh MPR hasil pemilihan umum (TAP No. XLIV/MPRS/1968).
b.
Pembentukan undang-undang oleh Pemerintah bersama DPR terdiri dari:
1)
UU No. 3 Tahun 1967 tentang DPA yang diubah dengan UU No. 4 Tahun 1978.
2)
UU No. 15 Tahun 1969 tentang Pemilu.
3)
UU No. 16 Tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD.
4)
UU No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan
Kehakiman, dan UU No. 14 Tahun 1985 tentang MA.
5)
UU No. 5 Tahun 1973 tentang Susunan dan Kedudukan BPK.
c.
Pembahasan rancangan undang-undang tentang pemilu yang memutuskan
12 persetujuan, yaitu:
1)
Jumlah anggota DPR tidak boleh dibesar-besarkan.
2)
Ada perimbangan antara wakil dari Pulau Jawa dan luar Jawa.
3)
Diperhatikannya faktor jumlah penduduk.
4)
Ada anggota yang diangkat dan yang dipilih.
5)
Setiap kabupaten dijamin satu wakil.
6)
Persyaratan tempat tinggal calon harus dihapuskan.
7)
Yang diangkat adalah wakil dari ABRI dan sebagian sipil.
8)
Jumlah anggota MPR yang diangkat sepertiga dari seluruh anggota MPR.
9)
Jumlah anggota DPR adalah 460 terdiri dari 360 yang dipilih dan 100 yang
diangkat.
10) Sistem pemilu adalah perwakilan berimbang sederhana.
11) Sistem pencalonan adalah stelsel daftar.

12) Daerah pemilihan adalah Daerah Tingkat I.


Di samping koreksi tersebut pemerintahan Orde Baru telah melakukan
berbagai penyimpangan, antara lain:
a.
Dalam praktek pemilihan umum, terjadi pelanggaran misalnya:
1)
Terpengaruhnya pilihan rakyat oleh campur tangan birokrasi.
2)
Panitia pemilu tidak independen.
3)
Kompetisi antarkontestan tidak leluasa.
4)
Penghitungan suara tidak jujur.
5)
Kampanye terhambat oleh aparat keamanan/perizinan.
6)
TPS dibuat di kantor-kantor.
7)
Pemungutan suara dilaksanakan pada hari kerja.
8)
Pemilih pendukung Golkar diberi formulir A-B, 5 sampai 10 lembar seorang.
b.
Di bidang politik, antara lain:
1) Ditetapkannya calon resmi partai politik dan Golkar dari keluarga presiden atau
yang terlibat dengan bisnis keluarga presiden, dan calon anggota DPR/MPR yang
monoloyalitas terhadap presiden (lahirnya budaya paternalisti /kebapakan dan
feodal gaya baru).
2) Tidak berfungsinya kontrol dari lembaga kenegaraan politik dan sosial, karena
didominasi kekuasaan presiden/eksekutif yang tertutup sehingga memicu budaya
korupsi kolusi dan nepotisme.
3) Golkar secara terbuka melakukan kegiatan politik sampai ke desa-desa,
sedangkan parpol hanya sampai kabupaten.
4) Ormas hanya diperbolehkan berafiliasi kepada Golkar.
5) Berlakunya demokrasi terpimpin konstitusional (Eep Saefulloh Fatah, 1997: 26).
c.
Di bidang hukum, antara lain:
1)
Belum memadainya perundang-undangan tentang batasan kekuasaan
presiden dan adanya banyak penafsiran terhadap pasal-pasal UUD 1945.
2) Tidak tegaknya supremasi hukum karena penegak hukum tidak konsisten,
adanya mafia peradilan, dan banyaknya praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Hal ini tidak menjamin rasa adil, pengayoman dan kepastian hukum bagi
masyarakat.
3) Ada penyimpangan sekurang-kurangnya 79 Kepres (1993-1998) yang dijadikan
alat kekuasaan sehingga penyelewengan terlindungi secara legal dan
berlangsung lama (hasil kajian hukum masyarakat transparansi Indonesia).
d.
Di bidang ekonomi, antara lain:
1) Perekonomian nasional sebagaimana diamanatkan pasal 33 UUD 1945 tidak
terpenuhi, karena munculnya pola monopoli terpuruk dan tidak bersaing. Akses
ekonomi kerakyatan sangat minim.
2) Keberhasilan pembangunan yang tidak merata menimbulkan kesenjangan
antara yang kaya dan miskin serta merebaknya KKN.
3) Bercampurnya institusi negara dan swasta, misalnya bercampurnya jabatan
publik, perusahaan serta yayasan sehingga pemegang kekuasaan dan
keuntungan menjadi pemenang serta mengambil keuntungan secara tidak adil.
Sebagai contoh kasus-kasus Kepres Mobil Nasional, Institusi Bulog, subordinasi
Bank Indonesia, dan proteksi Chandra Asri.
4) Adanya korporatisme yang bersifat sentralis, ditandai oleh urbanisasi besarbesaran dari desa ke kota atau dari daerah ke pusat. Korporatisme ialah sistem
kenegaraan dimana pemerintah dan swasta saling berhubungan secara tertutup
satu sama lain, yang ciri-cirinya antara lain keuntungan ekonomi hanya dinikmati
oleh segelintir pelaku ekonomi yang dekat dengan kekuasaan, dan adanya kolusi
antara kelompok kepentingan ekonomi serta kelompok kepentingan politik.
5) Perkembangan utang luar negeri dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Menurut Dikdik J. Rachbini (2001:17-22) pada tahun 1980- 1999 mencapai 129
miliar dolar AS, yang berarti aliran modal ke luar negeri pada masa ini mencapai
angka lebih dari seribu triliun. Sementara kebijakan utang luar negeri tercemar
oleh kelompok pemburu keuntungan yang berkolusi dengan pemegang

