Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jember, 18 Oktober 2016

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata Semikonduktor sangat identik dengan peralatan Elektronika yang
kita pakai saat ini. Hampir setiap peralatan Eletronika canggih seperti
Handphone, Komputer, Televisi, Kamera bahkan Lampu penerang LED juga
merupakan hasil dari Teknologi Semikonduktor. Komponen-komponen
penting yang membentuk sebuah Peralatan Elektronika seperti Transistor,
Dioda dan Integrated Circuit (IC) adalah komponen elektronika aktif yang
terbuat bahan semikonduktor. Oleh karena itu, bahan Semikonduktor
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan Teknologi
Elektronika.
Bahan Semikonduktor (Semiconductor) adalah bahan penghantar listrik
yang tidak sebaik Konduktor (conductor) akan tetapi tidak pula seburuk
Insulator (Isolator) yang sama sekali tidak menghantarkan arus listrik. Pada
dasarnya, kemampuan menghantar listrik Semikonduktor berada diantara
Konduktor dan Insulator. Akan tetapi, Semikonduktor berbeda dengan
Resistor, karena Semikonduktor dapat dapat menghantarkan listrik atau
berfungsi sebagai Konduktor jika diberikan arus listrik tertentu, suhu tertentu
dan juga tata cara atau persyaratan tertentu.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komponen elektronika?
2. Apa saja komponen-komponen elektronika semikonduktor?
3. Apa saja alat ukur elektronika?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari komponen elektronika.
2. Mengetahui komponen-komponen elektronika semikonduktor.
3. Mengetahui alat ukur elektronika.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komponen Elektronika
Komponen elektronika adalah sebuah alat atau benda yang fungsinya
untuk mendukung hingga terbentuk suatu rangkaian elektronik yang kerjanya
harus sama dengan kegunaannya. Elektronika adalah ilmu yang mempelajari
alat listrik arus lemah yang dioperasikan dengan cara mengontrol aliran
elektron atau partikel bermuatan listrik dalam suatu alat seperti komputer,
peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain sebagainya. Ilmu
yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari ilmu fisika,
sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian
dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu atau teknik elektronika dan
instrumentasi.Dalam rangkaian elektronika terdapat bermacam-macam
komponen. Ada transistor, resistor, IC, trafo dan lain-lain.

2.2 Komponen-komponen Elektronika Semikonduktor

2.2.1 Dioda

Gambar 2.2.1.1 Simbol Dioda

Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub dan bersifat
semikonduktor. Dioda juga bisa dialiri arus listrik ke satu arah dan
menghambat arus dari arah sebaliknya. Diodasebenarnya tidak memiliki
karakter yang sempurna, melainkan memiliki karakter yang berhubungan
dengan arus dan tegangan komplek yang tidak linier dan seringkali
tergantung pada teknologi yang digunakan serta parameter penggunaannya.

Awal mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cats Wahisker dan
tabung hampa. Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak dibuat dari
bahan semikonduktor, contohnya : Silikon dan Germanium. Di karenakan
pengembangannya yang dilakukan secara terpisah, dioda kristal
(semikonduktor) lebih populer di bandingkan dengan dioda termionik. Dioda
termionik pertama kali ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun 1873,
sedangkan dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti asal Jerman,
Karl Ferdinand Braun.

Adapun cara mengukur dioda dengan multimeter analog adalah sebagai


berikut :
1.Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM () x1k atau x100
2.Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)
3.Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.
4.Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
5.Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan
6.Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal
Katoda (tanda gelang).
7.Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter
8.Jarum harus tidak bergerak. (Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut
berkemungkinan sudah rusak.)
Gambar 2.2.1.2 Cara Mengukur Dioda

Jenis-jenis dioda ada 6 yaitu :

1. Dioda Penyearah (Rectifier)


Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (AC) ke
arus searah (DC) atau mengubah arus AC menjadi DC. Secara umum dioda
ini disimbolnya. Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis
pada ujungnya.

Gambar 2.2.1.3 Simbol Dioda Penyearah

Gamabar 2.2.1.4 Dioda Penyearah


2. Dioda Zener
Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan
dasar silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang
bekerja pada daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar
mulai 2,4 sampai 200 volt dengan disipasi daya dari hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan
komponen elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada
perbedaan struktur dasar dari Zener dengan dioda. Dengan memberi jumlah
doping yang lebih banyak pada sambungan P dan N, ternyata tegangan
breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda biasanya baru
terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada
angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada Zener yang memiliki
tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi dari komponen
ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.

Gambar 2.2.1.5 Contoh Rangkaian Pemakaian Dioda Zener

Gambar 2.2.1.6 Dioda Zener


Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke
rangkaian lain dan beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan
dibawah 5.6V, dioda tidak menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir
ke rangkaian lain dan beban. Jika input tegangan mencapai 5,6 V atau lebih
maka dioda zener akan terjadi brekadown dan arus akan mengalir melalui
dioda, bukan ke rangkaian atau beban.

3. Dioda EmisI Cahaya (Light Emitting Diode)


Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan
Solid State Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara
elektronik dengan optik, sehingga dikategorikan pada keluarga
Optoelectronic. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama seperti dioda
lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum penggunaan
LED, yaitu :
1) Sebagai lampu indikator,
2) Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak
tertentu,
3) Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Simbol,
Bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang
berbeda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP
memancarkan cahaya merah atau hijau.

Gambar 2.2.1.7 Dioda LED

4. Dioda Cahaya (Photo-Diode)


Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja
yang melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A
untuk dioda cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan
silikon. Kuat cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor
tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat
cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda cahaya tersebut.
Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam
pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut
terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu
melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan
diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik.
Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat
cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini
tinggi sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak
juga dioda cahaya ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security)
misal dalam penggunaan alarm.

Gambar 2.2.1.8 Dioda Foto

5. Dioda Varactor
Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya
mempunyai kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini
bekerja didaerah reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda
varactor ini adalah silikon dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung
pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan tegangannya semakin
naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan pada pesawat
penerima radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio).
Gambar 2.2.1.9 Dioda Varactor

6. Dioda Schottky (Scr)


DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda
yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih
termasuk keluarga semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan
tabung thiratron. Sebagai pengendalinya adalah gate(G).SCR sering disebut
Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari
PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut PNPN Trioda.

Gambar 2.2.1.10 Dioda Schottky


Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir,
Gerbang gate pada kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang
panjang.
2.2.2 Transistor

Gambar 2.2.2.1 Macam macam Transistor

Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3


kaki elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor
(Pemancar). Komponen ini berfungsi sebagai penguat, pemutus dan
penyambung (switching), stabilitasi tegangan, modulasi sinyal dan masih
banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, transistor juga dapat digunakan sebagai
kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat dan
sumber listriknya.

Transistor sebenarnya berasal dari kata transfer yang berarti


pemindahan dan resistor yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut
dapat kita simpulkan, pengertian transistor adalah pemindahan atau peralihan
bahan setengah penghantar menjadi suhu tertentu. Transistor pertama kali
ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John Barden dan W.H,
Brattain. Tetapi, komponen ini mulai digunakan pada tahun 1958. Jenis
Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.
Fungsi transistor sangatlah besar dan mempunyai peranan penting untuk
memperoleh kinerja yang baik bagi sebuah rangkaian elektronika. Dalam
dunia elektronika, fungsi transistor ini adalah sebagai berikut:

1.Sebagai sebuah penguat (amplifier).


2.Sirkuit pemutus dan penyambung (switching).
3.Stabilisasi tegangan (stabilisator).
4.Sebagai perata arus.
5.Menahan sebagian arus.
6.Menguatkan arus.
7.Membangkitkan frekuensi rendah maupun tinggi.
8.Modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.

Cara kerja transistor hampir sama dengan resistor yang mempunyai tipe
dasar modern. Tipe dasar modern terbagi menjadi 2, yaitu Bipolar Junction
Transistor atau biasa di singkat BJT dan Field Effect Transistor atau FET. BJT
dapat bekerja bedasarkan arus inputnya, sedangkan FET bekerja berdasarkan
tegangan inputnya. Jenis jenis transistor ada 3 yaitu:

1. Uni Junktion Transistor (UJT)

Gambar 2.2.2.2 Simbol Uni Junction Transistor (UJT)


Gambar 2.2.2.3 Macam Uni Junction Transistor (UJT)

Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu


kaki emitor dan dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk
switch elektronis. Ada Dua jenis UJT ialah UJT Kanal N dan UJT Kanal P.

2. Field Effect Transistor (FET)

Gambar 2.2.2.4 Simbol Field Effect Transistor (FET)

Gambar 2.2.2.5 Field Effect Transistor (FET)


Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah
antara lain penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga
FET yang lebih tinggi dari transistor, maka hanya digunakan pada bagian-
bagian yang memang memerlukan. Bentuk fisik FET ada berbagai macam
yang mirip dengan transistor. Jenis FET ada dua yaitu Kanal N dan Kanal P.

3. Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)


Gambar 2.2.2.6 Simbol Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)

Gambar 2.2.2. Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET)

Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET) adalah suatu jenis FET


yang mempunyai satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET
mempunyai input impedance yang sangat tinggi. Mengingat harga yang
cukup tinggi, maka MOSFET hanya digunakan pada bagian bagian yang
benar-benar memerlukannya. Penggunaannya misalnya sebagai RF amplifier
pada receiver untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi dengan desah yang
rendah. Dalam pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET
perlu diperhatiakan bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik,
mengemasnya menggunakan kertas timah, pematriannya menggunakan jenis
solder yang khusus untuk pematrian MOSFET. Seperti halnya pada FET,
terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N.

2.2.3 IC (Intregrated Circuit)

Teknologi Integrated Circuit (IC) atau sirkuit terpadu ini pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1958 oleh Jack Kilby yang bekerja untuk Texas
Instrument, setengah tahun kemudian Robert Noyce berhasil melakukan
fabrikasi IC dengan sistem interkoneksi pada sebuah Chip Silikon. Integrated
Circuit (IC) merupakan salah satu perkembangan teknologi yang paling
signifikan pada abad ke 20.

Sebelum ditemukannya IC, peralatan elektronik saat itu umumnya


memakai tabung vakum sebagai komponen utama yang kemudian digantikan
oleh transistor yang memiliki ukuran yang lebih kecil. Tetapi untuk
merangkai sebuah rangkaian elektronika yang rumit dan kompleks,
memerlukan komponen transistor dalam jumlah yang banyak sehingga
ukuran perangkat elektronika yang dihasilkannya pun berukuran besar dan
kurang cocok untuk dapat dibawa berpergian (portable).

Teknologi IC (Integrated Circuit) memungkinkan seorang perancang


rangkaian elektronika untuk membuat sebuah peralatan elektronika yang
lebih kecil, lebih ringan dengan harga yang lebih terjangkau. Konsumsi daya
listrik sebuah IC juga lebih rendah dibanding dengan Transistor. Oleh karena
itu, IC (Integrated Circuit) telah menjadi komponen utama pada hampir
semua peralatan elektronika yang kita gunakan saat ini.
Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah komponen
elektronika aktif yang terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan
transistor, dioda, resistor dan kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu
rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bahan utama yang
membentuk sebuah Integrated Circuit (IC) adalah bahan semikonduktor.
Silicon merupakan bahan semikonduktor yang paling sering digunakan dalam
teknologi fabrikasi Integrated Circuit (IC). Dalam bahasa Indonesia,
Integrated Circuit atau IC ini sering diterjemahkan menjadi sirkuit terpadu.

Seperti yang telah dikatakan tadi, bahwa fungsi dari komponen IC


sangatlah bermacam-macam tergantung komponen penyusunnya. Namun jika
dilihat dari fungsinya, IC dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yakni IC
linier dan IC digital. Berikut adalah beberapa fungsi dari IC linier dan IC
digital.

