Tu FM 1
Tu FM 1
untuk memperoleh penentuan komposisi kimia yang diinginkan . Proses ini juga
bertujuan untuk mendapatkan campuran yang homogen.
Pencampuran pada industri semen yang terjadi pada blending silo untuk
pencampuran yang pertama, lalu dilanjutkan dengan proses pemanasan kemudian
menuju pencampuran yang kedua pada tube mill pencampuran yang terjadi pada
tube mill yaitu pencampuran antara kiln dengan gypsum, dan selanjutnya akan
dipisahkan pada separator dan kemudian akan menuju pengemasan yang
merupakan tahap akhir dari proses pada semen.
Partikel yang cukup halus akan turun ke bagian bawah cyclone dan dikirim
ke blending silo untuk mengalami pengadukan dan homogenisasi. Partikel yang
terlalu halus (debu) akan terbawa udara panas menuju electrostatic precipitator
(EP). Alat ini berfungsi untuk menangkap debu-debu tersebut sehingga tidak lepas
ke udara.Efisiensi alat ini adalah 95-98%. Debu-debu yang tertangkap,
dikumpulkan di dalam dust bin, sementara itu udara akan keluar melalui
stack.Produk blending ini akan menjadi kiln feed.Kiln feed sendiri tidak hanya
bersumber dari raw meal (produk raw mill) tetapi juga dari return dust yang
tertangkap di EP raw mill dan dust yang terpisah di GCT, Karena nilai LSF dari
return dust dan produk GCT sangat tinggi ditambahkan alat dust bin.
Kiln feedakan keluar dari bottom silo dan melalui flow meter dan dikirim
ke menara preheater menggunakan bucket elevator. Kemudian material
mengalami proses pencampuran dan homogenisasi di blending silo. Alat utama
yang digunakan untuk mencampur dan menghomogenkan bahan baku adalah
blending silo, dengan media pengaduk adalah udara. Bahan baku masuk dari
bagian atas blending silo, oleh karena itu alat transportasi yang digunakan untuk
mengirim bahan baku hasil penggilingan blending silo adalah bucket elevator dan
keluar dari bagian bawah blending silo, dilakukan pada beberapa titik dengan
jarak tertentu dan diatur dengan menggunakan valve.
Clinker yang akan digiling dan dicampur dengan gypsum, terlebih dahulu
ditransfer dari clinker silo menuju clinker bin. Gypsum adalah bahan tambahan
dalam pembuatan semen yang akan dicampur dengan clinker pada penggilingan
akhir. Gypsum yang dapat digunakan adalah gypsum alami dan gypsum sintetic.
Gypsumdisimpan di dalam stock pile gipsum, kemudian dengan menggunakan
dump truck, gipsum tersebut dikirim ke dalam bin gipsum untuk siap diumpankan
ke dalam penggilingan akhir dan dicampur dengan clinker.Dengan menggunakan
bin maka jumlah clinker yang akan digiling dapat diatur dengan baik oleh weight
feeder.Alat yang digunakan untuk melakukan penggilingan clinker dengan
gypsum disebut tube mill.Alat ini berbentuk silinder horizontal.Bagian dalam tube
mill terbagi menjadi dua kompartemen.
Pada industri semen, alat yang sering dijumpai adalah mixer molen.
Mixermolen biasa dijumpai pada tempat yang sedang melakukan pembangunan.
Biasanya digunakan sebagai alat pengaduk semen untuk bahan dasar bangunan.
Prinsip kerja dari alat ini sama seperti mixer yang lain. Pada alat ini berbentuk
seperti pisang molen, dimana didalamnya terdapat pengaduk yang menempel
dengan permukaan dari bejana.Ketika bahan dimasukan, maka alat akan berputar
searah sesuai dengan pengaturan, kemudian bahan tersebut akan teraduk setelah
bahan bersentuhan dengan pengaduk yang berada didalam molen.
Molen ini berbentuk seperti gerobak dengan bejana berbentuk molen yang
menempel pada gerobak. Pada saat keadaan diam, lubang bejana menghadap ke
posisi atas, kemudian bahan dikeluarkan dengan cara mengarahkan lubang bejana
tersebut kearah bawah maka bahan akan tumpah.Alat ini digunakan untuk
mengaduk bahan padat ataupun yang memiliki viskositas tinggi. Bagian pada alat
ini sama dengan tipe ribbon hanya saja impeller pada alat ini umumnya tidak
sampai pada dasar wadah. Kapasitas sari bahan yang dimasukkan harus sesuai
sehingga hasil yang didapatkan homogen. Pada seafast alat ini digunakan untuk
campuran beras dan jagung. Kapasitas pada alat ini sangat bervariasi. Di seafast
sendiri kapasitas alat tersebut adalah 15-20 kg.
Jika beton tercampur baik, beton akan dapat bertahan lama dan kokoh,
beton yang tercampur homogen akan lebih keras dan beku, contoh diambil dari
tempat yang berbeda harus mempunyai berat satuan, kandungan udara, slump atau
kadar agregat kasar yang sama. Perbedaan maksimum yang diizinkan dalam hasil
tes dalam satu kali pengecoran (bath) ditentukan dalam alat pengukur ASTM C94.
Bila waktu pengadukan kurang lama akan berakibat campuran tidak menyatu
(belum seragam).Sebaliknyajika terlalu lama waktu pencampurannya, maka
secara umum tidakakan bermasalah, hanya saja konsistensinya dapat menurun.
Jika dipakai bahan kimia entrainment, kadar udaranya akan berkurang bila waktu
pencampuran terlalu lama, kandungan udara juga tidak bagus jika terlalu banyak.
Truk molen (truck mixer) dalam dunia kontruksi terdapat beberapa alat berat yang
menunjang, salah satunya dalah truk pengaduk beton. Pengaduk beton adalah
mesin yang digunakan untuk mengaduk beton.
Mesin ini dapat berupa mesin statis, semi-mobile maupun full mobile
(mixer truck). Truck mixer atau disebut dengan truk molen memiliki beragam jenis
dengan fungsi sama, yaitu mengangkut beton dari pabrik semen ke lokasi
kontruksi sambil menjaga konsistensi beton agar tetap cair dan tidak mengeras
dalam perjalanan. Truk digunakan dalam proyek.Truk jenis ini adalah alat
transportasi khusus untuk beton cor curah siap pakai (ready mix concrete) yang
dirancang untuk mengangkut campuran beton curah siap pakai (ready mix
concrete) dari batching plant (pabrik olahan beton) ke lokasi pengecoran.
Biasanya truk ini digunakan dalam proyek besar.Di dalam truk molen diisi dengan
bahan material kering dan air yang proses pengadukan (pencampuran) bahan
material tersebut terjadi selama waktu transportasi ke lokasi pengecoran.
Mixing pada industri semen terjadi pada blending silo untuk pencampuran
yang pertama, lalu dilanjutkan dengan proses pemanasan kemudian menuju
pencampuran yang kedua pada tube mill pencampuran yang terjadi pada tube mill
yaitu pencampuran antara kiln dengan gypsum, dan selanjutnya akan dipisahkan
pada separator dan kemudian menuju pengemasan yang merupakan tahap akhir
proses pada semen.Partikel yang cukup halus akan turun ke bagian bawah cyclone
dan dikirim ke blending silo untuk mengalami pengadukan dan homogenisasi.
Partikel yang terlalu halus (debu) akan terbawa udara panas menuju electrostatic
precipitator (EP). Alat ini berfungsi untuk menangkap debu-debu tersebut
sehingga tidak lepas ke udara.Efisiensi alat ini adalah 95-98%. Debu-debu yang
tertangkap, dikumpulkan di dalam dust bin, sementara itu udara yang berada
didalamakan keluar melalui stack.
Di sini nilai LSF, SM, dan AM dari kiln feed sangat ditentukan
kemampuan proses blending di dalam silo. Nilai LSF raw meal yang masih sering
fluktuatif ditambah dengan produk return dustakan mempengaruhi stabilitas
proses pembakaran di kiln.Blending silo menggunakan udara sebagai pengaduk
raw meal di silo sehingga akan diperoleh material yang homogen karena
terbentuk lapisan-lapisan raw meal akibat hembusan dari udara dari blower. Kiln
feedakan keluar dari bottom silo dan melalui flow meter dan dikirim ke menara
preheateryang selalu menggunakan bucket elevator.
Setelah keluar dari raw mill, bahan material ini disebut dengan istilah raw
mix atau raw meal. Raw meal ini kemudian masuk lagi ke sebuah storage atau
biasa disebut blending silo. Selain bertujuan untuk penyimpanan sementara,
blending silo berfungsi untuk tempat homogenization. Proses
homogenizationintinya sama dengan pre-homogenization, hanya ukurannya saja
yang beda dan bahan penyusunnya juga sudah tercampur. Memiliki ukuran
partikel yang sudah halus dan siap dimasukkan ke pengemasan dan akan di
distribusikan di proyek.
Pre-homogenization materialnya hanya limestone saja, sedangkan
homogenization terdiri dari empat bahan baku semen. Sehingga proses
homogenisasi yang dilakukan bertujuan untuk memaksimalkan pencampuran dari
keempat bahan. Tepung baku yang telah terpisah dari gas panas selanjutnya di
masukkan ke CF Silo (continous flow silo) dengan menggunakan alat transport
berupa fluxoslide dan belt bucket elevator. Di dalam CF Silo raw mealakan
dihomogenisasi dan di simpan serta siap di umpan ke kiln.
Produk atas dari Cyclone separator adalah uap air, gas panas dan sebagian
debu yang terikat pada waktu pemisahan ini di transportasikan ke Electric
Precipitator. Di dalam Electric Precipitator ini debu ditangkap oleh elektroda-
elektoroda yang bertegangan tinggi. Debu yang terkumpul ini di kembalikan lagi
ke CF Silo . Sedangkan gas panas dari kiln, uap air dan sebagian debu yang tidak
tertangkap oleh elektrodaelektroda Electric Precipitator di transportastikan ke
cerobong (stack) dengan bantuan sebuah fan adalah IDF fan.
Clinker yang akan digiling dan dicampur dengan gypsum, terlebih dahulu
ditransfer dari clinker silo menuju clinker bin. Gypsum adalah bahan tambahan
dalam pembuatan semen yang akan dicampur dengan clinker pada penggilingan
akhir. Gypsum yang dapat digunakan adalah gypsum alami dan gypsum sintetic.
Gypsum disimpan di dalam stock pile gipsum, kemudian dengan menggunakan
dump truck, gipsum tersebut dikirim ke dalam bin gipsum untuk siap diumpankan
ke dalam penggilingan akhir dan dicampur dengan clinker. Dengan menggunakan
bin maka jumlah clinker yang akan digiling dapat diatur dengan baik oleh weight
feeder. Alat yang digunakan untuk melakukan penggilingan clinker dengan
gypsum disebut tube mill. Alat ini berbentuk silinder horizontal. Bagian dalam
tube mill terbagi menjadi dua kompartemen.
Selain itu didalam Tube mill juga terdapat Liner yang berfungsi untuk
melindungi permukaan bagian dalam mill dari grinding media/steel ball,liner juga
berfungsi untuk mengangkat stell ball untuk menghasilkan efek tumbukan/impact
dan efek penggerusan pada material, sehingga dihasilkan material yang halus.
Tetapi tidak semua material dapat tergiling dan menjadi halus, ada juga material
yang masih kasar.Horizontal Tube Mill/Ball Mill adalah peralatan giling yang
sering dijumpai di berbagai industri semen, sekarang sudah mulai dijumpai
vertical mill untuk menggiling terak menjadi semen.
Tapi tidak semua energi yang diberikan oleh motor digunakan untuk
penggilingan. Yang dipakai untuk penggilingan hanya berkisar 20 % sedangkan
yang lainnya hilang sebagai friksi antar partikel dan elemen -elemen tube mill
,suara, panas dan getaran/vibrasi serta kehilangan pada efesiensi mekanis dari
motor mill.Proses-proses penggilingan yang terjadi di dalam tube mill antara lain
crushing, dilakukan oleh energi tumbukan terhadap partikel-partikel yang besar
coarse grinding, dilakukan oleh sebagian energi gesekan terhadap partikel
-partikel yang agak kasar.Fine grinding, dilakukan oleh energi gesekan terhadap
partikel-partikel yang kecil menjadi partikel partikel yang lebih halus.
Agar selalu di capai kapasitas mill yang optimum, maka jumlah grinding
media di dalam tube mill harus di jaga dalam jumlah dan perbandingan ukuran
yang relatif konstan, yaitu dengan penambahan grinding media yang teratur,
berdasarkan pada mill inspection sewaktu tube mill berhenti atau angka wearing
dari grinding media tersebut. Jumlah bahan baku yang masuk kedalam mill
haruslah sesuai dengan kapasitas sehingga tube mill tidak mengalami overload,
dimana overload ini dapat menyebabkan efisisensi penggilingan berkurang dan
berakibat pada produk yang tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Alat ini digunakan untuk mengaduk bahan padat ataupun yang memiliki
viskositas tinggi. Bagian pada alat ini sama dengan tipe ribbon hanya saja
impeller pada alat ini umumnya tidak sampai pada dasar wadah. Kapasitas sari
bahan yang dimasukkan harus sesuai sehingga hasil yang didapatkan homogen.
Pada seafast alat ini digunakan untuk campuran beras dan jagung. Kapasitas alat
ini sangat bervariasi. Di seafast sendiri kapasitas alat tersebut adalah 15-20 kg.
Jika beton tercampur baik, beton akan dapat bertahan lama dan kokoh,
beton yang tercampur homogen akan lebih keras dan beku, contoh diambil dari
tempat yang berbeda harus mempunyai berat satuan, kandungan udara, slump atau
kadar agregat kasar yang sama. Perbedaan maksimum yang diizinkan dalam hasil
tes dalam satu kali pengecoran (bath) ditentukan dalam alat pengukur ASTM C94.
Truk molen (truck mixer) dalam dunia kontruksi terdapat beberapa alat
berat yang menunjang, salah satunya dalah truk pengaduk beton. Pengaduk beton
adalah mesin yang digunakan untuk mengaduk beton. Mesin ini dapat berupa
mesin statis, semi-mobile maupun full mobile (mixer truck). Truck mixer atau
disebut dengan truk molen memiliki beragam jenis dengan fungsi sama, yaitu
mengangkut beton dari pabrik semen ke lokasi kontruksi sambil menjaga
konsistensi beton agar tetap cair dan tidak mengeras dalam perjalanan. Truk
digunakan dalam proyek. Truk jenis ini adalah alat transportasi khusus untuk
beton cor curah siap pakai (ready mix concrete) yang dirancang untuk
mengangkut campuran beton curah siap pakai (ready mix concrete) dari Batching
Plant ke lokasi pengecoran. Biasanya truk ini digunakan dalam proyek besar.
Di dalam truk molen diisi dengan bahan material kering dan air yang
proses pengadukan (pencampuran) bahan material tersebut terjadi selama waktu
transportasi ke lokasi pengecoran. Untuk mempertahankan stabilitas kekentalan
beton cor yang berada di dalam truk mixer ini melalui proses agitasi atau memutar
drum (tangki yang berada diatas truck mixer) yang bagian dalam drum tersebut
dilengkapi dengan spiral pisau satu arah rotasi putaran, sebagai pengaduk material
beton cor selama waktu transportasi ke lokasi pengecoran.Jika truck mixer
pengangkut beton cor atau truk molen tidak bisa menjangkau area pengecoran,
beton cor dapat disalurkan melalui pipa pompa beton (concrete pump) yang dapat
diperpanjang beberapa meter Dengan mesin pompa beton ini, proses pemindahan
beton cor ke area pengecoran menjadi lebih cepat dan tepat.
Truck mixer pengangkut beton cor atau truk molen umumnya tidak
melakukan perjalanan lebih dari 2 jam. Banyak kontraktor mengharuskan Truck
mixer berada di lokasi pengecoran dalam waktu 90 menit setelah pemuatan
material yang dimaksudkan untuk menghindari beton cor di dalam truk mengeras.
Mayoritas truck mixer pengangkut beton cor atau truk molen mempunyai
kecepatan jalan terbatas, yaitu antara 56 mil per jam (90 km / h).
Adapun macam-macam dari truck mixer yaitu seperti, truck mixer mini
(truck minimix concrete) memiliki volume muat cor beton per satu kali jalan 3 m.
Tipe truk ini lebih fleksibel untuk semua medan jalan, sempit ataupun menanjak.
Truck mixer standar (readmix concrete) digunakan untuk mengangkut beton cor
dari pabrik beton (batching plant) ke lokasi pengecoran dengan daya angkut per
truknya untuk satu kali jalan 7 m. Memuat lebih banyak 4 m dari tipe truk mini.
Kekurangan dari truk ini tidak bisa mengakses jalan sempit dan menanjak.
DAFTAR PUSTAKA
Ceeta. 2013. Industri Semen (Online): https://ceeta.wordpress.com/2013/04/04
/industri-semen/ (Diakses pada tanggal 29 September 2016)
Deka, Prayuga. 2012. Mixing Equipment (Online): http://prayugadeka.blogspot
.co.id/2012 /08/v-behaviorurldefaultvmlo.html (Diakses pada tanggal 29
September 2016)
Irman. 2013. Proses Industri Kimia Semen (Online): http://irma-teknikkimia.blo
gspot.co.id /2013/04/proses-industri-kimia-semen.html (Diakses pada
tanggal 29 September 2016)
Irawan.2013. Proses Industri Kimia Semen.
(Online).http://irmateknikkimia.blogspot.co.id/2013/04/prosesindustriki
miasemen.html (Diakses pada tanggal 29 September 2016)
Nertaya,Angga. 2011. Laporan Kerja Praktek PT Semen Baturaja (Online):
http://angganertaya.blogspot.co.id/2011/04/laporan-kerja-praktek-pt-
semen-baturaja.html (Diakses pada tanggal 29 September 2016)
Rahmawati, M. 2012. Pengertian Alat Berat Truk Molen. (Online). http://alat-
berat07.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-alat-berat-trukmolentruk.html
(Diakses pada tanggal 29 September 2016)
Rostaman,Irman.2012. Proses Pembuatan semen Cement Manufacturing(Online):
https://irmanrostaman.wordpress.com/2012/03/27/proses-pembuatan-
semen-cement-manufacturing-process/ (Diakses pada tanggal 29
September 2016)