GURU PROFESIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari Guru?
2. Apakah peran dan fungsi Guru?
3. Apa pengertian dari guru profesioal?
4. Kompetensi dasar apasajakah yang harus dimiliki oleh guru profesional?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjelaskan pengertian dari guru.
2. Dapat mendeskripsikan peran dan fungsi seorang guru.
3. Dapat menjelaskan pengertian dari guru profesional.
4. Dapat mengidentifikasi kompetensi dasar seorang guru profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Guru
Guru dalam bahasa jawa adalah menunjuk pada seorang yang harus digugu dan ditiru oleh
semua murid dan bahkan masyarakat. Harus digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan
olehnya senantiasa dipercaya dan diyakkini sebagai kebenaran oleh semua murid.
Sedangkan ditiru artinya seorang guru harus menjadi suri teladan (panutan) bagi semua
muridnya.
Secara tradisional guru adalah seorang yang berdiri didepan kelas untuk menyampaikan
ilmu pengetahuan.
Guru sebagai pendidik dan pengajar anak, guru diibaratkan seperti ibu kedua yang
mengajarkan berbagai macam hal yang baru dan sebagai fasilitator anak supaya dapat belajar
dan mengembangkan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal,hanya saja ruang
lingkupnya guru berbeda, guru mendidik dan mengajar di sekolah negeri ataupun swasta.
Adapun pengertian guru menurut para ahli:
1. Menurut Noor Jamaluddin (1978: 1) Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan
jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial
dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
2. Menurut Peraturan Pemerintah Guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi
yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat
mandiri.
3. Menurut Keputusan Men.Pan Guru adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang
dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pendidikan di sekolah.
4. Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
C. Kompetensi Guru
Menurut Mulyasa kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Muhaimin, kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen
penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksankan tugas-
tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelegen harus ditunjukan sebagai kemahiran, ketetapan, dan
keberhasilan bertindak. Sifat tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran tindakan baik dipandang dari
sudut ilmu pengetahuan, teknologi maupun etika. Menurut Muhibbin Syah kompetensi adalah kemampuan atau
kecakapan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian kompetensi guruadalah pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia
dapat melakukan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Selanjutnya menurut Muhibbin Syah, dikemukakan bahwa kompetensi guru adalahkemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi guru juga dapat diartikan
sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang ditampilkan dalam bentuk perilaku cerdas dan penuh
tanggung jawab yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan profesinya . Menurut Mulyasa kompetensi guru
merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, sosial, spiritual yang secara kaffah membentuk
kompetensi standar profesi guru yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,
pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.
Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan
profesi keguruannya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru piawai dalam melaksanakan profesinya.
Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan,
keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi
sebagai guru.
Guru sebagai agen pembelajaran diharapkan memiliki empat jenis kompetensi guru. Empat kompetensi tersebut
yakni kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan kompetensi profesional.
Sebelum membahas tentang kompetensi sosial dan kepribadian, penulis uraikan secara singkat tentang kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional.
Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi
Bahwa guru yang profesional itu memiliki empat kompetensi atau standar kemampuan yang meliputi
kompetensi Kepribadian, Pedagogik, Profesional, dan Sosial. Kompetensi guru adalah kebulatan pengetahuan ,
keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
sebagai agen pembelajaran. Sebagai agen pembelajaran maka guru dituntut untuk kreatif dalam mnenyiapkan
metode dan strategi yang cocok untuk kondisi anak didiknya, memilih dan menetukan sebuah metode pembelajaran
yang sesuai dengan indikator pembahasan. Dengan sertifikasi dan predikat guru profesional yang disandangnya,
maka guru harus introspeksi diri apakah saya sudah mengajar sesuai dengan cara-cara seorang guru profesional.
Sebab disadarai atau tidak banyak diantara kita para pendidik belum bisa menjadi guru yang profesional sebagai
mana yang diharapkan dengan adanya sertifikasi guru sampai saat ini.
A. Kompetensi kepribadian
Adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi
kepribadian meliputi :
1. Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial, bangga menjadi
guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etod kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemamfaatan peserta didik,
sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadappeserta didik
dan memiliki perilaku yangh disegani.
5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur,
ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
B.Kompetensi Pedagogik
Kemampuan pemahaman terhadappeserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub
kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :
1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan
memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar
awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran
yang meliputi memahmi landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta
menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting) pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan melaksanakan
evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil
evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan
hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi memfasilitasi
peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk
mengembangkan berbagai potensi nonakademik.
C. Kompetensi Profesional
Adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulummata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap
struktur dan metodologi keilmuannya. Sub kompetensi dalam kompetensi Profesional adalah :
1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi yang meliputi memahami materi ajar
yang ada dalam kurikulum sekolah, memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren
dengan materi ajar, memahami hubungan konsep antar nmata pelajaran terkait, dan menerapkan konsep-konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menguasai struktur dan metode keilmuan yang meliputi menguasai langkah-langkah penelitian dan
kajian kritis untuk membperdalam pengetahuandan materi bidang studi.
D.Kompetensi Sosial
adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar
Kode etik Guru dan Dosen
Kode etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan di dalam melaksanakan tugas dan kehidupan
sehari-hari.
D. Guru Profesional
1. Pengertian Guru Profesional
Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk
multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara internal memiliki empat kompetensi,
yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi
sosial.
2. Kompetensi Guru
Pada dasarnya, terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan
dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru ini sangat berkaitan dengan 4
kompetensitersebut. Pada hakikatnya guru merupakan profesi, yang mana profesi itu sendiri
merupakan pekerjaan yang didasarkan pada pendidikan intelektual khusus, yang bertujuan
memberi pelayanan dengan terampil kepada orang lain dengan mendapat imbalan tertentu.
Sedangkan profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan teknis yang berkualitas tinggi
yang dimiliki oleh seseorang. (Iskandar,2009)
Kompetensi Guru juga merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru, dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi. Berikut akan dijelaskan tentang keempat kompetensi diatas
:
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman
peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substantif
kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik tersebut dapat dijabarkan menjadi
subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
1) Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memamahami peserta
didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, memahami peserta didik
dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta
didik.
2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidik-an untuk kepentingan
pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menerapkan teori belajar dan
pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
3) Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menata latar
(setting) pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: melaksanakan evaluasi (assess-ment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode:menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan
tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengem-bangkan berbagai
potensi nonakademik.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Secara rinci setiap elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi sub
kompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai
pendidik; dan memeliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2) Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai
pendidik.
3) Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menampilkan
tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dan
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
4) Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memiliki
perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
5) Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan
materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan
substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Secara rinci masing-masing elemen kompe-tensi tersebut memiliki subkompetensi dan indikator
esensial sebagai berikut:
1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami
struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau kohe-ren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep
keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-nambah wawasan dan
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut:
1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan. c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta
didik dan masyarakat sekitar.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Guru adalah seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya dan
bertanggung jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan
mengevaluasi anak didiknya agar bermanfaat dimasa yang akan datang.
Seorang guru harus mengetahui peran dan fungsinya yaitu:
1. Guru Sebagai Pendidik
2. Guru Sebagai Pengajar
3. Guru Sebagai Pembimbing
4. Guru Sebagai Pemimpin
5. Guru Sebagai Pengelola Pembelajaran
6. Guru Sebagai Model dan Teladan
7. Sebagai Anggota Masyarakat
8. Guru Sebagai Administrator
9. Guru Sebagai Penasehat
10. Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
11. Guru Sebagai Pendorong Kreatifitas
12. Guru Sebagai Emansipator
13. Guru Sebagai Evaluator
14. Guru Sebagai Kulminator
Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan yang berbentuk
multidimensional. Guru yang demikian adalah yang secara internal memiliki empat kompetensi,
yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi
sosial.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional adalah:
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi professional
4. Kompetensi Sosial
B. SARAN
Guru memiliki kedudukan yang terhormat karena guru merupakan pahlawan tanpa tanda
jasa yang patut untuk dihormati, oleh karena itu sebagai seorang guru harus selalu menjaga sikap
dan kepribadiaannya dengan baik agar menjadi contoh bagi anak didik dan masyarakat.
Sumber daya manusia harus lebih ditingkatkan agar generasi baru yang nantinya akan
menjadi seorang guru (calon guru) menjadi guru yang lebih professional dan berkualitas.
Guru juga harus mengurangi kebiasaan buruk yang sering dilakukan antara lain: sering
meninggalkan kelas disaat jam pelajaran, tidak menghargai siswa, pilih kasih terhadap siswa,
kurang persiapan dalam pembelajaran, menyuruh siswa menyuruh menulis di papan tulis, tidak
disiplin, kurang memperhatikan siswa, dan matrealistis.
Untuk itu mari kita tingkatkan mutu pendidikan nasional dengan memprioritaskan guru
yang benar-benar professional dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, Muhammmad. 2010. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta: AR. Ruzz Media Group
Beberapa kata tersebut diatas secara keseluruhan terhimpun dalam kata pendidik, karena seluruh kata
tersebut mengacu kepada seseorang yang memberikan pengetahuan, ketrampilan atau pengalaman
kepada orang lain. Kata-kata yang bervariasi tersebut menunjukkan adanya perbedaan ruang gerak
dan lingkungan dimana pengetahuan dan ketrampilan diberikan. Jika pengetahuan dan ketrampilan
tersebut diberikan di sekolah disebut teacher, diperguruan tinggi disebut lecturer atau professor, di
rumah secara pribadi disebut tutor, di pusat-pusat latihan disebut instructor atau trainer dan
dilembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan agama disebut educator.
Dengan demikian, kata pendidik secara fungsional menunjukkan kepada seseorang yang
melakukan kegiatan dalam memberikan pengetahuan, ketrampilan, pendidikan, pengalaman dan
sebagainya. Orang yang melakukan kegiatan ini bisa siapa saja dan dimana saja. Di rumah orang
yang melakukan tugas tersebut ialah kedua orang tua karena secara moral dan teologis merekalah
yang diserahi tanggung jawab pandidikan anaknya. Selanjutnya di sekolah tugas tersebut dilakukan
oleh guru dan di masyarakat dilakukan oleh organisasi-organisasi kependidikan dan sebagainya. Atas
dasar ini, Abuddin Nata menyebutkan bahwa yang termasuk ke dalam pendidik itu bisa kedua orang
tua, guru, tokoh masyarakat dan sebagainya [4]
Dari segi istilah para ahli pendidikan merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut :
a. Ahmad Tafsir
Pendidik ialah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik baik potensi afektif, potensi kognitif
maupun potensi psikomotorik[5]
b. Suryosubroto
Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab memberi pertolongan pada peserta
didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu
berdiri sendiri dan memenuhi tingkat kedewasaannya mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya
sebagai hamba dan khalifah Allah swt dan mampu melakukan tugas sebagai mahluk sosial dan
sebagai mahluk individu yang mandiri [6] .
c. Ahmad D Marimba
Pendidik ialah orang yuag memikul pertanggung jawaban untuk mendidik yaitu manusia dewasa
yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab tentang pendidikan si terdidik
Dari beberapa pengertian diatas tampak bahwa ketika menjelaskan pengertian pendidik
selalu dikaitkan dengan bidang tugas dalam pekerjaan yang harus di lakukannya. Ini menunjukkan
bahwa pada akhirnya pendidik itu ialah merupakan profesi atau keahlian tertentu yang melekat pada
seseorang yang tugasnya berkaitan dengan pendidikan. Dalam UU SPN No 20 tahun 2003 pasal 37
ayat 2 yang berbunyi : Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan kepada masyarakat terutama bagi pendidikan pada perguruan tinggi. Selanjutnya dalam
ayat 3 berbunyi :Pendidik yang mengajar dalam satuan pendidikan dasar dan menengah disebut
guru dan pendidik yang mengajar di satuan pendidikan tinggi disebut dosen
Dalam Islam, pengertian mendidik tidak hanya dibatasi pada terjadinya interaksi pendidikan
dan pembelajaran antara guru dan peserta didik dimuka kelas tetapi mengajak, mendorong dan
membimbing orang lain untuk memahami dan melaksanakan ajaran Islam merupakan bagian dari
aktifitas pendidikan Islam.
[1] Hans Wehr, 1974, A Dictionary of Modern Written Arabic, Beirut: Libraire du Liban, London: Macdonald dan
Evans, Ltd. Halaman 4
[2] Ibid, halaman 279
[3] Ibid, halaman 637
[4] Abuddin Nata, 1997, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Logos, halaman 62
[5] Ahmad Tafsir, 1992, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
halaman 74
[6] Suryo Subroto, 1983, Beberapa Aspek Dasar Kependidikan, Jakarta, Bina Aksara, halaman 26