Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan tidak hadir begitu saja dimuka bumi ini, ada proses yang terjadi
sebelumnya. Berbagai pendapat tentang asal usul kehidupan pun bermunculan.
Ada banyak teori tentang asal usul kehidupan yang dikenal sekarang ini,
diantaranya yaitu teori biogenesis yang salah satu pendukungnya adalah Lazzaro
Spallanzani, teori tersebut berpendapat bahwa kehidupan berasal dari kehidupan
sebelumnya.
Hal yang mendasari Lazzaro Spallanzani untuk melakukan percobaannya
adalah karena dia tidak setuju dengan teori abiogenesis yang dicetuskan oleh
Aristoteles yang telah dipercaya ratusan bahkan ribuan tehun sebelumnya.
Dia kemudian melakukan percobaan yang bertolak belakang dengan apa yang
pernah dilakukan oleh Needham. Spallanzani mengatakan bahwa Needhaam tidak
tidak merebus erlenmeyer dengan cukup lama sehingga semua organisme
terbunuh, dan Needham juga tidak menutup leher erlenmeyer dengan rapat sekali
sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh.
Rasa penasaran kemudian muncul dalam diri kami tentang bagaimanakah
jalan pemikiran para ilmuwan dan bagaimana cara mereka untuk memecahkan
suatu persoalan dan permasalahan biologi.
Rasa penasaran itulah yang telah mendorong kami untuk melakukan
percobaan Lazzaro Spallanzani ini agar bisa mempelajari bagaimana alur
pemikiran para ilmuwan dalam menyelesaikan masalah biologi, apalagi yang tidak
disetujuinya.
Maka dari itu, dilakukanlah percobaan ini agar bisa berkesempatan mengikuti
jalan pemikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh para ilmuwan/
peneliti dalam memecahkan masalah biologi.

B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada siswa SMA N 8
untuk mengikuti jalan pemikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan oleh
para ilmuwan/ peneliti dalam memecahkan masalah biologi
C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah siswa dapat mengetahui bagaimana cara
para ilmuwan/ peneliti dalam memecahkan masalah biologi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Selama ribuan tahun, itu adalah konsensus umum bahwa makhluk hidup
tertentu muncul utuh dari kekuatan penting yang melekat dalam benda mati atau
membusuk. Ini kepercayaan kuno di generatio spontanea-abiogenesis-terus menerus
diperkuat orang yang mengamati bahwa daging yang ditinggalkan dalam keadaan
terbuka "diproduksi" belatung, bahwa jamur muncul pada kayu lapuk, bahwa tikus
dan anak tikus muncul dari tumpukan sampah, dan fenomena serupa lainnya (Talaro,
1995).
Dua hipotesis berusaha untuk menjelaskan asal-usul dari "bentuk-bentuk
sederhana" kehidupan: (1) mereka muncul secara spontan oleh massa dari kekuatan
penting dalam benda mati(abiogenesis), * atau (2) mereka muncul hanya dari
makhluk hidup lain yang sama dengan jenis mereka(biogenesis) (Talaro, 1995).
Fransesco Redi (1626-1697) seorang ahli kedokteran italia mencoba
membuktikan ketidak-benaran pendapat generatio spontanea dengan membuat
percobaan-percobaan yang hasilnya menyatakan bahwa hewan kecil (lalat) yang
muncul pada berbagai substrat berasal dari telur yang diletakkan induknya (Kusnadi,
2003).
Lazzaro Spallanzani (1729-1799), Biologiwan Italia membantah pernyataan
generatio spontanea (makhluk hidup terbentuk secara spontan). Pada tahun 1765
Spallanzanii melakukan percobaan mengunakan air rebusan daging dan dua macam
perlakuan pada labu. Labu I diisi air rebusan daging (kaldu), kemudian di panaskan
pada suhu 15C selama beberapa menit, dan dibiarkan terbuka (Siddiq, 2009).
Sedangkan labu II diisi air kaldu juga, ditutup rapat dengan sumbat gabus.
Kemudian labu dipanaskan hingga mendidih. Selanjutnya kedua macam labu tersebut
didinginkan. Setelah kurang lebih satu minggu, hasil percobaannya menunjukkan
bahwa pada labu I air kaldu menjadi keruh dan berbau busuk dan banyak
mengandung mikroorganisme. Pada labu II air kaldu tetap jernih dan tidak berbau

busuk. Akan tetapi jika labu II kemudian di buka dan dibiarkan lebih lama lagi, air
kaldu menjadi keruh dan berbau busuk seperti pada hasil labu I (Siddiq, 2009).
Kesimpulan Spallanzani adalah pada erlenmeyer yang terbuka terdapat
kehidupan yang berasal dari mikroorganisme di udara. Pada erlenmeyer yang tertutup
tidak terdapat kehidupan. Ini membuktikan bahwa kehidupan bukan berasal dari air
kaldu (Siddiq, 2009).
Hasil percobaan Spallanzani disanggah oleh penganut teori Abiogenesis.
Sanggahannya adalah kehidupan pada percobaan Spallanzani tidak terjadi karena
daya hidup tidak dapat masuk ke dalam labu. Menurut mereka, untuk terbentuknya
mikroorganisme dalam air kaldu dibutuhkan udara (Siddiq, 2009).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada:
hari/tanggal

: Kamis, 26 Januari 2017

waktu

: 11.45 - selesai

tempat

: Laboratorium Biologi SMA N 8 Kota Bengkulu

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Erlemenyer
b. Termometer
c. Korek api
d. Alumunium foil
e. Gelas ukur
f. Corong kaca
g. Kawat kasa
h. Kaki tiga
i. Pemanas spiritus
j. Label
2. Bahan
a. Kaldu cair
C. Langkah Kerja
1. Mengisi erlenmeyer dengar air lalu dipanaskan
2. Cuci kedua erlenmeyer yang akan dipakai dengan air yang telah panas tersebut
3.
4.
5.
6.

agar erlenmeyer steril


Mengisi kedua erlenmeyer dengan kaldu masing-masing sama banyak.
Diberi label pada tiap erlenmeyer yaitu Erlenmeyer 1 dan Erlenmeyer 2
Dipanaskan kedua erlenmeyer hingga suhu 90oC
Setelah mencapai suhu 90oC erlenmeyer 1 dibiarkan dalam keadaan terbuka dan

erlenmeyer 2 ditutup dengan alumunium foil


7. Melakukan pengamatan dan pencatatan setiap hari selama 5 hari.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Erlenmeyer 1

2. Warna

1
Benin

2
Benin

Hari ke
3
4
Keruh
Keruh

5
Keruh

3. Kekeruhan

g
Tetap

g
Tetap

Keruh

Semakin

Semakin

4. Tekstur air

Tetap

Tetap

Ada

Keruh
Endapan

Keruh
Endapan

Endapa

Bertamba

Bertamba

h
Bau tidak

Pengamatan

kaldu
5. Aroma

sedap
Erlenmeyer 2

1. Warna

1
Benin

2
Benin

Hari ke
3
4
Bening
Bening

2. Kekeruhan

g
Tetap

g
Tetap

Tetap

Pengamatan

3. Tekstur air
kaldu
4. Aroma

Tetap

Tetap

Tetap

5
Bening

Tetap

Agak

Tetap

keruh
Tetap
Bau

B. Pembahasan
1. Erlenmeyer I
Pada erlenmeyer I, hari ke-1 dan ke-2 tidak ada perubahan apa-apa, warna
bening, tidak ada endapan dan tidak berbau. Namun pada hari ke-3, mulai

muncul endapan di dasar erlenmeyer, hari ke-4 warna air kaldu mulai
mengeruh dan endapan bertambah banyak. Sedangkan pada hari terakhir,
yaitu hari ke-5, air tetap keruh dan endapan bertambah banyak.
Pada erlenmeyer I air kaldu yang berada didalam erlenmeyer
berubah warna,mengendap, dan berbau menandakan adanya
mikroorganisme

walau

sudah

diseterilkan

tetapi

karena

erlenmeyer tidak ditutup maka mikroorganisme yang berada


diudara masuk ke dalam erlenmeyer.
2. Erlenmeyer 2
Pada erlenmeyer II, hari ke-1 dan ke-4 tidak ada perubahan apa-apa, warna
bening, tidak ada endapan dan tidak berbau. Perubahan baru terjadi pada hari
terakhir, yaitu tampak mulai keruh dan adanya bau setelah tutup dibuka. Ini
menunjukkan bahwa dengan ditutupnya erlenmeyer bakteri-bakteri yang ada
di luar atau di udara tidak dapat masuk ke dalam erlenmeyer. Maka dari itu,
dapat disimpulkan, bakteri atau organisme yang ada dalam kaldu bukan
berasal dari kaldu tapi bakteri itu sudah ada di udara.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
bakteri yang terdapat pada erlenmeyer I berasal dari udara bebas sedangkan pada
erlenmeyer II tidak terdapat bakteri karena sudah dididihkan terlebih dahulu lalu
kemudian ditutup dengan rapat.
B. Saran
a. Kepada praktikan selanjutnya, diharapkan agar menguasai materi dan konsep
praktikum sebelum memasuki ruangan laboratorium, serta teliti dan cermat
saat melakukan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi, dkk.. 2003. Common Text Book Mikrobiologi. Bandung :


JICA.
Siddiq, Nur Abdillah. 2009. Percobaan Lazzaro Spallanzani. Diakses
dari http://www.alchemyst.co.cc/2009/08/percobaan-lazzarospallanzani.html. Pada tanggal 5 November 2012 pukul 22.27
WITA.
Talaro, Kathleen dan Arthur Talaro. 1995. Microbiology. United States of America:
Times Mirror Higher Education Group, Inc.

Anda mungkin juga menyukai