Copian Jurnal
Copian Jurnal
3. Pendahuluan :
Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar yang saling sambung
menyambung dari sabang sampai merauke dan masing-masing daerahnya memiliki
kebudayaan yang berbeda-beda, dan kebudayaan yang berbeda-beda tersebut yang
menjadi ciri khas setiap daerahnya masing-masing. Indonesia terkenal negara yang
memiliki budaya yang beranekaragam, selain itu juga dikenal sebagai negara dengan
lingkungan sosial budaya yang ditandai dengan nilai-nilai kehidupan yang ramah, orangorang yang memegang sopan santun, dan juga masyarakat yang damai.
Di Indonesia juga banyak peninggalan-peninggalan budaya yang beraneka ragam
baik dalam wujud sesuatu yang kompleks seperti aktivitas manusia, tradisi maupun
sebagai wujud benda, dan semua itu perlu dilestarikan, dijaga dan dimanfaatkan.
Namun seiring berkembangnya zaman dan masuknya dunia kebudayaan kedalam
era globalisasi, telah membawa perubahan yang sangat signifikan dan perubahan tersebut
dapat menuju arah yang positif maupun kearah negatif. Semua perubahan tersebut harus
diwaspadai apabila perubahan tersebut menuju kearah yang negatif, dampak positif yang
dapat dirasakan dari adanya globalisasi adalah kemajuan teknologi yang saat ini telah
memberi kemudahan pada setiap orang untuk berkomunikasi. Sedangkan dampak
negatifnya yaitu seperti nilai-nilai budaya Indonesia saat ini telah terkontaminasi dengan
budaya barat, sehingga hal ini sangat berdampak kepada pola kehidupan manusia,
misalnya tatacara berpakaian, sopan santun, pergaulan yang bebas, makanan dan
minuman terlarang dan yang paling disayangkan adalah mulai lunturnya kepedulian
terhadap kebudayaan daerah yang merupakan sesuatu yang turun temurun seperti adat
istiadat, tari-tarian tradisional, lagu-lagu tradisional.
4. Hasil pembahasan
a. Pembagian kebudayaan di indonesia
Budaya secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Budaya daerah
Budaya Daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang
diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada
ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah
telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu
kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk penduduk yang lain. Budaya
daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan kerajaan
terdahulu.
b. Budaya Nasional
Budaya nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut.
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan
karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan
wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan
bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang
berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak
Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K, 199
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi
kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah puncak-puncak dari
kebudayaan daerah. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin
dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan.
3
Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa
nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya:
yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa
mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional.
Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku
bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk
mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan
Nasional
Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai
puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional
sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang
memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat
unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran
secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan
asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.
Indonesia memiliki banyak obat-obatan tradisional, bahkan jika dibandingkan Negeri
Gingseng Indonesialah yang paling banyak jenis tumbuhan herbal.
Tidak hanya itu saja bahkan para manusia Indonesia pun bisa meneliti dan mengolahnya.
Kebudayaan indonesia bukan hanya dari alat musik, lagu-lagu dan pakaian saja
melainkan juga termasuk upacara adat.
Upacara adat merupakan suatu bentuk tradisi yang bersifat turun-temurun yang
dilaksanakan secara teratur dan tertib menurut adat kebiasaan masyarakat dalam bentuk
suatu rangkaian aktivitas permohonan sebagai ungkapan rasa terima kasih. Selain itu,
upacara adat merupakan perwujudan dari sistem kepercayaan masyarakat yang
mempunyai nilai-nilai universal, bernilai sakral, suci, relijius, dilakukan secara turun-
Tari Patenung
Tari Patenung berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan. Tari ini dipentaskan di
konsulat Indonesia di Perth, Australia Barat pada hari budaya Indonesia. Tari
Rara', Mastura, Manikkata, Oran-oran, Lola' Pali' Gaapong, Komba Boko' dan
-
lain-lainnya.
Tari Ma'randing Toraja Sulawesi Selatan
Pada pemakaman besar (biasanya orang dengan kasta tinggi), sebuah tari
perang yang bernama Ma'randing dipentaskan. Para penari menggunakan
pakaian perang tradisional dan senjata. Tari ini secara mendasar adalah sebuah
tari partriotik atau tari perang. Kata ma'randing berasal dari randing yang
berarti "mulia ketika melewatkan". Tari ini menunjukkan kemampuan dalam
memakai senjata militer dan menunjukkan keteguhan hati dan kekuatan
seseorang yang meninggal selama hidupnya. Ia ditarikan oleh beberapa orang
yang setiap orangnya membawa perisai besar, pedang dan sejumlah ornamen.
Setiap objek menyimbolkan beberapa makna. Perisai yang dibuat dari kulit
kerbau (bulalang) menyimbolkan kekayaan, karena hanya orang kaya yang
memiliki kerbau sendiri. Pedang (doke, la'bo' bulange, la'bo' pinai, la'bo'
todolo)
Tari Kipas
Kipas, tari yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan
c. Lagu
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik
yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat
daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak
diketahui lagi alias noname. Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun
statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai
dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti lagu Anging Mammiri dari Makassar.
Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik
yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang
kemerdekaan. Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa
lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu
kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang
menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang
diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.
d. Musik
Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di Indonesia yang
bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki budaya
dan seninya sendiri. Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang diikuti
dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari adalah
gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut. Di
kota maros kesenian musik yang terkenal adalah antara lain kesok kesok, batti, kecapi,
Pui-pui, Ganrang Bulo, Kere-kere Gallang, Katto-katto,
a. Kesok-kesok
Instrumen gesek berdawai dua. Alat penggeseknya terbuat dari bulu kuda. Cara
menggeseknya ialah dengan menegakkan kesok-kesok tersebut, lalu digesek. Sinrilik
termasuk jenis sastra lisan yang masih hidup di masyarakat Makassar. Sinrilik
biasanya menceritakan tentang perjalanan sejarah, petuah dan kisah tokoh-tokoh
penting yang masih hidup dalam masyarakat. Pembacaan syair (puisi) biasanya
dilakukan sambil diiringi oleh kesok-kesok (rebab) dengan irama tertentu yang
spesifik.
b. Orkes toriolo
Musik ini merupakan perpaduaan beberapa instrumen daerah Makassar dengan
memperdengarkan beberapa lagu asli (turiolo) Makassar yang menghantarkan kita
pada zaman bahari di Sulawesi Selatan.
c. Tunrung Pakkanjara
Merupakan perpaduan irama beberapa bunyi nyanyian klasik (karawitan) terdiri dari
gendang, pui-pui dan gong. Irama gendang ini ditabuh sedemikian rupa hingga
menimbulkan bunyi yang menggebu-gebu diiringi tiupan pui-pui. Pui-pui adalah
seruling khas Gowa yang melengking memekakkan telinga dan bunyi gong,
semuanya akkanja-kanjara bersatu dalam ritme yang disebut pakkanjara.
d. Kecapi
Kecapi merupakan salah satu alat musik petik yang mungkin cara memainkannya
sedikit sulit untuk dipelajari dibanding dengan alat musik lainnya di atas. Kecapi
biasanya digunakan untuk memperkaya suara-suara yang dihasilkan dalam musikmusik tradisional. Kecapi memiliki beberapa senar yang dimainkan dan dipet
e. Batti
Musik yang mempergunakan alat sejenis gambus. Biasanya dipertunjukkan pada
pesta perkawinan, sunatan atau acara-acara lain yang merupakan pesta kegembiraan.
Jenis musik ini berasal dari daerah Selayar.
f. Gandrang
Gendang adalah kesenian musik asli Bugis-Makassar. Bunyi gendang dipadukan
dengan bunyi pui-pui (sejenis suling) dan tarian. Irama yang dihasilkan bermacammacam, tergantung keadaan, ada irama untuk sambutan, perpisahan, pemacu
semangat, pembukaan acara, dan lainnya.Gendang adalah alat musik pukul. Kalau
dipukul pakai tangan disebut tumbuk; kalau dipukul pakai tongkat (babala) disebut
tunrung. Selain itu alat musik khas makassar Lainya seperti Gong, Pui-pui, Ganrang
Bulo, Kere-kere Gallang, Katto-katto, Sikunru, Basing-basing, Genggong, Tendongtendong, Kancing, Baccing
5. METODE PENELITIAN
1. Subjek penelitian
Adanya berita yang di muat oleh Koran Fajar tentang kebudayaan kita dan
kami mengangkatnya sebagai judul untuk membuat jurnal,
Kemudian kami memutuskan objek wilayah peneitian kami di kota MakassarMaros.
2. Tekhnik pengumpulan data
Kami melakukan penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan
melakukan observasi di wilayah Makassar , wawancara dengan berbagai
informan, serta studi pustaka mengenai kebudayaan daerah tersebut.
3. Alat pengumpulan data
10
11
membahu ) inilah yang sekarang sudah mulai terkikis di sebabkan oleh era
globalisasi.
6. SIMPULAN DAN SARAN
Tanpa adanya kebudayaan, suatu Negara tidak dapat mempunyai ciri khas di mata
dunia. Namun yang menjadi kegelisahaan para seniman dan tokoh masyarakat yang
sudah bergaul dengan kebudayan alami Indonesia adalah tidak adanya pengakuan atau
pengukuhan atas berbagai macam suku, budaya, adat dan kekayaan alam Indonesia oleh
pemerintah. Apakah mereka malu dan enggan untuk mengurusi hal seperti ini?
Mungkinkah bagi mereka yang terlebih penting di tangani adalah urusan politik yang
tidak kunjung sembuh , padahal justru semakin membuat bengkak hati-hati para rakyat
Indonesia. Hal ini sebenarnya sudah tidak asing lagi, namun jika di teruskan semakin
ironis melihatnyaa. Akan ada berapa banyak lagi kebudayaan yang akan di akui oleh
Negara luar, Dengan banyaknya kebudayaan daerah tersebut akan menjadi sumber
kebudayaan nasional yaitu Negara Indonesia.
7. DAFTAR PUSTAKA
Sumber: Koran Fajar
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Budaya_Indonesia&action=edit§ion=4
www.ghosasquare.blogspot.com/2009/01/pengertian-budaya-daerah-dan-budaya.html
https://www.facebook.com/permalink.php?
id=371397289605236&story_fbid=123125451209272
http://gpswisataindonesia.blogspot.com/2014/09/pakaian-adat-sulawesi-selatan.html
8. BIODATA
Ketua Kelompok 4
Nama : Rosmina
Nim : 1288201046
Alamat : jl. Poros Bantimurung, samanggi
12
13