Anda di halaman 1dari 8

Perbedaan Peningkatan Berat Badan antara Akseptor Kontrasepsi Suntik

Satu Bulanan (EE-MPA) dan Tiga Bulanan (DMPA)


di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang

Nur Ilmi Sofiah1, Azhari2, Kusumo Hariyadi3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
2
Departemen Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
3
Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya
Jl. Dr. Mohammad Ali Komplek RSMH Palembang Km. 3.5, Palembang, 30126, Indonesia

Email: nisofiah@gmail.com

Abstrak
Efek samping dengan frekuensi terbanyak dari penggunaan kontrasepsi suntik adalah peningkatan berat badan
(Hartanto, 2004) yang juga menjadi alasan utama bagi akseptor untuk menghentikan pemakaian kontrasepsi jenis
ini (Bonny et al., 2004). Pada dua penelitian sebelumnya mengenai peningkatan berat badan pada penggunaan
kontrasepsi suntik 1 bulanan (EE-MPA) dan 3 bulanan (DMPA) ternyata didapatkan kontradiksi hasil penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan berat badan antara akseptor kontrasepsi suntik
1 bulanan (EE-MPA) dan 3 bulanan (DMPA) di Puskesmas Basuki Rahmat Kota Palembang. Sebanyak 140
sampel data rekam medik telah di teliti yang terdiri dari 53 data rekam medik akseptor kontrasepsi suntik 1
bulanan (EE-MPA) dan 87 data rekam medik akseptor kontrasepsi suntik 3 bulanan (DMPA). Data dianalisis
menggunakan uji t tidak berpasangan. Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan
berat badan yang bermakna antara akseptor kontrasepsi suntik 1 bulanan (EE-MPA) dan 3 bulanan (DMPA)
dengan nilai p = 0,000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan berat badan
yang bermakna antara akseptor kontrasepsi suntik 1 bulanan (EE-MPA) dan 3 bulanan (DMPA) di Puskesmas
Basuki Rahmat Kota Palembang.

Kata kunci: Kontrasepsi Suntik, Kontrasepsi Suntik Satu Bulanan, Etinil Estradiol-Medroksiprogesteron Enantat,
EE-MPA, Kontrasepsi Suntik Tiga Bulanan, Depot Medroksiprogesteron Asetat, DMPA, Peningkatan Berat
Badan.

Abstract
Weight Gain Differences between Acceptors of Monthly (EE-MPA) and Three Monthly (DMPA)
Injectable Contraceptive at Puskesmas Basuki Rahmat Palembang. The most frequent side effect of
injectable contraceptive is weight gain (Hartanto, 2004) which is also being a major reason for acceptors to
discontinue use of this type of contraception (Bonny et al., 2004). In two previous studies about weight gain
differences between acceptors of monthly (EE-MPA) and three monthly (DMPA) injectable contraceptive had
contradiction on research results. The aim of the study is to determine the weight gain differences between
monthly (EE-MPA) and three monthly (DMPA) injectable contraceptive at Puskesmas Basuki Rahmat
Palembang. As many as 140 samples of medical record data have been studied, comprised of 53 medical record
data of monthly injectable contraceptive (EE-MPA) acceptors and 87 medical record data of three monthly
injectable contraceptive (DMPA) acceptors. The data were analyzed by using independent sample t-test.
Bivariate analysis showed that there was a significant weight gain differences between acceptors of monthly
(EE-MPA) and three monthly (DMPA) injectable contraceptive (p = 0.000). Results of this study shows that
there is a significant weight gain differences between acceptors of monthly (EE-MPA) and three monthly
(DMPA) injectable contraceptive at Puskesmas Basuki Rahmat Palembang.

Keywords: Injectable Contraceptive, Monthly Injectable Contraceptive, Ethinyl Estradiol-Medroxyprogesterone


Acetate, EE-MPA, Three Monthly Injectable Contraceptive, Depot Medroxyprogesterone Acetate, DMPA,
Weight Gain.
