Batuan Sedimen adalah adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan ( batuan beku dan batuan
metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama yakni, pelapukan batuan (clastic), pengendapan
(suspended), karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti
batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari
permukaan bumi.
Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang terendapkan secara alamiah di berbagai
lingkungan pengendapan yang berlangsung secara terus menerus. Pembelajaran tentang batuan sedimen
sangat besar kontribusinya terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau yang
berumur tua dalam skala waktu geologi.
Endapan sedimen adalah tubuh material padat yang terakumulasi di permukaan bumi. Sedimen umumnya
diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya berada, baik sebagai larutan maupun
sebagai suspensi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari ekskursi dan fieldtrip ini adalah untuk memenuhi materi dan praktikum lapangan pada mata kuliah
sedimentologi laut dan untuk mengetahui dan memahami alat-alat / instrument yang digunakan dalam suatu
pengambilan sampel sedimen serta beberapa cara dalam analisis besar butir sedimen dan sebagai bahan
referensi / informasi tentang study ilmu sedimentologi.
1.3 Lokasi
1. Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat. Sebagai tempat awal pengambilan
sampel.
2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut (P3GL) Jl. Kalijaga 101 Cirebon.
Sedimen dapat diklasifikasikan dalam beberpa kelompok berdasarkan ketentuan tertentu, di antaranya:
BAB II
Metode Penelitian
Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi adalah Global Positioning System (GPS), yaitu perangkat yang
dapat mengetahui posisi koordinat bumi secara tepat yang dapat secara langsung menerima sinyal dari satelit.
Perangkat GPS modern menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern dalam navigasi di
darat, kapal di laut, sungai dan danau serta pesawat udara. Jadi GPS ini sangat berperan penting untuk
penentuan titik lokasi pengambilan sample.
2.2 Metode Pengambilan Sample
Grab sampler diturunkan oleh mahasiswa ketika sesaat setelah kapal berhenti. Hingga grabnya dirasa sudah
menyentuh dasar, Kemudian grab sampler sedikit digoyangkan agar mulutnya menutup dan Setelah itu, grab
sampler ditarik kembali ke atas perahu. Sampel yang ada dalam grab sampel dituangkan ke dalam sebuah
wadah lalu dimasukkan ke kantung plastik dan diberi label. Lalu letakan sampel yang telah dimasukkan kedalam
kantong tadi ketempat yang aman.
2.3 Metode Analisis Sample
Metode Penelitian Laboratorium
Penelitian di laboratorium ditekankan kepada analisa besar butir berdasarkan contoh batuan yang diambil selama
di lapangan. Dalam melakukan analisa besar butir ini dapat dipakai salah satu metode, yaitu metode ayakan
yang berguna untuk mengetahui penyebaran frekuensi besar butir.
Metode Ayakan
Analisa besar butir ini pada umumnya berdasarkan kepada teori-teori kecepatan pengendapan partikel
(settling velocity of particle), analisa ayakan dan beberapa teori lainnya. Teori kecepatan pengendapan partikel
lebih cocok digunakan pada butir-butir batuan yang relatif lebih halus, sedangkan butir-butir batuan yang lebih
kasar lebih cocok digunakan teori ayakan. Teori ayakan ini mulai dipergunakan pada tahun 1704 (Krumbein,
1932).
Dalam analisa ayakan diperlukan butiran-butiran batuan sedimen yang benar-benar lepas, sehingga
batuan sedimen klastik yang telah mengalami kompaksi perlu diuraikan menjadi butiran-butiran lepas. Dan
penguraian batuan sedimen ini dapat diuraikan secara fisik dan kimiawi. Dalam melakukan analisa besar butir
khususnya analisa ayakan sebenarnya tidak sederhana seperti dalam prakteknya.
Beberapa seri ayakan yang dapat digunakan dalam analisa besar butir, diantaranya adalah ASTM Sieve
series, Tyler Sieve series dan IMM Sieve series masing-masing mempunyai lubang bukaan yang berbeda. Untuk
itu perlu diperhatikan sieve yang akan digunakan.
(phi) = -2 log d
Posisi : S= 064336,5
E= 1083535,9
Stasiun 2
Posisi : S= 064324,8
E= 1083648,6
Waktu : 15 menit
Kedalaman : 9 meter
Stasiun 3
Posisi : S= 064224,6
E= 1083722,0
Waktu : 15 menit
Kedalaman : 10 meter
Jarak : 300-400 meter
Warna Cerah atau kecoklatan menandakan adanya pengaruh dari sedimen sungai/masih baru,
sedangkan warna Kehitaman menandakan proses pengendapan sedimen yang sudah cukup lama, Kehitaman
dan kurang menarik menandakan pencemaran dari batu bara.
Metode grained size dilakukan melalui proses pengayakan. Sedimen yang diperoleh dikeringkan dengan oven
selama kurang lebih dua hari. Setelah itu, sedimen tadi diukur besar butirannya. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan ayakan yang terdiri atas 13 susun. Tiap ayakan memiliki ukuran f (phi) yang berbeda-beda, yakni
4f, 3.5f, 3f, 2.5f, 2f, 1.5f, 1f, 0.5f, 0f, -0.5f, -1f, -.1.5f, dan -2f. Lama proses penyakan ini biasanya berkisar antara
10-15 menit. Pada akhirnya, butiran sedimen yang paling kasar akan berada pada ayakan pertama (paling atas),
sedangkan butiran sedimen yang paling halus akan berada pada ayakan terakhir (paling bawah). Setelah
pengayakan selesai, maka hasil ayakan tadi masing-masing dipindahkan ke wadah berupa mangkuk dan
dipisahkan menurut ukuran butirannya. Setelah itu, sampel sedimen yang telah dipisahkan tadi ditimbang
menggunakan timbangan digital.
4.3 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum lapangan selanjutnya, hendaknya persiapannya lebih matang, terutama pada saat
akan melakukan pengambilan sampel harus memperhatikan estimasi waktu, sehingga targetan yang telah
direncanakan sebelumnya dapat tercapai. Selain itu, untuk kegiatan analisis sampel sebaiknya mahasiswa ikut
berpartisipasi melakukan kegiatan analisis, sehingga mahasiswa menjadi lebih mengerti dan terampil dalam
mengerjakan analisis, tidak hanya sekedar mendengar teori ataupun melihat proses yang sedang berlangsung.
Daftar Pustaka
Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. PT. Grasindo: Jakarta.
Muawanah, Umi dan Agus supangat. 1998. Pengantar Kimia dan Sedimen Dasar
Laut. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan: Jakarta.
Anonim. 2010. Partikel Sedimen. http://k-o-n-inews.blogspot.com/search/label/MATKUL_SEDIMENTOLOGI
Wahyuni, Dwi.2009.Kapal Riset Geomarine. http://www.detikfinance.com/
Anonim.2010.Praktikum Mata Kuliah Sedimentologi Laut. http://k-o-n-inews.blogspot.com/search/label/LAPORAN
Panggabean, Donwill.2008.Hydro-acustic2. http://chamelon themustang.blogspot.com/2008/04/hydro-acoustic-
2.html
https://irfanainsteinsilalahi.wordpress.com/2011/10/13/laporan-akhir-fieldtrip-di-
kejawanan-cirebon-jawa-barat-mata-kuliah-sedimentologi/