Anda di halaman 1dari 3

FLORA NORMAL PADA KULIT

Flora dapat hidup lama di kulit karena kulit mengeluarkan zat bakterisidal, contohnya
kelenjar keringat akan mengeluarkan enzim lisozim, kelenjar lemak mengeksresikan lipid
yang kompleks. Spesies yang biasanya ada di kulit antara lain : Staphylococcus epidermidis,
S. aureus, Streptococcus viridans, Peptostreptococcus sp., sianobakteri aerobik, difteroid.
Pada kelenjar lemak antara lain bakteri anaerob lipolitik misalnya Propionibacterium acnes
yang menyebabkan timbulnya jerawat. Faktor-faktor yang menghilangkan flora normal
sementara pada kulit adalah asam lemak pada sekresi sebasea, adanya lisozim, dan pH yang
rendah. Flora normal tidak berubah secara signifikan oleh pencucian/ mandi/ keringat yang
berlebihan, tetapi pemakaian tutup yang rapat pada kulit akan mengakibatkan populasi
mikroorganisme secara keseluruhan akan meningkat dan mengakibatkan perubahan kualitatif
flora normal.
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia
1. Nutrisi
2. kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
3. kondisi hidup
4. penerapan prinsip-prinsip kesehatan
Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu :
1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis
tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu
dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis
ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora
normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora
normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan
makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh
memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini
umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis,Pityrosporum ovale,Candida
albicans.
2. Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau
potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun
waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara
tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak
menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan
flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan
kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
Flora normal pada manusia tidak tetap, selalu mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh :
1. Nutrisi
2. Usia
3. Hormon
4. Kesehatan umum
Bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis
tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu

dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis
ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora
normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora
normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan
makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh
memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini
umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida
albicans.
2. Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen atau
potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun
waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara
tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak
menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan
flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan
kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
SALAH SATU CONTOH FLORA NORMAL KULIT
Tinea versikolor merupakan suatu infeksi yang agak sering terjadi (terutama pada
dewasa muda), yang disebabkan oleh jamur Pytirosporum orbiculare. Jamur ini agaknya
merupakan bagian dari flora normal pada kulit manusia dan hanya menimbulkan gangguan
pada keadaan-keadaan tertentu. Bagian tubuh yang sering terkena adalah punggung, lengan
atas, lengan bawah, dada dan leher. Lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas dan
berhubungan dengan meningkatnya pengeluaran keringat.
GEJALA
Tinea versikolor jarang menyebabkan nyeri atau gatal-gatal, tetapi menimbulkan bercakbercak putih di kulit. Orang yang secara alami memiliki kulit yang gelap akan memiliki
bercak-bercak terang/pucat, sedangkan orang yang secara alami memiliki kulit kuning langsat
akan memiliki bercak yang lebih gelap.
Bercak-bercak ini sering ditemukan di dada atau punggung dan bisa sedikit bersisik. Lamalama beberapa bercak kecil akan bergabung membentuk bercak yang lebih besar.

1. Kulit

Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan luar
epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah
spesiesStaphylococcus dan sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak
dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab jerawat.
Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen
pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup
jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit
dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus.Secara
keseluruhan ada sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum
(lapisan) korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik,
selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari flora normal.

Anda mungkin juga menyukai