Makalah Tonsilitis
Makalah Tonsilitis
SISTEM RESPIRASI
TONSILITIS
Disusun Oleh :
Lusia Lilik Kurnia M
1102070 / IIA
1102019 / IIA
Primalova Septiavy E
1102092 / IIA
1102017 / IIA
1002090 / IIA
1102064 / IIA
1102065 / IIB
1102021 / IIB
Laila Dianingsih
1102066 / IIB
1102120 / IIB
1102090 / IIB
1102105 / IIB
A. Pengertian
Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri berlangsung sekitar
lima hari dengan disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2006).
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta
hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga
disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000).
Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang.
Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan akut
kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap membesar
akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran karet busa,
bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin, R.M. 1993).
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A
streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain
atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering
ditemukan, terutama pada anak-anak (www.mediastore.com, 2006).
Tonsilitis adalah inflamasi dari tonsil yang disebabkan oleh infeksi
(www.mediastore.com, 2006).
B. KLASIFIKASI
Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006) :
1. Tonsillitis akut
Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians,
dan streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.
2. Tonsilitis falikularis
Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat diliputi
bercak putihyangmengisikiptitonsilyangdisebutdetritus.
Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa
makanan yang tersangkut.
3. Tonsilitis Lakunaris
Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk)
permukaan tonsil.
4. Tonsilitis Membranosa (Septis sore Throat)
1. Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
2. Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan terletak
dibelakang koana
3. Tonsil linguis, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar keseluruh tubuh dengan
cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan kerongkongan,
oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan.
Menurut Iskandar N (1993) yaitu : Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel
terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan
radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada
korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan
kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus
disebut tonsillitis lakunaris, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi
tonsillitis lakonaris.
Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu
(Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang
berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses
penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut.
Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang
akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya
timbul perlengkapan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai
dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.
PATHWAY
Invasi kuman patogen (bakteri / virus)
Penyebaran limfogen
Proses inflamasi
Tonsilitis akut
Edema tonsil
hipertermi
Nyeri telan
kelemahan
Resiko
perubahanstatus nutrisi
< dari kebutuhan tubuh
Kurangnya
pendengaran
Infeksi sekunder
Otitis media
Intoleransi
aktifitas
2. Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji retensi bila diperlukan
3. Terapi
Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik,
dan obat kumur yang mengandung desinfektan.
H. Penatalaksanaan
Perawatan yang dilakukan pada penderita tonsillitis biasanya perawatan dengan
perawatan sendiri dan dengan menggunakan anribiotik. Tindakan operasi hanya
dilakukan jika sudah mencapi tonsillitis yang tidak dapat ditangani sendiri.
1. Perawatn sendiri
Apabila penderita tonsillitis diserang karena virus sebaiknya biarkan virus itu
hilang dengan sendirinya. Selama satu atau dua minggu sebaiknya penderita
banyak istiraht, minum hangat juga mengkonsumsi cairan menyejukkan.
2. Antibiotic
Jika tonsillitis disebabkan oleh bakteri maka antibiotic yang akan berperan
dalam proses penyembuhan. Antibiotic oral perlu diminum selama 10 hari.
3. Tindakan operasi
Tonsilektomi biasanya dilakukan pada anak-anak jika mengalami tonsillitis
selama tujuh kali atau lebih dalam setahun.
Amandel membengkak dan berakibat sulit bernapas adanya abses.
a. Tonsillitis terjadi sebanyak 7 x atau lebih/ tahun
b. Tonsillitis terjadi sebanyak 5 x atau lebih/ tahun dalam kurun waktu 2
tahun
c. Tonsillitis terjadi sebanyak 3 x atau lebih/ tahun dalam kurun waktu 3
tahun
d. Tonsillitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotic
Farmakologi
1. Golongan penisilin :
a. Penicillin
b. Amoxilin
c. Oxacilin
d. Dicoxacilin
e. Nafcilin
f. Clavulanate
g. Ampicilin-sulbactam
2. Golongan Sefalosporin :
a. Cephalexin
b. Cefozolin
c. Ceftriaxone
d. Cefuroxime
e. Cefadroxil
f. Cefepime
3. Golongan lain :
a. Clindamycin
b. Vancomycin
c. Daptomycin
d. Eritromycin
e. Gentamicin
f. Tobranycin
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian fokus
a. Wawancara
1) Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsillitis)
2) Apakah pengobatan adekuat
3) Kapan gejala itu muncul
4) Apakah mempunyai kebiasaan merokok
5) Bagaimana pola makannya
6) Apakah rutin / rajin membersihkan mulut
b. Pengkajian Pola
1) Data dasar pengkajian
Integritas Ego
Gejala : perasaan takut
Khawatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga,
kemampuan kerja, dan keuangan.
Tanda : ansietas, depresi, menolak.
2) Makanan / Cairan
Gejala : Kesulitan menelan
Tanda : Kesulitan menelan, mudah tersedak, inflamasi,
membantu
diri
sendiri/ketidaknyamanan.
non-verbal
dan
(Doenges,2000)
harus
diubah
untuk
penggunaan alcohol
Berikan antipiretik misalnya ASA (aspirin)
asetaminofon
dengan
aksi
hipotalamus
mungkin
sentralnya
meskipun
dapatberguna
pada
demam
dalam
berikan Pemberian
perawatan
kadang-kadang
Dorong
keluarga/orang
menyatakan
perasaa,
terdekat
berkunjung
perasaan
marah
dan
adanya perkembangan
Bantu dan dorong kebiasaan berpakaian dan
Membantu peningkatan rasa harga
berdandan yang baik
(Doenges,2000)
Resiko tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret
Tujuan : jalan nafas sefektif
Kriteria hasil : setelah dilakukan keperawatan resiko ketidak efektifan bersihan jalan nafas
dapat teratasi ditandai dengan tidak adanya sekret
INTERVENSI
RASIONAL
Pantau irama atau frekuensi irama pernafasan Pernafasan dapat melambatkan dan frekuensi
ekspirasi memanjang di banding inspirasi
Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi Bunyi nafas mengi, krekels, dan ronki
nafas, misalnya: mengi, krekel, ronki
menggunakan
gravitasi
namun,
pasien
2.
Post Operasi
RASIONAL
Potensial kekurangan cairan, khususnya bila
batuk
dan
bicara
karena
Memburuknya
gejala
dapat
tekanan
intraabdomen
dan
dapat
stress
dan
rangsangan
bahwa
pasien
TD
mengalami
Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan luka terbuka
Tujuan : menyatakan pemahaman penyebab atau fakto resiko individu
Kriteria hasil : mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko infeksi,
menunjukkan tehnik atu perubahan pola hidup untuk meningkatkan
lingkungan yang nyaman
INTERVENSI
RASIONAL
Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas Mengurangi kontaminasi silang
walaupun menggunakan sarung tangan steril
Tetap ada fasilitas control infeksi steril dan Tetapkan mekanisme yang dirancang untuk
prosedur aseptic
mencegah infeksi
Siapkan lokasi operasi menurut produsen Meminimalkan jumlah bakteri pada lokasi
khusus
operasi
(Doenges,2000)
Tema
: Tonsilitis
Waktu
: 30 menit
Sasaran
Tempat
Pengertian Tonsilitis
Tanda dan Tonsilitis
Penyebab Tonsilitis
Patofisiologi Tonsilitis
5. Etiologi Tonsilitis
6. Cara Pencegahan Tonsilitis
1.
2.
3.
4.
IV. Metoda
1. Ceramah
2. Tanya jawab
V. Media
Power Point
Leaflet
VI. Kegiatan Penyuluhan
NO.
1.
Kegiatan
Pendahuluan
a. Penyampaian
salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan topic
penyuluhan
d. Menjelaskan tujuan
e. Apersepsi
2.
Penyampaian materi
a. Materi
a) Menjelaskan
Pengertian Tonsilitis
b) Menjelaskan
Tanda
dan Gejala Tonsilitis
c) Menjelaskan Penyebab
Tonsilitis
d) Menjelaskan
tentang
Patofisiologi Tonsilitis
e) Menjelaskan tentang
Etiologi Tonsilitis
f) Menjelaskan
Respon pasien
a. Membalas salam
b. Memperhatikan
c. Memperhatikan
Waktu
10
menit
d. Memperhatikan
e. Memperhatikan
a. Memperhatikan
penjelasan dan
memperhatikan
10
menit
Pencegahan
terhadap
Tonsilitis
a) Memberikan
kesempatan
bertanya
b) Menjawab
pertanyaan
3.
Penutup
a. Menyimpulkan
hasil penyuluhan
b. Menjawab
b. Bertanya
c. Memperhatikan
jawaban
a. Memperhatikan
b. Menjawab
10
a. Menjawab
pertanyaan
Evaluasi
a. Menanyakan
menit
kembali ke peserta
penyuluhan
VII.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Evaluasi
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Tonsilitis
Mahasiswa dapat menyebutkan tanda dan gejala Tonsilitis
Mahasiswa mengerti tentang penyebab Tonsilitis
Mahasiswa mengerti patofisiologi Tonsilitis
Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi Tonsilitis
Mahasiswa dapat mengetahui pencegahan terhadap Tonsilitis
Yogyakarta, 18 Oktober 2012
Pembimbing
Penyuluh
SGD kelompok 2
DAFTAR PUSTAKA