Anda di halaman 1dari 7

Laporan Akhir Fieldtrip di Kejawanan, Cirebon,

Jawa Barat Mata Kuliah Sedimentologi


Posted on Oktober 13, 2011 by irfanainstein766hi
Standar
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pembentukan lapisan batuan karena pengendapan yang
mengalami perpindahan dari tempat lain. Sedimentologi ini adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus
ditempuh pada proses perkuliahan di jurusan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Dan kegiatan ekskursi dan
fieltrip ke Cirebon ini adalah salah satu kegiatan yang harus dipenuhi.

Batuan Sedimen adalah adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan ( batuan beku dan batuan
metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama yakni, pelapukan batuan (clastic), pengendapan
(suspended), karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti
batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari
permukaan bumi.

Batuan tersebut terbentuk secara proses fisika, kimia, dan biologi yang terendapkan secara alamiah di berbagai
lingkungan pengendapan yang berlangsung secara terus menerus. Pembelajaran tentang batuan sedimen
sangat besar kontribusinya terhadap penentuan dan pembelajaran batuan batuan sedimen purba atau yang
berumur tua dalam skala waktu geologi.

Endapan sedimen adalah tubuh material padat yang terakumulasi di permukaan bumi. Sedimen umumnya
diendapkan dari fluida dimana material penyusun sedimen itu sebelumnya berada, baik sebagai larutan maupun
sebagai suspensi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari ekskursi dan fieldtrip ini adalah untuk memenuhi materi dan praktikum lapangan pada mata kuliah
sedimentologi laut dan untuk mengetahui dan memahami alat-alat / instrument yang digunakan dalam suatu
pengambilan sampel sedimen serta beberapa cara dalam analisis besar butir sedimen dan sebagai bahan
referensi / informasi tentang study ilmu sedimentologi.

1.3 Lokasi
1. Pelabuhan Perikanan Nusantara Kejawanan, Cirebon, Jawa Barat. Sebagai tempat awal pengambilan
sampel.
2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut (P3GL) Jl. Kalijaga 101 Cirebon.

1.4 Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan praktikum lapangan untuk mata kuliah Sedimentologi ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu tanggal 20
21 Juni 2011, berlokasi di Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut (PPPGL), Cirebon dan di
daerah pelabuhan Cirebon, Adapun rangkaian kegiatan selama ekskursi adalah sebagai berikut :

Hari pertama. Senin, 20 Juni 2011


1.Pengambilan sampel sedimen dasar laut.
2.Penjelasan mengenai cara analisis sedimen.
3.Eksursi ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Laut (P3GL).
Hari Kedua. Selasa, 21 Juni 2011
1.Ekskursi ke kapal Geomarin III
1.5 Tinjauan Pustaka
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan batuan yang terbentuk oleh
pengendapan. Sedimentasi adalah proses berlangsungnya pengendapan terhadap butiran batuan pada suatu
daerah yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser dan sedimen adalah material padat yang terjadi
akibat sedimentasi.Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa sumber yang menurut
Reinick (Dalam Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat yaitu :1. Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang
berasal dari erosi pantai . Material ini dapat sampai ke dasar laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh
arus sungai dan atau arus laut dan akan terendapkan jika energi tertransforkan telah melemah.2. Biogeneuos
sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota
laut serta bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi.3. Hidrogenous sedimen yaitu sedimen yang
terbentuk karena adanya reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut dalam air laut
sehingga akan tenggelam ke dasar laut, sebagai contoh dan sedimen jenis ini adalah magnetit, phosphorit dan
glaukonit.4. Cosmogerous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari berbagai sumber dan masuk ke laut melalui
jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini dapat bersumber dari luar angkasa, Material yang berasal dari luar
angkasa merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut.

Sedimen dapat diklasifikasikan dalam beberpa kelompok berdasarkan ketentuan tertentu, di antaranya:

1. Ukuran partikel sedimen.


2. Asal sedimen.
3. Tekstur.
4. Bentuk butir dan komposisi material pembentuknya
Begitu juga, Sedimen laut dalam dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu Sedimen Terigen Pelagis dan Sedimen
Biogenik Pelagis, yakni :1. Sedimen Biogenik PelagisDengan menggunakan mikroskop terlihat bahwa sedimen
biogenik terdiri atas berbagai struktur halus dan kompleks. Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa fitoplankton
dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk
hujan sisa-sisa organisme plankton yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan
sedimen. Pembentukan sedimen ini tergantung pada beberapa faktor lokal seperti kimia air dan kedalaman serta
jumlah produksi primer di permukaan air laut. Jadi, keberadan mikrofil dalam sedimen laut dapat digunakan untuk
menentukan kedalaman air dan produktifitas permukaan laut pada zaman dulu.2. Sedimen Terigen
PelagisHampir semua sedimen Terigen di lingkungan pelagis terdiri atas material-material yang berukuran sangat
kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan
aliran grafitasi. Kedua melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut lepas dan
mencair. Bongkahan es besar yang mengapung, bongkahan es kecil dan pasir dapat ditemukan pada sedimen
pelagis yang berjarak beberapa ratus kilometer dari daerah gletser atau tempat asalnya.

BAB II
Metode Penelitian

2.1 Metode Penentuan Titik Lokasi Pengambilan Sample


Pengambilan sampel ini diawali dengan penentuan titik sampel yang sebelumnya telah ditentukan oleh
pemandu dari pihak P3Gl Cirebon. Cara penentuan titik lokasinya yakni dipermudah dengan adanya alat GPS.

Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi adalah Global Positioning System (GPS), yaitu perangkat yang
dapat mengetahui posisi koordinat bumi secara tepat yang dapat secara langsung menerima sinyal dari satelit.
Perangkat GPS modern menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern dalam navigasi di
darat, kapal di laut, sungai dan danau serta pesawat udara. Jadi GPS ini sangat berperan penting untuk
penentuan titik lokasi pengambilan sample.
2.2 Metode Pengambilan Sample
Grab sampler diturunkan oleh mahasiswa ketika sesaat setelah kapal berhenti. Hingga grabnya dirasa sudah
menyentuh dasar, Kemudian grab sampler sedikit digoyangkan agar mulutnya menutup dan Setelah itu, grab
sampler ditarik kembali ke atas perahu. Sampel yang ada dalam grab sampel dituangkan ke dalam sebuah
wadah lalu dimasukkan ke kantung plastik dan diberi label. Lalu letakan sampel yang telah dimasukkan kedalam
kantong tadi ketempat yang aman.
2.3 Metode Analisis Sample
Metode Penelitian Laboratorium
Penelitian di laboratorium ditekankan kepada analisa besar butir berdasarkan contoh batuan yang diambil selama
di lapangan. Dalam melakukan analisa besar butir ini dapat dipakai salah satu metode, yaitu metode ayakan
yang berguna untuk mengetahui penyebaran frekuensi besar butir.

Metode Ayakan
Analisa besar butir ini pada umumnya berdasarkan kepada teori-teori kecepatan pengendapan partikel
(settling velocity of particle), analisa ayakan dan beberapa teori lainnya. Teori kecepatan pengendapan partikel
lebih cocok digunakan pada butir-butir batuan yang relatif lebih halus, sedangkan butir-butir batuan yang lebih
kasar lebih cocok digunakan teori ayakan. Teori ayakan ini mulai dipergunakan pada tahun 1704 (Krumbein,
1932).
Dalam analisa ayakan diperlukan butiran-butiran batuan sedimen yang benar-benar lepas, sehingga
batuan sedimen klastik yang telah mengalami kompaksi perlu diuraikan menjadi butiran-butiran lepas. Dan
penguraian batuan sedimen ini dapat diuraikan secara fisik dan kimiawi. Dalam melakukan analisa besar butir
khususnya analisa ayakan sebenarnya tidak sederhana seperti dalam prakteknya.

Beberapa seri ayakan yang dapat digunakan dalam analisa besar butir, diantaranya adalah ASTM Sieve
series, Tyler Sieve series dan IMM Sieve series masing-masing mempunyai lubang bukaan yang berbeda. Untuk
itu perlu diperhatikan sieve yang akan digunakan.

Skala Besar Butir


Dasar dari metode ayakan adalah bahwa butiran dibagi atas selang-selang kelas yang dibatasi oleh
besarnya lubang ayakan. Penyebaran kumulatif dari besar butir dalam hal ini adalah yang lebih kasar yang
tersangkut. Set dari ayakan ini banyak yang dipergunakan dalam teknik dan ada beberapa macam skala besar
butir yang sering dipergunakan dalam analisa ukuran besar butir, anatara lain:

Skala besar butir Udden dan Wentworth


Skala besar butir Attenberg
Skala besar butir Enginering
Dalam analisa besar ukuran butir, macam sklala besar butir yanga akan dipergunakan dapat dipilih salah satunya
dari skala besar butir yang tersebut di atas. Selain skala-skala tersebut di atas, juga disajikan skala besar butir
LBPN-LIPI. Skala besar butir yang sering digunakan adalah skala besar butir berbentuk logaritma yang
merupakan deretan angka-angka hasil minus logaritma dan disebut dengan skala phi.

(phi) = -2 log d

dimana d adalah diameter menurut skala Wentworth (Krumbein, 1934).

Hasil dan Pembahasan Praktikum


Stasiun 1

Posisi : S= 064336,5

E= 1083535,9

Waktu : 6-7 menit

Kedalaman : 3,5 meter

Jenis sedimen : lempung sangat halus

Warna : abu kehitaman dan coklat

Lokasi masih dekat dengan pantai

Stasiun 2

Posisi : S= 064324,8

E= 1083648,6

Waktu : 15 menit

Kedalaman : 9 meter

Jarak : 300 meter-400 meter

Jenis sedimen : lanau-butiran halus

Warna : abu-abu kehitaman

Stasiun 3

Posisi : S= 064224,6

E= 1083722,0

Waktu : 15 menit

Kedalaman : 10 meter
Jarak : 300-400 meter

Jenis sedimen : lempung

Warna : abu-abu kehitaman

Warna Cerah atau kecoklatan menandakan adanya pengaruh dari sedimen sungai/masih baru,
sedangkan warna Kehitaman menandakan proses pengendapan sedimen yang sudah cukup lama, Kehitaman
dan kurang menarik menandakan pencemaran dari batu bara.

Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi jenis-jenis sedimen di atas adalah :

1. Morfologi pantainya rendah


2. Banyak mendapat pengaruh dari aliran sungai diantaranta sungai cimanuk, tangkal dan penggambiran
sehingga proses terjadinya sedimentasi cepat
3. Arus dan gelombang tidak terlalu kencang/ cukup tenang
4. Adanya jetty
5. Pencemaran dari air ballast
Kegiatan analisis sedimen dilakukan di laboratorium milik PPPGL Cirebon. Terdapat dua metode yang yang
dilakukan pada kegiatan ini, yaitu grained size dan analisis pipet. Metode grained size dilakukan untuk
menganalisis sedimen yang kasar, sedangkan analisis pipet digunakan pada sedimen yang halus.

Metode grained size dilakukan melalui proses pengayakan. Sedimen yang diperoleh dikeringkan dengan oven
selama kurang lebih dua hari. Setelah itu, sedimen tadi diukur besar butirannya. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan ayakan yang terdiri atas 13 susun. Tiap ayakan memiliki ukuran f (phi) yang berbeda-beda, yakni
4f, 3.5f, 3f, 2.5f, 2f, 1.5f, 1f, 0.5f, 0f, -0.5f, -1f, -.1.5f, dan -2f. Lama proses penyakan ini biasanya berkisar antara
10-15 menit. Pada akhirnya, butiran sedimen yang paling kasar akan berada pada ayakan pertama (paling atas),
sedangkan butiran sedimen yang paling halus akan berada pada ayakan terakhir (paling bawah). Setelah
pengayakan selesai, maka hasil ayakan tadi masing-masing dipindahkan ke wadah berupa mangkuk dan
dipisahkan menurut ukuran butirannya. Setelah itu, sampel sedimen yang telah dipisahkan tadi ditimbang
menggunakan timbangan digital.

Ekskursi ke Geomarin III


Kapal ini mempunyai panjang 61,7 meter dan kecepatan maksimum sebesar 13,5 knot dengan daya jelajah
selama 30 hari. Kapal yang memiliki lebar 12 meter juga tinggi geladak 6 meter ini memiliki mesin utama dua unit
tipe medium dan berkekuatan 21000 HP dengan komplemen 51 orang. Kapal ini juga dilengkapi dengan
peralatan survei seperti sistem navigasi dan posisi, peralatan survei geologi, geofisika, dan oceanografi,
laboratorium geologi dan geofisika, bengkel elektronika dan mesin, serta peralatan selam.

Kesimpulan Dan Saran


4.1 Kesimpulan
1. Ada dua cara untuk menganalisis sedimen (berdasarkan ukuran) yaitu metode grained size dan analisis
pipet.
2. GPS merupakan suatu perlengkapan modern untuk navigasi yang dapat mengetahui
posisi koordinat bumi secara tepat yang dapat secara langsung menerima sinyal dari satelit. Sangat
dibutuhkan pada saat melakukan sampling karena berkaitan dengan letak posisi pengamatan.
3. Jenis sedimen yang terdapat di perairan Cirebon ini banyak mendapat pengaruh dari aliran sungai
diantaranya sungai cimanuk, tangkal dan penggambiran sehingga proses terjadinya sedimentasi cepat.
4. Grab Sampler adalah alat yang sesuai untuk pengambilan sampel sedimen pada perairan yang tidak
terlalu dalam.

4.3 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum lapangan selanjutnya, hendaknya persiapannya lebih matang, terutama pada saat
akan melakukan pengambilan sampel harus memperhatikan estimasi waktu, sehingga targetan yang telah
direncanakan sebelumnya dapat tercapai. Selain itu, untuk kegiatan analisis sampel sebaiknya mahasiswa ikut
berpartisipasi melakukan kegiatan analisis, sehingga mahasiswa menjadi lebih mengerti dan terampil dalam
mengerjakan analisis, tidak hanya sekedar mendengar teori ataupun melihat proses yang sedang berlangsung.

Daftar Pustaka
Wibisono, M. S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. PT. Grasindo: Jakarta.
Muawanah, Umi dan Agus supangat. 1998. Pengantar Kimia dan Sedimen Dasar
Laut. Badan Riset Kelautan Dan Perikanan: Jakarta.
Anonim. 2010. Partikel Sedimen. http://k-o-n-inews.blogspot.com/search/label/MATKUL_SEDIMENTOLOGI
Wahyuni, Dwi.2009.Kapal Riset Geomarine. http://www.detikfinance.com/
Anonim.2010.Praktikum Mata Kuliah Sedimentologi Laut. http://k-o-n-inews.blogspot.com/search/label/LAPORAN
Panggabean, Donwill.2008.Hydro-acustic2. http://chamelon themustang.blogspot.com/2008/04/hydro-acoustic-
2.html

https://irfanainsteinsilalahi.wordpress.com/2011/10/13/laporan-akhir-fieldtrip-di-
kejawanan-cirebon-jawa-barat-mata-kuliah-sedimentologi/

Anda mungkin juga menyukai