Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah infeksi yang terjadi pada usus atau perut yang disebabkan oleh beberapa
jenis virus. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah flu perut, flu lambung, atau virus perut.
Infeksi ini menyebabkan terjadinya mual, muntah, diare, kram perut, dan terkadang demam.

Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau
bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya
(Mansjoer Arief dkk, 1999)

Gastroenteritis menyebar melalui kontak jarak dekat dengan orang yang sudah terinfeksi atau
karena mengonsumsi makanan dan/atau minuman yang terkontaminasi. Infeksi ini mudah sekali
menyebar di fasilitas umum yang tertutup, seperti di dalam ruang kelas, tempat perawatan anak,
dan ruang perawatan umum.

Gastroenteritis jarang menyebabkan komplikasi pada orang yang kondisi tubuh secara
keseluruhan sehat, dan penderita umumnya akan pulih sepenuhnya. Tapi, kondisi ini berpotensi
fatal dan bahkan mematikan, jika terjadi pada bayi, orang tua, dan orang yang bermasalah
dengan sistem kekebalan tubuhnya.

Gejala pada Gastroenteritis

Gejala akan muncul antara 1-3 hari setelah Anda terinfeksi. Tingkat keparahan gejala beragam,
mulai dari ringan hingga parah. Gejala ini akan bertahan selama 1-2 hari, tapi bisa juga hingga
10 hari. Gastroenteritis menyerang bagian usus pada manusia, sehingga gejala yang muncul
adalah berikut ini:

Sakit dan kram perut.

Diare berair tapi tidak bercampur darah. Jika diare sudah bercampur darah, infeksi yang terjadi
mungkin berbeda dan lebih parah.

Mual dan muntah.

Kehilangan nafsu makan.

Penurunan berat badan.

Terkadang muncul demam, sakit kepala, dan sakit otot.

Berikut ini beberapa gejala pada orang dewasa yang cukup parah dan harus segera mendapatkan
penanganan dari dokter.

Muntah darah.

Cairan yang diminum tidak bisa ditahan sehingga muntah tiap kali setelah minum.

Muntah lebih dari 48 jam.

Demam di atas 40 derajat Celcius.

Mengalami gejala dehidrasi seperti kurang buang air kecil dan mulut yang kering.

Buang air besar disertai darah.

Gejala pada bayi dan anak-anak yang harus diwaspadai dan harus secepatnya mendapatkan
penanganan dokter adalah:

Terlihat lesu.
Diare disertai darah.

Demam tinggi.

Merasa sangat kesakitan atau tidak nyaman.

Mengalami dehidrasi. Frekuensi buang air kecil dan volume urine menurun drastis,
menangis tanpa air mata dan mulut yang kering.

Penyebab Terjadinya Gastroenteritis

Ada berbagai macam virus yang bisa menyebabkan gastroenteritis. Dua jenis virus yang menjadi
penyebab paling umum adalah:

Rotavirus. Virus yang menular melalui mulut ini cenderung menginfeksi bayi dan anak-
anak karena anak-anak sering memasukkan jari atau benda terkontaminasi lain ke dalam
mulutnya. Orang dewasa yang terinfeksi virus jenis ini mungkin tidak merasakan gejala
apa pun, tapi mereka tetap bisa menularkannya pada anak kecil maupun bayi.

Norovirus. Virus jenis ini bisa menginfeksi siapa saja pada usia berapa pun, baik dewasa
maupun anak-anak. Kebanyakan kasus keracunan makanan yang terjadi di seluruh dunia
disebabkan oleh virus ini. Beberapa tempat yang sering terjadi penularan virus ini adalah
ruang kelas atau sekolah, asrama sekolah atau kampus, tempat perawatan anak, dan ruang
perawatan umum. Makanan dan air yang terkontaminasi menjadi sarana utama dalam
penyebaran virus, tapi kontak secara langsung dengan individu yang terinfeksi juga bisa
menular kan virus ini.

Berikut ini adalah faktor-faktor yang meningkatkan risiko mengalami gastroenteritis.

Anak kecil. Anak-anak lebih sering terserang infeksi virus karena belum memiliki sistem
kekebalan tubuh yang kuat.

Anak sekolah dan yang tinggal di asrama. Di semua tempat di mana banyak orang
berkumpul dengan jarak dekat bisa menjadi faktor dalam mempermudah penularan
infeksi yang terjadi.

Orang lanjut usia. Sistem kekebalan pada orang tua akan menurun.

Orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah. Orang dengan kondisi medis tertentu,
seperti HIV dan menjalani kemoterapi, lebih berisiko tertular infeksi karena kekebalan
tubuh mereka diserang oleh kondisi yang mereka derita.

Tidak mencuci tangan dengan bersih. Hal ini bisa meningkatkan risiko jika dilakukan
oleh orang yang bertugas mengurusi atau memasak makanan.
Mengonsumsi makanan kotor. Makan kerang-kerangan yang kurang matang atau
berasal dari air yang terkontaminasi juga bisa membuat kita terinfeksi. Camilan yang
dibeli dari tempat yang kebersihannya tidak terjamin juga meningkatkan risiko terkena
infeksi ini.

Pengobatan Gastroenteritis

Tujuan utama dari pengobatan pada gastroenteritis adalah untuk mencegah terjadinya dehidrasi
dengan mengonsumsi banyak air. Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk diberikan
cairan melalui infus jika kasus dehidrasi yang dialami cukup parah.