kekuasaan. Kebijakan pemerintah dianggap benar, sedangkan kritik dan


partisipasi masyarakat lemah. Kombinasi utang luar negeri pemerintah dengan
swasta (yang memiliki utang luar negeri berlebihan) menambah berat beban
perekonomian negara kita.
6) Tahun 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi yang ditandai naiknya harga
kebutuhan pokok dan menurunnya daya beli masyarakat. Krisis ini melahirkan
krisis politik, yaitu ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan
Soeharto. Krisis ekonomi yang berkepanjangan, besarnya utang yang harus
dipikul oleh negara, meningkatnya pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan
sosial, menumbuhkan krisis di berbagai bidang kehidupan. Hal ini mendorong
timbulnya gerakan masyarakat terhadap pemerintah, yang dipelopori oleh para
mahasiswa dan dosen. Demonstrasi besar-besaran pada tanggal 20 Mei 1998
merupakan puncak keruntuhan Orde Baru, yang diakhiri dengan penyerahan
kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada B.J. Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

G. Pengertian Hubungan Internasional


7.Pengertian Hubungan Internasional
Hubungan internasional atau hubungan antarbangsa merupakan interaksi
manusia antarbangsa baik secara individu maupun kelompok, dilakukan baik
secara langsung maupun secara tidak langsung dan dapat berupa persahabatan,
persengketaan, permusuhan ataupun peperangan.

H. Arti Pentingnya Hubungan Internasional


8.Arti Penting Hubungan dan Kerjasama
Internasional.
Menurut Prof. Dr. Kusuma Atmaja, hubungan dan kerjasama antar bangsa muncul
karena tidak meratanya pembagian kekayaan alam dan perkembangan industri
di seluruh dunia sehingga terjadi saling ketergantungan antara bangsa dan
negara yang berbeda.Karena hubungan dan kerjasama ini terjadi terus menerus,
sangatlah penting untuk memelihara dan mengaturnya sehingga bermanfaat

dalam pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan dan saling


pengertian antar bangsa di dunia.

I. Arti Hubungan Diplomatik


9. Pengertian Hubungan Diplomatik
Pengertian mengenai apa persisnya suatu misi diplomatik dan hubungan
diplomatik tidaklah tercantum secara eksplisit dalam Konvensi Wina 1961 tentang
Hubungan Diplomatik. Hal ini tidak mengherankan, sebab bila kita membaca secara
keseluruhan isi konvensi tersebut dapat kita simpulkan bahwa konvensi ini memang
tidaklah dimaksudkan untuk memberikan penjelasan yang normatif mengenai
pengertian pengertian umum akan tetapi lebih mengarah ke aspek teknis bagaimana
suatu hubungan diplomatik itu seharusnya berlangsung dalam aktivitas masyarakat
internasional saat ini.
Alih alih memberikan pengertian yang normatif mengenai apa itu misi diplomatik, Pasal
2 konvensi ini hanya menyatakan syarat syarat terbentuknya suatu hubungan
diplomatic itu sendiri, yaitu :
The establishment of diplomatic relations between States, and of permanent diplomatic
missions, take place by mutual consent. (yang secara bebas penulis terjemahkan :
pembentukan hubungan diplomatik antar negara, dan oleh misi diplomatik yang
permanen, dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama (para pihak)).
Berdasarkan pasal tersebut, dapat kita lihat bahwa...

