RESUME KASUS
PRO JUSTITIA
Visum et Repertum: VER / 058 / 1 / 2017 / Forensik
B Hasil Pemeriksaan
C Tampak satu buah luka tertutup pada kepala bagian kanan, batas atas luka delapan
sentimeter sebelah atas dari alis mata kanan dan batas bawah luka lima sentimeter sebelah
atas dari alis mata kanan. Ukuran luka panjang satu koma delapan sentimeter dan lebar
satu koma empat sentimeter, luka berwarna ungu kecoklatan, batas luka tidak tegas,
permukaan luka sama dengan sekitar, disekitar luka tidak tampak kelainan.
D Tampak tiga buah luka tertutup di lengan kanan. Luka pertama batas atas luka delapan
belas sentimeter sebelah atas dari siku tangan kanan dan batas bawah luka empat belas
sentimeter sebelah atas dari siku tangan kanan. Ukuran luka panjang empat koma
sembilan sentimeter dan lebar dua koma dua sentimeter, luka berwarna ungu kecoklatan,
batas luka tidak tegas, permukaan luka sama dengan sekitar, disekitar luka tidak tampak
kelainan. Luka kedua batas atas luka lima belas sentimeter sebelah atas dari pergelangan
tangan kanan dan batas bawah luka dua belas sentimeter sebelah atas dari pergelangan
tangan kanan. Ukuran luka panjang dua koma delapan sentimeter dan lebar dua koma satu
sentimeter, luka berwarna ungu kecoklatan, batas luka tidak tegas, permukaan luka sama
dengan sekitar, disekitar luka tidak tampak kelainan. Luka ketiga batas atas luka empat
sentimeter sebelah atas dari pergelangan tangan kanan dan batas bawah luka tiga
sentimeter sebelah atas dari pergelangan tangan kanan. Ukuran luka panjang satu koma
dua sentimeter dan lebar nol koma enam sentimeter, luka berwarna ungu kecoklatan,
batas luka tidak tegas, permukaan luka sama dengan sekitar, disekitar luka tidak tampak
kelainan.
E Tinjauan Pustaka
Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau
pembedahan.1
Luka benda tumpul adalah luka yang diakibatkan oleh benda benda yang memiliki
permukaan yang tumpul yang mengenai tubuh. Benda tumpul bila mengenai tubuh dapat
menyebabkan luka, yaitu luka lecet, memar, luka robek terbuka dan bila kekerasan benda
tumpul tersebut sedemikian hebatnya dapat pula menyebabkan patah tulang. Penyebab
trauma akibat benda tumpul antara lain batu, kayu, martil, terkena bola, ditinju, jatuh
dari tempat tinggi, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain sebagainya.2,3
Organ atau jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang
disebabkan objek atau alat dengan permukaan yang tumpul, daya tahan tersebut dapat
menimbulkan luka memar.
Memar
Memar (bruise/contussion) adalah jenis kekerasan benda tumpul (blunt force
injury) yang merusak atau merobek pembuluh darah kapiler dalam jaringan subkutan
sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya. 6 Letak, bentuk dan luas memar
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti:4,5
a. Besarnya kekuatan. Semakin besar kekuatan yang diterima maka akan adanya memar
lebih besar.
b. Kondisi dan jenis jaringan (jaringan ikat longgar, jaringan lemak). Semakin sedikit
kandungan jaringan ikat longgar dan jaringan lemak maka semakin mudah juga
adanya memar.
c. Usia. Semakin usia tua maka lebih mudah adanya memar, karena pada usia tua lapisan
kulit (epidermis dan dermis) lebih tipis, keelastisitas kulit, dan pembuluh darah pada
usia tua sudah rapuh. Begitu pula pada anak bayi. Pada bayi mudah terjadi memar
yang diakibatkan karena karena sifat kulit yang longgar dan masih tipisnya jaringan
lemak subkutan.
d. Jenis kelamin. Pada wanita lebih mudah untuk menimbulkan adanya memar, karena
lapisan kulit pada wanita lebih tipis.
e. Corak dan warna kulit. Memar akan mudah terlihat pada kulit yang berwarna lebih
terang/putih.
f. Kerapuhan pembuluh darah. Semakin rapuh pembuluh darah maka semakin mudah
adanya memar, ini sejalan dengan bertambahnya umur.
g. Lokasi. Lokasi yang memiliki pembuluh darah lebih banyak semakin memudah
adanya memar.
Salah satu bentuk memar yang dapat memberikan informasi mengenai bentuk dari
benda tumpul adalah apa yang dikenal dengan marginal haemorrhages, misalnya bila
tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat dimana terdapat tekanan
justru tidak menunjukkan kelainan. Perdarahan akan menepi sehingga terbentuk
perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang ban
yang berdekatan. Hal yang sama misalnya bila seseorang dipukul dengan rotan atau
benda yang sejenis, maka akan tampak memar yang memanjang dan sejajar yang
membatasi daerah yang tidak menunjukkan kelainan. Daerah antara kedua memar yang
sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari alat pemukul yang mengenai tubuh
korban.4,5
Umur memar secara kasar dapat diperkirakan dari perubahan warna yang terjadi
pada memar.4,5
a Umumnya diawali dengan bengkak
b Mula-mula memar berwarna merah
c Kemudian berubah menjadi ungu kehitaman
d Pada hari ke 4-5 menjadi hijau
e Pada hari ke 7 sampai dengan 10 warna kuning dan akhirnya menghilang dalam 14
sampai dengan 15 hari.