1. Fungsi IC Linier
IC analog adalah IC yang tersusun oleh beberapa rangkaian (linier) dan
beroperasi dengan menggunakan sinyal sinusoidal. (IC Linier) adalah IC
yang pada umumnya berfungsi sebagai :

a. Penguat daya (amplifier)


b.Penguat operasional (op amp)
c. Penguat sinyal (signal amplifier)
d.Penguat sinyal mikro (microwave amplifier)
e. Penguat rf dan if
f. Multiplier
g.Voltage comparator
h.Regulator tegangan (voltage regulator)
i. Penerima frekuensi radio

2. Fungsi IC Digital
Berbeda dengan IC analog (linier) , IC digital beroperasi pada tegangan 0
volt (low) dan 5 volt (high). IC digital tersusun dari beberapa rangkaian
logika AND, OR, NOT, NAND, NOR,dan XOR).
IC digital sering digunakan sebagai aplikasi sakelar cepat. Pada
perkembangannya, IC digital merupakan jenis yang paling banyak digunakan
dalam segala bidang elektronika, karena ukurannya kecil dan memiliki fungsi
yang sangat lengkap. IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :
a. Gerbang Logika
b.Flip Flop
c. Timer
d.Counter
e. Clock
f. Multiplexer
g.Memory
h.Calculator
i. Mikrokontrol
j. Mikroprosesor
2.2.4 Microprosesor

Mikroprosesor adalah sebuah IC (Integrated Circuit) yang digunakan


sebagai otak/pengolah utama dalam sebuah sistem computer. Mikroprosesor
merupakan hasil dari pertumbuhan semikonduktor.

Pertama kali MIkroprosesor dikenalkan pada tahun 1971 oleh Intel Corp,
yaitu Mikroprosesor Intel 4004 yang mempunyai arsitektur 4 bit. Dengan
penambahan beberapa peripheral (memori, piranti I/O, dsb) Mikroprosesor
4004 di ubah menjadi komputer kecil oleh intel.

Kemudian mikroprosesor ini di kembangkan lagi menjadi 8080


(berasitektur 8bit), 8085, dan kemudian 8086 (berasitektur 16bit). Dilain
pihak perusahaan semikonduktor laen juga memperkenalkan dan
mengembangkan mikroprosesor antara lain Motorola dengan M6800, dan
Zilog dengan Z80nya.

Gambar 2.2.4.1 Microprosesor


Mikroprosesor Intel yang berasitektur 16 bit ini kebanyakan di akhiri
oleh angka 86, akan tetapi karena nomor tidak dapat digunakan untuk merek
dagang mereka menggantinya dengan nama pentium untuk merek dagang
Mikroprosesor generasi kelima mereka. Arsitektur ini telah dua kali diperluas
untuk mengakomodasi ukuran word yang lebih besar.

Di tahun 1985, Intel mengumumkan rancangan generasi 386 32-bit yang


menggantikan rancangan generasi 286 16-bit. Arsitektur 32-bit ini dikenal
dengan nama x86-32 atau IA-32 (singkatan dari Intel Architecture, 32-bit).
Kemudian pada tahun 2003, AMD memperkenalkan Athlon 64, yang
menerapkan secara lebih jauh pengembangan dari arsitektur ini menuju ke
arsitektur 64-bit, dikenal dengan beberapa istilah x86-64, AMD64 (AMD),
EM64T atau IA-32e (Intel), dan x64 (Microsoft).

2.2.5 Thermistor

Sebuah thermistor dibuat dari bahan semikonduktor. Komponen ini dapat


dibuat dalam bentuk piringan, batangan, atau butiran. Thermistor butiran
dapat memiliki ukuran diameter yang hanya beberapa milimeter. Pada
beberapa thermistor butiran, butir semikonduktor dibungkus oleh sebuah
kapsu kaca.

Gambar 2.2.5.1 Thermistor


Karena ukuran kaca yang sangat kecil, thermistor butiran dapat
memberikan reaksi yang sangat cepat terhadap prubahan suhu. Thermistor
memiliki dua buah kaki terminal. Sebagian besar thermistor memiliki
tahanan yang nilainya akan semakin mengecil dengan bertambahnya suhu.
Thermistor jenis ini disebut sebagai thermistor koefsien suhu negatif
(negative temperature coefficient) atau thermistor ntc. Thermistor-
thermistordengan koefesien suhu yang positif (positive temperature
cofficient) (ptc) juga tersedia di pasaran, namun lebih jarang digunakan.

Thermistor digunakan di dalam rangkaian-rangkaian pengukur suhu atau


yang memberikan tanggapan-tanggapan tertentu terhadap perubahan suhu.
Kompnen ini juga dapat digunakan dalam yang akan mengalami gangguan-
gangguan, atau bahkan kerusakan, akibat perubahan suhu. Thermistor secara
otomatis akan bekerja untuk menetralkan efek perubahan suhu.

2.2.6 Sel Surya

Sel surya merupakan suatu devais semikonduktor yang dapat


menghasilkan listrik jika diberikan sejumlah energi cahaya. Proses
penghasilan energi listrik itu diawali dengan proses pemutusan ikatan
elektron pada atom-atom yang tersusun dalam kristal semikonduktor ketika
diberikan sejumlah energi (hf).

Salah satu bahan semikonduktor yang biasa digunakan sebagai sel surya
adalah kristal silikon. Ketika suatu kristal silikon di-doping dengan unsur
golongan kelima, misalnya arsen, maka atom-atom arsen itu akan menempati
ruang diantara atom-atom silikon yang mengakibatkan munculnya elektron
bebas pada material campuran tersebut. Elektron bebas tersebut berasal dari
kelebihan elektron yang dimiliki oleh arsen terhadap lingkungan sekitarnya,
dalam hal ini adalah silikon.
Semikonduktor jenis ini kemudian diberi nama semikonduktor tipe-n.
Hal yang sebaliknya terjadi jika kristal silikon di-doping oleh unsur golongan
ketiga, misalnya boron, maka kurangnya elektron valensi boron dibandingkan
dengan silikon mengakibatkan munculnya hole yang bermuatan positif pada
semikonduktor tersebut. Semikonduktor ini dinamakan semikonduktor tipe-p.
Adanya tambahan pembawa muatan tersebut mengakibatkan semikonduktor
ini akan lebih banyak menghasilkan pembawa muatan ketika diberikan
sejumlah energi tertentu, baik pada semikonduktor tipe-n maupun tipe-p.

Ketika semikonduktor tipe-p dan tipe-n disambungkan maka akan terjadi


difusi hole dari tipe-p menuju tipe-n dan difusi elektron dari tipe-n menuju
tipe-p. Difusi tersebut akan meninggalkan daerah yang lebih positif pada
batas tipe-n dan daerah lebih negatif pada batas tipe-p. Batas tempat
terjadinya perbedaan muatan pada sambungan p-n disebut dengan daerah
deplesi. Adanya perbedaan muatan pada daerah deplesi akan mengakibatkan
munculnya medan listrik yang mampu menghentikan laju difusi selanjutnya.
Medan listrik tersebut mengakibatkan munculnya arus drift. Namun arus ini
terimbangi oleh arus difusi sehingga secara keseluruhan tidak ada arus listrik
yang mengalir pada semikonduktor sambungan p-n tersebut.

Lantas, bagaimana elektron-elektron yang terlepas dari atom-atom kristal


semikonduktor dapat mengalir sehingga menimbulkan energi listrik?
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, elektron adalah partikel bermuatan
yang mampu dipengaruhi oleh medan listrik. Kehadiran medan listrik pada
elektron dapat mengakibatkan elektron bergerak. Hal inilah yang dilakukan
pada sel surya sambungan p-n, yaitu dengan menghasilkan medan listrik pada
sambungan p-n agar elektron dapat mengalir akibat kehadiran medan listrik
tersebut. Ketika semikonduktor sambungan p-n disinari maka akan terjadi
pelepasan elektron dan hole pada semikonduktor tersebut. Lepasnya
pambawa muatan tersebut mengakibatkan penambahan kuat medan listrik di
daerah deplesi. Adanya kelebihan muatan ini akan mengakibatkan muatan ini
bergerak karena adanya medan listrik pada daerah deplesi. Pada keadaan ini,
arus drift lebih besar daripada arus difusi sehingga secara keseluruhan
dihasilkan arus berupa arus drift, yaitu arus yang dihasilkan karena
kemunculan medan listrik. Arus inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh sel
surya sambungan p-n sebagai arus listrik.
2.3 Alat Ukur Elektronika
Alat ukur elektronika adalah merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur besaran besaran listrik seperti hambatan listrik (R), kuat arus
listrik (I), beda potensial listrik (V), daya listrik (P), dan lainnya. Ada
beberapa macam alat ukur elektronika yang biasa digunakan teknisi dan
praktikan elektronika. Alat ukur ini sangat berguna sekali dalam
mempercepat dan memperlancar kerja sewaktu bereksperimen atau
memperbaiki rangkaian rangkaian elektronika. Berikut adalah macam
macam alat ukur elektronika yang biasa dipakai di laboratorium, yaitu :
1. Amperemeter
Pada penghantar padat muatan listrik berpindah melalui elektron, sedang
pada penghantar cair atau gas muatan listrik itu berpindah melalui ion.
Ampere adalah satuan arus listrik. Arus listrik adalah gerakan perpindahan
aliran muatan listrik. Istilah ampere menyatakan banyaknya muatan listrik
yang berpindah atau mengalir setiap detik (Coulomb/det).

Gambar 2.3.1 Alat Ukur Ampere Meter


Ampere meter adalah alat pengukur kuat arus listrik yang mengalir. Oleh
karena itu ampere meter dipasang seri terhadap beban yang memakai arus.
Cara lain adalah memsang ampere meter paralel terhadap trafo arus. Jadi arus
primer yang besar adlah arus beban, arus sekunder yang kecil adalah arus
pengukuran (arus yang mengalir ke ampere meter). Dengan demikian ampere
meter yang kecil pun dapat mengukur arus yang besar.

2. Voltmeter
Volt artinya tegangan, dan meter adalah satuan pengukuran. Volt Meter
digunakan untuk mengukur tegangan yang masuk dalam suatu rangkaian, alat
ukur ini lebih sering digunakan oleh teknisi elektronika karena para teknisi
elektronika harus mengetahui seberapa volt tegangan yang masuk kedalam
rangkaiannya, berbeda dengan para teknisi elektrikal, atau instalatir yang
sudah mengetahui bahwa tegangan umum yang terdapat di Indonesia adalah
200-220V untuk 1 fhasa dan 380V untuk 3 fasa yang kurang untuk
penggunaan alat ini. Cara kerja alat ukur ini adalah dengan memasangnya
secara paralel dan + bila arus DC, F dan N bila AC 1 fasa dan R dan s, R
dan T, S dan T untuk AC 3 fasa. Volt di lambangkan dengan V.

Gambar 2.3.2 Alat Ukur Voltmeter

Gambar 2.3.3 Cara Mengukur Tegangan dengan Menggunakan Voltmeter

3. Ohmmeter
Ohm meter berfungsi untuk megukur tahanan atau hambatan suatu
rangkaian yang biasa digunakan untuk mengetahui tersambung tidaknya
rangkaian satu ke rangkaian yang lain. Ohmmeter sangatlah penting
dikalangan teknisi dan tukang sevice, begitupun dengan sobat yang ingin
mencoba menjadi seorang teknisi maka sangat perlu memahami tentang ohm
meter ini. Ohm dilambangkan dengan . Cara memakai ohm meter adalah
dengan cara meletakan jarum ukur satu ke ujung satu dan jarum ukur dua ke
ujung lain.

Gambar 2.3.4 Alat Ukur Ohmmeter Analog

Gambar 2.3.5 Alat Ukur Ohmmeter Digital

4. Frekuensimeter
Digunakan untuk mengukur seberapa kuat frekuensi yang masuk ke
beban atau rangkaian, frekuensi meter hanya dapat bekerja pada arus listrik
AC karena arus DC atau Direct current tidak memiliki frekuensi. Frekuensi
sendiri adalah banyaknya gerakan persekon atau detik. Dan kita tahu bersama
bahwa Arus listrik AC seperti berkedip kedip namun karena kecepatan
kedipan yang cepat jadi seolah tidak terlihat. Frekuensi meter biasanya
terdapat pada sebuah panel tenaga, bersama dengan Ampere meter dan Volt
meter, karena pada sebuah rangkaian panel tenaga, arus, tegangan, dan
frekuensinya sangatlah diperhitungkan demi menjaga umur dari beban, atau
tenaga, misalnya motor listrik 3 fasa.
Gambar 2.3.6 Alat Ukur Frekuensimeter

5. Wattmeter
Daya adalah menyatakan berapa cepat suatu usaha dilakukan dan dapat
berupa kerja mekanik atau energi listrik atau energi kalor. Watt adalah satuan
daya. Istilah watt adalah menyatakan besarnya energi yang dikeluarkan setiap
detik. Besarnya daya listrik (watt) dapat diperoleh dari hasil kali antara
ampere dan volt. Alat untuk mengukur besarnya daya listrik ialah wattmeter,
tapi lebih sering digunakan yang lebih besar yaitu Kw-meter (kilo Watt
meter).

Gambar 2.3.7 Alat Ukur Wattmeter

6. Kwh Meter

Gambar 2.3.8 Alat Ukur Kwh Meter


Kwh meter atau Kilo Watt Hourmeter. Berfungsi untuk mengukur
seberapa watt daya yang dipakai oleh suatu rumah atau gedung. Sehingga
para pegawai PLN dapat mengetahui seberapa banyak daya yang dipakai dan
sebagai referensi dalam menentukan beban biaya tagihan listrik. Kwh meter
yang umum dan terdapat dirumah-rumah terbagi menjadi 2 yaitu Kwh meter
prabayar atau token, dan Kwh meter pasca bayar atau yang biasa.

7. Megger

Gambar 2.3.9 Alat Ukur Megger


Megger adalah ketahanan isolasi dari suatu rangkaian elektrik, biasa
digunakan oleh para teknisi untuk mengukur ketahanan isolasi suatu listrik
bertegangan tinggi. Karena kekuatan isolasi sangatlah penting bila
tegangannya tinggi. Isolasi adalah zat atau alat yang diapai untuk
membungkus atau nelindungi penghantar arus listrik dengan sentuhan
langsung manusia, misalnya dalam kabel terdapat isolasi yaitu ada yang
terbuat dari karet dan zat isolasi lain.

8. Taco Meter
Sebenarnya alat ukur ini tidaklah sesuai dengan materi kelistrikan karena
alat ini diguanakan untuk mengukur seberapa cepat putaran yang diperoleh
oleh suatu benda. Namun banyak sekali anak kelistrikan, khususnya yang
sedang mempelajari kinerja motor listrik yang menggunakan Taco meter
untuk mengukur seberapa cepat kecepatan motor listrik dan seberapa
efisienkah daya yang dikeluarkan. RPM adalah satuan hitungannya.
Gambar 2.3.10 Alat Ukur Taco Meter

9. Oscilloscope
Oscilloscope / osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi
memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari.
Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron
memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan
elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus dalam osiloskop
menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan.
Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat
dipelajari.

