Anda di halaman 1dari 2

Apa itu Ortodonti ?

Semua orang mengidam idamkan memiliki penampilan wajah yang menarik dan
memiliki estetik yang tinggi. Semua dapat dicapai apabila keteraturan kraniofasial dapat dijaga.
Keteraturan khususnya pada rahang maupun gigi tidak bisa diprediksi karena merupakan sesuatu
ciri yang diturunkan dari orang tua. Jika orang tua memiliki gigi yang tidak teratur (maloklusi)
maka besar kemungkinan maloklusi ini akan diturunkan pada anaknya. Melihat permasalahan
tersebut muncullah suatu cabang spesialisasi dalam kedokteran gigi yaitu ortodonti. Ortodonti
berasal dari bahasa Yunani yaitu Orthos yang berarti betul, dan dons yang berarti gigi. Ortodonti
merupakan suatu cabang ilmu dan seni kedokteran gigi yang berkaitan dengan kelainan
perkembangan, posisi gigi dan rahang, yang memengaruhi kesehatan mulut dan tubuh, estetika,
dan rahang. Kemajuan ilmu ini dibuktikan pada tahun 1900 didirikan

Angle School of

Ortodontics yang didirikan oleh Edward H. Angle, seseorang yang ahli dalam bidang ortodonti
yang mencetuskan ortodonti adalah suatu cabang spesialisasi kedokteran gigi.
Di era modern saat ini sangat banyak yang telah melakukan perawatan ortodonti karena
faktor kecantikan. Kecantikan menjadi hal yang sangat utama karena dengan kecantikan maka
kita akan percaya diri dalam segala hal, mental dan kepribadian menjadi kuat. Secara tidak
langsung ortodonti juga berkaitan dengan psikis seseorang. Ketika seseorang memiliki maloklusi
yang parah, orang itu akan minder / tidak percaya diri. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak
pada kehidupan orang tersebut. Selain psikis, maloklusi juga dapat memengaruhi kesehatan
organ tubuh yang lain seperti lambung. Maloklusi gigi terbukti dapat menurunkun kemampuan
mengunyah seseorang. Kunyahan yang tidak sempurna akan mengakibatkan makanan menjadi
padat sehingga lambung kita bekerja lebih keras sehingga kemungkinan terbentuknya tukak
lambung tidak dapat dihindari.
Menyadari pentingnya ortodonti ini maka sudah seharusnya kita mengetahui apa saja
metode dalam perawatan ortodonti. Ortodonti memiliki 2 metode yaitu pertama adalah metode
tanpa bedah dan metode bedah. Sudah sangat jelas perbedaan antara kedua metode tersebut,
yaitu metode tanpa bedah tidak melalui proses bedah sedangkan metode bedah melalui proses
bedah. Metode tanpa bedah menjadi sangat populer dengan timbulnya tren behel bagi anak
anak muda. Tren ini menurut saya sangatlah bagus karena selain ikut bergaya dengan tren,
dampak keteraturan gigi yang baik pun akan didapatkan. Metode ini contohnya adalah

pemasangan behel / braket. Behel atau braket dapat dibedakan menjadi dua yaitu behel lepasan
dan behel cekat. Behel lepasan merupakan behel yang dapat dilepas setiap saat oleh pasien,
sedangkan behel cekat tidak dapat dilepas dengan mudah. Pelepasan behel cekat harus dilakukan
oleh dokter gigi spesialis ortodonti. Kemudian, berlanjut ke metode kedua adalah metode melalui
bedah. Metode ini dilakukan jika pasien menderita kraniofasial yang abnormal yang berdampak
pada kurangnya fungsional pengunyahan maupun berbicara. Maka, harus dilakukan
pembedahan.
Suatu perawatan sudah tentu memiliki kebaikan dan juga keburukan. Kebaikan akan
didapatkan bagi pasien yang bersungguh sungguh menginginkannya, sedangkan mereka akan
mendapatkan kerugian jika tidak memiliki hal yang disebutkan tadi. Contoh dari dampak yang
dimaksud adalah timbulnya karies saat perawatan ortodonti (behel). Banyak ditemukan kasus
karies bagi yang sedang mengalami perawatan ortodonti. Hal ini karena dalam perawatan
ortodonti pasien harus multidisiplin, artinya menjaga kebersihan gigi harus teratur, pemeriksaan
ke dokter gigi harus teratur, dan juga minum obat harus teratur. Banyak yang lalai akan hal ini
sehingga karies tidak dapat dihindari.
Maka dari itu sebelum melakukan perawatan ortodonti harus diperhatikan terlebih dahulu
apakah gigi kita layak mendapatkan perawatan ortodonti atau tidak. Perawatan ortodonti
ditujukan terhadap pasien yang memiliki gigi berjejal/tidak rapi, gigi renggang, gigi maju pada
rahang atas, gigi maju pada rahang bawah, kelainan sendi rahang (sakit sendi rahang /berbunyi),
kesulitan mengunyah karena gigi belakang tidak kontak, kesulitan berbicara/ vokal tertentu tidak
jelas pada gigi depan yang terbuka, kebiasaan buruk (menghisap ibu jari, bernafas lewat mulut,
cara menelan yang salah), gigi permanen yang hilang karena kecelakaan atau dicabut. Semua
harus diidentifikasi terlebih dahulu agar perawatan ortodonti yang kita lakukan dapat
memberikan hasil yang efektif dan efisien. Selain itu selama melakukan perawatan, kita harus
rutin memeriksakan gigi kita dan mengikuti nasihat dokter gigi untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai