Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cairyang
terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. Dari saluran pencernaan akan
terbentuk sistem pencernaan yang terdiri dari organ-organ pencernaan yang tergabung
membentuk saluran pencernaan. saluran pencernaan tersebut terdiri dari Oris(mulut),
Faring(tekak), Esofagus(kerongkongan) Ventrikulus(lambung), usus halus,usus besar,
rektum, anus. Selain itu alat penghasil getah cerna terdiri dari Kelenjar ludah, kelenjar
getah lambung, kelenjar hati, kelenjar pankreas, kelenjar getah usus.

Selama dalam pankreas, pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat yang


sederhana yang hanya diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai
perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung di
dalam berbagai cairan pencernaan.

Setiap jenis zat mempunyai tugas khusus bekerja atas satu jenis makanan dan tidak
mempunyai pengaruh terhadap jenis lain.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai :


1. Anatomi sistem pencernaan
2. Fisiologi dan Biokimia system pencernaan

1
3. Pengertian Ingesti, Digesti, Absorpsi dan Eliminasi
4. Proses Metabolisme Karbohidrat, Protein, Lipid dan asam ami

5. Enzim yang berperan dalam proses pencernaan.


6. Pengertian Motilitas

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui anatomi fisiologi dan biokimia system
pencernaan.

2
BAB II

ANATOMI FISIOLOGI DAN BIOKIMIA SISTEM PENCERNAAN

A. Anatomi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan


mempersiapkannya untuk diasimilasikan oleh tubuh. Sistem pencernaan atau sistem
gastroinstestin, adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima
makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa
proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa
sangat jauh berbeda. Pada dasarnya system pencernaan makanan dalam tubuh
manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi
dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari
makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa
makanan melalui anus. Agar dapat diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh,
makanan perlu dicerna terlebih dahulu.

Proses pencernaan makanan dibedakan menjadi pencernaan makanan secara


mekanis dan kimiawi. Sistem pencernaan makanan terdiri dari saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri atas mulut,
kerongkongann, lambung, usus, dan anus. Makanan diserap di usus kemudian
diedarkan ke seluruh bagian tubuh. Sisa makanan di keluarkan melalui anus. Selama
dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana
yang dapat diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan sifat
makanan terjadi karena kerja berbagi enzim yang terkandung dalam berbagai cairan
pencerna. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan bekerja
atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis
lainnya. Ptialin (amilasi ludah) misalnya bekerja hanya atas gula dan

3
tepung, sedangkan pepsin hanya atas protein. Satu jenis cairan pecerna, misalnya
cairan pankreas, dapat mengandung beberapa enzim dan setiap enzin bekerja hanya
atas satu jenis makanan. Enzim ialah zat kimia yang menimbulkan perubahan
susunan kimia terhadap zat lain, tanpa enzim itu sendiri mengalami suatu perubahan.
Untuk dapat bekerja secara baik, berbagai enzim tergantung adanya garam mineral
dan kadar asam atau kadar alkali yang tepat.

1. Gigi dan Mulut

a. Oris (Mulut)

adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2 bagian luar yaitu :

1. Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan
pipi

2. Bagian rongga mulut bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya
oleh tulang maksilaris, platum dan mandibularis, di sebelah belakang bersambung
dengan faring

Selaput lender mulut ditutupi empithelium yang berlapis lapis, dibawahnya terletak
kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lender. Selaput ini kaya akan pembuluh
darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris.

Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput
lender (mukosa). Otot ordikularis oris menutupi bibir. Levator anguili oris
mengangkat dan depressor anguili oris menekan ujung mulut.

b. Palatum

Palatum terdiri atas 2 bagian yaitu :

1. Palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk-tajuk palatum dan
sebelah depan tulang makslaris dan lebih ke belakang terdiri dari 2 tulang palatum.

4
2. Paltum mole (palatum lunak) terletak di belakang yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.

Gerakannya dikendalikan oleh ototnya sendiri, disebelah kanan dan kiri ari tiang
fauses terdapat saluran lendir menembus tonsil. Pipi dilapisi dari dalam oleh mukosa
yang mengandung papilla, otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator. Di
dalam rongga mulut terdapat geligi, kelenjar ludah, dah lidah.

c. Gigi

Gigi ada 2 macam :

1. Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak anak umur 6-7 tahun. Lengkap pada
umur 2,5 tahun jumlahnya 20 buah, terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insivius), 4
buah gigi taring (dens kasinus), dan 8 buah geraham (molare).