1. Pendahuluan akseptor untuk menghentikan pemakaian
kontrasepsi jenis ini9. Pada dua penelitian
Salah satu ruang lingkup dari KB adalah sebelumnya mengenai efek samping
pelayanan kontrasepsi, dimana kontrasepsi peningkatan berat badan pada penggunaan
adalah menghindari atau mencegah kedua kontrasepsi suntik ternyata
terjadinya kehamilan sebagai akibat didapatkan kontradiksi hasil penelitian10,11.
pertemuan antara sel telur yang matang dan Dikarenakan besarnya masalah yang ada,
sel sperma1. Salah satu alat kontrasepsi maka akan dilakukan penelitian mengenai
yang popular di Indonesia2, dengan perbedaan peningkatan berat badan antara
efektivitas antara 99-100% dalam akseptor kontrasepsi suntik 1 bulanan (EE-
mencegah kehamilan adalah kontrasepsi MPA) dan 3 bulanan (DMPA) di
suntik3. Puskesmas Basuki Rahmat Kota
Secara nasional pada bulan Maret Palembang.
tahun 2013, mayoritas pengguna KB di Terdapat beberapa faktor lain yang
Indonesia adalah pengguna KB suntikan dapat mempengaruhi peningkatan berat
yaitu sebesar 48,92%4. Demikian juga badan selain dari penggunaan kontrasepsi
dengan jumlah peserta KB aktif terbanyak suntik sendiri. Namun, dikarenakan
di Kota Palembang tahun 2015 adalah keterbatasan dari isi rekam medik akseptor,
peserta KB suntikan5. hanya dua faktor pengganggu yang akan
Menurut Hartanto (2004), efek dianalisis pada penelitian ini, yaitu faktor
samping kontrasepsi suntik yang paling usia12,13 dan paritas14,15.
tinggi frekuensinya adalah peningkatan
berat badan. Mekanisme hormon 2. Metode Penelitian
progesteron dan estrogen dalam
meningkatkan berat badan tidaklah sama1. Penelitian ini merupakan penelitian
Progesteron akan merangsang hormon observasional analitik dengan rancangan
nafsu makan yang ada di hipotalamus yang cross sectional yang dilaksanakan pada
menyebabkan akseptor makan lebih bulan Agustus-Desember 2017 di
daripada biasanya1,6 sedangkan hormon Puskesmas Basuki Rahmat Kota
estrogen menyebabkan terjadinya Palembang. Sampel pada penelitian ini
peningkatan pengendapan lemak pada adalahdata rekam medik akseptor
kelenjar mammae, jaringan subkutis, kontrasepsi suntik 1 bulanan dan data
pengendapan lemak nyata pada bokong dan rekam medik akseptor kontrasepsi suntik 3
paha serta meyebabkan pelebaran panggul7. bulanan di Puskesmas Basuki Rahmat Kota
Peningkatan berat badan yang terjadi Palembang periode 1 Januari 2012–30 Juni
di awal penggunaan kontrasepsi suntik 2017 yang memenuhi kriteria inklusi dan
dapat digunakan untuk memprediksi eksklusi. Sampel penelitian diambil
peningkatan berat di masa mendatang yaitu menggunakan teknik total sampling. Kriteria
setelah 12 bulan penggunaan kontrasepsi. inklusi dalam penelitian ini adalah akseptor
Telah dilakukan studi mengenai hal ini kontrasepsi suntik 1 bulanan dan 3 bulanan
pada pemakaian kontrasepsi DMPA dan yang telah menggunakan kontrasepsi suntik
telah ditetapkan titik waktu paling awal selama 6 bulan berturut-turut dan tercatat di
yang secara statistik dapat digunakan untuk rekam medis Puskesmas Basuki Rahmat
memprediksi kecenderungan peningkatan Kota Palembang, wanita berusia 20-45
berat badan di masa mendatang yaitu 6 tahun2, IMT sebelum pemakaian
bulan8. kontrasepsi normal (18,5-25,0 kg/m2)16, dan
Efek samping dengan frekuensi data rekam medik sampel penelitian yang
terbanyak dari penggunaan kontrasepsi dibutuhkan lengkap. Kriteria eksklusi pada
suntik adalah peningkatan berat badan1 penelitian ini adalah akseptor kontrasepsi
yang juga menjadi alasan utama bagi suntik 1 bulanan maupun 3 bulanan yang
berat badannya tetap atau mengalami
penurunan berat badan setelah Tabel 1. Distribusi akseptor kontrasepsi suntik satu
menggunakan kontrasepsi suntik selama 6 bulanan (N = 53)
bulan berturut-turut.