Gambar 2.3.11 Alat Ukur Oscilloscope

10. Manifold atau Manifold Gauge


Alat ini memang tidak mengukur bagian energi lsitrik, namun sangat
penting bagi para teknisi. Fungsi dari manifold adalah untuk mengukur udara
pada suatu ruangan. Biasa digunakan oleh para teknisi untuk mngukur
tekanan udara pada dalam komponen, misalnya pengukuran udara pada
bagian saluran udara didalam kulkas sekaligus untuk mengecek baik tidaknya
saluran udara tersebut, juga dapat digunakan sebagai pengisian Freon, yaitu
gas pendingin kulkas, frezzer dan lain - lain.

Gambar 2.3.12 Alat Ukur Manifold atau Manifold Gauge


11. Generator Fungsi
Fungsi alat ukur ini adalah sebagai sumber pemicu yang diperlukan dan
merupakan bagaian dari peralatan uji coba elektronik yang digunakan untuk
menciptakan gelombang. Generator fungsi analog umumnya menghasilkan
gelombang segitiga sebagai dasar dari semua output. Segitiga ini dihasilkan
oleh kapasitor yang dimuat dan dilepas secara berulang-ulang dari sumber
arus konstan.

Gambar 2.3.13 Alat Ukur Generator Fungsi

12. Fluxi Meter atau Lux Meter


Satu lagi alat yang bukan alat ukur listrik murni, namun alat ukur ini
sangat penting bagi merencanakan pemasangan instalasi rumah karena alat
ukur ini berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya pada suatu ruangan,
sobat bisa mengatur seberapa watt lampu yang digunakan pada ruangan
tertentu, penerangan cukup dan daya yang dikeluarkan mininimun, hal ini
tentunya dapat menguntungkan pengguna rumah.

Gambar 2.3.14 Alat Ukur Lux Meter atau Fluxi Meter


13. Termometer
Alat ini memang bukan alat ukur listrik namun sekali lagi saya jelaskan
bahwa alat ukur satu ini sangatlah penting bagi sobat yang ingin belajar
memasang instalasi listrik sendiri, karena dengan termometer sobat dapat
mengetahui seberapa panas penghantar yang sobat gunakan nanti.
Selain itu Termometer dapat difungsikan juga sebagai pemeriksa
kenormalan alat listrik berbasis pendingin dan pemanas seperti frezze atau
dispenser. Adapun thermostat sebagai alat penghubung dan pemutus alaus
listrik yang biasa digunakan pada elektro motor pada kipas angin, dan pompa
air.

Gambar 2.3.15 Alat Ukur Termometer


14. AVOmeter
AVOmeter adalah alat ukur kombinasi dari 3 alat ukur yang sangat
penting bagi seorang teknisi listrik yaitu Ampere, Volt, dan Ohm meter.
AVOmeter adalah alat ukur yang sangat umum digunakan oleh para ahli
karena selain dengan keunggulannya mencakup banyak fungsi, namun
harganya yang murah dan barang yang mudah dibawa adalah keunggulan lain
dari AVOmeter.

Gambar 2.3.16 Alat Ukur AVOmeter


BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa :
1. Ada 16 macam alat ukur yang dapat diketahui.
2. Multimeter yang digunakan pada dasarnya ada dua tipe, yaitu tipe analog
dan tipe digital.
3. Alat Ukur elektronika merupakan suatu alat yang dapat mengetahui
besarnya nilai yang digunakan dalam sebuah alat ukur elektronika
berdasarkan tingkat ketelitian tertentu.

3.2 Saran
Untuk memahami dan mengerti cara penggunaan maupun aplikasi alat
ukur multimeter dalam kehidupan sehari-hari diperlukan fasilitas alat ukur
tersebut dan referensi dari buku buku. Oleh karena itu, mahasiswa harus
aktif demi tercapainya tujuan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Owen Bishop. Dasar-dasar Elektronika. Erlangga. Jakarta.2002


https://endahswardani.wordpress.com/2013/05/02/alat-alat-semikonduktor/
http://rangkaianelektronika.info/macam-macam-alat-ukur-elektronika/
http://www.kelistrikanku.com/2016/03/15-alat-ukur-lisrik.html

Anda mungkin juga menyukai