Diare Fixyou
Diare Fixyou
PENDAHULUAN
Page 1
1.2.7 Bagaimana Penatalaksanaan Diare ?
1.2.8 Bagaimana Diagnosa Keperawatan Diare ?
1.2.9 Bagaimana Rencana Asuhan Keperawatan ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Diare ?
1.3.2 Mengetahui Etiologi Diare ?
1.3.3 Mengetahui klasifikasi Diare ?
1.3.4 Mengetahui Manifestasi Klinis Diare ?
1.3.5 Mengetahui Patogenesis Diare ?
1.3.6 Mengetahui Pathway Diare ?
1.3.7 Mengetahui Penatalaksanaan Diare ?
1.3.8 Mengetahui Diagnosa Keperawatan Diare ?
1.3.9 Mengetahui Rencana Asuhan Keperawatan Diare ?
BAB II
PEMBAHASAN
Page 2
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan,
dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200
ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir
dan darah (Ngastiyah, 2005).
2.2 ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:
Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensafalitis, dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2
2. Faktor Malabsorbsi
3. Faktor Makanan
Page 3
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
4. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang terjadi tetapi dapat
ditemukan pada anak yang lebih besar.
2.3 KLASIFIKASI
Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari)
Pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa darah, mungkin disertai
muntah dan panas.
Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama
kematian bagi penderita diare.
2. Disentri
Diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir dalam tinjanya.
Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kerusakan
mukosa usus karena bakteri invasif.
3. Diare persisten
Diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari.
Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
Page 4
Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai
dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit lainnya.
Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan baku diare dan tergantung
juga pada penyakit yang menyertainya.
2.4 PATHWAY
Page 5
2.5 MANIFESTASI KLINIS
Page 6
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan berkurang
kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama
berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul
luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi
usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai, gejala dehidrasi mulai
tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar
cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering.
Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut
jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba, tekanan darah
menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena kekurangan cairan,
diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak
pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).
2.6 PATOGENESIS
1. Gangguan osmotic
Adanya terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam
lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningklatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare kerena
peningkatan isi rongga usus.
Page 7
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
2.7 PENATALAKSANAAN
1. Kehilangan berat badan
Yang Diperiksa 0 1 2
Page 8
KETERANGAN :
Skor :
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang cepat dan akurat,
yaitu:
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena tersedia cukup banyak di
pasaran meskipun jumlah aliumnya rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila
RL tidak tersedia dapat diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan
1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare akut awal
yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.
Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus sesuai dengan jumlah
cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan dari badan dapat dihitung dengan
cara/rumus:
1) Metode Pierce
Page 9
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:
Keterangan:
CWL : Concomitant Water Lose (ml/KgBB) = cairan diare dan muntah yang terus
menerus
3. Dietetik
Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap dipertahankan yang
meliputi:
Page 10
Susu (ASI atau PASI rendah laktosa)
4. Obat-obatan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d gangguan absorbsi nutrien
dan peningkatan peristaltik usus.
INTERVENSI
Criteria :
Page 11
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Tanda-tanda dehidrasi (-), turgor kulit elastis, membran mukosa basah, haluaran urine
terkontrol, mata tidak cowong dan ubun-ubun besar tidak cekung.
Intervensi :
Rasional : Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya tidak mencukupi untuk
mengkompensasi kehilangan cairan. Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus
membuat haluaran tak adeguat untuk membersihkan sesa metabolisme.
4. Penatalaksanaan rehidrasi :
Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak (LGG, oralit
atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret
Rasional : Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit mengandung
elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula menyebarkan gelombang
udara dan mengurangi distensi.
Page 12
5. Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit (penyakit
penyerta)
Rasional : Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang
intakenya atau dehidrasi berat perlu pemberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti
cairan yang telah hilang.
6. Kolaborasi :
Rasional : Serum elektrolit sebagai koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit. BUN untuk
mengetahui faali ginjal (kompensasi).
Rasional : Antisekresi berfungsi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit untuk
keseimbangannya. Antispasmolitik berfungsi untuk proses absrobsi normal. Antibiotik
sebagai antibakteri berspektrum luas untuk menghambat endoktoksin.
