Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di
negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan
dan kematian akibat diare (Salwan, 2008). Dari tahun ke tahun diare tetap menjadi salah
satu penyakit yang menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang merupakan penyakit yang masih
banyak terjadi pada masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak
menjadi penyebab kematian anak yang berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya,
kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah hal yang wajar dan harus
dimengerti. Justru yang menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang bersikap
tidak acuh atau kurang waspada terhadap anak yang mengalami diare.
Menurut data World Health Organization(WHO) pada tahun 2009, diare adalah
penyebab kematian kedua pada anak dibawah 5 tahun. Secara global setiap tahunnya ada
sekitar 2 miliar kasus diare dengan angka kematian 1.5 juta pertahun. Pada negara
berkembang, anak-anak usia dibawah 3 tahun rata-rata mengalami 3 episode diare
pertahun. Setiap episodenya diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan
anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak
(WHO, 2009).
Berbagai faktor mempengaruhi terjadinya kematian, malnutrisi, ataupun kesembuhan
pada pasien penderita diare. Diare disebabkan faktor cuaca, lingkungan, dan makanan.
Perubahan iklim, kondisi lingkungan kotor, dan kurang memerhatikan kebersihan
makanan merupakan faktor utamanya. Penularan diare umumnya melalui 4F, yaitu Food,
Fly , Feces, dan Finger. Pada balita, kejadian diare lebih berbahaya dibanding pada orang
dewasa dikarenakan komposisi tubuh balita yang lebih banyak mengandung air dibanding
dewasa. Jika terjadi diare, balita lebih rentan mengalami dehidrasi dan komplikasi lainnya
yang dapat merujuk pada malnutrisi ataupun kematian.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Apa pengertian Diare ?
1.2.2 Apa Etiologi Diare ?
1.2.3 Apa saja klasifikasi Diare ?
1.2.4 Bagaimana Manifestasi Klinis ?
1.2.5 Bagaimana Patogenesis ?
1.2.6 Bagaimana Pathway Diare ?

Page 1
1.2.7 Bagaimana Penatalaksanaan Diare ?
1.2.8 Bagaimana Diagnosa Keperawatan Diare ?
1.2.9 Bagaimana Rencana Asuhan Keperawatan ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Diare ?
1.3.2 Mengetahui Etiologi Diare ?
1.3.3 Mengetahui klasifikasi Diare ?
1.3.4 Mengetahui Manifestasi Klinis Diare ?
1.3.5 Mengetahui Patogenesis Diare ?
1.3.6 Mengetahui Pathway Diare ?
1.3.7 Mengetahui Penatalaksanaan Diare ?
1.3.8 Mengetahui Diagnosa Keperawatan Diare ?
1.3.9 Mengetahui Rencana Asuhan Keperawatan Diare ?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DIARE

Page 2
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan,
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200
ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).

Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.

Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir
dan darah (Ngastiyah, 2005).

2.2 ETIOLOGI

1. Faktor infeksi

Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:

Infeksi bakteri :Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,


Aeromonas, dan sebagainya.
Infeksi Virus :Enterovirus, (virus ECHO,Coxsackie, Poliomyelitis) Adeno-
virus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
Infeksi parasite : Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides), protozoa
(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), Jamur
(Candida albicans).

Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensafalitis, dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2

2. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida


(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare
yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan
protein.

3. Faktor Makanan

Page 3
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.

4. Faktor Psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat
ditemukan pada anak yang lebih besar.

2.3 KLASIFIKASI

1. Diare cair akut

Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari)

Pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa darah, mungkin disertai
muntah dan panas.

Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama
kematian bagi penderita diare.

2. Disentri

Diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir dalam tinjanya.

Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kerusakan
mukosa usus karena bakteri invasif.

3. Diare persisten

Diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari.

Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri.

Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.

4. Diare dengan masalah lain

Page 4
Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai
dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit lainnya.

Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan baku diare dan tergantung
juga pada penyakit yang menyertainya.