2. Gigi tetap (gigi permanent) tumbuh pada umur 6-18 tahun, jumlahnya 32 buah,
terdiri dari 8 buah gigi seri (dens insivius), 4 buah gigi taring (dens kaninus), 8 buah
gigi geraham depan (molera), dan 12 buah gigi geraham belakang (premolare).

Fungsi gigi :

- Gigi seri untuk memotong makanan.

- Gigi taring untuk memutuskan makan yang keras dan liat.

- Gigi geraham untuk mengunyah makanan yang sudah dipotong potong.

d. Lidah

Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini
dapat digerakkan keseluruh arah.

Lidah dibagi atas 3 bagian, radiks lingua (pangkal lidah), dorsum lingua (punggung
lidah), dan aspeks lingua (ujung lidah). Pada pangkal lidah yang belakang terdapat
epiglottis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan

5
makanan, supaya jangan masuk ke jalan napas. Punggung lidah (dorsum lingua)
terdapat putting putting pengecap / ujung saraf pengecap. Frenulum lingua
merupakan selaput lendir yg terdapat pada bagian bawah kira-kira di tengah, jika
lidah digerakkan ke atas Nampak selaput lender. Flika sublingual terdapat disebelah
kiri dan kanan frenulum lingua, disini terdapat pula lipatan selaput lender. Pada
pertengahan flika sublingual ini terdapat saluran dari glandula parotis, submaksilaris,
dan glandula sublinguaslis.

Fungsi lidah yaitu mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap dan
menelan, serta merasakan makanan.

e. Kelenjar ludah

Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang mempunyai duktus
yang berwarna duktus wartoni dan duktus stensori. Kelenjar ludah ini ada 2 yaitu:

1. Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris)

2. Kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis)

Kelenjar ludah (saliva) dihasilkan di dalam rongga mulut. Di sekitar rongga mulut
terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu : kelenjar parotis, kelenjar submaksilaris, dan
kelenjar sublingualis. Kelenjar ludah disarafi oleh saraf saraf tak sadar.

2. Faring

Faring merupakan organ yg menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan


(esophagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan
kelenjar limfe yg banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi.

Disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya
dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang. Keatas

6
bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantara lubang bernama
koana. Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantara lubang
yang disebut ismus fausium.

Tekak terdiri dari bagian superior (bagian yg sama tinggi dengan hidung), bagian
media (bagian yg sama tinggi dengan mulut), dan bagian inferior (bagian yg sama
tinggi dengan laring). Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara
tuba yg menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.

Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas kedepan sampai diatas lidah
bagian inferior disebut laringofaring yg menghubungakan orofaring dengan laring.

Menelan (deglustisio), jalan udara dan jalan makanan pada laring terjadi penyilangan.
Jalan masuk kebagian depan terus keleher bagian depan sedangkan jalan makanan
masuk kebelakang dari jalan nafas dan didepan ruas tulang belakang. Makanan
melewati epiglottis lateral melalui ressus piripormis masuk ke esophagus tanpa
membahayakan jalan udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan kejalan
udara, pada waktu yg sama jalan udara ditutup sementara. Permulaan menelan, otot
mulut dan lidah berkontrasi secara bersamaan.

3. Esofagus

Esofagus merupakan saluran yg menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya


25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardisk di bawah lambung. Lapisan
dinding dari dalam ke luar : lapisan selaput lender (mukosa), lapisan submukosa,
lapisan otot melingkar sirkuler, dan lapisan otot memanjang longitudinal. Esofagus
terletak di belakang dan di depan tulang punggung, setelah masuk toraks menembus
diafragma masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung.

7
4. Lambung

Merupakan suatu kantong yang terletak didalam rongga perut di sebelah kiri di
bawah sekat rongga badan. Lambung dapat dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah
kardia,fundus, dan pyiorus:

1. Kardia adalah bagian atas,daeerah pintu masuk makanan dari kerongkongan.

2. Fundus adalah bagian tengah,bentuknya membulat.

3. Pylorus adalah bagian bawah,daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari.

Motilitas lambung bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
pengisian lambung. Jika kosong lambung memiliki volume 50 ml tetapi organ ini
dapat mengembang sampai dengan 1000 ml ketika makan. Ada 2 faktor yang
menjaga motilitas lambung yaitu plastilitas lambung yang mengacu pada kempuan
otot polos dalam mempertahankan ketegangannya yang konstan dalam rentang waktu
yang lebar. Selanjutnya adalah relaksasi reseptif yakni proses relaksasi otot polos
untuk meningkatkan kemampuan lambung dalam mengakomodasi volume makanan.

Lambung mempunyai 2 otot lingkar,yaitu otot lingkar pardia dan otot lingkar pilorus.
Otot lingkar kardia terletak di bagian atas dan berbatasan dengan bagan bawah
kerongkongan. Fungsinya adalah untuk mencegah makanan dari lambung agar tidak
kembali ke kerongkongan dan mulut. Otot lingkar pilorus mhanya terbuka apabila
makanan telah tercerna di lambung.

Didalam lambung,makanan dicerna secara kimiawi. Dinding lambung


berkontraksi,menyebabkan gerak peristaltik. Gerakan peristaltik dinding lambung
mengakibatkan makanan dii dalam lambung teraduk-aduk. Di bagian dinding
lambung sebelah dalam terdapat kelenjar yang menghasilkan getah lambung,getah
lambung mengandung asam lambung serta enzim-enzim lain. Asam lambung
berfungsi sebagai pembunuh mikroorganisme da mengaktifkan enzim pepsinogen

8
menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi
molekul yang lebih kecil.

Fungsi lambung :

1. Mencerna & meneruskan makanan

2. Pada dinding lambung terdapat kelenjar yang menghasilkan getah lambung :

a. Selaput lendir lambung yang melapisi mukosa lambung

b. Kelenjar : Enz. Pepsin & HCl, Renin berperan pada proses pencernaan protein

3. Otot Lambung : Pengosongan lambung

Kecepatannya mempengaruhi lama kerja obat di lambung Enzim pada lambung :

1. Asam klorida ( HCl ):

- Mengasamkan makanan

- Membunuh bakteri yang masuk bersama makanan

- Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin

2. Pepsin

Mengubah protein menjadi pepton dan polipeptida

3. Renin

Mengendapkan protein susu ( kasein ) dari air susu

4. Lendir

Melindungi sel-sel di permukaan lambung terhadap kerusakan akibat kerja dari asam
klorida.

9
Faktor yang mempengaruhi keasaman isi lambung :

1. Jumlah pengeluaran asam lambung

2. Jumlah makanan yang masuk & sifatnya

3. Pergerakan otot (motilitas) lambung

5. Usus Halus

Usus halus merupakan saluran pencernaan terpanjang kurang lebih 6 meter. Lapisan
usus halus:

a. Lapisan Mukosa ( Sebelah dalam )

b. Lapisan Otot Melingkar ( M. Sirkuler )

c. Lapisan Otot Memanjang ( M. Longitudinal )

d. Lapisan Serosa ( Sebelah luar )

Permukaan dalam dinding usus halus tersusun dalam lipatan-lipatan/jonjot ( villi )


yang merupakan pipa berotot yang berperan dalam pencernaan secara kimiawai dan
memperluas permukaan untuk memperbanyak penyerapan & pengeluaran lendir.

Usus halus Terbagi atas:

a. Usus Dua Belas Jari ( Duodenum )

Bagian usus ini disebut usus dua belas jari karena panjangnya sekitar 12 jari berjajar
paralel. Didalam dinding usus dua belas jari terdapat muara saluran bersama dari
kantong empedu berisi empedu yang dihasilkan oleh hati. Empedu berwarna
kehijauan dan berasa pahit yang berguna untuk mengemulsikan lemak.

Pankreas terletak di bawah lambung dan menghasilkan getah pankreas yang


mengandung enzim amilase,tripsinogen,dan lipase. Amilase mengubah zat tepung
menjadi gula. Tripsinogen merupakan enzim yang belum aktif namun dapat

10
diaktifkan terlebih dahulu oleh enzim enterokinase yang dihasilkan oleh usus halus.
Enzim enterokinase mengubah tripsinogen menjadi tripsin yang aktif. Tripsin
mengubah protein menjadi peptide dan asam amino. Lipase mengubah lemak menjadi
asam lemak dan gliserol. Zat-zat hasil pencernaan tersebut mudah terserap oleh
dinding usus melalui proses difusi dan osmosis. Zat-zat yang brlum teruraikandapat
memasuki membran sel usus melalui transport aktif

b. Jejeneum ( Usus Kosong )

Panjang usus kosong ( yeyeum ) antara1,5 sampai 1,75 m. Di dalam usus ini makanan
mengalami pencernaan secara kimiawi oleh enzim yang dihasilkan dinding usus.
Usus kosong menghasilkan getah usus yang mengandung bermacam-macam lendir
dan enzim yang dapat memecah molekul makanan menjadi lebih sederhana. Di dalam
usus ini makanan menjadi bubur yang lumat dan encer.

c. Ileum ( Usus Penyerapan )

Usus penyerapan ( ileum ) panjangnya antara 0,75 sampai 3.5 m. Di dalam usus ini
terjadi penyerapan sari- sari makanan. Permukaan dinding ileum dipenuh oleh jonjot
usus atau vili. Jonjot usus menyebabkan permukaan ileum menjadi luas sehingga
penyerapan sari makanan dapat berjalan baik ( absorpsi ).

Makanan yang mengalami pencernaan secara kimiawi adalah karbohidrat,protein,dan


lemak. Hasil akhir karbohidrat adalah glukosa,protein menjadi asam amino,dan lemak
menjadi asam lemak dan gliserol. Vitamin dan mineral tidak mengalami proses
pencernaan. Glukosa,asam amino,vitamin,dan mineral masuk kedalam pembuluh
darah kapiler yang ada dalam jonjot usus. Sari makanan dialirkan bersama makanan
melalui pembuluh darah menuju ke hati. Glukosa sebagian disimpan dalam hati
dalam bentuk glikogen yang tidak larut dalam air. Asam lemak dan gliserol diangkut
melalui pembuluh kil karena ukuran molekulnya yang cukup besar. Pembuluh kil
adalah pembuluh limfa yang ada di daerah usus. Selanjutnya pembuluh kil akan

11
bergabung dengan pembuluh darah kil lainnya dan akhirnya bermuara pada pembuluh
getah bening dibawah tulang selangka.

6. Kolon (Usus Besar)

Usus besar atau inestinum atau intestinum mayor panjangnya sekitar 15 ,5 m,lebarnya
5-6 cm. Lapisan yang ada pada usus besar adalah: selaput lendir,lapisan otot
melingkar,lapisan otot memanjang,jaringan ikat. Fungsi usus besar adalah menyerap
air dan sari makanan,tempat berkembang biak bakteri E. coli,tempat feses.

Merupakan Pipa berotot, diameter > usus halus yang terbagi atas :

1. Usus buntu (sekum) dan Umbai cacing (appendiks)

Dibawah sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing


sehingg disebut juga umbai cacing,yang memiliki panjang sekitar 6 cm. Seluruhnya
ditutupi oleh peritonium yang mudah bergerak meskipun tidak mempunyai masentrim
dan dapat diraba melalui dinding abdnomen pada orang yang masih hidup. Bagian
yang dari usus besar yang muncul seperti corong dari ujung sekum,mempunyai pintu
keluar yang sempit tetapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus.
Apendiks bergantung menyilang pada linea terminalis masuk kedalam rongga pelvis
minor,terletak horizontaldibelakang sekum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap
infeksi kadang apendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan
perforasi dindingnya ke dalam rongga abdnomen.

2. Kolon asendens

Panjangnya sekitar 13 cm,terletak di bawah abdomen sebelah kanan,membujur keatas


dari ileum ke bawah hati. Dibawah hati melengkung ke kiri,lengkungan ini disebut
fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon transversum.

12
3. Kolon tranversum

Panjangnya sekitar 38 cm,membujur dari kolon asendens sampai ke kolon


desendensyang berada dibawah abdomen,sebelah kanan terdapat fleksura hepatika
dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.

4. Kolon desendens

Panjangnya sekitar 25 cm,terletak dibawah abdomen bagian kiri membujur dari atas
ke bawah dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri,bersmbung dengan kolon
sigmoid.

5. Kolon sigmoid

Kolon sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desendens,terletak miring dalam


rongga pelvis sebelah kiri,bentuknya menyerupai huruf S,ujung bawahnya
berhubungan dengan rektum.

6. Rektum

Rektum adalah organ terakhir dari usus besar pada beberapa jenis mamalia yang
berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan
memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika
defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang
lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

7. Anus

Dalam anatomi anus adalah sebuah bukaan dari rektum ke lingkungan luar tubuh.
Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

13
B. Fisiologi dan Biokimia Saluran Pencernaan

1. Proses Ingesti, digesti, absorpsi, dan eliminasi

a. Ingesti

adalah masuknya makanan ke dalam mulut

b. Digesti

adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil

c. Absorpsi

adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam
sirkulasidarah dan limfatik

d. Eliminasi

proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna.

2. Metabolisme KH, Protein, Lipid, Asam Amino

a. Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat merupakan derivat dari aldehid. Karbohidrat dibagi menjadi empat


macam, yaitu:

1. Monosakarida

Merupakan bentuk karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi senyawa
yang lebih sederhana. Monosakarida menurut jumlah atom karbonnya adalah triosa,
tetrosa, pentosa, hektosa, heptosa, oktosa dan selanjutnya. Sedangkan bila
berdasarkan gugus pembentuknya monosakarida dibedakan menjadi aldosa (gugus
aldehid) dan ketosa (gugus keton). Contoh dari monosakarida adalah glukosa,
fruktosa, galaktosa.

14
2. Disakarida

Merupakan bentuk karbohidrat yang bila terhidrolisis menjadi dua


monosakarida yang sama ataupun berbeda. Contoh disakarida adalah maltosa
( bila dihidrolisis menjadi dua molekul glukosa), laktosa (bila dihidrolisis menjadi
glukosa dan galaktosa), sukrosa (bila dihidrolisis menjadi glukosa dan fruktosa).

3. Oligosakarida

Merupakan bentuk karbohidrat yang bila dihidrolisis menjadi dua sampai


sepuluh unit monosakarida. Contohnya adalah maltotriosa.

4. Polisakarida

Merupakan bentuk karbohidrat yang paling kompleks. Polisakarida bila dihidrolisis


akan menghasilkan lebih dari sepuluh molekul monosakarida. Contoh dari
polisakarida adalah pati dan dekstrin. Karbohidrat yang masuk ke tubuh berasal dari
makanan. Sel-sel di dalam tubuh tentunya tidak dapat langsung menyerap
karbohidrat, tetapi karbohidrat tersebut harus dipecah menjadi molekul yang lebih
sederhana lagi yaitu monosakarida, terutama dalam bentuk glukosa. Karena glukosa
merupakan monosakarida yang paling utama yang dapat diserap oleh tubuh
untuk menghasilkan energi. Karbohidrat akan dipecah menjadi monosakarida
melalui proses digesti di saluran pencernaan. Setelah berubah menjadi glukosa, baru
akan terjadi metabolisme glukosa di tingkat sel (respirasi sel). Respirasi sel ini
mencakup tiga peristiwa: glikolisis, siklus Krebs, sistem transpor sitokrom/ elektron.

Kelebihan glukosa akan disimpan dalam bentuk glukagon yang terdapat pada hepar
dan otot rangka. Sehingga dapat digunakan bila tubuh membutuhkannya untuk
menghasilkan energi. Dari tabel di atas dapat diambil garis besar, bahwa yang paling
perlu dalam metabolisme iti adalah makan dan bernafas. Makanan merupakan energi
potensial, sedangkan untuk membebaskan energi tersebut dibutuhkan O2 yang di
dapatkan dari proses bernafas.

15
b. Protein

1. Anabolisme

Unsur dasar penyusun protein adalah asam amino, dan 20 di antaranya terdapat dalam
protein tubuh dalam jumlah yang cukup banyak.

a. Asam amino esensial : tidak dapat disintesis oleh tubuh. Ex : treonin, metionin,
lisin, arginin, valin, fenialanin, leusin, triptofan, isoleusin, histidin

b. Asam amino non esensial : asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh. Ex :
alanin, asparagin, aspartat, sistein, glutamate, glutamine, glisin, prolin, serin, tirosin

Struktur asam amino memperlihatkan ciri yang khas yaitu mempunyai satu gugus
asam (-COOH) dan satu atom nitrogen yang melekat pada molekul, yang biasanya
berupa gugus amino (-NH2). Dalam protein, asam amino dihubungkan menjadi
rantai panjang melalui ikatan peptide. Nitrogen pada radikal amino dari satu asam
amino berikatan dengan karbon dari radikal karboksil asam amino lainnya. Satu atom
hidrogen dilepaskan dari radikal amino, dan satu ion hidroksil dilepas dari radikal
karboksil, keduanya bergabung membentuk molekul air. Setelah dibentuk, satu
radikal amino dan satu radikal karboksil masih terletak pada ujung yang berlawanan
dan kemudian membentuk lagi rantai peptida.

2. Katabolisme

Begitu sel diisi sampai batasnya dengan protein yang tersimpan, penambahan asam
amino tambahan dalam cairan tubuh terutama di hati, akan menginduksi aktivasi
sejumlah besar aminotransferase, yaitu enzim yang bertanggung jawab memulai
sebagian besar katabolisme (pemecahan protein untuk digunakan sebagai energi atau
bila berlebih disimpan terutama sebagai lemak / glikogen).

16
a. Deaminasi

Gugus amino dari asam amino ditransfer ke asam -ketoglutarat, yang kemudian
menjadi asam glutamate. Asam glutamat ini kemudian dapat mentransfer asam amino
ke zat lainnya / dapat melepaskan dalam bentuk ammonia (NH3). Dalam proses
kehilangan gugus amino, asam glutamat sekali lagi menjadi asam -
ketoglutarat, sehingga siklus tersebut dapat berlangsung berulang-ulang.

b. Pembentukan urea di hati

Amonia yang dilepaskan selama deaminasi asam amino dikeluarkan dari darah
hampir seluruhnya melalui konversi menjadi ureum. Pada dasarnya, semua asam
amino dalam tubuh manusia disintesis di hati. Bila tidak ada hati / pada penyakit hati
yang berat, ammonia akan menumpuk dalam darah. Keadaan ini sangat toksik
terutama terhadap otak, yang sering kali menimbulkan keadaan yang
disebut koma hepatikum. Setelah ureum terbentuk, ureum berdifusi dari sel hati
masuk ke dalam cairan tubuh dan diekskresikan oleh ginjal.

c. Oksidasi asam amino yang sudah mengalami deaminasi

Begitu asam amino sudah dideaminasi, pada banyak keadaan , asam keto yang
dihasilkan dapat dioksidasi untuk mengeluarkan energi untuk keperluan metabolisme.
Oksidasi ini biasanya melibatkan 2 proses yang berurutan:

1) Asam keto diubah menjadi zat kimia yang sesuai kemudian masuk ke dalam
siklus asam sitrat.

2) Setelah itu zat tersebut dpecah dan menjadi energi.

ATP yang dihasilkan dari protein lebih kecil daripada ATP yang dibentuk glukosa
untuk setiap gramnya. Asam amino tertentu yang dideaminasi serupa, digunakan
untuk mensintesis glukosa / asama lemak. Misalnya deaminasi alanin adalah asam
piruvat. Asam piruvat ini kemudian dikonversi menjadi glukosa/ glikogen (disebut
proses glukoneogenesis), sebagian dikonversi menjadi asetil ko-A (2 mol asetil

17
koA akan berubah menjadi asam aseloasetat),dan sebagian lagi dikonversi menjadi
asam lemak (disebut proses ketogenesis).

Hormon yang berpengaruh dalam metabolisme protein:

a. Hormon pertumbuhan meningkatkan sintesis protein sel karena adanya


percepatan proses transkripsi dan translasi RNA dan DNA untuk sintesis protein.

b. Insulin diperlukan untuk sintesis protein. Insulin mempercepat transpor


beberapa asam amino ke dalam sel, sehingga dapat menjadi rangsangan bagi
pembentukan protein.

c. Glukortikoid meningkatkan pemecahan sebagian besar protein jaringan.

d. Testoteron menambah deposit protein di jaringan.

e. Estrogen menambah sedikit deposit protein.

f. Tiroksin meningkatkan kecepatan metabolisme seluruh sel termasuk protein.

Jenis protein yang terdapat dalam plasma:

a. Albumin

Jenis protein terbanyak dalam plasma yang mencapai 60%. Albumin merupakan
protein yang larut dalam air dan mengendap pada kondisi dipanaska. Terbuat di hepar
sehingga dapat digunakan untuk tes pembantu dalam penilaiaan fungsi ginjal dan
saluran pencernaan. Banyak dijumpai pada telur (albumin telur, putih telur), darah
(albumin serum), dalam susu (laktalbumin).Berat molekul albumin plasma pada
manusia 69000, albumin telur 44000, dalam daging mamalia 63000.

Fungsi albumin :

1) Mengangkat molekul-molekul kecil melewati plasma dan cairan sel.

18
Fungsi ini erat kaitannya dengan bahan metabolism asam lemak bebas dan bilirubin
dan berbagai macam obat yang kurang larut dalam air tetapi harus diangkat melalui
darah dari satu organ ke organ lain agar dapat diekskresi.

2) Membentuk jaringan sel baru sehingga dalam ilmu kedokteran,


albumin dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang
terbelah.Misalnya akibat operasi.

3) Albumin dapat menghindari timbulnya pembengkakan paru-paru dan gagal


ginjal serta sebagai carrier faktor pembekuan darah.

b. Globulin

Meruapakan protein yang tidak larut dalam air, larut dalam euglobulins, larut dalam
pseudoglobulin, serta dalam larutan garam. Globulin juga memiliki sifat lain yaitu
mengeras atau menggumpal jika dikondisikan dalam suhu tinggi.

Ada tiga macam globulin:

1) Alfa globulin

Salah satu bagian plasma darah yang mengedarkan hormon.

2) Beta globulin

Protein plasma darah yang memiliki kaitan erat dengan transportasi thrombin dan
protrombin. Dengan kata lain sangat erat kaitannya dengan proses pembekuan darah.

3) Gamma globulin

Kelompok protein serum yang mengandung banyak antibody. Dengan kata


lain sangat erat kaitannya dengan proses imun atau kekebalan tubuh.

19
c. Fibrinogen

Fibrinogen berpolimerasi menjadi pilinan fibrin yang panjang selama proses


koagulasi darah. Dengan demikian, terbentuk bekuan darah yang akan membantu
memperbaiki kebocoran sistem sirkulasi.

c. Lipid

Lipid dibagi menjadi 3:

1. Trigliserida

2. Fosfolipid

3. Kolesterol

Pencernaan lemak dalam usus

1. Emulsifikasi lemak, memecahkan gumpalan lemak menjadi ukuran


yang lebih kecil sehingga enzim pencernaan yang larut air dapat bekerja pada
permukaan gumpalan lemak

2. Pengaruh empedu (garam empedu + fosfolipid lestin) menurunkan tegangan


antar permukaan lemak. (memperbesar 1000x daerah permukaan lemak total)

Lemak + (empedu + pengadukan ) lemak terelmusi

Lemak teremulsi + (lipase pangkreas) Asam lemak dan 2-monogliserida

Fungsi Lemak

1. Sebagai sumber energi sekunder

2. Melarutkan vitamin A,D,E, dan K

3. Melindungi alat-alat vital pada tubuh

4. Memperbaiki rasa makanan (gurih)

20
Kelebihan lemak disimpan dalam jaringan adipose, terutama pada subcutaneous layer.

d. Asam Amino

Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional
karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam biokimia seringkali
pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama
(disebut atom C "alfa" atau ). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus
amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik:
cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam.
Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino
termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu
fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.

Amino dasar (standar)

Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan
ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya
tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino
baku atau asam amino penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah
yang disandi oleh DNA/RNA sebagai kode genetik.

Berikut adalah ke-20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam kurung
menunjukkan singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan dalam kajian
protein), dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya:

Asam amino alifatik sederhana

1. Glisina (Gly, G)

2. Alanina (Ala, A)

21
3. Valina (Val, V)

4. Leusina (Leu, L)

5. Isoleusina (Ile, I)

Asam amino hidroksi-alifatik

1. Serina (Ser, S)

2. Treonina (Thr, T)

Asam amino dikarboksilat (asam)

1. Asam aspartat (Asp, D)

2. Asam glutamat (Glu, E)

Amida

1. Asparagina (Asn, N)

2. Glutamina (Gln, Q)

Asam amino basa

1. Lisina (Lys, K)

2. Arginina (Arg, R)

3. Histidina (His, H) (memiliki gugus siklik)

Asam amino dengan sulfur

1. Sisteina (Cys, C)

2. Metionina (Met, M)

22
Prolin

1. Prolina (Pro, P) (memiliki gugus siklik)

Asam amino aromatik

1. Fenilalanina (Phe, F)

2. Tirosina (Tyr, Y)

3. Triptofan (Trp, W)

Kelompok ini memiliki cincin benzena dan menjadi bahan baku metabolit sekunder
aromatik.

Fungsi biologi asam amino

1. Penyusun protein, termasuk enzim.

2. Kerangka dasar sejumlah senyawa penting dalam metabolisme (terutama


vitamin, hormon dan asam nukleat).

3. Pengikat ion logam penting yang diperlukan dalam dalam reaksi enzimatik
(kofaktor).

Asam amino esensial

Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai
kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme
apabila spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri
atau selalu kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan
ini, spesies itu harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah "asam amino
esensial" berlaku hanya bagi organisme heterotrof.

Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial yang
harus dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusina, leusina, lisina, metionina,
fenilalanina, treonina, triptofan, dan valina. Histidina dan arginina disebut sebagai

23
"setengah esensial" karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi
kebutuhannya. Asam amino karnitina juga bersifat "setengah esensial" dan sering
diberikan untuk kepentingan pengobatan.

e. Enzim

Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim
pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan
makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil.
Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe)
mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan.

Secara umum enzim memiliki sifat : bekerja pada substrat tertentu, memerlukan suhu
tertentu dan keasaman (pH) tertentu pula. Suatu enzim tidak dapat bekerja pada
substrat lain. Molekul enzim juga akan rusak oleh suhu yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi. Demikian pula enzim yang bekerja pada keadaan asam tidak akan
bekerja pada suasana basa dan sebaliknya. Macam-macam enzim pencernaan yaitu :

1. Enzim ptialin

Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi
enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.

2. Enzim amilase

Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar
pankreas.

Amilum sering dikenal dengan sebutan zat tepung atau pati. Amilum merupakan
karbohidrat atau sakarida yang memiliki molekul kompleks. Enzim amilase memecah
molekul amilum ini menjadi sakarida dengan molekul yang lebih sederhana yaitu
maltosa.

24
3. Enzim maltase

Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah molekul maltosa
menjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana (monosakarida).
Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa, sehingga darah
dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan.

4. Enzim pepsin

Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen. Selanjutnya


pepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin.

Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi molekul yang lebih
sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar dapat diangkut oleh
darah.

5. Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua belas
jari (duodenum).

Asam amino memiliki molekul yang lebih sederhana jika dibanding molekul pepton.
Molekul asam amino inilah yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang
membutuhkan. Selanjutnya sel akan merakit kembali asam amino-asam amino
membentuk protein untuk berbagai kebutuhan sel.

6. Enzim renin

Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi enzim renin untuk
mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein susu, sering disebut
keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air susu dapat dicerna.

7. Asam khlorida (HCl)

25
Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan oleh
kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan. Produksi asam
khlorida yang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan radang
lambung yang sering disebut penyakit maag

8. Cairan empedu

Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu. Empedu
mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran sisa
pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah merah
(erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel darah
merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi butiran-
butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang sudah
berwujud emulsi ini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang lebih
sederhana lagi.

9. Enzim lipase

Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam usus
dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi
jumlahnya sangat sedikit.

Lipid (seperti lemak dan minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks
yang berukuran besar. Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening,
sehingga perlu dipecah lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase
memecah molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul
lebih sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air, maka
pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening (limfe)

26
f. Motilitas

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus
berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat
penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan
untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah
mengalami distensi.

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsive dan gerakan
mencampur. Gerakan propulsive yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi
saluran pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana
gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan
fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya gerakan propulsive yang mendorong
makanan melalui esofagus berlangsung cepat karena struktur ini hanya berfungsi
sebagai tempat lewat makanan dari mulut ke lambung tapi sebaliknya di usus halus
tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak sangat
lambat sehingga tersedia waktu untuk proses penguraian dan penyerapan makanan.
Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai dua fungsi yaitu
mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada
usus.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu
lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di
sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan
sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian
dalam berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini
menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar yang berjalan
secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot
polos ini menghasilkan gerakan propulsive dan mencampur.

27
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Makanan mengalami proses pencernaan agar dapat di serap oleh usus. Pencernaan
makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran
yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi
molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan.
Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar yang
pencernaan.
Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi pencernaan secara mekanik dan
pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara mekanik yaitu mengubah makanan
dari bentuk kasar menjadi halus. Sedangkan pencernaann secara kimiawi, yaitu
pencernaan dengan bantuan enzim. Fungsi sistem pencernaan adalah memperoleh
zat-zat makanan yang dibutuhkan bagi tubuh.

B. Saran

Dengan mengetahui system pencernaan pada manusia, kita mengharapkan pembaca


dapat mengenal lebih dekat bagian- bagian dari tubuh kita, Mulai dari organ
organ yang menyusun sistem tersebut, cara kerja suatu sistem pada tubuh kita,
zat atau enzim yang membantu dalam proses sistem tersebut, penyakit yang dapat me
nyerang sistem-sistem tersebut, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan suatu salah
satu organ.

DAFTAR PUSTAKA

28
Guyton, Arthur C. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta:EGC

Moore, Keith L. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta:Hipokrates.

Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:Salemba medika.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk Pemula. Jakarta:EGC

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:EGC.

Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :


Salemba Medika

Syaifuddin. 2010. Atlas Berwarna Tiga Bahasa Anatomi Tubuh Manusia.


Jakarta:Salemba Medika

29

Anda mungkin juga menyukai