kesepakatan bersama (mutual consent) merupakan syarat mutlak berdirinya suatu


hubungan diplomatik, baik oleh antar negara maupun oleh suatu misi diplomatik yang
permanen. Akan tetapi, hal lain yang perlu diperhatikan di sini bahwa berdasarkan pasal
ini pula penulis mencoba memberikan gambaran mengenai perbedaan antara misi
diplomatik dan hubungan diplomatik.
Pasal tersebut menjelaskan bahwa hubungan diplomatik antar negara dengan negara
dilakukan oleh suatu misi diplomatik yang permanen. Jadi, penulis mengambil
kesimpulan bahwa jika hubungan diplomatik antar negara diartikan sebagai the
Conduct by Government officials of negotiations and other relations between nations..
(yang secara bebas berarti tindakan oleh pemerintah secara resmi yang terkait dengan
negosiasi dan hubungan lainnya antar negar), maka salah satu bentuk nyata dalam
pelaksanaan hubungan tersebut dalam praktek negara negara yaitu melalui
pembentukan misi diplomatik yang permanen.

J. Perbedaan Tugas / Fungsi Duta Besar dan Konsul


10. PERBEDAAN DUTA, DUTA BESAR, KEDUTAAN
BESAR, KONSUL
Duta atau lebih lengkapnya Duta Besar adalah istilah dari bahasa
Sanskerta yang berarti utusan. Kata ini digunakan di dunia politik dan hubungan
luar negeri untuk merujuk kepada seorang pejabat diplomatik yang ditugasi ke
pemerintahan asing berdaulat atau ke sebuah organisasi internasional, untuk
bekerja sebagai pejabat mewakili negerinya.

Selain itu, istilah ini juga dapat memiliki makna lain bila digunakan dalam konteks
lain, seperti:
Indonesia

Universitas Kristen Duta Wacana, sebuah lembaga pendidikan di


Yogyakarta.

Akhdiyat Duta Modjo, penyanyi.

India

Delhi University Teachers Association (DUTA), Perhimpunan Dosen di New


Delhi, India.

Malaysia

Duta-Ulu Klang Expressway, jalan bebas hambatan di Malaysia

Duta besar atau lengkapnya duta besar luar biasa dan berkuasa penuh
adalah pejabat diplomatik yang ditugaskan ke pemerintahan asing berdaulat,
atau ke sebuah organisasi internasional, untuk bekerja sebagai pejabat mewakili
negerinya.Dalam penggunaan sehari-harinya dapat digunakan sebagai pejabat
setingkat menteri yang ditempatkan di negara asing. Pejabat diplomatik yang
melakukan tugas antara dua negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik
dikenal sebagai konsulat jenderal. Negara tuan rumah biasanya memberikan
kuasa kepada duta besar untuk menguasai daerah tertentu yang disebut sebagai
kedutaan, yang wilayahnya, staff, dan bahkan kendaraan biasanya diberikan
imunitas diplomatik ke banyak hukum di negara tersebut. Kedutaan besar
adalah kantor perwakilan diplomatik suatu negara yang ditempatkan secara
permanen di ibu kota negara lain atau lembaga/organisasi internasional (seperti
PBB). Pejabat diplomatik tertinggi yang memimpin kedutaan besar disebut duta
besar.
Seorang konsul atau konsul jenderal adalah pemimpin sebuah konsulat
(bahasa Inggris:"Consulate") wakil resmi sebuah negara bertindak untuk
membantu dan melindungi warga negaranya serta menfasilitasi hubungan
perdagangan dan persahabatan (hal ini yang membedakan tugas antara seorang
konsul dengan duta besar yang mewakili sebuah negara) yang ditugaskan di luar
wilayah metropolitan atau ibu kota sebuah negara di luar negeri dan
berkewajiban menjaga kepentingan negara serta rakyatnya yang berada di
negara luar negeri tersebut. Kantor tempat konsul bertugas disebut konsulat
atau konsulat jenderal, dan umumnya berada di bawah pimpinan sebuah
kedutaan besar, yang biasanya terletak di ibu kota negara. Seorang konsul atau
konsul jenderal adalah pemimpin sebuah konsulat (bahasa
Inggris:"Consulate") wakil resmi sebuah negara bertindak untuk membantu dan
melindungi warga negaranya serta menfasilitasi hubungan perdagangan dan
persahabatan (hal ini yang membedakan tugas antara seorang konsul dengan
duta besar yang mewakili sebuah negara) yang ditugaskan di luar wilayah
metropolitan atau ibu kota sebuah negara di luar negeri dan berkewajiban
menjaga kepentingan negara serta rakyatnya yang berada di negara luar negeri
tersebut. Kantor tempat konsul bertugas disebut konsulat atau konsulat
jenderal, dan umumnya berada di bawah pimpinan sebuah kedutaan besar,
yang biasanya terletak di ibu kota negara.