Perubahan warna ini semua disebabkan oleh aktivitas dari hemoglobin. Dimana
hemoglobin ini akan keluar ke ruang ekstravaskular akibat dari kekerasan benda tumpul.
Setelah itu Hb akan di fagositosis oleh makrofag dan degradasi yang berurutan dari Hb
kemudian menjadi biliverdin lalu bilirubin dan terakhir menjadi hemosiderin. Dimana
Hb ini akan memberikan warna merah pada memar, biliverdin memberikan warna hijau,
bilirubin memberikan warna kuning, dan hemosiderin memberikan warna emas/warna
coklat. Selain itu juga perubahan itu disebabkan oleh faktor oksigen, dimana ketika
perubahan dari merah ke biru disebabkan Hb yang kehilangan oksigen dan ketika hijau
berubah menjadi kuning yang merupakan disintegrasi dan penyerapan darah secara
bertahap.4,5 Tetapi perubahan warna ini juga tergantung kembali kepada masing masing
individu, mengenai kecepatan penyerapan dan sebagainya.
G Penatalaksanaan
Tidak dilakukan perawatan luka
H Komplikasi
Pada korban ini tidak didapatkan adanya komplikasi.
I Prognosis
Kebanyakan memar sembuh tanpa adanya kelainan. Waktu penyembuhan dapat
bervariasi tergantung keparahan trauma. Memar superfisial hilang dalam waktu 1 sampai
2 minggu dengan terapi konservatif. Prognosis bagi korban ini baik.5,7,11
J Aspek Hukum
Tujuan pemeriksaan kedokteran forensik pada korban hidup adalah untuk
mengetahui jenis luka, penyebab luka, dan derajat parahnya luka tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk memenuhi rumusan delik dalam KUHP. Maka jelaslah disini bahwa
pemeriksaan kedokteran forensik tidak ditujukan untuk pengobatan.9,10
Untuk memahami yang dimaksud dengan kualifikasi derajat luka sebaiknya
mempelajari terlebih dahulu pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,
yang bersangkutan dengan penganiayaan.9,10
Pasal-pasal tersebut antara lain:
Pasal 351.10
1 Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan
atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah
2 Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, dikenakan pidana penjara lima tahun
3 Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara tujuh tahun
4 Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan
5 Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 352.10
1 Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau
pencaharian, diancam sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling
lama tiga bulan, atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat
ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang
bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.
2 Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
Pasal 90.10
Luka berat :
1 Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama
sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
2 Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencaharian;
3 Kehilangan salah satu panca indera;
4 Mendapat cacat berat;
5 Menderita sakit lumpuh;
6 Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
7 Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan
Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan luar tampak empat buah memar di kepala bagian kanan, lengan
atas kanan dan lengan bawah kanan yang sesuai dengan gambaran luka akibat
persentuhan benda tumpul. Dari aspek medikolegal, orientasi dan paradigma yang
digunakan dalam merinci luka adalah untuk dapat membantu merekonstruksi peristiwa
terjadinya luka dan memperkirakan derajat keparahan luka. Memar pada korban tidak
menganggu aktivitas dalam pekerjaan sehari-hari serta dapat sembuh dan tidak
menimbulkan kecacatan sehingga dapat digolongkan ke dalam derajat luka ringan.
DAFTAR PUSTAKA
1 Sidik D. Wound Care Overview & SSI Prevention. Moist Wound Healing
Management.2011
2 Dimaio VJ, Dimaio D. Blunt Trauma Wound In Forensic Pathology Second
Edition.New York: CRC Press; 2001. Hal 91-116
3 Cox W.A. Pathology Of Blunt Force Traumatic Injury. 2011
4 http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311083aneh/BAB%20II.pdf/
diunduh pada tanggal 16 Januari 2017
5 http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311106/Bab.2.pdf/diunduh
pada tanggal 16 Januari 2017
6 Wujoso H, Herlambang P. Mekanisme Biomolekular Luka Memar. Surakarta: FK
UNS RSUD Dr. Moewardi 2008
7 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31496/6/Chapter%20II.pdf/ diunduh
pada tanggal 16 Januari 2017
8 Mohamad K. Pertolongan Pertama. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 63
9 Indris A. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama. Binarupa Aksara
10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab IX pasal 90 serta Bab XX pasal
351, 352, 353, 354, dan 355.
11 Contusion [Internet]. Reed Group Disability Guidelines. 2012 [cited 16 January
2017]. Available from: https://www.mdguidelines.com/contusion