04011181419061
Alpha 2014
Learning Issue:
OSTEOARTHRITIS
1.1. Pengertian Osteoarthritis
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit tulang degeneratif. Osteoarthritis juga
dapat didefinisikan sebagai berbagai kelompok kondisi yang menyebabkan gejala dan
tanda sendi yang berhubungan dengan kerusakan integrasi kartilago artikular selain
perubahan pada tulang yang mendasarinya. (Brashers, 2001). Tanpa adanya kartilago
sebagai penyangga, tulang di bawahnya mengalami iritasi, yang menyebabkan
degenerasi sendi. Osteoarthritis dapat terjadi secara idiopatik (tanpa diketahui sebabnya)
atau dapat terjadi setelah trauma, dengan stres berulang seperti yang dialami oleh pelari
jarak jauh atau balerina atau berkaitan dengan deformitas kongenital. Individu yang
mengalami hemofilia atau kondisi lain yang ditandai oleh pembengkakan sendi kronis
dan edema, dapat mengalami osteoarthritis. Osteoarthritis sering dijumpai pada lansia,
yang lebih dari 70% pria dan wanita yang berusia di atas 65 tahun. Obesitas dapat
memperburuk kondisi ini. Selain itu, osteoarthritis juga sering mempengaruhi beberapa
anggota keluarga yang sama, hal ini menunjukkan bahwa adanya faktor turun-temurun
kerentanan kondisi ini. Sejumlah penelitian menujukkan bahwa ada prevalensi yang
lebih besar dari penyakit antara saudara kandung dan terutama kembar identik yang
menunjukka dasar keturunan, hingga mencapai 60% dari kasus osteoarthritis
diperikirakan akibat dari faktor genetik (Hamidah, dll., 2007).
1.2. Gambaran Klinik dan Radiografik
Gambaran klinik dari penyakit ini yakni mengalami nyeri dan kekakuan pada satu
atau lebih sendi, biasanya pada tangan, pergelangan tangan, kaki, lutut, spina bagian atas
dan bawah, panggul, dan bahu dimana nyeri dapat berikatan dengan rasa kesemutan atau
kebas terutama pada malam hari. Selain itu juga mengalami pembengkakan sendi yang
terkena, disertai penurunan rentang gerak dimana sendi mungkin tampak mengalami
deformitas, lalu mengalami nodus heberden yakni pertumbihan tulang di sendi
interfalangeal distal pada jari tangan. Sedangkan gambaran radiografiknya adalah
perubahan progresif yang khas antara lain, penyempitan rongga sendi, osteosklerosis
tersebut.
Kartilago artikular memerlukan beban berat fisiologis dan gerakan ntuk
memungkinkan penetrasi nutrien yang memadai dari cairan sinovial ke dalam
patogenesis OA
Instabilitas sendi berhubungan dengan risiko tinggi OA. Meningkatkan kekuatan otot
yang menjembatani melintasi sebuah sendi dapat memperbaiki stabilitas sendi,
mengurangi beban sendi dan mengurangi tekanan mekanis. Jadi, olah raga dapat
mengurangi gejala dan memperbaiki fungsi sendi, meskipun hanya terjadi sedikit
dahulu, ditambah asetaminofen (sampai 1 gram empat kali sehari) dan dilanjutkan
dengan obat antiinflamasi nonsteroid dosis rendah kemudian dosis tinggi bila gejala
tetap sulit dihilangkan (Herting, et.al., 1997).
Non Farmakologis
Olahraga mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien yang
mengalami osteoarthritis ringan sampai sedang
Terapi fisik, meliputi rentang pergerakan pasif dan latihan air, dapat
memperbaiki fungsi persendian
Terapi okupasional dapat membantu aktivias hidup sehari-hari dengan alat
bantu
Aplikasi panas, stimulasi daraf elektrik transkutan (TENS) dan akupunktur
dapat dipertimbangkan.
Diet untuk menurunkan berat badan bila diperlukan
Peningkatan asupan vitamin C berhubungan dengan pengurangan progresi dan
nyeri osteoarthritis
Ultrasound (diatermi) memfasilitasi ekstensibilitas tendon, melemaskan otot,
menjalani
penelitian
ekstensif
meliputi
DAFTAR PUSTAKA
Brashers, Valentina L.2001.Aplikasi Klinis Patofisiologis: Pemeriksaan dan Manajemen,
Ed.2.Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta
Corwin, Elizabeth J.2008.Buku Saku Patofisiologi, Ed.3.Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta
Hamidah, dan Syafrudin.2007.Kebidanan Komunitas.Penerbit Buku Kedokteran EGC.Jakarta
Herting, Robert L. et.al.1997.Buku Saku Dokter Keluarga, Ed.3.Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta