Anda di halaman 1dari 14

Demam Tifoid

Demam thypoid ( enteric fever ) adalah penyakit infeksi akut yang


biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang
lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan
kesadaran.

Ditularkan melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi


oleh tinja atau urin orang yang terinfeksi.

Etiologi

Disebabkan oleh kuman Salmonella typhi, S paratyphi A, S paratyphi B


dan S paratyphi C. Jika penyebabnya adalah S paratyphi, gejalanya lebih
ringan dibanding dengan yang disebabkan oleh S. Typhi
- Berbentuk batang
- Gram negatif
- Tidak membentuk spora
- Motil
- Berkapsul
- Mempunyai flagella (bergerak dengan rambut getar)
- Dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di
dalam air, es, sampah dan debu
- Dapat mati dengan pemanasan (suhu 60 0C) selama 15 20 menit,
pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi

Salmonella typhi mempunyai 3 macam antigen, yaitu:


1. Antigen O (Antigen somatik)
Terletak pada lapisan luar dari tubuh kuman
Struktur kimia lipopolisakarida atau disebut juga endotoksin
Tahan terhadap panas dan alkohol tetapi tidak tahan terhadap
formaldehid
2. Antigen H (Antigen Flagella)
Terletak pada flagella, fimbriae atau pili dari kuman
Struktur kimia suatu protein
Tahan terhadap formaldehid tetapi tidak tahan terhadap panas
dan alkohol
3. Antigen Vi
Terletak pada kapsul (envelope) dari kuman dapat
melindungi kuman terhadap fagositosis

Ketiga macam antigen tersebut di akan menimbulkan pula


pembentukan 3 macam antibodi yang lazim disebut aglutinin

Patogenesis
Muntahan, urin, dan kotoran dari penderita secara pasif terbawa oleh
lalat (kaki-kaki lalat) lalat itu mengontaminasi makanan, minuman,
sayuran, maupun buah-buahan masuk kedalam tubuh manusia melalui
makanan yang terkontaminasi kuman sebagian kuman dimusnahkan
oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus
berkembang biak

Bila respon imunitas humoral mukosa IgA usus kurang baik kuman akan
menembus sel-sel epitel usus halus terutama sel M selanjutnya ke
lamina propia kuman berkembang biak dan difagosit oleh sel-sel fagosit
terutama oleh makrofag kuman dapat hidup dan berkembang biak di
dalam makrofag selanjutnya dibawa ke plaque Peyeri ileum distal
kemudian ke kelenjar getah bening mesenterika melalui duktus
torasikus kuman yang terdapat di dalam makrofag masuk ke dalam
sirkulasi darah mengakibatkan bakterimia pertama yang asimtomatik
menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama hati dan
limpa di organ-organ ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan
kemudian berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid masuk ke
dalam sirkulasi darah lagi bakterimia yang kedua kalinya tanda-
tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik, seperti demam, malaise,
mialgia, sakit kepala dan sakit perut

Peyer's patches (or aggregated lymphoid nodules) are organized lymphoid


nodules.They are aggregations of lymphoid tissue that are usually found in
the lowest portion of the small intestine, the ileum, in humans; as such,
they differentiate the ileum from the duodenum and jejunum. The
duodenum can be identified by Brunner's glands. The jejunum has neither
Brunner's glands nor Peyer's Patches.
The lifestyle of Salmonella Typhi in the human host and implications for diagnostics. A;
For S. Typhi infection, the organism normally enters the human host through oral ingestion of an
infectious dose. B; S. Typhi does not replicate in large numbers in the intestine and shedding may
be sporadic and limited. C; Invasion occurs through the terminal ileum, perhaps a short time after
ingestion, M cells may be the preferred portal of entry. D; S. Typhi is transferred to monocytic cells
and is trafficked to the reticulo-endothelial system, potentially in a semi-dormant state. E; S. Typhi
re-emerges at an unknown time from the reticulo-endothelial system, possibly as the acquired
immune response is activated, and re-enters the blood stream in low numbers. F; S. Typhi seeds
into the liver, the gall bladder and the bone marrow where it can reside and may be detected for
months or years. G; S. Typhi can enter into the bile duct and be shed sporadically, potentially in
high numbers into the environment via the intestine.

Figure 1. Salmonella modulates DC migration in systemic tissues. (A)Salmonella infection


cycle. Salmonella is acquired by the ingestion of contaminated food or water (1). A certain
percentage of bacteria survive the acidic barrier in the stomach, enter the small intestine and enter
the Peyer's patches of the intestinal tract mucosal surface by invading M cells (2). This is followed
by inflammation and phagocytosis of bacteria by neutrophils and macrophages and recruitment of
T and B cells. The bacteria disseminate through the bloodstream and lymphatics systemically to
colonize macrophages in the MLN, liver, spleen and bone marrow (3). Salmonella can reach the
gallbladder from the liver in bile. Infection of the gallbladder and biofilm formation on gallstones
contributes to an asymptomatic carrier state (4). Bacteria can also persist in the MLN and spleen.
Carriers periodically discharge Salmonella from the gallbladder to the small intestine in bile (5).
Viable and highly infectious Salmonella are excreted in their stools (6) that infect nave hosts
Gejala Klinis

Masa inkubasi 7-21 hari (umumnya 10-12 hari)


Pada awal penyakit keluhan dan gejala penyakit tidaklah khas, berupa :
anoreksia
rasa malas
sakit kepala bagian depan
nyeri otot
gangguan perut (perut kembung dan sakit)

Gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :

a. Demam tinggi
Demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten dan
suhu tidak berapa tinggi.
Minggu pertama suhu tubuh berangsur-angsur meningkat
setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan
meningkat lagi pada sore dan malam hari
Minggu kedua penderita terus berada dalam keadaan
demam
Minggu ketiga suhu tubuh beraangsur-angsur turun dan
normal kembali pada akhir minggu ketiga

b. Ganguan pada saluran pencernaan


Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap
Bibir kering dan pecah-pecah (ragaden)
Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue),
ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor
Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung
(meteorismus)
Hati dan limpa membesar disertai nyeri pada perabaan
Biasanya didapatkan konstipasi, akan tetapi mungkin pula
normal bahkan dapat terjadi diare
c. Kulit
Ruam kulit (rash) umumnya terjadi pada hari ketujuh dan
terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata,
bercak-bercak rose spot berlangsung 3-5 hari, kemudian
hilang dengan sempurna.
Rose spot berupa makula merah tua ukuran 2-4 mm,
berkelompok, timbul paling sering pada kulit perut, lengan
atas atau dada bagian bawah, kelihatan memucat bila ditekan
ROSE SPOT
d. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak
berapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang terjadi
sopor, koma atau gelisah

Diagnosis

Anamnesis

KU : demam
Lokasi :-
Onset : > 7 hari
Kualitas : naik turun? Demam tinggi? demam tidak tinggi (37oC),
Sudah diukur?
Kuantitas : terus menerus? Panasnya stabil terus panasnya?
Kronologis : ceritakan sebelum demam apa yang terjadi? Makan
makanan sembarangan?
Sedang sakit? Tenggorokan, batuk, pilek, dll? sudah berapa
lama?
F.berat : demam makin tinggi saat kapan? panas selalu sore
hari, lenih panas pada malam hari
F.ringan : sudah diobati? Panas turun?
Gejala lain: mual, muntah, nyeri dan kembung pada perut,
diare/konstipasi

Tinjauan umum : BB/TB, demam


Tinjauan Sistem : sakit kepala? mual muntah? BAB lancar?
(diare/konstipasi), perut ada keluhan? (kembung dan nyeri)

RPD: - keluhan yang pertama?


- pernah dirawat di RS/kecelakaan?
- imunisasi lengkap? Riwayat kehamilan, persalinan, hingga
sekarang ada masalah?
RPK: keluarga atau orang2 di rumah ada yang punye keluhan yang sama?
RPS: - kebersihan rumah dan lingkungan? Ari untuk minum bersih dan
dimasak sampai matang? Suka makan sembarangan?

Pemeriksaan Fisik
Vital sign: suhu, nadi, TD, RR
o Demam 37oC, bradikardi, TD turun, napas cepat
Pemeriksaan lidah
o Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated tongue), ujung dan
tepinya kemerahan, jarang disertai tremor
Pemeriksaan abdomen
o Inspeksi: -
o Auskultasi: bising usus meningkat (diare) atau menurun
(konstipasi)
o Palpasi: nyeri tekan, pembesaran hepar
o Perkusi: hipertimpani (perut kembung)

Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan darah tepi

Periksa H2TL, Hb anemia/tidak, trombosit DD: DBD

b. Diagnosis mikrobiologik/pembiakan kuman


Pengambilan specimen darah

c. Diagnosis serologik
i. Uji Widal
- adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
(aglutinin)
- Antigen yang digunakan pada uij Widal adlah suspensi
Salmonella typhi yang sudah dimatikan dan diolah di
laboratorium
- Dari ketiga aglutinin (aglutinin O, H, dan Vi), hanya aglutinin
O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosis
- Semakin tinggi titer aglutininnya semakin besar pula
kemungkinan didiagnosis sebagai penderita demam tifoid
Penatalaksanaan

1. Perawatan umum
Dirawat dirumah sakit untuk isolasi, observasi dan pengobatan
Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas
demam atau kurang lebih selama 14 hari maksud tirah baring
mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi
usus
Pengobatan suportif memperbaiki keadaan penderita
pemberian cairan, elektrolit, bila terjadi gangguan keseimbangan
cairan, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh

2. Diet
Diberi bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya diberi nasi

3. Obat-obat antimikroba yang seringdigunakan adalah :


a. Kloramfenikol (obat pilihan utama)
Dosis orang dewasa: 4 kali 500 mg perhari oral atau
intravena,sampai 7 hari bebas demam
b. Antipiretik
c. Antiemetik

Pencegahan Demam Tifoid

Vaksin parenteral
Dua suntikan subkutan 0,5 ml diberikan pada empat interval mingguan
Tidak boleh diberikan kepada wanita hamil dan merupakan kontraindikasi
dalam pemulihan mereka dari penyakit serius.

Vaksin oral
Vaksin hidup dalam bentuk tiga kapsul diambil pada hari 1, 3 dan 5
Tidak boleh diberikan kepada wanita hamil dan merupakan kontraindikasi
dalam pemulihan mereka dari penyakit serius

Edukasi
Dirawat
Diet bubur
Jaga kebersihan diri dan lingkungan
Masak makanan dan minuman hingga matang
Cuci tangan sebelum makan
Jangan makan sembarangan

Differential Diagnoses
Dengue Fever
Infeksi kuman

Komplikasi
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi atas dua bagian, yaitu :
Komplikasi Intestinal
a. Perdarahan Usus
b. Perforasi Usus
Mengeluh nyeri perut yang hebat terutama di daerah kuadran kanan
bawah yang kemudian meyebar ke seluruh perut, nadi cepat,
tekanan darah turun dan bahkan sampai syok

Komplikasi Ekstraintestinal
a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (syok, sepsis),
miokarditis, trombosis dan tromboflebitis.
b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombositopenia, koaguolasi
intravaskuler diseminata, dan sindrom uremia hemolitik
c. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis
d. Komplikasi hepar dan kandung kemih : hepatitis dan kolelitiasis
e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis
f. Komplikasi tulang : osteomielitis, periostitis, spondilitis, dan artritis
g. Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningismus, meningitis,
polineuritis perifer, psikosis, dan sindrom katatonia

Anda mungkin juga menyukai