K. Peranan Indonesia Dalam Perdamaian Dunia


11. PERANAN INDONESIA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN
PERDAMAIAN DUNIA
PBB merupakan salah satu organisasi internasional yang anggotanya hampir
seluruh Negara di dunia. Tujuannya untuk memfasilitasi hukum internasional,
pengamanan internasional lembaga ekonomi dan perlindungan sosial.
Pembentukan PBB diawali dengan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa pada
tanggal 10 Januari 1920 tokohnya adalah presiden Amerika Serikat Wodrow
Wilson dengan tujuan untuk mempertahankan perdamaian internasional serta
meningkatkan kerjasama internasional.
Kehadiran Indonesia dalam lingkup organisasi besar seperti PBB ini juga berperan
aktif baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap keberlangungan PBB,
funsi dan peranan Indonesia tersebut diantaranaya sebagai berikut;
(a) Secara tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan perdamaian dunia melalui
kerja sama dalam konferensi Asia Afrika, ASEAN, maupun Gerakan Non Blok.
(b) Pada tahun 1985 Indonesia membantu PBB yakni memberikan bantuan
pangan ke Ethiopia pada waktu dilanda bahaya kelaparan. Bantuan tersebut
disampaikan pada peringatan Hari Ulang Tahun FAO ke-40.
(c) Indonesia pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
pada tahun 1973-1974.
(d) Berdasarkan Frago (Fragmentery Order) Nomor 10/10/08 tanggal 30 Oktober
2008, penambahan Kontingen Indonesia dalam rangka misi perdamaian dunia di
Lebanon Selatan.
(e) Peran serta Indonesia dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
(f) Penyumbang pasukan / Polisi / Troops / Police (Contributing Country) dengan
jumlah personil sebanyak 1.618. Saat ini Indonesia terlibat aktif 6 UNPKO yang
tersebar di 5 Negara.
(g) Pengiriman PKD dibawah bendera PBB menunjukkan komitmen kuat bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang cinta damai.
(h) Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Mesir
segera mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara Liga Ararb pada
18 Nove,ber 1946. mereka menetapkan tentang pengakuan kemerdekaan TI
sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah
pengakuan De Jure menurut hukum internasional.
(i) Awal pekan ini Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis Hukum PBB melalui
pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192
negara anggota yang memiliki hak pilih.
Selain peran penting yang diberikan Indonesia pada PBB, peran penting
Indonesia juga diberikan pada keberlangsungan organisasi se-asia ternggara
yakni ASEAN.
Peranan Indonesia dalam ASEAN yang sangat besar tersebut diantaranya sebagai
berikut :
(a) Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada
tanggal 8 Agustus 1967.
(b) Indonesia berusaha membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencari
penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia berpendapat bahwa

penyelesaian Indocina secara keseluruhan dan Vietnam khususnya sangat


penting dalam menciptakan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Pada tanggal
15-17 Mei 1970 di Jakarta diselenggarakan konferensi untuk membahas
penyelesaian pertikaian Kamboja. Dengan demikian Indonesia telah berusaha
menyumbangkan jasa-jasa baiknya untuk mengurangi ketegangan-ketegangan
dan konflik-konflik bersenjata di Asia Tenggara.
(c) Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama
ASEAN yang berlangsung di Denpasar, Bali pada tanggal 23-24 Februari 1976.
(d) Pada tanggal 7 Juni 1976 Indonesia ditunjuk sebagai tempat kedudukan
Sekretariat Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris Jendral
Pertama adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudia digantikan oleh Umarjadi
Njotowijono.
(e) Indonesia menjadi tempat pembuatan pupuk se-ASEAN, tepatnya di Aceh
yang nantinya akan digunakan negara-negara ASEAN, otomatis Indonesia
mendapatkan keuntungan dan juga bisa mengurangi pengangguran di Indonesia.
(f) Mengikuti kerja sama regional seperti ini maka akan lebih dihormati negara
lain, seperti hanya kerja sama regional yang di Eropa ataupun Timur Tengah,
lebih-lebih kalau ASEAN kuar dimata Internasional (sayangnya di Internasional
ASEAN kurang dipandang)
(g) AL-TNI sering melakukan latihan bersama dengan Singapura sehingga akan
membuktikan pada dunia bahwa militer Indonesia masih kuat, dan Indonesia pun
melakukan perjanjian Ekstradisi disemua negara ASEAN, walaupun agak lama
untuk mendekati Singapura.
(h) Pada KTT ASEAN ke-9 tanggal 7-8 Oktober 2003 di Bali, Indonesia
mengusulkan pembentukan komunitas ASEAN (Asean Community). Komunitas ini
mencakup bidang keamanan, sosial kebudayaan, dan ekonomi.
(i) Pada tahun 2004 Indonesia menjadi negara yang memimpin ASEAN. Selama
memimpin, Indonesia menyelenggarakan serangkaian pertemuan. Diantara
pertemuan itu adalah pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (Asean Ministerial
Meeting), Forum Kawasan ASEAN (Asean Regional Forum), Pertemuan
Kementrian Kawasan mengenai penanggulangan terorisme, dan beberapa
pertemuan lainnya.
(j) Menjadi tuan rumah pertemuan khusus pasca gempa bumi dan tsunami pada
Januari 2005. pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan tindakan-tindakan
mengatasi bencana tsunami pada 26 Desember 2004.
(k) Pada bulan Agustus 2007 diresmikan Asean Forum 2007 di Jakarta. Forum ini
diselenggarakan untuk mendukung terwujudnya Komunitas Asean 2015
diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi ASEAN ke-40
Peran serta indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian merupakan
amanat pembukaan UUD 1945, yaitu dalam rangka mewujudkan perdamaian
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilaan social.
Harapan untuk hidup damai tampaknya masih menjadi impian yang sulit bagi
sebagian bangsa disebagian kawasan. Berakhirnya perang dunia II dan perang
dingin yang di tandai dengan pembubaran uni Sovyet tahun 1991, ternyata tidak
membuat dunia bebas dari konflik bersenjata. Perang besar antara kedua negara
raksasa AS dan US memang tidak terjadi, namun perang kecil dan konflik
justru berkecamuk dimana-mana. Di wilayah Balkan, balkin dan bekas Unu
Sovyet, afrika, timu tengah, perang dan berbagai jenis konflik lain terus
berkecamuk.
Untuk menjaga perdamaian kawasan konflik PBB membentuk pasukan
perdamaian dalam rangka operasi pemeliharaan perdamaian (OPP). Beberapa
conto pasukan perdamaian tersebut. Keikutsertanan Indonesia dalam upaya
perdamaian dunia adalah dengan menjadi anggota pasukan perdamaian pada
tahun 1957. pesukan perdamaian Indonesia dinamakan kontingen Garuda. Selain
keikutsertaan melalui kontingen Garuda dalam upaya pemeliharaan perdamaian

PBB, Indonesia tercatat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB
sebanyak tiga kali.yaitu:
Periode 1973 1974periode 1995 1996periode 2007 2008
Dukungan yang luas terhadap ke anggotaan Indonesia di Dewan Keamanan ini
merupakan cerminan pengakuan masyarakat internasional terhadap peran dan
sumbangan selama ini dalam upaya dalam menciptakan keamanan dan
perdamaian baik pada tingkat kawasan maipun global. Peran dan kontribusi
Indonesia tersebut mencangkup antara lain keterlibatan pasukan Indonesia di
berbagai misi penjagaan perdamaian PBB sejak tahun 1957. upaya perdamaian
seperti kamboja dan Filipina selatan dalam konteks ASEAN ikut serta
menciptakan tatanan kawasan di bidang perdamaian dan keamanan. Serta peran
aktif di berbagai forum pembahasan isu pelucutan dan non-proliferasi nuklir.
Dengan tepilh menjadi anggota, berati indonesia akan mengemban kepercayaan
masyarat internasional untuk berpartisipasi menjadi Dewan Keamanan, sebagai
badan yang efektif untuk menghadapi tantangan-tantangan global. Di bidang
keamanan dan perdamaian dunia. Keanggotaan Indonesia di Dewan keamanan
merupakan wujut dari upaya di bidang diplomasi untuk melaksanakan amanat
pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang memandatkan indonesia untuk turut seta
aktif dalam upaya menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kebebasan,
perdamaian abadi, dan keadialan sosial

Anda mungkin juga menyukai