Tujuan :
Criteria :
Intrvensi :
Page 13
1. Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan yang berserat tinggi,
berlemak dan air panas atau dingin)
3. Ciptakan lingkungan yang menyenagkan selama waktu makan dan bantu sesuai
dengan kebutuhan.
Rasional : Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi releks dan menyenangkan.
4. Diskusikan dan jelaskan tentang pentingnya makanan yang sesuai dengan kesehatan
dan peningkatan daya tahan tubuh.
Rasional : Makanan sebagai bahan yang dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dan
katabolisme serta peningkatan daya tahan tubuh terutama dalam keadaan sakit. Penjelasan
yang diterima dapat membuka jalan pikiran untuk mencoba dan melaksanakan apa yang
diketahuinya.
5. Kolaborasi :
a. Dietetik
anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau formula rendah
laktosa), makan setengah padat/makanan padat.
Rasional : Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif sehingga intoleransi
laktose.
Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat
Page 14
Rasional : Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang yang kurang
intakenya atau dehidrasi berat perlu pemberian cairan cepat melalui IV line sebai pengganti
cairan yang telah hilang.
Rasional : Vitamin merupakan bagian dari kandungan zat gizi yang diperlukan tubuh
terutama pada bayi untuk proses pertumbuhan.
Intervensi :
1. Kaji keluhan nyeri (skala 1-10), perubahan karakteristik nyeri, petunjuk verbal dan
non verbal
2. Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.
4. Bersihkan area anorektal dengan sabun ringan dan airsetelah defekasi dan berikan
perawatan kulit
Page 15
Rasional : Analgetik sebagai agen anti nyeri dan antikolinergik untuk menurunkan spasme
traktus GI dapat diberikan sesuai indikasi klinis.
Tujuan
kecemasan berkurang
Intervensi
1. Dorong keluarga klien untuk membicarakan kecemasan dan berikan umpan balik
tentang mekanisme koping yang tepat.
2. Tekankan bahwa kecemasan adalah masalah yang umum terjadi pada orang tua klien
yang anaknya mengalami masalah yang sama.
Rasional : Membantu menurunkan stres dengan mengetahui bahwa klien bukan satu-satunya
orang yang mengalami masalah yang demikian.
3. Ciptakan lingkungan yang tenang, tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dalam
membantu klien.
Tujuan
Intervensi
Page 16
Rasional : Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh kesiapan fisik dan mental serta latar
belakang pengetahuan sebelumnya.
2. Jelaskan tentang proses penyakit anaknya, penyebab dan akibatnya terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas sehari-hari.
Rasional : Pemahaman tentang masalah ini penting untuk meningkatkan partisipasi keluarga
klien dan keluarga dalam proses perawatan klien.
3. Jelaskan tentang tujuan pemberian obat, dosis, frekuensi dan cara pemberian serta efek
samping yang mungkin timbul.
ANALISA DATA
DS:
1. Malabsorbsi, Makanan, Gangguan cairan dan
Ibu klien mengatakan bahwa klien Psikologis eletrolit
muntah kurang dari 10 kali
Gangguan sekresi
sebelum masuk rs
Rangsangan tertentu
Page 17
Ibu klien mengatakan bahwa klien ( toksin ) pada dinding
BAB kurang dari 4 kali sejak 3 usus
hari sebelum masuk rs
Peningkatan sekresi air
DO: dan elektrolit kedalam
rongga usus
BB: 9 kg
Isi usus berlebihan
TTV
Diare
TD: 90/60 mmhg
Pengeluaran cairan
N :128 x/i berlebihan
P : 38 x/i Dehidrasi
DS:
1. Faktor Infeksi, Nutrisi kurang dari
Ibu klien mengatakan bahwa klien kebutuhan
Mengkontaminasi
muntah kurang dari 10 kali
makanan dan air
sebelum masuk rs
DO:
BB: 9 kg
Page 18
Makanan tidak dihabiskan
TTV
N :128 x/i
P : 38 x/i
S :36,5
DS :
1. Reaksi peradangan pada Nyeri
Ibu klien mengatakan bahwa usus
anaknya merasa nyeri pada perut
Kerusakan mukosa usus
DO :
Merangsang reseptor
Skala nyeri (VAS) : 4 ( nyeri nyeri
sedang )
Mengeluarkaan
TTV neurotransmitter
histamine ke SSP
TD: 90/60 mmhg
Persepsi nyeri
N :128 x/i
P : 38 x/i
S :36,5
Page 19
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
N
DIAGNOSA KEPERAWATAN RASIONAL
O
TUJUAN INTERVENSI
DO: 3. Dapat
Observasi tanda-
menentukan
BB: 9 kg tanda vital.
bertanya status
diare klien serta
Makanan tidak
untuk
dihabiskan
menentukan
Klien tampak lemah. tindakan
selanjutnya.
Bibir klien tampak Penatalaksanaan
4. Perubahan
kering Pemberian cairan
tanda-tanda vital
merupakan
Page 20
Tampak Terpasang Infus gambaran
keadaan umum
o TTV : pasien dan
merupakn dasar
TD : 90/60
intervensi
S : 36,5 c berikutnya.
P : 38 x/i 5. Mengganti
cairan yang
N : 128 x/i hilang.
RENCANA KEPERAWATAN
N DIAGNOSA
RASIONAL
O KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
Page 21
bahwa klien 2. meningkatkan status
BAB kurang makanan yang
dari 4 kali sejak disukai dan
3 hari sebelum menghindari
masuk rs pemberian makan
yang tidak disukai.
DO:
3. penghematan tenaga,
BB: 9 kg mengurangi kerja
tubuh.
Makanan tidak
dihabiskan
TTV
N :128 x/i
P : 38 x/i
S :36,5
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO RASIONAL
KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
Page 22
mengatakan nyeri bagi klien, misalnya dengan tegangan
bahwa anaknya lutut fleksi. permukaan
merasa nyeri Skala nyeri 0 abdomen dan
3. Lakukan aktivitas
pada perut mengurangi nyeri
Anak tidak pengalihan untuk 3. Meningkatkan
DO : menangis memberikan rasa nyaman relaksasi,
seperti masase punggung mengalihkan fokus
Skala nyeri dan kompres hangat perhatian kliendan
(VAS) : 4 abdomen meningkatkan
( nyeri sedang ) kemampuan koping.
4. Bersihkan area anorektal 4. Melindungi kulit
TTV dengan sabun ringan dan dari keasaman
airsetelah defekasi dan feses, mencegah
TD: 90/60 mmhg
berikan perawatan kulit iritasi.
5. Analgetik sebagai
N :128 x/i
5. Kolaborasi pemberian obat agen anti nyeri dan
Page 23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, untuk neonotus bila lebih dari 4 kali dan untuk
anak lebih dari Dan terjadi secara mendadak berlangsung 7 hari dari anak yang sebelumnya.
Bila hal ini terjadi maka tubuh anak akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan
dehidrasi.Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan
jiwa, khususnya pada anak dan orang tua. Diare ini oci menyebapkan beberapa
komplikasi,yaitu dehidrasi, renjatan hivopolemik, kejang, bakterimia, mal
nutrisi,hipoglikemia,intoleransi skunder akibat kerusakan mukosa usus.
3.2 SARAN
Dalam upaya meningkatkan kualitas perawatan pada klien gastroenteritis perlu
ditingkatkan tentang keperawatan pada klien tersebut sehingga asuhan keperawatan dapat
lebih efektif secara komprehensip meliputi Bio-Psiko-Sosial-Spiritual pada klien melalui
pendekatan proses keperawatan mencakup didalamnya pelayanan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative yang dilandasi oleh ilmu dan kiat keperawatan profeisonal yang sesuai nilai
mopral etika profesi keperawatan sehingga dimasa yang akan ocial dapat mengantisipasi dan
menjawab tantangan-tangan dan perubahan ocial yang menitik beratkanpada pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan individu, keluarga, masyarakat, serta lingkungannya.
Page 24
Daftar Pustaka
1 Suriadi & Yuliani R ( 2011 ). Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1. Jakarta. CV.
2 https://hudaaskep.wordpress.com/2013/12/29/askep-anak-dengan-diare-
Page 25