Anda di halaman 1dari 9

Kista ovarium dibagi menjadi empat, yaitu :

a. Kista Folikuler
Kista yang terjadi dari folikel normal yang melepaskan ovum yang ada di
dalamnya. Terbentuk kantung berisi cairan atau lendir di dalam ovarium.
b. Kista Corpus Luteum
Kista jenis ini lebih jarang terjadi, ukurannya lebih besar dari kista
fungsional. Kista ini timbul karena waktu pelepasan sel telur terjadi
perdarahan, dan lama-lama bisa pecah dan timbul perdarahan yang
terkadang perlu tindakan operasi untuk mengatasinya. Keluhan biasanya
timbul rasa sakit yang berat di rongga panggul.
c. Kista Teka Lutein
Kista jenis ini lebih jarang terjadi dan sering dihubungkan dengan
terjadinya kehamilan di luar kandungan (ektopik pregnansi). Kista ini
akan hilang sendiri tanpa pengobatan atau tindakan begitu kehamilan
diluar kandungan dikeluarkan
d. Polikistik kista
Kista jenis ini banyak yang mengandung cairan jernih. Bisa timbul di
kedua ovarium kiri dan kanan, berhubungan dengan gangguan hormon
dan gangguan menstruasi.
Wanita yang mengandung polikistik dapat diketahui antara
lain :
- Mengeluh darah menstruasi yang keluar sedikit (oligomennorhea)
- Tidak keluar darah menstruasi (amenorrhea)
- Tidak terjadi ovulasi
- Mandul
- Berjerawat
Posted in Kista Ovarium | Tagged ciri-ciri kista ovarium, definisi kista ovarium, kista dermoid
ovarium, kista ovarium,kista ovarium adalah, kista ovarium kanan, latar belakang kista
ovarium, operasi kista ovarium, penanganan kista ovarium, pengertian kista ovarium, penyakit kista
ovarium | Leave a comment

Kista Ovarium dan Kehamilan

Posted by Kista Ovarium

Kista ovarium dapat menjadi komplikasi serius selama


kehamilan. Kista adalah kantung yang tumbuh di dalam rahim.
Kehamilan dengan kista ovarium jarang dijumpai. Pada
kehamilan yang disertai kistoma ovarii seolah-olah terjadi
perebutan ruangan, dimana kehamilan makin membesar.

Oleh karena itu,


kehamilan dengan kista dilakukan operasi untuk mengangkat kista
tersebut pada umur hamil 16 minggu. Bahaya melangsungkan kehamilan
bersamaan dengan kista ovarii adalah dapat terjadi gangguan
pertumbuhan janin yang akhirnya mengakibatkan abortus, kematian
dalam rahim.
Pada kedudukan kista dipelvis minor, persalinan dapat terganggu dan
memerlukan penyelesaian dengan jalan operasi seksio sesarea. Pada
kedudukan kista ovarii di daerah fundus uteri, persalinan dapat
berlangsung normal, tetapi bahaya postpartum mungkin terjadi torsi kista,
infeksi sampai abses. Oleh karena itu, segera setelah persalinan normal
bila diketahui terdapat kista ovarii dilakukan laparotomi untuk
mengangkat kista tersebut.

Kista ovarium dapat tumbuh di dalam indung telur yang merupakan


tempat yang paling banyak ditumbuhi tumor. Tumornya berupa kistik,
padat, kecil/besar dan berpengaruh pada mekanisme kerja hormon.
Tumor jenis ini bisa jinak atau ganas. Kista ovarium dapat tumbuh besar
dan menghambat pertumbuhan janin. Akibatnya, akan terjadi
abortus/bayi lahir prematur. Pada kasus ini, jika kondisi ibu baik, dokter
akan mempertahankan kehamilan dengan cara melakukan tindakan
pemeriksaan dan perawatan secara intensif.
Umumnya, proses persalinan dilakukan dengan tindakan operasi. Dokter
akan mengangkat kista setelah persalinan selesai. Sebaliknya, jika kondisi
ibu dan janin buruk, beberapa dokter tidak akan mempertahankan
kehamilan untuk menyelamatkan kondisi sang ibu.
Posted in Kista Ovarium | Tagged askeb kista ovarium, definisi kista ovarium, etiologi kista
ovarium, gambar kista ovarium penyebab kista ovarium, gejala kista ovarium, penyakit kista
ovarium | Leave a comment

Kista Ovarium Pada Kehamilan


Posted by Kista Ovarium

Kista ovarium pada kehamilan jarang dijumpai. Pada kehamilan


yang disertai dengan kistoma ovarii seolah-olah menjadi perebutan
ruangan, dimana kehamilan makin membesar. Oleh karena itu, kehamilan
dengan kista dilakukan operasi untuk mengangkat kista tersebut pada
umur hamil 16 minggu.

Bahaya dari kista ovarium pada kehamilan adalah dapat terjadinya


gangguan pertumbuhan janin yang akkhirnya mengakibatkan abortus,
kematian dalam rahim.Pada kedudukan kista dipelvis minor, persalinan
dapat terganggu dan memerlukan penyelesaian dengan jalan operasi
seksio sesarea. Pada kedudukan kista ovariui di daerah fundus uteri,
persalinana dapat berlangsung normal, tetapi bahay postpartum mungkin
terjadi torsi kista. Infeksi sampai abses. Oleh karena itu, segera setelah
persalinan normal bila diketahui terdapat kista ovarii dilakukan
laparotomi untuk mengangkat kista tersebut.
Penderita kista ovarium pada kehamilan harus mewaspadai jika ada
dugaan kista namun disertai dengan tanda awal kehamilan. Kista harus
dideteksi secara akurat. Karena secara sepintas, bentuk kista ovarium
mirip dengan corpus luteum. Corpus Luteum adalah sisa sarang sel telur
yang memang ada saat kehamilan. Apabila Corpus luteum diambil karena
disangka sebagai kista ovarium (indung telur), maka bisa terjadi
keguguran, karena corpus luteum berfungsi mempertahankan fungsi
hormon semasa kehamilan muda. Kelak setelah plasenta terbentuk
sempurna, maka fungsi ini akan diambil alih oleh plasenta.
Posted in Kista Ovarium | Tagged angka kejadian kista ovarium di indonesia, askeb kista
ovarium, ciri-ciri kista ovarium, definisi kista ovarium, etiologi kista ovarium, gambar kista ovarium
penyebab kista ovarium, gejala kista ovarium, kista dermoid ovarium, kista endometriosis

ovarium, kista ovarium, kista ovarium adalah, makalah kista ovarium, operasi kista
ovarium, pencegahan kista ovarium, penyakit kista ovarium | Leave a comment

Gejala Kista Ovarium


Posted by Kista Ovarium

Kanker Ovarium sebagian besar berbentuk tumor kistik (kista ovarium)


dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kebanyakan wanita dengan
kanker ovarium tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama. Bila
gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik pada stadium awal
dapat berupa ganguan haid. Jika tumor sudah menekan rectum atau
kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat
juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama.
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites
(penimbunan cairan dalam rongga perut) penyebaran ke omentum (lemak
perut), dan organ-organ didalam rongga perut lainya seperti usus-usus
dan hati seperti perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu
makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil. Penumpukan cairan
bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit ke rongga
dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak nafas.
Karena sebagian besar dari kanker ovarium bermula dari suatu
kista, maka apabila pada seorang wanita ditemukan suatu kista
ovarium harus diakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas
(kanker ovarium) kewaspadaan terhadap kista yang bersifat
ganas dilakukan pada keadaan :
a. Kista cepat membesar
b. Kista pada usia remaja atau pasca menopause
c. Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
d. Kista dengan bagian padat
e. Tumor pada ovarium
Bila ditemukan sifat kista seperti tersebut diatas, harus dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk memperkuat dugaan ke arah kanker

ovarium seperti tindakan USG dengan Doppler untuk menentukan arus


darah dan bahkan mungkin diperlukan untuk menunjang diagnosis adalah
pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca 72-4, beta HCG dan
alfafetoprotein. Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan
diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk
melakukan tindakan operasi. Prosedur operasi pada pasien yang tersangka
kanker ovarium sangat berbeda dengan kista ovarium biasa.
Hal terpenting pada operasi pasien yang tersangka kanker ovarium adalah
semaksimal mungkin berusaha agar kista tersebut keluar secara utuh,
kemudian dilakukan periksaan ke laboratorium Patologi Anatomik
(pemeriksaan potong beku). Apabila hasil pemeriksaan potong beku
bukan suatu kanker, maka operasi selesai. Sealiknya bila hasil
pemeriksaan potong beku adalah kanker ovarium maka operasi
dilanjutkan dengan mengangkat rahim, ovarium sisi lain, usus buntu,
omentum, melakukan biopsy pada tempat yang dicurigai adanya
penjalaran kanker di rongga perut dan melakukan pengambilan kelenjar
getah bening di panggul. Tindakan yang komplek ini disebut sebagai
Staging lapstotomy yang bertujuan untuk menentukan stadium penyakit
sehingga dapat ditentukan rencana pengobatan selanjutnya setelah
operasi.
Pada pasien yang belum mempunyai keturunan atau masih menginginkan
keturunan masih bisa dipertimbangkan untuk tidak mengangkat rahim
dan ovarium sisi lain. Perlu juga diketahui bahwa akurasi dari hasil
pemeriksaan potong beku tersebut hanya berkisar antara 90-95%,
sehingga diagnosis dari kanker ovarium baru diketahui setelah
pemeriksaan Patologi Anatomik yang definitive. Hal ini menyebabkan
pada beberapa pasien dengan hasil potong beku menyatakan bukan
kanker ovarium, terpaksa dilakukan operasi Staging laparotomy.
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya
sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang
menjadi besar dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit
tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip

dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan


ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau
perubahan ditubuh Anda untu mengetahui gejala mana yang serius.
Gejala-gejala berikut yang mungkin muncul bila Anda
mempunyai kista ovarium :
Perut terasa penuh, berat, kembung
Tekanan pada dubur dan kandungan kemih (sulit buang air kecil)
Haid tidak teratur
Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke
panggung bawah dan paha
Nyeri senggama
Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan
penanganan kesehatan segera :
Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba
Nyeri bersamaan dengan demam
Rasa ingin muntah
Posted in Kista Ovarium | Tagged ciri-ciri kista ovarium, gejala kista ovarium, kista endometriosis
ovarium, kista ovarium, kista ovarium adalah, kti kista ovarium, makalah kista ovarium, tanda-tanda
kista ovarium | Leave a comment

Pencegahan Kista Ovarium


Posted by Kista Ovarium

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua


kanker ginekologi. Di Amerika Serikat pada tahun 2001 diperkirakan
jumlah penderita Kanker Ovarium sebanyak 23.400 orang yang
diperkirakan meninggal sebanyak 13.900 orang. Angka kematian yang
tinggi ini disebabkan karena penyakit ini pada awalnya bersifat
asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi
metastatis, sehinga 60% 70% pasien datang pada stadium lanjut,

sehingga penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kejadian
penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti karena pencatatan
dan pelaporan penyakit di negeri kita kurang baik. Sebagai gambaran di
RS. Kanker Dharmais ditemukan kira-kira 30 penderita setiap tahun.
Kanker Ovarium yang kebanyakan berawal dari kista ovarium yang
diderita sebelumnya kemudian berkembang menjadi kanker ovarium
karena pengobatan yang terlambat dilakukan. Kanker Ovarium erat
hubungannya dengan wanita yang mempunyai tingkat kesuburan rendah
atau Intenfertilitas. Study epidemiologic menyatakan beberapa faktor
resiko yang penting sebagai penyebab kanker ovarium adalah wanita
nullipara, melahirkan pertama kali pada usia diatas 35tahun dan wanita
yang mempunyai keluarga dengan riwayat ovarium, kanker payudara atau
kanker kolon. Sedangkan wanita dengan riwayat kehamilan pertama
terjadi pada usia dibawah 25tahun, penggunaan pil kontrasepsi dan
menyusui akan menurunkan kanker ovarium seanyak 30% 60%. Faktor
lingkungan seperti penggunaan talk, konsumsi galaktose dan sterilisasi
ternyata tidak mempunyai dampak terhadap perkembangan penyakit ini.

Tidak
ada upaya pencegahan khusus yang dapat dilakukan agar terhindar dari
penyakit ini. Upaya yang bisa dilakukan adalah untuk mengetahui secara
dini penyakit ini sehingga pengobatan yang dilakukan memberikan hasil
yang baik dengan komplikasi yang minimal.Upaya yang dapat

dilakukan adalah dengan melakukan pemeriksaan secara


berkala yang meliputi :
1. Pemeriksaan klinis genekologik untuk mendeteksi adanya kista atau
pembesaran ovarium lainnya
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) bila perlu dengan alat Doppler untuk
mendeteksi aliran darah
3. Pemeriksaan petanda tumor ( tumor marker )
4. Pemeriksaan CT-Scan / MRI bila dianggap perlu
Pemeriksaan tersebut diatas sangat dianjurkan terutama
terhadap wanita yang mempunyai resiko akan terjadi kanker
ovarium, yaitu :
1. Wanita yang haid pertama lebih awal dan menopause lebih lambat
2. Wanita yang tidak pernah atau sulit hamil
3. Wanita dengan riwayat keluarga menderita kanker ovarium
4. Wanita penderita kanker payudara atau kolon

Anda mungkin juga menyukai