Oralit bisa diberikan untuk membantu rehidrasi. Obat ini mengandung elektrolit dan mineral
yang diperlukan oleh tubuh. Oralit bisa dibeli di toko obat atau apotek secara bebas, tapi pastikan
mengikuti petunjuk yang tertulis dalam kemasan. Tanyakan kepada dokter atau apoteker untuk
mengetahui lebih jelas mengenai aturan pakainya.

Obat-obatan antibiotik tidak akan memiliki pengaruh terhadap virus yang sudah menginfeksi.
Jangan memberikan aspirin pada anak-anak atau remaja yang sakit akibat infeksi virus. Berikut
ini beberapa langkah yang bisa Anda lakukan sendiri untuk membantu mengatasi gastroenteritis.

Upayakan untuk meminum lebih banyak cairan. Jika kesulitan minum air, gunakan
sedotan. Hindari mengonsumsi jus buah-buahan karena minuman ini justru bisa
meningkatkan gejala diare yang dialami.

Mengonsumsi makanan dalam jumlah sedikit dan mudah dicerna, seperti pisang, bubur,
dan ikan. Hal ini bertujuan memberikan waktu pemulihan bagi perut Anda Berhenti
makan jika mual mulai terasa kembali.

Anda mungkin akan merasa kelelahan atau lemah, maka sebaiknya gunakan lebih banyak
waktu untuk beristirahat.

Anak-anak dan orang dewasa bisa mengonsumsi minuman berenergi untuk menggantikan
elektrolit dalam tubuh. Untuk bayi dan anak-anak disarankan mengonsumsi oralit. Es
krim, minuman bersoda, dan permen bisa memperparah diare pada anak-anak.

Berikan cairan pada bayi yang sakit 15-20 menit setelah muntah atau diare, hal ini dilakukan
agar perut sang bayi bisa beristirahat sejenak. ASI bisa diberikan pada bayi jika dia masih
mengonsumsi ASI. Selain ASI, cairan oralit atau susu formula juga bisa diberikan, jika bayi
sudah bisa minum dari botol.

Pencegahan Gastroenteritis

Berikut ini beberapa cara untuk mencegah terjadinya infeksi usus:


Mencuci tangan. Cucilah tangan hingga bersih dan juga menyeluruh. Anda bisa
menggunakan sabun dan juga air hangat lalu menggosok tangan setidaknya 20 detik.
Bersihkan hingga menyeluruh, termasuk di sela-sela kuku Anda. Jika tidak ada sabun
maupun air, persiapkan tisu dan pembersih tangan khusus yang bisa Anda bawa ke mana-
mana.

Selalu memakai peralatan pribadi. Disarankan untuk memakai peralatan makan dan
minum sendiri, seperti gelas, piring, sendok, dan garpu. Hindari memakai alat makan
secara bergantian dengan orang lain. Pastikan setiap anggota keluarga memiliki handuk
sendiri-sendiri.

Menjaga jarak. Jika Anda terpaksa melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi
gastroenteritis, usahakan untuk menjaga jarak dengannya, atau menghindari bersentuhan
langsung dengan orang tersebut atau menyentuh barang-barang yang digunakan oleh
orang yang terinfeksi.

Membersihkan barang-barang. Bersihkan barang-barang, tempat, dan juga permukaan


yang disentuh oleh orang yang sudah terinfeksi. Benda-benda seperti permukaan meja,
keran, gagang pintu, sendok, garpu, dan perlengkapan lain yang digunakan oleh pasien
gastroenteritis yang tinggal serumah dengan Anda.

Jika Anda sedang bepergian atau tempat umum, sebaiknya berhati-hati dalam memilih makanan
dan minuman yang Anda konsumsi. Berikut ini beberapa hal yang perlu dihindari:

Hindari mengonsumsi makanan mentah, baik sayuran maupun buah-buahan yang sudah
dikupas atau disentuh oleh tangan orang lain.

Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan matang. Pastikan meminta
orang yang untuk memasaknya hingga matang.

Belilah air minum dalam kemasan untuk menghindari mengonsumsi air yang
terkontaminasi. Termasuk saat Anda menggosok gigi, disarankan tetap menggunakan air
kemasan.

Hindari mengonsumsi es batu yang kebersihannya tidak terjamin, bisa jadi air yang
digunakan untuk membuat es sudah terkontaminasi oleh virus

http://www.alodokter.com/gastroenteritis

Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai
komplikasi sebagai berikut :
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipofolomi
c) Hipokalemi
d) Hipoglikemi
e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)

Manifestasi Klinis

Nyeri perut ( abdominal discomfort )

Rasa perih di ulu hati

Mual, kadang-kadang sampai muntah

Nafsu makan berkurang

Rasa lekas kenyang

Perut kembung

Rasa panas di dada dan perut

Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba ).

Diare.

Demam.

Membran mukosa mulut dan bibir kering

Lemah
Diare.

Fontanel Cekung

F. Komplikasi.

a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Mal nutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

ASKEP TEORITIS

1. Pengkajian

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal assessment.

Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :


A. Identitas klien.

B. Riwayat keperawatan.

a. Awalan serangan : Awalnya anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian

timbul diare.

b. Keluhan utama : Feces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi

gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit
berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan

konsistensi encer.

C. Riwayat kesehatan masa lalu.


Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
D. Riwayat psikososial keluarga.
Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat
jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit
anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

E. Kebutuhan dasar.

a. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau
jarang.
b. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat badan
pasien.
c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
e. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat distensi
abdomen.

F. Pemerikasaan fisik.

a. Pemeriksaan psikologis :
Keadaan umum tampak lemah, kesadran composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi
cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan
menurun, anus kemerahan.
Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan
menurun.

d. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab
secara kuantitatip dan kualitatif.

2. Diagnosa Keperawatan.
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output
cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis dan
pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai