menyempitnya saluran yang digunakan sebagai jalan keluar masuknya udara pernapasan.
Penyebab dari obstruksi jalan napas secara umum adalah anafilaksis, infeksi virus dan
bakteri, trauma, atau inhalasi bahan-bahan kimia Pada pasien yang sadar, tanda dan gejala
dari obstruksi jalan napas meliputi kesulitan bernapas, perubahan suara, dysphagia (sulit
menelan), odynophagia (nyeri saat menelan), tanda seperti tercekik, stridor (bunyi kasar saat
menarik napas), pembengkakan wajah, penonjolan vena leher, tidak adanya udara yang
masuk ke dada dan takikardia. Sedangkan pada pasien yang tidak sadar atau pasien yang
mendapatkan sedasi, tanda pertama terjadinya obstruksi jalan napas adalah ketidakmampuan
untuk bernapas dengan bag-valve mask setelah dilakukan usaha untuk membuka jalan napas
melalui manuver jaw-thrust. Beberapa menit setelah obstruksi jalan napas yang sempurna,
asfiksi berkembang menjadi sianosis, bradikardia, hipotensi dan kolaps kardiovaskuler
(Yataco, 2008)
Diagnosis dari obstruksi jalan napas dapat diketahui melalui pemeriksaan yang disebut
bronkoskopi yaitu pemeriksaan visual terhadap jalan napas. Pemeriksaan ini berguna untuk
mengetahui keadaan di dalam jalan napas dan untuk mengambil sampel mukus atau jaringan
dari paru-paru. Bronkoskopi meliputi penempatan instrumen yang berupa tabung tipis
(bronkoskop) melalui hidung atau mulut, turun ke jalan napas. Tabung ini berperan sebagai
kamera dan mampu mengambil gambar kemudian menampilkannya di monitor (American
Thoracic Society, 2015)
Manajemen obstruksi jalan napas adalah dengan intubasi endotrakeal yaitu usaha
untuk membuka jalan napas agar udara mampu masuk dan keluar paru-paru. Instrumen yang
digunakan dalam melakukan intubasi endotrakeal antara lain : laryngoscope (handle, straight
& curved blades), tabung endotrakeal, lubricant, stylet, suction, oksigen, bag & mask,
detector CO2, tape, monitor jantung, dan defibrillator. Prosedur intubasi endotrakeal
meliputi:
1. pertama yang dilakukan ialah persiapan pasien yaitu mengangkat dagu,
kemudian meletakkan handuk/selimut dibawah kepala pasien.
2. Selanjutnya adalah memasukkan laryngoscope ke sisi kanan mulut pasien
kemudian pindahkan ke midline hingga terlihat epiglotis.
Memasukkan
laryngoscope
Memasukkan tabung
Setelah tabung
dimasukkan, laryngoscope
suara
DAPUS
Sessler, Curt. 2004. Tubes, Lines, and Vents in the ICU: Endotracheal Intubation. Virginia
Commonwealth University Health System.
Yataco JC, Mehta AC. 2008. Upper Airway Obstruction, p.390-391
Manthous, C. 2015. Flexible Bronchoscopy (Airway Endoscopy). American Thoracic
Society.