Anda di halaman 1dari 4

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum Puskesmas Batujajar


Puskesmas Batujajar teletak di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
Jawa Barat. Wilayah kerja Puskesmas batujajar meliputi tujuh desa, yaitu Desa Pangauban, Desa
Cangkorah, Desa Giri Asih, Desa Galanggang, Desa Batujajar Barat, Desa Batujajar Timur, dan
Desa Selacau. Puskesmas Batujajar terdiri dari 114 RW. Jumlah penduduk wilayah kerja
Batujajar tahun 2013 adalah 88.017 jiwa. Puskesmas.10
Program kerja puskesmas Batujajar meliputi kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
kesehatan lingkungan, lansia, kesorga, gizi, SDIDTK, gigi, imunisasi, ISPA, Diare, HIV, SP3, Tb
Paru, Surveilans, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Obat dan Managemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS).10

3.2 Pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan di Puskesmas Cikalong Wetan


Pelaksanaan pemberian makanan tambahan di Puskesmas Batujajar merupakan salah satu
dari 8 program indikator keberhasilan gizi. Pelaksanaan pemberian makanan tambahan ini
dilakukan oleh kader puskesmas setiap 1 minggu sekali dengan makanan berupa bubur susu dan
biskuit. Sasaran pada puskesmas berupa balita gizi kurang dan gizi buruk, 2T atau 3T (2 bulan
atau 3 bulan berturut-turut berat badan tetap, turun atau tidak naik-naik) dan keluarga miskin.

Tabel 3.1 Status Gizi Anak (BB/U) di Wilayah Puskesmas Ciaklong Wetan
Status Gizi

Jumlah

Buruk
Kurang
Baik
Total

7
20
3
30

Berdasarkan tabel 3.1 hasil status gizi yang diukur dengan menghitung dari berat badan
menurut usia. Dari data tersebut didapatkan status gizi dengan kriteria gizi buruk sebanyak 7
orang, gizi kurang sebanyak 20 orang, dan gizi baik sebanyak 3 orang.
Pemberian makanan tambahan seharusnya diberikan pada balita usia 6-24 bulan yang
termasuk 2T/ 3T atau gizi kurang, namun pada prakteknya pemberian makanan tambahan
diberikan sampai usia 2 tahun pada anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan, anak dari
keluarga miskin, bahkan anak yang mengalami gizi buruk juga diberikan makanan tambahan,
padahal kasus gizi buruk merupakan kasus yang berkelanjutan yang harus dipantau.
Puskesmas batujajar memiliki 4 bidan desa sehingga apabila wilayah tersebut tidak memiliki
bidan desa maka akan diambil alih oleh petugas puskesmas yang diberi tanggungjawab oleh
kepala puskesmas untuk melaporkan jumlah keluarga miskin dan balita yang memenuhi sasaran
diberikannya makanan tambahan. Pelaporan ini akan dilakukan oleh bidan desa kepada
puskesmas batujajar lalu akan dilaporkan oleh puskesmas ke dinas kabupaten bandung barat.
Berdasarkan pelaporan bidan desa ini maka akan dilakukan survei oleh puskesmas untuk
kebenarannya sebelum dilaporkan pada dinas kabupaten bandung barat. Data tersebut akan
menentukan jumlah makanan yang akan diberikan pada puskesmas.
Tabel 3.2 Jumlah sasaran anak dari keluarga miskin yang diberi PMT
Usia
Umur 6-11 bln
Umur 12-24 bln
Total

Jumlah (Jiwa)
684
1840
2524

Berdasarkan tabel 3.2 diketahui sebanyak 2524 anak yang berasal dari keluarga miskin dari
seluruh wilayah kerja puskesmas batujajar pada tahun 2014. Usia 12-24 bulan merupakan yang
terbanyak mendapatkan makanan tambahan, hal ini dikarenakan anak pada usia tersebut sudah
tidak mendapatkan ASI sehingga membutuhkan tambahan gizi, disamping itu menurut survey
kader puskesmas ibu-ibu didaerah tersebut kurang memperhatikan masalah gizi anak karena
memiliki banyak anak.
Dari data tersebut, akan dilakukan penimbangan setiap bulan selama maksimal 3 bulan
berturut-turut untuk menentukan apakah berhak mendapatkan makanan tambahan dari
puskesmas. Dari pelaporan bidan desa tahun 2014 yang memiliki status gizi buruk di wilayah
puskesmas Cikalong Wetan terdapat 4 orang, kemungkinan anak tersebut akan mendapatkan
pemberian makanan tambahan.
Keberhasilan pemberian makanan tambahan dilakukan dengan cara mengukur berat badan
sebelum dan mengukur berat badan setelah dilakukan pemberian makanan tambahan selama 3
bulan berturut-turut untuk dilakukan evaluasi dan mengetahui keberhasilannya.
Kegiatan pemberian makanan tambahan berasal dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
berupa uang atau makanan sachet yang disalurkan kesetiap puskesmas lalu dari puskesmas akan
disalurkan ke berbagai wilayah tempat kader untuk didistribusikan ke sasaran puskesmas.
Contoh kegiatan demo memasak untuk memberikan contoh makanan yang sesuai untuk
konsumsi balita dilakukan oleh kader menghabiskan dana perorang Rp 10.000 dan dana kader
perorang Rp 5000.
Kendala yang dialami pada saat dilapangan kurang pengetahuan kader mengenai sasaran
yang kurang tepat yaitu pemberian makanan tambahan yang terkadang tidak sesuai dengan
sasaran yaitu keluarga miskin. Pemberian makanan tambahan dilakukan oleh kader pada saat

pelayanan posyandu sehingga diberikan kepada semua yang datang pada pelayanan tersebut,
sedangkan yang datang pada pelayanan tersebut bukan hanya dari kalangan keluarga miskin.

Anda mungkin juga menyukai