Anda di halaman 1dari 4

1. Apa penyebab dari nyeri perut kanan atas?

Jawab:
Nyeri abdomen dapat berasal dari organ dalam abdomen termasuk
peritoneum viseral (nyeri viseral), peritoneum parietal, dan nyeri alir
(referred). Lokasi dari nyeri abdomen bisa mengarah pada lokasi organ yang
menjadi penyebab nyeri tersebut. Penyebab nyeri perut kanan atas pada kasus
ini antara lain:
- Kolelhitiasis
- Kolesistitis
- Nefrolithiasis
- Pyelonefritis
- Kolangitis
- Abses hepar
- Ulkus peptikum
- Pankreatitis akut

2. Apa penyebab dari keluhan tambahan berupa mual?


Jawab:
Mual merupakan bagian dari sindroma dispepsia yang disebabkan oleh
berbagai keadaan, diantaranya:
- Penyakit pada hati, pankreas, sistem bilier: hepatitis, pankreatitis,
kolesistitis
- Gangguan atau penyakit dalam lumen saluran cerna: tukak
lambung,/duodenum, gastritis, tumor, infeksi
- Penyakit sistemik: DM, penyakit tiroid, penyakit jantung koroner
- Obat-obatan
- Dispepsia fungsional

Mual dapat dirangsang melalui:


Serabut aferen vagus dari lapisan viseral GI (sindrom reseptor 5-HT3):
akibat rangsangan kolik bilier, peritonistis, atau distensi gastrointestinal.
3. Mengapa setelah mengonsumsi makanan berlemak dapat menyebabkan nyeri
kolik pada abdomen kanan atas?
Jawab:
Sel doudenal akan melepaskan hormon kolesistokinin (CCK) akibat hasil
pencernaan dari protein dan lipid. Hormon ini akan merangsang terjadinya
kontraksi pada kandung empedu. Pada saat kontraksi, kandung empedu yang
mengandung batu akan menyumbat aliran empedu baik parsial ataupun total.
Akibatnya terjadi spasmetonik atau nyeri kolik bilier.
4. Bagaimana hubungan antara riwayat penyakit dengan keluahan yang sama
dengan keluhan sekarang?
Jawab:
Keadaan ini menunjukkan bahwa penderita memiliki faktor risiko yang
menyebabkan berulangnya keluhan, yaitu kebiasaan penderita mengkonsumsi
makanan yang tinggi lemak

5. Pada pemeriksaan laboratorium, kenapa terjadi peningkatan kadar bilirubin


direct?
Jawab:
Peningkatan kadar bilirubin indirect dalam darah dapat disebabkan oleh stasis
bilirubin akibat obstruksi biliaris.
6. Bagaimana menyingkirkan diagnosis banding kasus ini?

Nyeri Sind.
Demam Ikterus Bilirubin kolesterol BAK BAB
kolik dipepsia
Kolelithiasis +/- + -/+ - / tdk N N
Kolesistitis - + + - N N N N
Pyelonefritis + -/+ + - N N N
Abses hepar +/- + + - N N gelap putih
Ulkus
petikum/ - + + - N N N N
duodenum
Kolangitis - + + + N N N N

7. bagaimana mengetahui letak batu pada kasus ini?


Jawab:
Letak batu bisa ditentukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
penunjang. Dari anamnesis, batu yang letaknya pada saluran empedu akan
menampilkan gambaran klinis berupa ikterik, BAK warna teh tua, dan BAB
seperti dempul/pucat, sedangkan obstruksi pada kandung empedu tidak. Pada
pemeriksaan fisik akan ditemukan ikterik pada sklera. Melalui pemeriksaan
darah akan didapatkan kadar bilirubin inderict yang cukup tinggi, dan USG
tampak batu pada saluran empedu.

8. Kenapa diberikan diet nasi biasa rendah kolesterol?


Jawab: diet rendah kolesterol bertujuan untuk mencegah terjadinya nyeri
kolik berulang dan komplikasi.

9. Bagaimana penatalaksanaan kolelithiasis? Mengapa tindakan yang dipilih ada


kolesistektomi?
Jawab:
Penderita yang tidak menimbulkan gejala, tidak perlu dilakukan tindakan. Hal
yang penting untuk diampaikan kepada pasien adalah menghindari atau
mengurangi makanan berlemak.
Kolesistektomi dilakukan pada kolelithiasis simtomatik untuk mencegah
kekambuhan pada penderita.

10. Mengapa prognosis pasien ini dubia ad bonam?


Jawab:
Prognosis pasien ini dubia ad bonam karena pada pasien ini belum terjadi
komplikasi seperti perforasi, peritonitis, dan ikterus obstruktif.

Anda mungkin juga menyukai