Anda di halaman 1dari 1

"Pelayanan publik, misalnya, desa Smart Kampung sudah berbasis TIK.

Warga yang
butuh surat yang perlu tanda tangan camat, tidak perlu ke kecamatan. Cukup di
balai desa, karena sudah tersambung dengan kecamatan. Warga hemat waktu,
hemat uang karena tak perlu ongkos bensin ke kecamatan yang di beberapa
tempat, lokasinya cukup jauh. Sebagai daerah terluas di Jatim, bahkan di Jawa,
program ini penting untuk memudahkan warga," tandas Anas.

Untuk pemberdayaan ekonomi, "Smart Kampung" menjadikan balai desa sebagai


pusat ekonomi produktif melalui pengembangan berbagai jenis usaha yang
difasilitasi pelatihannya oleh pemerintah daerah, seperti batik dan produk olahan
pertanian. "Operator di desa nanti juga yang akan menghubungkan ke situs belanja
online Banyuwangi-Mall.com untuk memfasilitasi pemasaran UMKM desa," ujar dia.

Untuk pelayanan kesehatan, balai desa menjadi jangkar bagi Posyandu yang ada
sekaligus memudahkan warga miskin dalam memperoleh surat yang akan
digunakan untuk pengobatan.

Sedangkan untuk pelayanan pendidikan, desa menjadi pendorong penuntasan wajib


belajar 12 tahun. Relawan Banyuwangi Mengajar, yaitu para alumnus baru
perguruan tinggi, diarahkan ke desa ini. Desa juga harus harus mempunyai
Perpustakaan Desa. Demikian pula untuk pengembangan seni-budaya, balai desa
menjadi simpul bagi aktivitas seni warga. Sanggar-sanggar seni berlatih bersama.
"Mulai dari seni tari, musik, sampai pencak silat, menyesuaikan dengan potensi dan
minat warga setempat," ujar Anas.

Contoh lainnya, untuk peningkatan kapasitas SDM, semua pelatihan warga


dipusatkan di balai desa, mulai pelatihan bahasa, tanggap bencana, mengaji,
hingga TIK. Adapun untuk integrasi penanganan kemiskinan, program ini
memudahkan warga miskin dalam mengurus segala keperluannya yang dijamin
pemerintah. Untuk informasi hukum, Smart Kampung mendorong warga desa melek
hukum. "Contoh terbaru, Banyuwangi Children Center disosialisasikan intensif ke
desa, sehingga warga tahu harus melakukan apa ketika terjadi kekerasan terhadap
anak," papar Anas.

Anas menambahkan, desa juga diwajibkan menyediakan internet nirkabel alias WiFi
gratis bagi warganya di tiap balai desa. Belanja langganan internet tersebut
dianggarkan di setiap APBDes. "Para pelajar bisa memanfaatkan fasilitas desa ini
untuk menambah wawasannya," ujar Anas. * jam/adv

Anda mungkin juga menyukai