1.
2.
2013, No.1329
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
1
3
4
5
5
6
6
6
6
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
2. Tujuan
C. Ruang Lingkup
D. Pengertian
BAB II
15
15
15
17
17
18
19
21
23
24
24
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
DAFTAR LAMPIRAN
No.
NAMA LAMPIRAN
LAMPIRAN
HALAMA
N
1.
2.
Surat
Pernyataan
Kesanggupan
Lampiran-I
Menyelesaikan Lampiran -II
45
46
Pembangunan Huntap
3.
Lampiran -III
47
4.
Lampiran -IV
49
5.
Lampiran -V
50
6.
Lampiran -VI
51
7.
Lampiran -VII
52
Lampiran -VIII
53
Lampiran -IX
54
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
DAFTAR ISTILAH
APBD
APBN
BA
BDR
BDL
BKM
BLM
BNPB
BP
BPBD
DED
DIPA
DTPP
DTPL
Huntap
KK
KM
KP
KPA
KPPN
LPJ
NGO/LSM
PA
POKMAS
PJOK
PPK
PP-SPM
RAB
SKPD
SPM
SPM-LS
SPM-RR
SPP
SPP-LS
SPP-RR
SPP-BDR
SPP-BDL
SSBP
TPM
TPK
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL
PENANGGULANGAN BENCANA
NOMOR
TAHUN 2013
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS REHABILITASI DAN
REKONSTRUKSI PASCABENCANA SEKTOR
PERMUKIMAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data dari Badan PBB untuk Strategi Internasional dalam
Pengurangan Resiko Bencana (UN-ISDR) bahwa Indonesia merupakan salah
satu Negara yang paling rawan bencana di dunia. Kejadian bencana
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis, sehingga mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Setelah dilakukannya langkah-langkah penanganan darurat, upaya
penanganan lebih lanjut yang diperlukan adalah kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi pascabencana. Kegiatan tersebut antara lain pembangunan
kembali
permukiman
masyarakat, bidang
infrastruktur
pelayanan
masyarakat yang rusak, serta pemulihan sektor ekonomi, sosial, kesehatan
dan lintas sektor dengan tujuan aktivitas masyarakat segera pulih kembali.
Dalam rangka kegiatan pemulihan pascabencana, Pemerintah mencanangkan
program rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana dengan mempersiapkan
dukungan dana bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi berbagai sektor yang
rusak termasuk diantaranya bantuan dana stimulan pembangunan
perumahan.
Sehubungan kegiatan tersebut, BNPB melakukan pengkajian kebutuhan
pemulihan pascabencana berdasarkan hasil pengkajian akibat bencana dan
dampak bencana. Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, maka dalam
melaksanakan
rehabilitasi
dan
rekonstruksi
pascabencana
sektor
permukiman terdapat hal-hal yang perlu menjadi perhatian bersama antara
lain
tingkat
kerusakan,
tipologi
rumah
(permanen/semipermanen/nonpermanen) di daerah terdampak bencana,
lokasi perumahan, bentuk bangunan, peran masyarakat dan sarana
pendukung dalam kehidupan sehari-hari yang tertuang dalam bentuk
dokumen Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
10
www.djpp.kemenkumham.go.id
11
2013, No.1329
14. Atasan Langsung PPK adalah Kepala Pelaksana BPBD sebagai pejabat
penandatangan
SPM-RR, yang
diangkat dan ditetapkan
oleh
Gubernur/Bupati/Walikota.
15. Bendahara Pengeluaran yang selanjutnya disebut BP berkedudukan di
BNPB maupun di BPBD adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan,
membayarkan,
menatausahakan
dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam
rangka pelaksanaan APBN.
16. Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disebut BPP
berkedudukan di BNPB atau BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota adalah
bendahara yang membantu BP untuk melaksanakan pembayaran kepada
yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu.
17. Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) adalah pejabat yang
ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota yang diusulkan oleh Kepala
SKPD teknis terkait melalui BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota, yang secara
bersama-sama dengan PPK Daerah melaksanakan dan bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.
18. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan
konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan
jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi.
19. Perencanaan adalah dokumen yang digunakan sebagai acuan bagi
penyelenggaraan program pelaksanaan konstruksi dan non konstruksi
pascabencana yang memuat informasi gambaran umum daerah,
volume/luasan yang akan direhabilitasi, tahap pengerjaan, besaran biaya,
persyaratan teknis pelaksanaannya dan pihak-pihak yang terlibat dalam
kegiatan serta jangka waktu pelaksanaan.
20. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan
rencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam sistem
pembangunan nasional dan daerah untuk mengidentifikasi, serta
mengantisipasi permasalahan yang akan timbul untuk dapat diambil
tindakan sedini mungkin.
21. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan
(input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi.
22. Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi adalah dokumen
perencanaan sebagai hasil penyusunan rencana rehabilitasi dan
rekonstruksi yang akan dilakukan dalam periode waktu tertentu yang
disusun secara bersama-sama antara BNPB dan/atau BPBD bersama
Kementerian/Lembaga, SKPD serta pemangku kepentingan terkait.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
12
www.djpp.kemenkumham.go.id
13
2013, No.1329
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
14
BAB II
REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI SEKTOR PERMUKIMAN
Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana pada prinsipnya adalah
upaya mengembalikan kondisi kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup
yang terkena bencana pada situasi yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan
demikian, sehubungan dengan pemulihan akses terhadap kebutuhan dasar yaitu
tempat berlindung, maka pemulihan sektor permukiman berupa pembangunan
atau perbaikan hunian tetap yang rusak karena bencana beserta prasarana
lingkungannya sudah sepatutnya dijadikan prioritas.
A. Prinsip Dasar
Prinsip dasar dalam rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana sektor
permukiman adalah:
1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah bersama masyarakat, bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana
sektor permukiman.
2. Pemulihan sektor permukiman khususnya hunian tetap menjadi prioritas
dengan pemanfaatan sumberdaya lokal secara maksimal.
3. Menggunakan prinsip integrasi dan sinkronisasi sumberdaya secara
komprehensif termasuk aspirasi masyarakat dan pihak terkait untuk
mencapai efektivitas dan efisiensi pembangunan Huntap.
4. Dilaksanakan tepat waktu, terencana, terpadu, koordinatif
berkesinambungan dengan perencanaan pembangunan daerah.
dan
www.djpp.kemenkumham.go.id
15
2013, No.1329
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
16
permukiman
rekonstruksi
gempa
dengan
tetap
www.djpp.kemenkumham.go.id
17
2013, No.1329
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
18
BAB III
ORGANISASI PENGELOLA KEGIATAN
PEMBANGUNAN SEKTOR PERMUKIMAN
A. Organisasi Pengelola Perbendaharaan
Pengorganisasian
pengelola
perbendaharaan
pelaksanaan
kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi sektor permukiman yang menggunakan APBN
yang dialokasikan dalam DIPA BNPB ditetapkan secara berjenjang, mulai dari
Pemerintah, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa.
Pengelola perbendaharaan sesuai dengan Peraturan Meneteri Keuangan
Nomor 105/PMK.05/2013 tanggal 26 Juli 2013 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Penanggulangan Bencana dan Peraturan Kepala BNPB
Nomor ... Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran
Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana.
1. Organisasi Pengelola pada Pemerintah/Pemerintah Daerah
Organisasi pengelola di tingkat Pemerintah/Pemerintah Daerah adalah
sebagai berikut:
a.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
19
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
20
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
21
Rekonstruksi
BNPB
sebagai
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
22
dana
rehabilitasi
dan
dan
menjadi
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
23
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
24
yang
pelaksanaan
rehabilitasi
dan
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
25
BPBD Kabupaten/Kota
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
26
pelaksanaan
www.djpp.kemenkumham.go.id
27
2013, No.1329
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
28
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
29
rumah
sesuai
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
30
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
31
TPM,
PJOK,
BPBD
dan
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
32
BAB IV
PERSIAPAN, PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
33
PERSYARATAN
Kemajuan fisik 0%, dengan :
Tahap I : 40%
Tahap II : 40%
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
34
www.djpp.kemenkumham.go.id
35
2013, No.1329
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
36
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
37
TAHAP
PENYALURAN
PERSYARATAN
Tahap I : 50%
Kemajuan fisik 0%
Tahap II : 50%
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
38
www.djpp.kemenkumham.go.id
39
2013, No.1329
BAB V
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SEKTOR PERMUKIMAN
Pelaksanaan pembangunan sektor permukiman terdiri dari pembangunan
hunian tetap (huntap) dan prasarana lingkungan.
A. Pembangunan Huntap
Tahapan dalam pembangunan huntap meliputi :
1. Sosialisasi dan Pelatihan
BPBD Kabupaten/Kota menyelenggarakan sosialisasi dan pelatihan serta
bimbingan teknis kepada TPM, Tim Fasilitator dan Pokmas yang sudah
ditetapkan.
a. Sosialisasi
Sebelum pelaksanaan kegiatan pembangunan sektor permukiman, Tim
Fasilitator
lebih
dulu
melaksanakan
sosialisasi
pelaksanaan
pembangunan huntap kepada Pokmas di tingkat desa dengan dibantu
oleh Pemerintah Desa, TPM dan KP/KM. Maksud sosialisasi di tingkat
desa adalah untuk:
1) Memberikan informasi kepada warga mengenai rencana pelaksanaan
pembangunan sektor permukiman yang mencakup rencana
pelaksanaan kegiatan, baik kegiatan perencanaan, pelaksanaan
konstruksi maupun pasca konstruksi.
2) Mendorong peran aktif warga dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga
warga mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang rencana
pelaksanaan pembangunan sektor permukiman.
3) Menyepakati bersama rencana pembangunan, sehingga warga
diharapkan akan mendukung dan berperan aktif dalam proses
pelaksanaan pembangunan sektor permukiman.
b. Pelatihan
1) Pelatihan terhadap fasilitator baik fasilitator teknis maupun
fasilitator non teknis dilakukan oleh KP/KM, yang sebelumnya
dilakukan pembekalan oleh BPBD Kabupaten/Kota (pasca
rekrutmen).
2) Pelatihan untuk fasilitator teknis antara lain mengenai:
a) Konstruksi rumah yang lebih aman/ramah gempa.
b) Gambar rencana dan standar/spesifikasi teknis,
rencana kerja.
RAB dan
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
40
permukiman
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
41
b. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis umum yang harus dipenuhi dalam pembangunan
sektor permukiman :
1) Pembangunan pondasi rumah diatas tanah yang stabil, diusahakan
tidak pada tanah urugan. Jika berada diatas tanah urugan harus
dipadatkan terlebih dahulu dan dilakukan pengecekan kestabilan
dan kekuatan tanah.
2) Galian tanah pondasi minimal kedalaman 60 cm atau sampai tanah
keras sesuai dengan spesifikasi teknis.
3) Membuat pondasi menggunakan batu pecah/ batu setempat yang
memenuhi persyaratan teknis.
4) Besi beton untuk struktur minimal diameter 12 mm dan besi
untuk sengkang/beugel minimal diameter 8 mm sesuai dengan
spesifikasi teknis perencanaan.
5) Tulangan kolom harus menerus sampai pondasi.
6) Sloof diangkur ke pondasi memakai besi beton 12 mm.
7) Dipasang ringbalk (balok ring) yang diikat kaku dengan kolom.
8) Seluruh kerangka bangunan harus terikat secara kokoh dan kaku.
9) Dinding pasangan batu bata/batako dipasang angkur setiap jarak
vertikal 30 cm yang dijangkarkan ke kolom.
10) Setiap luasan dinding 12 m2 harus dipasang kolom praktis/ pakai
balok pinggang sesuai dengan aturan bangunan ramah gempa.
11) Rangka kuda-kuda gantung, pada titik simpul sambungan kayu
diberi baut dan plat pengikat.
12) Bahan adukan/spesi campuran 1:4, untuk beton
campuran 1:2:3 dan beton rabat campuran 1:3:5.
bertulang
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
42
dengan
alat
pemadat,
sampai
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
43
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
44
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
45
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
46
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
47
BAB VI
PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam hal ini dilaksanakan oleh BPBD,
wajib menyelenggarakan penatausahaan dan pertanggung jawaban anggaran
dan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstuksi pascabencana sektor
permukiman yang dananya dialokasikan pada DIPA BNPB. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota penerima
dana bantuan dari APBN wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan
dan kinerja. Bentuk dan Formulir pertanggungjawaban dan pelaporan mengacu
kepada Peraturan Kepala BNPB Nomor..... Tahun.... tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Anggaran Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah
Pascabencana bagian Lampiran.
A. Penatausahaan dan Pertanggungjawaban
Bendahara Pengeluaran (BP) pada BPBD Provinsi/Kabupaten/Kota wajib
menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh transaksi baik penerimaan
dana pengeluaran dana rehabilitasi dan rekonstruksi yang dikelolanya.
Setelah kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor permukiman sudah
selesai dilaksanakan, maka sisa dana yang masih ada segera disetorkan ke
Kas Negara dan dilaporkan ke BNPB dengan melampirkan bukti penyetoran
sisa dana ke Kas Negara.
Pembukuan yang diselenggarakan BP terdiri dari, Buku Kas Umum (BKU),
dan Buku-Buku Pembantu, yang pencatatannya dilaksanakan atas dasar
dokumen sumber/transaksi keuangan yang terjadi.
Pencatatan transaksi keuangan dilakukan kedalam BKU terlebih dahulu,
baru kemudian dicatat kedalam buku-buku pembantu terkait sesuai dengan
jenis transaksi keuangan yang terjadi, yaitu: BP Kas Tunai, BP Bank, BP
Persekot Kerja, BP UP, BP LS, BP Pajak, dan BP Lain-Lain.
Tatacara pembukuan kedalam BKU mengikuti Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 73/PMK.5/2008 tentang Tatacara Penatausahaan dan Penyusunan
Laporan
Pertanggungjawaban
Bendahara
Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja serta Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor PER-47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Tatacara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.
Pembukuan yang dilaksanakan oleh BP kedalam BKU dan buku-buku
pembantunya
menjadi
sumber
data
untuk
menyusun
Laporan
Pertanggungjawaban (LPJ). LPJ dibuat dan disampaikan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota setiap akhir bulan dengan melampirkan seluruh
dokumen yang terkait, seperti: kutipan BKU, Buku-Buku Pembantu, fotokopi
rekening Koran, fotokopi surat setoran pengembalian belanja (SSPB), dan
fotokopi surat setoran bukan pajak (SSBP).
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
48
www.djpp.kemenkumham.go.id
49
2013, No.1329
BAB VII
PENGENDALIAN
Pengendalian dilakukan oleh BNPB maupun BPBD sesuai dengan
kewenangannya untuk memastikan penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana sektor permukiman telah mencapai
tujuannya secara efektiv, efisien, akuntabel dan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Pengendalian dapat dilakukan melalui pemantauan dan
evaluasi serta pengawasan terhadap berjalannya kegiatan. Pelaksanaan
pengendalian mengacu kepada Peraturan Kepala BNPB Nomor.... Tahun....
tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Anggaran Kegiatan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Wilayah Pasca bencana BAB VII.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
50
BAB VIII
PENUTUP
Petunjuk Teknis ini sebagai acuan bagi semua pihak dalam melaksanakan
kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor permukiman. Untuk hal-hal yang
belum diatur dalam petunjuk teknis ini, akan ditetapkan oleh Deputi Bidang
Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB.
Karasteristik/kondisi alam dan budaya yang spesifik pada daerah yang
terdampak bencana adalah berbeda - beda, sehingga dalam kegiatan rehabilitasi
dan rekonstruksi pascabencana sektor permukiman diperlukan penyesuaian
terhadap kearifan lokal/budaya setempat dan kondisi geografis/geologis.
Penyesuaian-penyesuaian tersebut termasuk hal-hal rinci teknis pelaksanaan
akan diatur lebih lanjut oleh Pemerintah Daerah.
KEPALA BADAN NASIONAL
PENANGGULANGAN BENCANA,
SYAMSUL MAARIF
www.djpp.kemenkumham.go.id
51
2013, No.1329
LAMPIRAN
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
52
LAMPIRAN I
TENTANG
PETUNJUK
TEKNIS
REHABILITASI
DAN
REKONSTRUKSI
PASCABENCANA
SEKTOR
PERMUKIMAN
:
:
:
:
:
:
..
..
..
..
..
..
Uraian Pekerjaan
Satuan
Volume
Harga
Satuan
5
Jumlah
Harga
6
Jumlah
Terbilang :
.., ..20
Diajukan oleh Pemilik
Fasilitator
TPM
(Nama Jelas)
(Nama Jelas)
(Nama Jelas)
Disetujui oleh:
PJOK Setempat
(Nama Jelas)
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
53
LAMPIRAN II
TENTANG
PETUNJUK
TEKNIS
REHABILITASI
DAN
REKONSTRUKSI
PASCABENCANA
SEKTOR
PERMUKIMAN
SURAT PERNYATAAN
KESANGGUPAN MENYELESAIKAN PEMBANGUNAN HUNIAN TETAP
Yang bertandatangan di bawah ini, Ketua Kelompok Masyarakat.............(isi nama
Pokmas)
wilayah
Desa/Kelurahan
............
Kecamatan..................
Kabupaten/Kota ..............., dengan ini menyatakan bahwa:
1. Kami akan menyelesaikan kegiatan pembangunan Huntap dalam rangka
rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana sesuai dengan usulan
pemanfaatan dana secara tepat waktu.
2. Kami bersedia menyusun dan menyerahkan laporan realisasi setiap tahap
penyaluran dana beserta bukti-bukti pengeluarannya.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya.
Yang Membuat,
Ketua Pokmas
Meterai
( Nama Jelas)
Mengetahui:
Tim Pendamping Masyarakat :
.....................................
(nama & ttd)
Fasilitator:
........................................
(nama & ttd)
KP/KM:
................................................
(nama & ttd)
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
54
LAMPIRAN III
TENTANG
PETUNJUK
TEKNIS
REHABILITASI
DAN
REKONSTRUKSI
PASCABENCANA
SEKTOR
PERMUKIMAN
Alamat
: .
Jabatan
Nama
: .
Alamat
: ..
Jabatan
Desa
,
Kecamatan
..,
Kabupaten
, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Kedua belah pihak disebut PARA PIHAK sepakat mengadakan perjanjian pemberian bantuan
langsung masyarakat untuk pembangunan Huntap yang diatur dalam pasal-pasal sebagai
berikut:
Pasal 1
Penyaluran Dana
a.
b.
c.
d.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
55
e.
Nama Kepala
Keluarga
Alamat
Status
Kepemilikan
Kriteria
Kerusakan
Jumlah
Bantuan
1
2
dst
Jumlah
Pasal 3
Tahap dan Persyaratan Penyaluran Dana
Penyaluran dana dilaksanakan sebagai berikut:
f.
Pembayaran tahap I sebesar 40 % dibayarkan kepada anggota POKMAS apabila
telah sesuai dengan kesepakatan anggota dengan melampirkan surat pernyataan sanggup
menyelesaikan pembangunan huntap.
g.
Pembayaran Tahap II sebesar 40 % akan dibayarkan kepada anggota apabila
anggota telah memenuhi persyaratan:
h.
Berita Acara progress fisik pekerjaan minimal 20 % atau penyerapan dana
sebesar 80% dari dana tahap I
i.
Bukti-bukti pembelian material.
j.
Rencana kegiatan penyelesaian pekerjaan pembangunan huntap selanjutnya.
k.
Pembayaran Tahap III sebesar 20 % akan dibayarkan kepada anggota apabila
anggota telah memenuhi persyaratan:
l.
Berita Acara progress fisik pekerjaan minimal 60 % atau penyerapan dana
sebesar 80% dari dana tahap I dan Tahap II.
m.
Bukti-bukti pembelian material.
n.
Rencana kegiatan penyelesaian pekerjaan pembangunan huntap selanjutnya.
o.
Pasal 4
Penangguhan dan Pembatalan Penyaluran Dana
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
56
p.
Pasal 5
Kondisi Force Majeure
PIHAK KEDUA diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah menerima dana
bantuan, jika:
r.
Terjadi force majuere, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak
pekerjaan diluar kemampuan pengendalian POKMAS.
s.
Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan
dibatalkan.
Pasal 6
Lain-lain
Hal-hal lain yang belum termasuk dalam pasal-pasal diatas akan ditetapkan oleh PARA PIHAK
dengan ketentuan tidak menyimpang dari petunjuk teknis dan peraturan perundangan.
Demikian surat perjanjian pengelolaan bantuan ini ditandatangani di atas materai secukupnya
oleh PARA PIHAK.
PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA
Ketua Pokmas
MATERAI
(.)
(.)
NIP. ..
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
57
LAMPIRAN IV
TENTANG
PETUNJUK
TEKNIS
REHABILITASI
DAN
REKONSTRUKSI
PASCABENCANA
SEKTOR
PERMUKIMAN
Nama Anggota
Pokmas
Alamat
Jumlah
Bantuan (Rp)
Keterangan
Jumlah:
Terbilang: ..
.., ..20
Menyetujui,
Mengetahui,
PPK Daerah
PJOK,
Fasilitator
(Nama PPK)
(Nama PJOK)
(Nama Fasilitator)
Diajukan oleh
KetuaPOKMAS,
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
58
LAMPIRAN V
TENTANG
PETUNJUK
TEKNIS
REHABILITASI
DAN
REKONSTRUKSI
PASCABENCANA
SEKTOR
PERMUKIMAN
No
Nama
Pokmas
Alamat
Pokmas
Nomor dan
Tanggal SK
Penetapan
POKMAS
Nomor
Rekening
Bank Pokmas
Jumlah
Dana (Rp)
Keterangan
5
Jumlah
.., ..20
Menyetujui,
PPK Daerah
Diajukan oleh,
,
PJOK
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
59
LAMPIRAN VI
TENTANG
PETUNJUK
TEKNIS
REHABILITASI
DAN
REKONSTRUKSI
PASCABENCANA
SEKTOR
PERMUKIMAN
Uang sebesar
Rp. ......................,
Terbilang
............................... rupiah
Untuk pembayaran
Bendahara Pokmas
Ketua Pokmas
PPK BNPB
MATERAI
..
..
..
NIP ..
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
60
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
61
LAMPIRAN VIII
TENTANG
PETUNJUK
TEKNIS
REHABILITASI
DAN
REKONSTRUKSI
PASCABENCANA
SEKTOR
PERMUKIMAN
URAIAN
S/D
SATUA
N
1.
Gerobak
sorong
Unit
2.
Cangkul
Unit
3.
Sekop
Unit
4.
Molen
Unit
5.
Ember
Unit
Disetujui Oleh,
PJOK
( Nama PJOK )
Kamis
Jum'at
Sabtu
Minggu
Senin
Selasa
Rabu
00-Jan00
01-Jan00
02-Jan00
03-Jan00
04-Jan00
05-Jan00
06-Jan00
Dibuat Oleh,
Fasilitator
(Nama Fasilitator)
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1329
62
LAMPIRAN IX
TENTANG
PETUNJUK
TEKNIS
REHABILITASI
DAN
REKONSTRUKSI
PASCABENCANA
SEKTOR
PERMUKIMAN
08.00
Dokumen
No. Revisi
Tanggal
Halaman
Nomor
Tanggal
S/D
09.0
0
10.0
0
Cuaca baik
11.0
0
12.0
0
13.0
0
14.0
0
15.0
0
17.0
0
18.0
0
19.0
0
20.0
0
Huja
n
Gerimi
s
CATATAN:
Gerimis
Hujan
Gerimis hujan
selama M menit
Disetujui oleh:
PJOK
( Nama PJOK )
Dibuat oleh:
Fasilitator
( Nama Fasilitator )
www.djpp.kemenkumham.go.id