2.4 PATHWAY

Page 5
2.5 MANIFESTASI KLINIS

Page 6
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan berkurang
kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama
berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul
luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi
usus selama diare.

Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, gejala dehidrasi mulai
tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar
cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering.

Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut
jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah
menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan,
diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak
pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).

2.6 PATOGENESIS

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

1. Gangguan osmotic

Adanya terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam
lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningklatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare kerena
peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus

Page 7
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

2.7 PENATALAKSANAAN
1. Kehilangan berat badan

2,5 % tidak ada dehidrasi

2,5-5% Dehidrasi ringan

5-10 % dehidrasi sedang

> 10% dehidrasi berat

2. Skor Maurice King

Bagian Tubuh N I LAI

Yang Diperiksa 0 1 2

Keadaan Umum Sehat Gelisah cengeng, apatis, Mengigau, koma/syok


ngantuk
Turgor Normal Sangat kurang
Sedikit, kurang
Mata Nomral Sangat cekung
Sedikit cekung
UUB Normal Sangat cekung
Sedikit cekung
Mulut Normal Kering, sianosis
Kering
Denyut Nadi Kuat Lemah
Sedang
< 120 > 140
(120-140)

Page 8
KETERANGAN :

Skor :

0-2 dehidrasi ringan

3-6 dehidrasi sedang

7-12 Dehidrasi berat

Pada anak-anak Ubun Ubun Besar sudah menutup

Untuk kekenyalan kulit :

1 detik : dehidrasi ringan

1-2 detik : dehidrasi sedang

> 2 detik : dehidrasi berat

Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat,
yaitu:

1. Jenis cairan yang hendak digunakan.

Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di
pasaran meskipun jumlah aliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila
RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan
1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal
yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.

2. Jumlah cairan yang hendak diberikan.

Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah
cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan
cara/rumus:

1) Metode Pierce

Page 9
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:

diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB

diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB

diare ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB

2) Metode Perbandingan BB dan Umur

BB (kg) Umur PWL NWL CWL Total Kehilangan Cairan

<3 < 1 bln


150 125 25 300
3-10 1 bln-2 thn
125 100 25 250
10-15 2-5 thn
100 080 25 205
15-25 5-10 thn
080 025 25 130

Sumber: (Ngastiyah, 2005:226)

Keterangan:

PWL : Previus Water Lose (ml/kgBB) = cairan muntah

NWL : Normal Water Lose (ml/kgBB) = cairan diuresis, penguapan, pernapasan

CWL : Concomitant Water Lose (ml/KgBB) = cairan diare dan muntah yang terus
menerus

3. Dietetik

Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap dipertahankan yang
meliputi:

Page 10
Susu (ASI atau PASI rendah laktosa)

Makanan setengah padat atau makanan padat (nasi tim)

4. Obat-obatan

Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:

Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)

Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)

Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)

2.8 Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui feses dan


muntah serta intake terbatas (mual).

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien
dan peningkatan peristaltik usus.

3. Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

4. Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya

5. Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi


b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi informasi dan atau
keterbatasan kognitif.

INTERVENSI

1. DX. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan melalui


feses dan muntah serta intake terbatas (mual).

Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektrolit dapat dipertahankan secara optimal

Criteria :

Page 11
Tanda-tanda vital dalam batas normal

Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine
terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.

Konsistensi BAB liat/lembek dan frekuensi 1 kali dalam sehari

Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit BJ urine 1,008-1,010; BUN dalam batas


normal.

Blood Gas Analysis dalam batas normal

Intervensi :

1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan (dehidrasi)

Rasional: Penurunan volume cairan bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan


pemekatan urine. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk
memperbaiki defisit.

2. Pantau intake dan out put

Rasional : Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk
mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus
membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.

3. Timbang BB setiap hari

Rasional : Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.

4. Penatalaksanaan rehidrasi :

Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit
atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret

Rasional : Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung
elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan gelombang
udara dan mengurangi distensi.

Page 12
5. Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit
penyerta)

Rasional : Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang
intakenya atau dehidrasi berat perlu pemberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti
cairan yang telah hilang.

6. Kolaborasi :

1. Pemeriksaan serum elektrolit (Na, K dan Ca serta BUN)

Rasional : Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk
mengetahui faali ginjal (kompensasi).

7. Obat-obatan (antisekresi, antispasmolitik dan antibiotik)

Rasional : Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk
keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal. Antibiotik
sebagai antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.

2. DX.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan


absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.

Tujuan :

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Criteria :

Nafsu makan baik

BB ideal sesuai dengan umur dan kondisi tubuh

Hasil pemeriksaan laborat protein dalam batas normal (3-5 mg/dalam)

Intrvensi :

Page 13
1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi,
berlemak dan air panas atau dingin)

Rasional : Makanan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.

2. Timbang BB setiap hari

Rasional : Perubahan berat badan yang menurun menggambarkan peningkatan kebutuhan


kalori, protein dan vitamin.

3. Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan dan bantu sesuai
dengan kebutuhan.

Rasional : Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.

4. Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan
dan peningkatan daya tahan tubuh.

Rasional : Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan
katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan
yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang
diketahuinya.

5. Kolaborasi :

a. Dietetik

anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah
laktosa), makan setengah padat/makanan padat.

Rasional : Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif sehingga intoleransi
laktose.

Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat

Rasional : Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan.

6. Rehidrasi parenteral (IV line)

Page 14
Rasional : Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang
intakenya atau dehidrasi berat perlu pemberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti
cairan yang telah hilang.

7. Supporatif (pemberian vitamin A)

Rasional : Vitamin merupakan bagian dari kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh
terutama pada bayi untuk proses pertumbuhan.

3. DX.Nyeri (akut) b/d hiperperistaltik, iritasi fisura perirektal.

Tujuan : nyeri teratasi

Intervensi :

1. Kaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan
non verbal

Rasional : Mengevaluasi perkembangan nyeri untuk menetapkan intervensi selanjutnya

2. Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.

Rasional : Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri.

3. Lakukan aktivitas pengalihan untuk memberikan rasa nyaman seperti masase


punggung dan kompres hangat abdomen

Rasional : Meningkatkan relaksasi, mengalihkan fokus perhatian kliendan meningkatkan


kemampuan koping.

4. Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan
perawatan kulit

Rasional : Melindungi kulit dari keasaman feses, mencegah iritasi.

5. Kolaborasi pemberian obat analgetika dan atau antikolinergik sesuai indikasi

Page 15
Rasional : Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme
traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis.

4. DX.Kecemasan keluarga b/d perubahan status kesehatan anaknya

Tujuan

kecemasan berkurang

Intervensi

1. Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik
tentang mekanisme koping yang tepat.

Rasional : Membantu mengidentifikasi penyebab kecemasan dan alternatif pemecahan


masalah.

2. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien
yang anaknya mengalami masalah yang sama.

Rasional : Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya
orang yang mengalami masalah yang demikian.

3. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam
membantu klien.

Rasional : Mengurangi rangsang eksternal yang dapat memicu peningkatan kecamasan.

5. DX.Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan


kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi
informasi dan atau keterbatasan kognitif.

Tujuan

Intervensi

1. Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang


penyakit dan perawatan anaknya.

Page 16
Rasional : Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar
belakang pengetahuan sebelumnya.

2. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.

Rasional : Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga
klien dan keluarga dalam proses perawatan klien.

3. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek
samping yang mungkin timbul.

Rasional : Meningkatkan pemahaman dan partisipasi keluarga klien dalam pengobatan.

4. Jelaskan dan tunjukkan cara perawatan perineal setelah defekasi.

Rasional : Meningkatkan kemandirian dan kontrol keluarga klien terhadap kebutuhan


perawatan diri anaknya.

2.9 Rencana Asuhan Keperawatan

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

DS:
1. Malabsorbsi, Makanan, Gangguan cairan dan
Ibu klien mengatakan bahwa klien Psikologis eletrolit
muntah kurang dari 10 kali
Gangguan sekresi
sebelum masuk rs

Rangsangan tertentu

Page 17
Ibu klien mengatakan bahwa klien ( toksin ) pada dinding
BAB kurang dari 4 kali sejak 3 usus
hari sebelum masuk rs
Peningkatan sekresi air
DO: dan elektrolit kedalam
rongga usus
BB: 9 kg
Isi usus berlebihan
TTV
Diare
TD: 90/60 mmhg
Pengeluaran cairan
N :128 x/i berlebihan

P : 38 x/i Dehidrasi

S :36,5 Defisit volume cairan

DS:
1. Faktor Infeksi, Nutrisi kurang dari
Ibu klien mengatakan bahwa klien kebutuhan
Mengkontaminasi
muntah kurang dari 10 kali
makanan dan air
sebelum masuk rs

Masuk ke dalam saluran


Ibu klien mengatakan bahwa klien
pencernaan
BAB kurang dari 4 kali sejak 3
hari sebelum masuk rs Nutrisi kurang dari
kebutuhan

DO:

BB: 9 kg

Page 18
Makanan tidak dihabiskan

TTV

TD: 90/60 mmhg

N :128 x/i

P : 38 x/i

S :36,5

DS :
1. Reaksi peradangan pada Nyeri
Ibu klien mengatakan bahwa usus
anaknya merasa nyeri pada perut
Kerusakan mukosa usus
DO :
Merangsang reseptor
Skala nyeri (VAS) : 4 ( nyeri nyeri

sedang )
Mengeluarkaan

TTV neurotransmitter
histamine ke SSP
TD: 90/60 mmhg
Persepsi nyeri
N :128 x/i

P : 38 x/i

S :36,5

Page 19
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN RASIONAL
O
TUJUAN INTERVENSI

1. Devisit Volume Cairan dan Tidak


Kaji intake dan 1. Membantu
elekrolit b/d Ketidakseimbangan terjadinya
output klien mendeteksi
intake dan output ditandai defisit volume
adanya
dengan : cairan dan
ketidakseimbang
elektrolit
DS: an cairan dan
Observasi tanda-
Dengan elektrolit.
tanda dehidrasi.
Ibu klien mengatakan kriteria:
bahwa klien muntah 2. Untuk
kurang dari 10 kali Klien menentukan
sebelum masuk rs tampak tingkat dehidrasi
segar dan sebagai
Ibu klien mengatakan Catat frekuensi
acuan untuk
bahwa klien BAB kurang Bibir klien BAB,karakteristik
mmelanjutkan
dari 4 kali sejak 3 hari tidak , dan konsistensi.
intervensi
sebelum masuk RS kering selanjutnya.

DO: 3. Dapat
Observasi tanda-
menentukan
BB: 9 kg tanda vital.
bertanya status
diare klien serta
Makanan tidak
untuk
dihabiskan
menentukan
Klien tampak lemah. tindakan
selanjutnya.
Bibir klien tampak Penatalaksanaan
4. Perubahan
kering Pemberian cairan
tanda-tanda vital
merupakan

Page 20
Tampak Terpasang Infus gambaran
keadaan umum
o TTV : pasien dan
merupakn dasar
TD : 90/60
intervensi

S : 36,5 c berikutnya.

P : 38 x/i 5. Mengganti
cairan yang
N : 128 x/i hilang.

RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA
RASIONAL
O KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI

2. Nutrisi kurang dari Pemenuhan 1. mengetahui adanya


1. Kaji pola nutrisi klien
kebutuhan nutrisi terpenuhi, penurunan atau
2. Kaji makan yang di sukai
berhubungan dengan kriteria : kenaikan berat badan.
dan tidak disukai
dengan 2. Anjurkan tirah baring /
Nafsu makan pembatasan aktivitas selama
2. mengurangi kerja
DS: meningkat usus, menghindari
fase akut
3. Timbang berat badan tiap kebosanan makan.
Ibu klien BB normal hari
mengatakan sesuai usia 4. Anjurkan klien makan sedikit3. mengetahui makanan
bahwa klien tapi sering apa saja yang
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
muntah kurang dianjurkan dan
untuk pemberian diet
dari 10 kali makanan yang tidak
sebelum masuk boleh dikonsumsi.
1. mengetahui pola
rs makan, kebiasaan
makan, keteraturan
Ibu klien
waktu makan.
mengatakan

Page 21
bahwa klien 2. meningkatkan status
BAB kurang makanan yang
dari 4 kali sejak disukai dan
3 hari sebelum menghindari
masuk rs pemberian makan
yang tidak disukai.
DO:
3. penghematan tenaga,
BB: 9 kg mengurangi kerja
tubuh.
Makanan tidak
dihabiskan

TTV

TD: 90/60 mmhg

N :128 x/i

P : 38 x/i

S :36,5

RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO RASIONAL
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI

3. Nyeri berhubungan Nyeri teratasi


1. Kaji keluhan nyeri (skala 1- 1. Mengevaluasi
dengan
Dengan criteria 10), perubahan karakteristik perkembangan nyeri
hiperperistaltik
nyeri, petunjuk verbal dan untuk menetapkan
DS : Anak non verbal intervensi
mengatakan selanjutnya
Ibu klien tidak merasa 2. Atur posisi yang nyaman 2. Menurunkan

Page 22
mengatakan nyeri bagi klien, misalnya dengan tegangan
bahwa anaknya lutut fleksi. permukaan
merasa nyeri Skala nyeri 0 abdomen dan
3. Lakukan aktivitas
pada perut mengurangi nyeri
Anak tidak pengalihan untuk 3. Meningkatkan
DO : menangis memberikan rasa nyaman relaksasi,
seperti masase punggung mengalihkan fokus
Skala nyeri dan kompres hangat perhatian kliendan
(VAS) : 4 abdomen meningkatkan
( nyeri sedang ) kemampuan koping.
4. Bersihkan area anorektal 4. Melindungi kulit
TTV dengan sabun ringan dan dari keasaman
airsetelah defekasi dan feses, mencegah
TD: 90/60 mmhg
berikan perawatan kulit iritasi.
5. Analgetik sebagai
N :128 x/i
5. Kolaborasi pemberian obat agen anti nyeri dan

P : 38 x/i analgetika dan atau antikolinergik untuk


antikolinergik sesuai menurunkan spasme
S :36,5 indikasi traktus GI dapat
diberikan sesuai
Anak
indikasi klinis.
nampak
menangis

Page 23
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, untuk neonotus bila lebih dari 4 kali dan untuk
anak lebih dari Dan terjadi secara mendadak berlangsung 7 hari dari anak yang sebelumnya.
Bila hal ini terjadi maka tubuh anak akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan
dehidrasi.Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan
jiwa, khususnya pada anak dan orang tua. Diare ini oci menyebapkan beberapa
komplikasi,yaitu dehidrasi, renjatan hivopolemik, kejang, bakterimia, mal
nutrisi,hipoglikemia,intoleransi skunder akibat kerusakan mukosa usus.

3.2 SARAN
Dalam upaya meningkatkan kualitas perawatan pada klien gastroenteritis perlu
ditingkatkan tentang keperawatan pada klien tersebut sehingga asuhan keperawatan dapat
lebih efektif secara komprehensip meliputi Bio-Psiko-Sosial-Spiritual pada klien melalui
pendekatan proses keperawatan mencakup didalamnya pelayanan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative yang dilandasi oleh ilmu dan kiat keperawatan profeisonal yang sesuai nilai
mopral etika profesi keperawatan sehingga dimasa yang akan ocial dapat mengantisipasi dan
menjawab tantangan-tangan dan perubahan ocial yang menitik beratkanpada pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan individu, keluarga, masyarakat, serta lingkungannya.

Page 24
Daftar Pustaka

1 Suriadi & Yuliani R ( 2011 ). Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1. Jakarta. CV.

2 https://hudaaskep.wordpress.com/2013/12/29/askep-anak-dengan-diare-

dan-teorinya/. Diakses tgl 21 november 2015

3 Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC

Page 25

Anda mungkin juga menyukai