Karakteristik n %
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder berupa Usia
20-35 tahun 41 77,4
arsip rekam medik akseptor kontrasepsi 36-45 tahun 12 22,6
suntik 1 bulanan dan 3 bulanan yang
Paritas
disimpan di Puskesmas Basuki Rahmat Rendah (< 2 kali) 24 45,3
Kota Palembang Periode 1 Januari 2012-30 Tinggi (> 2 kali) 29 54,7
Juni 2017. Tekanan Darah Sebelum (mmHg)
Setelah data terkumpul lengkap, Normal (<120/<80) 25 47,2
dilakukan analisis univariat untuk mengetahui Prehipertensi (120-139/80-89) 28 52,8
distribusi karakteristik akseptor kontrasepsi Tekanan Darah Sesudah (mmHg)
suntik di Puskesmas Basuki Rahmat Kota Normal (<120/<80) 11 20,8
Palembang. Kemudian, dilakukan analisis Prehipertensi (120-139/80-89) 42 79,2
bivariat dengan uji t tidak berpasangan untuk Peningkatan Berat Badan
mengetahui perbedaan peningkatan berat Tidak Bermakna (<5% BB) 41 77,4
badan antara akseptor kontrasepsi suntik satu Bermakna (>5% BB) 12 22,6
bulanan dan tiga bulanan di Puskesmas Basuki
Rahmat Kota Palembang. Distribusi akseptor kontrasepsi suntik
tiga bulanan berdasarkan usia, paritas,
3. Hasil tekanan darah, dan peningkatan berat badan
disajikan dalam Tabel 2. Dari 87 sampel
Penelitian ini dilaksanakan pada
penelitian, mayoritas akseptor berusia 20-
Agustus sampai Desember 2017. Jenis data
35 tahun (63,2%), memiliki status paritas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tinggi (71,3%), memiliki tekanan darah
data sekunder sekunder berupa arsip rekam
prehipertensi baik sebelum dan sesudah
medik akseptor kontrasepsi suntik 1
penggunaan kontrasepsi (74,7% dan
bulanan dan 3 bulanan.
85,1%), dan mengalami peningkatan berat
. Data secara lengkap didapat dari
badan yang bermakna (54,0%).
Puskesmas Basuki Rahmat Kota
Palembang. Pada penelitian ini, diperoleh Tabel 2. Distribusi akseptor kontrasepsi suntik tiga
140 sampel penelitian yang terdiri dari 53 bulanan (N = 87)
akseptor kontrasepsi suntik 1 bulanan (EE-
MPA) dan 87 akseptor kontrasepsi suntik 3 Karakteristik n %
bulanan (DMPA) memenuhi kriteria inklusi Usia
dan eksklusi. 20-35 tahun 55 63,2
36-45 tahun 32 36,8
Distribusi akseptor kontrasepsi suntik
satu bulanan berdasarkan usia, paritas, Paritas
Rendah (< 2 kali) 25 28,7
tekanan darah, dan peningkatan berat badan
Tinggi (> 2 kali) 62 71,3
disajikan dalam Tabel 1. Dari 53 sampel
penelitian, mayoritas akseptor berusia 20- Tekanan Darah Sebelum (mmHg)
Normal (<120/<80) 22 25,3
35 tahun (77,4%), memiliki status paritas Prehipertensi (120-139/80-89) 65 74,7
tinggi (54,7%), memiliki tekanan darah
Tekanan Darah Sesudah (mmHg)
prehipertensi baik sebelum dan sesudah Normal (<120/<80) 13 14,9
penggunaan kontrasepsi (52,8% dan Prehipertensi (120-139/80-89) 74 85,1
79,2%), dan mengalami peningkatan berat Peningkatan Berat Badan
badan yang tidak bermakna (77,4%). Tidak Bermakna (<5% BB) 40 46,0
Bermakna (>5% BB) 47 54,0
Hasil analisis menggunakan uji t tidak paritas rendah dengan nilai p = 0,625
berpasangan untuk mengetahui perbedaan (p>0,05).
