Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

APLIKASI PENCAMPURAN PADA INDUSTRI SEMEN

Operasi pencampuran banyak dijumpai di industri, seperti di industri kimia,semen


minyak, oil dan gas, pulp dan paper, dan di industri fermentasi. Pencampuran
disebut dengan core process, karena keberhasilan proses keseluruhan tergantung
pada proses pencampuranyang efektif antara fluida-fluida yang terlibat.
Pencampuran merupakan proses terpenting dalam industri, karena pada
pencampuran bahan baku yang akan di buat di campurkan. Tujuan operasi
pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran homogen yang
sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang sempurna.
Dalam industri semen, aplikasi proses pencampuran terjadi ketika proses
raw material mixing dimana raw material yang telah melewati proses drying dan
pulverizing akan dimasukkan ke dalam homogenizing tank bersamaan dengan fly
ash (abu yang dihasilkan dari pembangkit listrik batubara) dan blast furnance slag
(limbah yang dihasilkan industri besi). Dua homogenizing tank ini dimasukkan

untuk memperoleh penentuan komposisi kimia yang diinginkan . Proses ini juga
bertujuan untuk mendapatkan campuran yang homogen.
Pencampuran pada industri semen yang terjadi pada blending silo untuk
pencampuran yang pertama, lalu dilanjutkan dengan proses pemanasan kemudian
menuju pencampuran yang kedua pada tube mill pencampuran yang terjadi pada
tube mill yaitu pencampuran antara kiln dengan gypsum, dan selanjutnya akan
dipisahkan pada separator dan kemudian akan menuju pengemasan yang
merupakan tahap akhir dari proses pada semen.

Partikel yang cukup halus akan turun ke bagian bawah cyclone dan dikirim
ke blending silo untuk mengalami pengadukan dan homogenisasi. Partikel yang
terlalu halus (debu) akan terbawa udara panas menuju electrostatic precipitator
(EP). Alat ini berfungsi untuk menangkap debu-debu tersebut sehingga tidak lepas
ke udara.Efisiensi alat ini adalah 95-98%. Debu-debu yang tertangkap,
dikumpulkan di dalam dust bin, sementara itu udara akan keluar melalui
stack.Produk blending ini akan menjadi kiln feed.Kiln feed sendiri tidak hanya
bersumber dari raw meal (produk raw mill) tetapi juga dari return dust yang
tertangkap di EP raw mill dan dust yang terpisah di GCT, Karena nilai LSF dari
return dust dan produk GCT sangat tinggi ditambahkan alat dust bin.

Kiln feedakan keluar dari bottom silo dan melalui flow meter dan dikirim
ke menara preheater menggunakan bucket elevator. Kemudian material
mengalami proses pencampuran dan homogenisasi di blending silo. Alat utama
yang digunakan untuk mencampur dan menghomogenkan bahan baku adalah
blending silo, dengan media pengaduk adalah udara. Bahan baku masuk dari
bagian atas blending silo, oleh karena itu alat transportasi yang digunakan untuk
mengirim bahan baku hasil penggilingan blending silo adalah bucket elevator dan
keluar dari bagian bawah blending silo, dilakukan pada beberapa titik dengan
jarak tertentu dan diatur dengan menggunakan valve.

Proses pengeluarannya dari bebrapa titik dilakukan untuk menambah


homogen bahan baku, blending silo dilengkapi dengan alat pendeteksi ketinggian
(level indicator), jika blending silo sudah penuh maka pengisian bahan baku
terhenti secara otomatis dan tidak akan mengalami flooding.Setelah keluar dari
raw mill, bahan material ini disebut dengan istilah raw mix atau raw meal. Raw
meal ini kemudian masuk lagi ke sebuah storage atau biasa disebut blending silo.

Tujuan untuk penyimpanan sementara, blending silo berfungsi untuk


tempat homogenization. Proses homogenization intinya sama denganPre-
homogenization, cuma ukurannya aja yang beda dan bahan penyusunnya juga
sudah tercampur.Pre-homogenization materialnya hanya limestone saja,
sedangkan homogenization terdiri dari empat bahan baku semen. Sehingga proses
homogenisasi ini yang dilakukan bertujuan untuk memaksimalkan dalam
pencampuran dari keempat bahan tersebut.

Tube Mill atau penggilingan akhir adalah sebuah proses menggiling


bersama antara terak dengan 3%-5% gypsum natural atau sintetis (untuk
pengendalian setting dinamakan retarder) dan beberapa jenis aditif (pozzolan,
slag, dan batu kapur) yang ditambahkan dalam jumlah tertentu, selama memenuhi
kualitas dan spesifikasi semen yang dipersyaratkan.Salah satu tahap dari proses
penggilingan akhir di pabrik semen adalah cement mill. Saat ini tipe mill yang
masih banyak digunakan untuk penggilingan semen adalah tube mill/horizontal
mill walaupun ke depannya diprediksi akan lebih banyak yang beralih ke vertical
roller mill karena beberapa kelebihannya seperti kapasitas lebih besar dan specific
power consumption lebih rendah. Pada cement mill clinker digiling bersama
dengan gypsum serta bahan additive lain seperti limestone, fly ash, trass.

Clinker yang akan digiling dan dicampur dengan gypsum, terlebih dahulu
ditransfer dari clinker silo menuju clinker bin. Gypsum adalah bahan tambahan
dalam pembuatan semen yang akan dicampur dengan clinker pada penggilingan
akhir. Gypsum yang dapat digunakan adalah gypsum alami dan gypsum sintetic.
Gypsumdisimpan di dalam stock pile gipsum, kemudian dengan menggunakan
dump truck, gipsum tersebut dikirim ke dalam bin gipsum untuk siap diumpankan
ke dalam penggilingan akhir dan dicampur dengan clinker.Dengan menggunakan
bin maka jumlah clinker yang akan digiling dapat diatur dengan baik oleh weight
feeder.Alat yang digunakan untuk melakukan penggilingan clinker dengan
gypsum disebut tube mill.Alat ini berbentuk silinder horizontal.Bagian dalam tube
mill terbagi menjadi dua kompartemen.

Kompartemen pertama diisi dengan bola-bola baja yang berdiameter lebih


besar daripada bola-bola yang ada di kompartemen kedua. Prinsip penggunaan
bola-bola baja dari ukuran yang besar ke ukuran yang kecil adalah bahwa ukuran
bola-bola baja yang lebih kecil menyebabkan luas kontak tumbukan antara bola-
bola baja dengan material yang akan digiling lebih besar sehingga .Material yang
mengalami penggilingandiangkut menuju separator.Separator berfungsi untuk
memisahkan semen yang ukurannya telah cukup halus dengan ukuran yang
kurang halus. Semen yang cukup halus akan dibawa udara melalui cyclone,
kemudian ditangkap oleh bag filter yang kemudian akan ditransfer ke dalam
silosemen. Sedangkan semen yang keluar dari bawah cyclone dimasukkan
kembali ke dalam tube mill untuk digiling kembali ke awal.

Dalam industri semen juga terjadi penggilingan dan pencampuran akhir


yang mencampurkan antara klinker atau semen setengah jadi dengan gypsum,
proses ini terjadi pada alat yang disebut blending silo, pada tahap akhir inilah
semen akan di haluskan hingga mendapat semen dengan ukuran terhalus,
kemudian setelah tahap pencampuran terakhir ini barulah ada alat yang akan
memisah antara semen yang halus dengan semen yang masih berukuran
kasar.Tidak seperti unit pengoperasian yang lainnya, proses pencampuran
dibutuhkan untuk melakukan beberapa tugas seperti pemompaan, perpindahan
panas dan perpindahan massa. Pengadukan terjadi di setiap proses industri.
Pengadukan sesuai dengan feed dari industri tersebut dan pengoperasian pada
industri.

Pada industri semen, alat yang sering dijumpai adalah mixer molen.
Mixermolen biasa dijumpai pada tempat yang sedang melakukan pembangunan.
Biasanya digunakan sebagai alat pengaduk semen untuk bahan dasar bangunan.
Prinsip kerja dari alat ini sama seperti mixer yang lain. Pada alat ini berbentuk
seperti pisang molen, dimana didalamnya terdapat pengaduk yang menempel
dengan permukaan dari bejana.Ketika bahan dimasukan, maka alat akan berputar
searah sesuai dengan pengaturan, kemudian bahan tersebut akan teraduk setelah
bahan bersentuhan dengan pengaduk yang berada didalam molen.
Molen ini berbentuk seperti gerobak dengan bejana berbentuk molen yang
menempel pada gerobak. Pada saat keadaan diam, lubang bejana menghadap ke
posisi atas, kemudian bahan dikeluarkan dengan cara mengarahkan lubang bejana
tersebut kearah bawah maka bahan akan tumpah.Alat ini digunakan untuk
mengaduk bahan padat ataupun yang memiliki viskositas tinggi. Bagian pada alat
ini sama dengan tipe ribbon hanya saja impeller pada alat ini umumnya tidak
sampai pada dasar wadah. Kapasitas sari bahan yang dimasukkan harus sesuai
sehingga hasil yang didapatkan homogen. Pada seafast alat ini digunakan untuk
campuran beras dan jagung. Kapasitas pada alat ini sangat bervariasi. Di seafast
sendiri kapasitas alat tersebut adalah 15-20 kg.

Pencampuran atau pengadukan coran harus dilakukan cukup lama untuk


mendapatkan campuran seragam. Waktu campuran tergantung jenis pengaduk.
Molen memiliki beberapa macam jenis dan lama pengadukan yang berbeda-beda
untuk setiap masing jenisnya Lama pencampuran dapat berkisar dari 30 detik
untuk jenis pan-type dan reversing drum, sampai sekitar 3 menit untuk
pengadukan free-fall. PBI 89 mensyaratkan minimal 1,5 menit. Untuk drum yang
berputar dengan kapasitas sebesar 1 m3, waktu pencampuran yang
dibutuhkanadalah 1,5 sampai 2 menit setelah semua material masuk. Untuk jenis
pan mixers, karena adanya gaya untuk pencampuran, 30 sampai 45 detik sudah
cukup.Drum-type mixer mempunyai kombinasi bilah (blade) dan bentuk drum
yang memungkinkan pertukaran material dari ujung ke ujung sejajar sumbu rotasi
dan jugamaupun gerakan sumbu yang menyebar.

Jenis counter-current, bilah berputar berlawanan arah jarum jam.


Berfungsi lebih baik dan lebih mudah mengawasi dan menyesuaikan takaran
untuk koreksi kelecakan pada saat alat tersebut beroperasi.Campuran tidak boleh
melebihi kapasitas pengaduk karena akan menghasilkan campuran yang tidak
merata. Mixer harus dioperasikan pada kecepatan yang direncanakan. Bila
menambah kapasitas pengecoran maka harus memakai mixer yang lebih besar.

Jika beton tercampur baik, beton akan dapat bertahan lama dan kokoh,
beton yang tercampur homogen akan lebih keras dan beku, contoh diambil dari
tempat yang berbeda harus mempunyai berat satuan, kandungan udara, slump atau
kadar agregat kasar yang sama. Perbedaan maksimum yang diizinkan dalam hasil
tes dalam satu kali pengecoran (bath) ditentukan dalam alat pengukur ASTM C94.

Bila waktu pengadukan kurang lama akan berakibat campuran tidak menyatu
(belum seragam).Sebaliknyajika terlalu lama waktu pencampurannya, maka
secara umum tidakakan bermasalah, hanya saja konsistensinya dapat menurun.
Jika dipakai bahan kimia entrainment, kadar udaranya akan berkurang bila waktu
pencampuran terlalu lama, kandungan udara juga tidak bagus jika terlalu banyak.
Truk molen (truck mixer) dalam dunia kontruksi terdapat beberapa alat berat yang
menunjang, salah satunya dalah truk pengaduk beton. Pengaduk beton adalah
mesin yang digunakan untuk mengaduk beton.

Mesin ini dapat berupa mesin statis, semi-mobile maupun full mobile
(mixer truck). Truck mixer atau disebut dengan truk molen memiliki beragam jenis
dengan fungsi sama, yaitu mengangkut beton dari pabrik semen ke lokasi
kontruksi sambil menjaga konsistensi beton agar tetap cair dan tidak mengeras
dalam perjalanan. Truk digunakan dalam proyek.Truk jenis ini adalah alat
transportasi khusus untuk beton cor curah siap pakai (ready mix concrete) yang
dirancang untuk mengangkut campuran beton curah siap pakai (ready mix
concrete) dari batching plant (pabrik olahan beton) ke lokasi pengecoran.
Biasanya truk ini digunakan dalam proyek besar.Di dalam truk molen diisi dengan
bahan material kering dan air yang proses pengadukan (pencampuran) bahan
material tersebut terjadi selama waktu transportasi ke lokasi pengecoran.

Untuk mempertahankan stabilitas kekentalan beton cor yang berada di


dalam truk mixer ini melalui proses agitasi atau memutar drum (tangki yang
berada diatas truck mixer) yang bagian dalam drum tersebut dilengkapi dengan
spiral pisau satu arah rotasi putaran, sebagai pengaduk material beton cor selama
waktu transportasi ke lokasi pengecoran. Dalam industri semen, aplikasi proses
pencampuran terjadi ketika proses raw material mixing dimana raw material
yang telah melewati proses drying dan pulverizing akan dimasukkan ke dalam
homogenizing tank bersamaan dengan fly ash (abu yang dihasilkan dari
pembangkit listrik batubara) dan blast furnance slag.Dua homogenizingtank ini
dimasukkan untuk memperoleh penentuan komposisi kimia yang diinginkan.
Proses ini juga bertujuan untuk mendapatkan campuran yang homogen.

Mixing pada industri semen terjadi pada blending silo untuk pencampuran
yang pertama, lalu dilanjutkan dengan proses pemanasan kemudian menuju
pencampuran yang kedua pada tube mill pencampuran yang terjadi pada tube mill
yaitu pencampuran antara kiln dengan gypsum, dan selanjutnya akan dipisahkan
pada separator dan kemudian menuju pengemasan yang merupakan tahap akhir
proses pada semen.Partikel yang cukup halus akan turun ke bagian bawah cyclone
dan dikirim ke blending silo untuk mengalami pengadukan dan homogenisasi.
Partikel yang terlalu halus (debu) akan terbawa udara panas menuju electrostatic
precipitator (EP). Alat ini berfungsi untuk menangkap debu-debu tersebut
sehingga tidak lepas ke udara.Efisiensi alat ini adalah 95-98%. Debu-debu yang
tertangkap, dikumpulkan di dalam dust bin, sementara itu udara yang berada
didalamakan keluar melalui stack.

Dalam industri semen juga terjadi penggilingan dan pencampuran akhir


yang mencampurkan antara klinker atau semen setengah jadi dengan gypsum,
proses ini terjadi pada alat yang disebut blending silo, pada tahap akhir inilah
semen akan di haluskan hingga mendapat semen dengan ukuran terhalus,
kemudian setelah tahap pencampuran terakhir ini barulah ada alat yang akan
memisah antara semen yang telah halus dengan semen yang masih berukuran
kasar.Tidak seperti unit pengoperasian yang lainnya, proses pencampuran
dibutuhkan untuk melakukan beberapa tugas seperti pemompaan, perpindahan
panas dan perpindahan massa. Pengadukan terjadi di setiap proses industri.
Pengadukan sesuai dengan feed dari industri tersebut.

Gambar 1. Raw Meal Blanding


(Sumber: Irman, 2012 )

Raw meal masuk ke silo untuk menjalani proses selanjutnya yaitu


blending (pencampuran) sehingga alatnya dikenal dengan blending silo. Produk
blending ini akan menjadi kiln feed. Kiln feed sendiri tidak hanya bersumber dari
raw meal (produk raw mill) tetapi juga dari return dust yang tertangkap di EP raw
mill dan dust yang terpisah di GCT. Karena nilai LSF dari return dust dan produk
GCT ini sangat tinggi biasanya ditambahkan alat dust bin sebelum kiln feed.

Di sini nilai LSF, SM, dan AM dari kiln feed sangat ditentukan
kemampuan proses blending di dalam silo. Nilai LSF raw meal yang masih sering
fluktuatif ditambah dengan produk return dustakan mempengaruhi stabilitas
proses pembakaran di kiln.Blending silo menggunakan udara sebagai pengaduk
raw meal di silo sehingga akan diperoleh material yang homogen karena
terbentuk lapisan-lapisan raw meal akibat hembusan dari udara dari blower. Kiln
feedakan keluar dari bottom silo dan melalui flow meter dan dikirim ke menara
preheateryang selalu menggunakan bucket elevator.

Kemudian material akan mengalami proses pencampuran (blending) dan


homogenisasi di dalam blending silo. Alat utama yang digunakan untuk
mencampur dan menghomogenkan bahan baku adalah blending silo, dengan
media pengaduk adalah udara. Bahan baku masuk dari bagian atas blending silo,
oleh karena itu alat transportasi yang digunakan untuk mengirim bahan baku hasil
penggilingan blending silo adalah bucket elevator dan keluar dari bagian bawah
blending silo, dilakukan pada beberapa titik dengan jarak tertentu dan diatur
dengan menggunakan valve yang sudah di atur waktu bukaannya. Proses
pengeluarannya dari bebrapa titik dilakukan untuk menambah homogen bahan
baku, blending silo dilengkapi dengan alat pendeteksi ketinggian (level indicator),
jika blending silo sudah penuh maka pengisian bahan baku terhenti secara
otomatis dan tidak akan mengalami flooding.
Setelah keluar dari raw mill, bahan material ini disebut dengan istilah raw
mix atau raw meal. Raw meal ini kemudian masuk lagi ke sebuah storage atau
biasa disebut blending silo.Selain bertujuan untuk penyimpanan sementara,
blending silo berfungsi untuk tempat homogenization. Proses homogenization
intinya sama dengan Pre-homogenization, cuma ukurannya aja yang beda dan
bahan penyusunnya juga sudah tercampur. Pre-homogenization materialnya hanya
limestone saja, sedangkan homogenization terdiri dari empat bahan baku semen.
Sehingga proses homogenisasi yang dilakukan bertujuan untuk memaksimalkan
pencampuran dari keempat bahan.

Gambar 2. Blending Silo

(Sumber: Irman, 2012)

Setelah keluar dari raw mill, bahan material ini disebut dengan istilah raw
mix atau raw meal. Raw meal ini kemudian masuk lagi ke sebuah storage atau
biasa disebut blending silo. Selain bertujuan untuk penyimpanan sementara,
blending silo berfungsi untuk tempat homogenization. Proses
homogenizationintinya sama dengan pre-homogenization, hanya ukurannya saja
yang beda dan bahan penyusunnya juga sudah tercampur. Memiliki ukuran
partikel yang sudah halus dan siap dimasukkan ke pengemasan dan akan di
distribusikan di proyek.
Pre-homogenization materialnya hanya limestone saja, sedangkan
homogenization terdiri dari empat bahan baku semen. Sehingga proses
homogenisasi yang dilakukan bertujuan untuk memaksimalkan pencampuran dari
keempat bahan. Tepung baku yang telah terpisah dari gas panas selanjutnya di
masukkan ke CF Silo (continous flow silo) dengan menggunakan alat transport
berupa fluxoslide dan belt bucket elevator. Di dalam CF Silo raw mealakan
dihomogenisasi dan di simpan serta siap di umpan ke kiln.

Produk atas dari Cyclone separator adalah uap air, gas panas dan sebagian
debu yang terikat pada waktu pemisahan ini di transportasikan ke Electric
Precipitator. Di dalam Electric Precipitator ini debu ditangkap oleh elektroda-
elektoroda yang bertegangan tinggi. Debu yang terkumpul ini di kembalikan lagi
ke CF Silo . Sedangkan gas panas dari kiln, uap air dan sebagian debu yang tidak
tertangkap oleh elektrodaelektroda Electric Precipitator di transportastikan ke
cerobong (stack) dengan bantuan sebuah fan adalah IDF fan.

Tube Mill/penggilingan akhir adalah sebuah proses menggiling bersama


antara terak dengan 3% - 5% gypsum natural atau sintetis (untuk pengendalian
setting dinamakan retarder) dan beberapa jenis aditif (pozzolan, slag, dan batu
kapur) yang ditambahkan dalam jumlah tertentu, selama memenuhi kualitas dan
spesifikasi semen yang dipersyaratkan. Salah satu tahap proses penggilingan akhir
di pabrik semen adalah cement mill. Saat ini tipe mill yang masih banyak
digunakan untuk penggilingan semen adalah tube mill/horizontal mill walaupun
ke depannya diprediksi akan lebih banyak yang beralih ke vertical roller mill
karena beberapa kelebihannya seperti kapasitas lebih besar dan specific power
consumption lebih rendah. Pada cement mill clinker digiling bersama dengan
gipsum (CaSO4.2H2O) serta bahan additive lain seperti limestone, fly ash, trass,
pozzolan tergantung dari tipe semen yang diproduksi.

Clinker yang akan digiling dan dicampur dengan gypsum, terlebih dahulu
ditransfer dari clinker silo menuju clinker bin. Gypsum adalah bahan tambahan
dalam pembuatan semen yang akan dicampur dengan clinker pada penggilingan
akhir. Gypsum yang dapat digunakan adalah gypsum alami dan gypsum sintetic.
Gypsum disimpan di dalam stock pile gipsum, kemudian dengan menggunakan
dump truck, gipsum tersebut dikirim ke dalam bin gipsum untuk siap diumpankan
ke dalam penggilingan akhir dan dicampur dengan clinker. Dengan menggunakan
bin maka jumlah clinker yang akan digiling dapat diatur dengan baik oleh weight
feeder. Alat yang digunakan untuk melakukan penggilingan clinker dengan
gypsum disebut tube mill. Alat ini berbentuk silinder horizontal. Bagian dalam
tube mill terbagi menjadi dua kompartemen.

Kompartemen pertama diisi dengan bola-bola baja yang berdiameter lebih


besar daripada bola-bola yang ada di kompartemen kedua. Prinsip penggunaan
bola-bola baja dari ukuran yang besar ke ukuran yang kecil adalah bahwa ukuran
bola-bola baja yang lebih kecil menyebabkan luas kontak tumbukan antara bola-
bola baja dengan material yang akan digiling lebih besar sehingga. Material yang
mengalami penggilingan kemudian diangkut menuju separator.Tube mill sendiri
adalah peralatan berbentuk silinder yang di dalamnya adasteel ball sebagai media
grinding/penggilingan. Seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3. Tube Mill

(Sumber: Angga, 2011)

Tube mill terdiri atas 2 (dua) chamber/ruang, chamber 1 untuk


pengeringan dan coarsegrinding atau penggilingan kasar dan chamber 2 untuk
penggilingan halus. Proses penghalusan/penggilingan raw material menggunakan
grinding media yang berupa steel ball yang memiliki ukuran diameter yang
bervariasi, steel ball berbentuk bola yang terbuat dari material yang tersususun
atas unsure C , Cr dan Mo, dengan komposisi yang berbeda-beda sesuai dengan
ukuran diameter steel ball,partikel ada yang berukuran halus dan kasar.

Selain itu didalam Tube mill juga terdapat Liner yang berfungsi untuk
melindungi permukaan bagian dalam mill dari grinding media/steel ball,liner juga
berfungsi untuk mengangkat stell ball untuk menghasilkan efek tumbukan/impact
dan efek penggerusan pada material, sehingga dihasilkan material yang halus.
Tetapi tidak semua material dapat tergiling dan menjadi halus, ada juga material
yang masih kasar.Horizontal Tube Mill/Ball Mill adalah peralatan giling yang
sering dijumpai di berbagai industri semen, sekarang sudah mulai dijumpai
vertical mill untuk menggiling terak menjadi semen.

Gambar 4. Horizontal Mill

(Sumber: Angga, 2011 )

Partikel yang berukuran besar pada dasarnya adalah gabungan dari


partikel-partikel kecil yang terikat oleh adanya energi molekuler . Jadi pada
hakikatnya proses penggilingan adalah menimbulkan suatu energi untuk melawan
energi molekuler tersebut, sehingga partikel-partikel kecil dapat dipisahkan.
Partikel yang tidak terpisah bisa juga dipengaruhi oleh kekeringan material dan
pencampuran tidak homogen.Energi ini dihasilkan oleh gerakan grinding media di
dalam tube mill akibat energi yang diberikan oleh motor kepada tube mill.

Tapi tidak semua energi yang diberikan oleh motor digunakan untuk
penggilingan. Yang dipakai untuk penggilingan hanya berkisar 20 % sedangkan
yang lainnya hilang sebagai friksi antar partikel dan elemen -elemen tube mill
,suara, panas dan getaran/vibrasi serta kehilangan pada efesiensi mekanis dari
motor mill.Proses-proses penggilingan yang terjadi di dalam tube mill antara lain
crushing, dilakukan oleh energi tumbukan terhadap partikel-partikel yang besar
coarse grinding, dilakukan oleh sebagian energi gesekan terhadap partikel
-partikel yang agak kasar.Fine grinding, dilakukan oleh energi gesekan terhadap
partikel-partikel yang kecil menjadi partikel partikel yang lebih halus.

Agar selalu di capai kapasitas mill yang optimum, maka jumlah grinding
media di dalam tube mill harus di jaga dalam jumlah dan perbandingan ukuran
yang relatif konstan, yaitu dengan penambahan grinding media yang teratur,
berdasarkan pada mill inspection sewaktu tube mill berhenti atau angka wearing
dari grinding media tersebut. Jumlah bahan baku yang masuk kedalam mill
haruslah sesuai dengan kapasitas sehingga tube mill tidak mengalami overload,
dimana overload ini dapat menyebabkan efisisensi penggilingan berkurang dan
berakibat pada produk yang tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan.

Material yang telah mengalami penggilingan kemudian diangkut oleh


bucket elevator menuju separator.Separator berfungsi untuk memisahkan semen
yang ukurannya telah cukup halus dengan ukuran yang kurang halus. Semen yang
cukup halus akan dibawa udara melalui cyclone, kemudian ditangkap oleh bag
filter yang kemudian akan ditransfer ke dalam cement silo.Pada industri semen,
alat yang sering dijumpai adalah mixer molen.

Mixermolen biasa dijumpai pada tempat yang sedang melakukan


pembangunan. Biasanya digunakan sebagai alat pengaduk semen untuk bahan
dasar bangunan. Prinsip kerja dari alat ini sama seperti mixer yang lain. Pada alat
ini berbentuk seperti pisang molen, dimana di dalamnya terdapat pengaduk yang
menempel dengan permukaan dari bejana.Ketika bahan dimasukan, maka alat
akan berputar searah sesuai dengan pengaturan, kemudian bahan tersebut akan
teraduk setelah bahan bersentuhan dengan pengaduk yang berada di dalam molen.
Molen ini berbentuk seperti gerobak dengan bejana berbentuk molen yang
menempel pada gerobak. Pada saat keadaan diam, lubang bejana menghadap ke
posisi atas, kemudian bahan dikeluarkan dengan cara mengarahkan lubang bejana
tersebut kearah bawah maka bahan akan tumpah.

Alat ini digunakan untuk mengaduk bahan padat ataupun yang memiliki
viskositas tinggi. Bagian pada alat ini sama dengan tipe ribbon hanya saja
impeller pada alat ini umumnya tidak sampai pada dasar wadah. Kapasitas sari
bahan yang dimasukkan harus sesuai sehingga hasil yang didapatkan homogen.
Pada seafast alat ini digunakan untuk campuran beras dan jagung. Kapasitas alat
ini sangat bervariasi. Di seafast sendiri kapasitas alat tersebut adalah 15-20 kg.

Pencampuran atau pengadukan coran harus dilakukan cukup lama untuk


mendapatkan campuran seragam. Waktu campuran tergantung jenis pengaduk.
Molen memiliki beberapa macam jenis dan lama pengadukan yang berbeda-beda
untuk setiap masing jenisnya Lama pencampuran dapat berkisar dari 30 detik
untuk jenis pan-type dan reversing drum, sampai sekitar 3 menit untuk
pengadukan free-fall. PBI 89 mensyaratkan minimal 1,5 menit. Untuk drum yang
berputar dengan kapasitas sebesar 1 m3, waktu pencampuran yang dibutuhkan
adalah 1,5 sampai 2 menit setelah semua material masuk. Untuk jenis pan mixers,
karena adanya gaya untuk pencampuran, 30 sampai 45 detik sudah cukup.

Drum-type mixer mempunyai kombinasi bilah (blade) dan bentuk drum


yang memungkinkan pertukaran material dari ujung ke ujung sejajar sumbu rotasi
maupun gerakan menyebar. Jenis counter-current, bilah berputar berlawanan arah
jarum jam. Berfungsi lebih baik dan lebih mudah mengawasi dan menyesuaikan
takaran untuk koreksi kelecakan pada saat alat tersebut beroperasi. Campuran
tidak boleh melebihi kapasitas pengaduk karena akan menghasilkan campuran
yang tidak merata. Mixer harus dioperasikan pada kurang lebih kecepatan yang
direncanakan. Bila ingin menambah kapasitas pengecoran maka harus memakai
mixer yang memiliki ukuran lebih besar.

Jika beton tercampur baik, beton akan dapat bertahan lama dan kokoh,
beton yang tercampur homogen akan lebih keras dan beku, contoh diambil dari
tempat yang berbeda harus mempunyai berat satuan, kandungan udara, slump atau
kadar agregat kasar yang sama. Perbedaan maksimum yang diizinkan dalam hasil
tes dalam satu kali pengecoran (bath) ditentukan dalam alat pengukur ASTM C94.

Bila waktu pengadukan kurang lama akan berakibat campuran tidak


menyatu (belum seragam). Sebaliknya jika terlalu lama waktu pencampurannya,
maka secara umum tidak akan bermasalah, hanya saja konsistensinya dapat
menurun. Jika dipakai bahan kimia entrainment, kadar udaranya akan berkurang
bila waktu pencampuran terlalu lama, kandungan udara juga tidak bagus jika
terlalu banyak kandungan udaranya.

Gambar 5. Truk molen

(Sumber: Rahmawati, 2012)

Truk molen (truck mixer) dalam dunia kontruksi terdapat beberapa alat
berat yang menunjang, salah satunya dalah truk pengaduk beton. Pengaduk beton
adalah mesin yang digunakan untuk mengaduk beton. Mesin ini dapat berupa
mesin statis, semi-mobile maupun full mobile (mixer truck). Truck mixer atau
disebut dengan truk molen memiliki beragam jenis dengan fungsi sama, yaitu
mengangkut beton dari pabrik semen ke lokasi kontruksi sambil menjaga
konsistensi beton agar tetap cair dan tidak mengeras dalam perjalanan. Truk
digunakan dalam proyek. Truk jenis ini adalah alat transportasi khusus untuk
beton cor curah siap pakai (ready mix concrete) yang dirancang untuk
mengangkut campuran beton curah siap pakai (ready mix concrete) dari Batching
Plant ke lokasi pengecoran. Biasanya truk ini digunakan dalam proyek besar.

Di dalam truk molen diisi dengan bahan material kering dan air yang
proses pengadukan (pencampuran) bahan material tersebut terjadi selama waktu
transportasi ke lokasi pengecoran. Untuk mempertahankan stabilitas kekentalan
beton cor yang berada di dalam truk mixer ini melalui proses agitasi atau memutar
drum (tangki yang berada diatas truck mixer) yang bagian dalam drum tersebut
dilengkapi dengan spiral pisau satu arah rotasi putaran, sebagai pengaduk material
beton cor selama waktu transportasi ke lokasi pengecoran.Jika truck mixer
pengangkut beton cor atau truk molen tidak bisa menjangkau area pengecoran,
beton cor dapat disalurkan melalui pipa pompa beton (concrete pump) yang dapat
diperpanjang beberapa meter Dengan mesin pompa beton ini, proses pemindahan
beton cor ke area pengecoran menjadi lebih cepat dan tepat.

Truck mixer pengangkut beton cor atau truk molen umumnya tidak
melakukan perjalanan lebih dari 2 jam. Banyak kontraktor mengharuskan Truck
mixer berada di lokasi pengecoran dalam waktu 90 menit setelah pemuatan
material yang dimaksudkan untuk menghindari beton cor di dalam truk mengeras.
Mayoritas truck mixer pengangkut beton cor atau truk molen mempunyai
kecepatan jalan terbatas, yaitu antara 56 mil per jam (90 km / h).

Adapun macam-macam dari truck mixer yaitu seperti, truck mixer mini
(truck minimix concrete) memiliki volume muat cor beton per satu kali jalan 3 m.
Tipe truk ini lebih fleksibel untuk semua medan jalan, sempit ataupun menanjak.
Truck mixer standar (readmix concrete) digunakan untuk mengangkut beton cor
dari pabrik beton (batching plant) ke lokasi pengecoran dengan daya angkut per
truknya untuk satu kali jalan 7 m. Memuat lebih banyak 4 m dari tipe truk mini.
Kekurangan dari truk ini tidak bisa mengakses jalan sempit dan menanjak.

DAFTAR PUSTAKA
Ceeta. 2013. Industri Semen (Online): https://ceeta.wordpress.com/2013/04/04
/industri-semen/ (Diakses pada tanggal 29 September 2016)
Deka, Prayuga. 2012. Mixing Equipment (Online): http://prayugadeka.blogspot
.co.id/2012 /08/v-behaviorurldefaultvmlo.html (Diakses pada tanggal 29
September 2016)
Irman. 2013. Proses Industri Kimia Semen (Online): http://irma-teknikkimia.blo
gspot.co.id /2013/04/proses-industri-kimia-semen.html (Diakses pada
tanggal 29 September 2016)
Irawan.2013. Proses Industri Kimia Semen.
(Online).http://irmateknikkimia.blogspot.co.id/2013/04/prosesindustriki
miasemen.html (Diakses pada tanggal 29 September 2016)
Nertaya,Angga. 2011. Laporan Kerja Praktek PT Semen Baturaja (Online):
http://angganertaya.blogspot.co.id/2011/04/laporan-kerja-praktek-pt-
semen-baturaja.html (Diakses pada tanggal 29 September 2016)
Rahmawati, M. 2012. Pengertian Alat Berat Truk Molen. (Online). http://alat-
berat07.blogspot.co.id/2012/01/pengertian-alat-berat-trukmolentruk.html
(Diakses pada tanggal 29 September 2016)
Rostaman,Irman.2012. Proses Pembuatan semen Cement Manufacturing(Online):
https://irmanrostaman.wordpress.com/2012/03/27/proses-pembuatan-
semen-cement-manufacturing-process/ (Diakses pada tanggal 29
September 2016)

Anda mungkin juga menyukai