peningkatan berat badan antara akseptor
kontrasepsi suntik satu bulanan dan tiga Tabel 5. Perbedaan peningkatan berat badan
akseptor kontrasepsi suntik berdasarkan
bulanan disajikan dalam Tabel 3. Tampak kelompok paritas (N = 140)
bahwa rata-rata peningkatan berat badan
akseptor kontrasepsi suntik 3 bulanan lebih
Rata-Rata
besar dari akseptor kontrasepsi suntik 1 Akseptor
Peningkatan Nilai p
bulanan dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Kontrasepsi Suntik
Berat Badan

Tabel 3. Perbedaan peningkatan berat badan Paritas Rendah (<2 kali) 2,347
0,625
antara akseptor kontrasepsi suntik satu bulanan Paritas Tinggi (>2 kali) 2,659
dan tiga bulanan (N = 140)
4. Pembahasan
Akseptor Rata-Rata
Kontrasepsi Peningkatan Nilai p Pada penelitian ini, mayoritas akseptor
Suntik Berat Badan kontrasepsi suntik adalah pada kelompok
1 Bulanan 1,981 usia 20-35 tahun, yaitu 77,4% dari seluruh
0,000 akseptor kontrasepsi suntik 1 bulanan dan
3 Bulanan 2,897
63,2% dari seluruh akseptor kontrasepsi
Hasil analisis menggunakan uji t tidak suntik 3 bulanan. Hasil penelitian ini sesuai
berpasangan untuk mengetahui perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya17 yang
peningkatan berat badan akseptor menyatakan bahwa dari tiga kelompok usia,
kontrasepsi suntik berdasarkan kelompok sebagian besar (50,0%) akseptor
usia disajikan dalam Tabel 4. Tampak kontrasepsi DMPA adalah pada kelompok
bahwa rerata peningkatan berat badan umur 20-35 tahun. Menurut Hartanto
akseptor kontrasepsi suntik pada kelompok (2004) periode usia istri antara 20-35 tahun
usia 36-45 tahun lebih besar dari kelompok merupakan periode usia paling baik untuk
usia 20-35 tahun dengan nilai p = 0,882 melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang
(p>0,05). dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun.
Pada masa umur ini diperlukan jenis
Tabel 4. Perbedaan peningkatan berat badan kontrasepsi yang mempunyai efektivitas
akseptor kontrasepsi suntik berdasarkan cukup tinggi, reversibilitas cukup tinggi
kelompok usia (N = 140) karena peserta masih mengharapkan punya
anak lagi, dapat dipakai 2 sampai 4 tahun
Usia Akseptor Rata-Rata yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak
Kontrasepsi Peningkatan Nilai p yang direncanakan. Hal ini merupakan
Suntik Berat Badan alasan mengapa mayoritas pengguna
20-35 tahun 2,490 kontrasepsi suntik pada penelitian ini
0,882 adalah wanita yang berusia 20-35 tahun1.
36-45 tahun 2,682
Mayoritas akseptor kontrasepsi
Hasil analisis menggunakan uji t tidak suntik pada penelitian ini adalah pada
berpasangan untuk mengetahui perbedaan kelompok paritas tinggi (> 2
peningkatan berat badan akseptor kali/multipara), yaitu 54,7% dari seluruh
kontrasepsi suntik berdasarkan kelompok akseptor kontrasepsi 1 bulanan dan 71,3%
paritas disajikan dalam Tabel 5. Tampak dari seluruh akseptor kontrasepsi suntik 3
bahwa rerata peningkatan berat badan bulanan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
akseptor kontrasepsi suntik pada kelompok hasil penelitian yang dilakukan oleh
paritas tinggi lebih besar dari kelompok Wahyuningsih, Yuliaswati, dan Rina (2015)
yang menyatakan bahwa 80,6% pengguna
kontrasepsi DMPA tergolong ke dalam
mulitpara17. Hasil berbeda didapatkan pada kurang dari 50% akseptor kontrasepsi
penelitian yang dilakukan oleh Dahliana suntik memiliki tekanan darah
(2013) mengenai hubungan paritas dengan prehipertensi, dengan proporsi 43,3% untuk
pemakaian kontrasepsi suntik di Rumah akseptor kontrasepsi suntik satu bulanan
Bersalin Citra Palembang yang menyatakan dan 40,0% untuk akseptor kontrasepsi
bahwa mayoritas (77,4%) akseptor suntik tiga bulanan20. Efek samping lainnya
kontrasepsi suntik adalah paritas rendah dari kontrasepsi suntikan adalah
(primipara)18. Hasil dari penelitian ini peningkatan tekanan darah. Penyebab
menunjukkan bahwa sebagian besar kenaikan tekanan darah ini dikarenakan
akseptor kontrasepsi suntik memiliki anak efek dari suntikan depo
lebih dari satu. Hasil tersebut didukung dari medroxyprogesteron asetat terhadap profil
adanya program KB dimana jumlah anak lipid, dimana terjadi penurunan kadar HDL-
ideal adalah dua. Hal ini sesuai dengan kolesterol setelah 12 bulan pemakaian,
yang dikatakan oleh Pipiet (2010) yang dimana terjadinya penurunan kadar HDL-
mengatakan bahwa Keluarga berencana kolesterol akan meningkatkan resiko
(KB) adalah gerakan untuk membentuk meningkatnya tekanan darah21. Saifuddin
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan (2006) juga mengemukakan bahwa salah
membatasi kelahiran19. Jumlah anak dalam satu kerugian dari pemakaian kontrasepsi
sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah suntikan DMPA yaitu terjadi perubahan
dua. Anak adalah harapan atau cita-cita dari pada lipid serum pada penggunaan jangka
sebuah perkawinan. Berapa jumlah yang panjang22.
diinginkan, tergantung dari keluarga itu Pada penelitian ini, proporsi akseptor
sendiri. Apakah satu, dua, tiga dan kontrasepsi suntik 1 bulanan dan 3 bulanan
seterusnya. Dengan demikian keputusan yang mengalami peningkatan berat badan
untuk memiliki sejumlah anak adalah secara berturut-turut adalah 22,6% dan
sebuah pilihan, yang mana pilihan tersebut 54,0%. Hasil penelitian yang dilakukan
sangat dipengaruhi oleh nilai yang dianggap oleh Le, Rachman, dan Berenson (2009)
sebagai satu harapan atas setiap keinginan menyatakan 25,0% dari seluruh pengguna
yang dipilih orang tua. Penelitian yang kontrasepsi DMPA mengalami peningkatan
dipublikasikan dalam Social Science and berat badan yang bermakna (penambahan
Medicine Journal menyimpulkan, jumlah berat badan lebih dari 5% berat badan
yang paling ideal adalah dua anak. Jumlah awal)8. Teori yang mendukung hasil
itu memberi manfaat bagi kesehatan penelitian ini adalah menurut hipotesis para
orangtua. Para pakar dari Inggris dan ahli dan beberapa penelitian menyebutkan
Norwegia yang terlibat dalam penelitian itu bahwa peningkatan berat badan tersebut
mengungkap, menjadi ayah atau ibu dua disebabkan oleh adanya peningkatan nafsu
orang anak mengurangi risiko gangguan makan, akibat hormon progesteron yang
kesehatan seperti penyakit kanker dan terkandung dalam kontrasepsi DMPA
jantung. Sebaliknya, orangtua dengan satu merangsang pusat pengendalian nafsu
anak atau terlalu banyak anak makan di hipotalamus7. Hal ini juga
meningkatkan risiko gangguan kesehatan19. dihubungkan dengan adanya sinyal dari
Hal ini menjadi alasan mengapa mayoritas glucocorticoid-like activity, yang juga
akseptor kontrasepsi suntik pada penelitian memberikan sinyal pada sel-sel lemak
ini merupakan multipara. untuk menahan sebanyak mungkin lemak.
Sebagian besar tekanan darah Peningkatan nafsu makan juga dilaporkan
akseptor kontrasepsi suntik baik sebelum sendiri oleh akseptor setelah menggunakan
dan sesudah penggunaan kontrasepsi pada KB suntik DMPA setelah 6 bulan pada
penelitian ini tergolong prehipertensi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Le,
berbeda didapatkan dari penelitian yang Rachman, dan Berenson (2009)8.
dilakukan Puspitasari (2007) dimana
Pada penelitian ini, rata-rata Tampak bahwa rerata peningkatan
peningkatan berat badan akseptor berat badan akseptor kontrasepsi suntik
kontrasepsi suntik 3 bulanan lebih besar pada usia 36-45 tahun lebih besar dari
dari akseptor kontrasepsi suntik 1 bulanan kelompok usia 20-35 tahun. Namun, secara
dengan rata-rata peningkatan berat badan statistik perbedaan rerata peningkatan berat
secara berturut-turut adalah 2,897 kg dan badan tersebut tidak bermakna (p = 0,882).
1,981 kg. Dari hasil analisis dengan Rata-rata peningkatan berat badan
menggunakan uji hipotesis independent kelompok usia 36-45 tahun yang lebih
sample t-test didapatkan nilai p 0,000 (p < besar dibandingkan rata-rata kelompok usia
0,05) yang secara statistik berati terdapat 20-35 tahun mendukung teori sebelumnya,
perbedaan peningkatan berat badan yang bahwa pada saat wanita memasuki usia 35
bermakna antara akseptor kontrasepsi tahun hingga mencapai usia 50 tahun maka
suntik 1 bulanan dan 3 bulanan. Hasil akan terjadi penurunan kadar estrogen
penelitian ini sesuai dengan penelitian sebesar kurang lebih 35%. Estrogen sendiri
sebelumnya dimana didapatkan hasil rata- berperan dalam mengontrol berat badan.
rata peningkatan berat badan yang lebih Penurunan kadar estrogen akan
besar pada akseptor kontrasepsi suntik 3 menurunkan laju metabolisme tubuh,
bulanan lebih besar dibandingkan akseptor meningkatkan nafsu makan, menurunkan
kontrasepsi suntik 1 bulanan, dengan nilai aktivitas, menyebabkan berkurangnya
rata-rata secara berturut-turut adalah 3,57 massa otot yang akan menurunkan resting
kg dan 2,28 kg serta dengan nilai p value = metabolism tubuh serta dapat menyebabkan
0,000 yang secara statistik berarti terdapat berkurangnya kemampuan tubuh untuk
perbedaan yang signifikan23. Berdasarkan memanfaatkan karbohidrat dan glukosa
penelitian yang dilakukan oleh University darah sehingga akan meningkatkan
of Texas Medical Branch, wanita yang simpanan lemak tubuh dan pada akhirnya
menggunakan kontrasepsi DMPA atau akan menyebabkan peningkatan berat badan
dikenal dengan KB suntik tiga bulanan, serta cenderung lebih sulit untuk
rata-rata mengalami peningkatan berat menurunkannya13. Selain itu, menurut
badan sebanyak 11 pon atau 5,5 kilogram Sugianti (2009), semakin tua seseorang,
dan mengalami peningkatan lemak tubuh maka risiko obesitas sentral pun semakin
sebanyak 3,4% dalam waktu tiga tahun tinggi12. Hasil uji hipotesis yang tidak
pemakaian6. Sedangkan pada penggunaan signifikan dalam penelitian ini dapat terjadi
kontrasepsi suntik bulanan, efek samping karena adanya variabel-variabel perancu
terhadap berat badan sangat ringan dengan lainnya yang tidak dapat diobservasi,
rata-rata pertambahan berat badan dua seperti aktivitas fisik dan pola makan
hingga tiga kilogram pada tahun pertama masing-masing individu yang berbeda.
pemakaian dan terus bertambah selama Tampak bahwa rerata peningkatan
tahun kedua1,24. Mekanisme peningkatan berat badan akseptor kontrasepsi suntik
berat badan yang disebabkan oleh hormon pada kelompok paritas tinggi lebih besar
progesteron selain akibat peningkatkan dari kelompok paritas rendah. Namun,
nafsu makan, dapat juga disebabkan karena secara statistik perbedaan rerata
hormon progesteron mempengaruhi proses peningkatan berat badan tersebut tidak
perubahan karbohidrat dan gula menjadi bermakna (p = 0,625). Hasil penelitian ini
lemak, sehingga lemak di bawah kulit sesuai dengan penelitian sebelumnya
bertambah. Sedangkan hormon estrogen mengenai hubungan kejadian obesitas
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan sentral dengan paritas di Depok yang
pengendapan lemak pada kelenjar menunjukkan bahwa mayoritas wanita
mammae, jaringan subkutis, bokong, paha dengan paritas tinggi (> 2 kali) mengalami
dan menyebabkan pelebaran panggul7. obesitas sentral jika dibandingkan dengan
wanita dengan paritas rendah (< 2 kali)14.
Rata-rata peningkatan berat badan 3. Everett, S. 2007. Buku Saku
kelompok paritas tinggi yang lebih besar Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual
dari kelompok paritas rendah mendukung Reproduktif Edisi ke-2. Terjemahan
pernyataan dari WHO (2011), bahwa oleh: Subekti, N.B. EGC, Jakarta,
melahirkan merupakan faktor yang sangat Indonesia.
berpengaruh terhadap perubahan komposisi 4. BKKBN. 2013. Keluarga Berencana
tubuh dan bentuk tubuh pada wanita. Selain dan Kesehatan Reproduksi: Kebijakan
itu, kehamilan juga berhubungan dengan Program dan Kegiatan. BKKBN,
terjadinya peningkatan jaringan lemak Jakarta, Indonesia.
viseral dan sentral setelah melahirkan15. 5. BPS Sumatera Selatan. 2015. Jumlah
Hasil uji hipotesis yang tidak signifikan Peserta KB Aktif Menurut
dalam penelitian ini dapat terjadi karena Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
adanya variabel-variabel perancu lainnya Selatan Tahun 2015. BPS Sumatera
yang tidak dapat diobservasi, seperti Selatan, Palembang, Indonesia.
aktivitas fisik dan pola makan masing- 6. Mansjoer, A. 2003. Kapita Selekta
masing individu yang berbeda. Kedokteran. Media Aesculapius,
Jakarta, Indonesia.
5. Simpulan 7. Guyton. 2008. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran Edisi ke-11. Terjemahan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat oleh: Irawati. EGC, Jakarta, Indonesia.
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan 8. Le, Y.L., M. Rahman, dan B.
peningkatan berat badan yang bermakna Berenson. 2009. Early Weight Gain
antara akseptor kontrasepsi suntik satu Predicting Later Weight Gain among
bulanan dan tiga bulanan di Puskesmas Depot Medroxyprogesterone Acetate
Basuki Rahmat Kota Palembang. Users. Obstetrics Gynecology. 114(2):
279-284.
Ucapan Terima Kasih 9. Bonny, A.E., M.T. Britto, B. Huang, P.
Succop, dan G.B. Slap. 2004. Weight
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
Gain, Adiposity, and Eating Behaviors
dr. H. Azhari, Sp.OG(K) dan Drs. Kusumo
among Adolescent Females on Depot
Hariyadi, Apt, M.S. atas bimbingan selama
Medroxyprogesterone Acetate
penelitian sehingga penelitian ini dapat
(DMPA). Journal of Pediatric and
diselesaikan dengan baik. Peneliti juga
Adolescent Gynecology. 17(2): 109-
berterima kasih kepada dr. H. Wim T.
115
Pangemanan, Sp.OG(K) dan dr. Syifa
10. Widatiningsih, S. dan Rachma A. 2016.
Alkaf, Sp.OG sebagai penguji atas saran
Perbedaan Penambahan Berat Badan
dan masukan yang telah diberikan.
Pada Akseptor Kontrasepsi Suntik 3
Terakhir, peneliti mengucapkan terima
Bulan dengan 1 Bulan di Kelurahan
kasih kepada staf bagian rekam medis
Karang Kidul Kecamatan Magelang
Puskesmas Basuki Rahmat yang telah
Selatan Kota Magelang. Jurnal
membantu dalam proses pengumpulan data.
Kebidanan. 5(10): 38-46.
11. Wulandari, P.P. 2013. Perbedaan
Daftar Acuan
Peningkatan Berat Badan Antara
1. Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana Akseptor Kontrasepsi Suntik Satu
dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Bulanan dengan Tiga Bulanan di
Harapan, Jakarta, Indonesia. Puskesmas II Denpasar Selatan. Jurnal
2. Siswosudarmo, M.A. dan O. Emilia. Eduhealth. 3(2),
2007. Teknologi Kontrasepsi. Gajah (www.download.portalgaruda.org,
Mada University Press, Yogyakarta, diakses 10 Juli 2017).
Indonesia.
12. Sugianti, E., Hardiyansyah, dan (http://www.cs.unsyiah.ac.id/~frdaus/P
Afriyansyah N. 2009. Faktor Risiko enelusuranInformasi/File-
Obesitas pada Orang Dewasa di DKI Pdf/hubungan_antara_paritas_ibu_dan_
Jakarta: Analisis Lanjut Data Riskesdas status_ekonomi_keluarga_dengan_pem
2007. Gizi Indonesia. 32(2): 105-116. akaian_kontrasepsi_suntik_di_rumah_b
13. WebMD. 2016. Menopause, Weight ersalin_citra_palembang_tahun_2013.p
Gain, and Exercise Tips, df, Diakses pada tanggal 15 November
(http://www.webmd.com/menopause/g 2017).
uide/menopause-weight-gain-and- 19. Pipiet, T. dan N. Anda. 2010. Idealkah
exercise-tips, diakses 25 Juli 2017). Jumlah Anak Anda.
14. Nisa, K. dan S. Fikawati. 2013. Faktor (http://life.viva.co.id/news/read/136462
Dominan yang Berhubungan dengan -idealkah_jumalah_anak_anda, diakses
Obesitas Sentral pada Kader Kesehatan pada tanggal 15 November 2017).
di Wilayah UPT Puskesmas Kecamatan 20. Puspitasari, E.R. 2007. Pengaruh
Sawangan Kota Depok Tahun 2013. Kontrasepsi Suntik Cyclofem dan
Departemen Gizi Kesehatan Depo-Progestin Terhadap Tekanan
Masyarakat FKM UI, Depok, Jawa Darah Akseptor di Puskesmas
Barat, Indonesia. Kandanserang Sebagai Alternatif
15. World Health Organization (WHO). Sumber Belajar Biologi SMA. UIN
2011. Waist Circumference and Waist- Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia.
Hip Ratio: Report of a WHO Expert 21. Sanger, O.G., M.F. Loho, dan C.R.
Consultation, Geneva, 8-11 December Wirasti. 2008. Pengaruh Depo
2008. WHO Document Production, Medroxy Progesterone Asetat
Geneva, Swiss. Terhadap Profil Lipid. Majalah
16. Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Obstetri Ginekologi Indonesia. 32(3).
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 22. Saifuddin, A.B. 2006. Buku Panduan
Indonesia. Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
17. Wahyuningsih, N., E. Yuliaswati, dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
S.W. Rina. 2015. Karakteristik Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia.
Akseptor Kontrasepsi Suntik DMPA di 23. Wahyuningsih, I.R. dan A.K.Putri.
Desa Gringging, Sambungmacan, 2015. Studi Komparasi Kenaikan Berat
Sragen. Jurnal Ilmu Kesehatan Badan pada Akseptor KB Suntik 1
(GASTER). 12(1) : 29-35. Bulan dan 3 Bulan di Klinik Griya
18. Dahliana. 2013. Hubungan Antara Husada Karanganyar. PLACENTUM.
Paritas dan Status Ekonomi Keluarga 3(1).
dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik 24. Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan
di Rumah Bersalin Citra Palembang Kebidanan Edisi ke-4 Volume 2. EGC,
Tahun 2013. Jakarta, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai