(Studi Kasus pada Materi Pembelajaran Listrik Dinamis bagi Siswa Kelas IX SMP
Negeri 2 Adimulyo Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2009/2010)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Untuk Mencapai Derajat Magister
Oleh:
INDRA YUNAN YUNIANTO
S 830908205
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user
PERSETUJUAN
(Studi Kasus pada Materi Pembelajaran Listrik Dinamis bagi Siswa Kelas IX SMP
Negeri 2 Adimulyo Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2009/2010)
Disusun Oleh:
Dewan Pembimbing :
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Sains
ii
commit to user
PENGESAHAN
(Studi Kasus pada Materi Pembelajaran Listrik Dinamis bagi Siswa Kelas IX SMP
Negeri 2 Adimulyo Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2009/2010)
Disusun Oleh:
Dewan Penguji
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd
NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19520116 198003 1 001
iii
commit to user
PERNYATAAN
bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
iv
commit to user
ABSTRAK
commit to user
ABSTRACT
vi
commit to user
MOTTO
vii
commit to user
PERSEMBAHAN
1. Ayahanda
perpustakaan.uns.ac.id (Alm) dan Ibunda tercinta digilib.uns.ac.id
viii
commit to user
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil alamiin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menyelesaikan tesis ini dengan baik dan lancar untuk memenuhi sebagaian
pihak-pihak yang telah membimbing dan membantu penyelesaian tesis ini, terutama
kepada:
1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., selaku Direktur Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan segala fasilitas kepada
2. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
4. Para Dosen dan Guru Besar Program Studi Pendidikan Sains Pascasarjana
penulis.
ix
commit to user
5. Rekanrekan mahasiswa Pascasarjana Program Pendidikan Sains Universitas
penelitian.
ijin, fasilitas, serta pelayanan yang baik kepada penulis untuk melaksanakan
Semoga Allah SWT memberi imbalan yang terbaik atas amal baik yang telah
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan
Penulis
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.idi
PERNYATAAN ................................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
ABSTRACT ......................................................................................................... vi
xi
commit to user
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS .......... 14
D. Hipotesis .............................................................................................. 60
xii
commit to user
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 67
xiii
commit to user
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 118
xiv
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ujian Nasional IPA SMPN 2 Adimulyo ...................... 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 1. 2 Nilai Rata-rata UAS Mapel IPA SMPN 2 Adimulyo ......................... 3
Tabel 3.3 Rangkuman hasil uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Awal ....... 70
Tabel 3.4 Rangkuman hasil uji Validitas Instrumen Tes Prestasi Belajar ........... 71
Tabel 3.5 Rangkuman hasil uji Validitas Angket Gaya Belajar Visual ............... 71
Tabel 3.6 Rangkuman hasil uji Validitas Angket Gaya Belajar Kinestetik ......... 72
Tabel 3.7 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Awal .. 73
Tabel 3.8 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Instrumen Tes Prestasi Belajar ....... 74
Tabel 3.9 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Angket Gaya Belajar Visual ........... 75
Tabel 3.10 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Angket Gaya Belajar Kinestetik .... 75
Tabel 3.11 Rangkuman hasil uji Taraf Kesukaran Instrumen Kemampuan Awal 76
Tabel 3.12 Rangkuman hasil uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Prestasi Belajar 77
Tabel 3.13 Rangkuman hasil uji daya pembeda Instrumen Kemampuan Awal .. 79
Tabel 3.14 Rangkuman hasil uji daya pembeda Instrumen Tes Prestasi .............. 79
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Kelas Lab Riil .............................. 93
xv
commit to user
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Prestasi Kelas Lab Virtuil.......................... 93
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Kemampuan awal Kelas Lab Riil ....................... 95
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan awal Kelas Lab Virtuil .................. 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 4.7 Deskripsi Data prestasi dan kecenderungan Gaya Belajar Siswa ....... 97
Tabel 4.11 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi vs Kemampuan Awal .......... 101
Tabel 4.13 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Riil dan
Tabel 4.14 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Virtuil dan
Tabel 4.15 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Riil
Tabel 4.16 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Virtuil
xvi
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.6 Grafik Analisis Mean Lab terhadap Prestasi belajar IPA .... 104
Gambar 4.8 Grafik interaksi faktor Lab dan Kemampuan awal terhadap
Gambar 4.9 Grafik interaksi faktor model Lab dan Gaya Belajar
xvii
commit to user
Gambar 4.10 Grafik interaksi faktor Kemampuan awal dan Gaya Belajar
Gambar 4.11 Grafik main efek faktor Lab, Kemampuan awal dan Gaya
xviii
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 12. Data Uji Coba Angket Gaya Belajar Visual ..........................
Lampiran 13. Data Uji Coba Angket Gaya Belajar Kinestetik ...................
xix
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
karena pendidikan pada prinsipnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia
mutu pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu semakin baik. Salah satu usaha
kelulusan dan nilai rata-rata minimalnya. Namun usaha menaikkan nilai minimal
kelulusan ini pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia saat ini masih
dibawah negara lain sesama negara berkembang. Hal ini bisa dilihat dari hasil Ujian
Nasional tahun pelajaran 2007/2008 yang lalu bahwa dengan standar kelulusan nilai
rata-rata 5,00 saja, terdapat 237.644 siswa yang tidak lulus atau 7,24% dari seluruh
peserta UN se-Indonesia, padahal tingkat kesulitan soal tidak terlalu tinggi (BSNP,
2008).
Jawa Tengah sebagai salah satu propinsi di pulau Jawa yang menjadi
barometer pendidikan di Indonesia dan memiliki banyak sekolah baik negeri maupun
swasta, serta memiliki fasilitas pendukung yang lebih memadai dan tenaga pendidik
yang berlimpah dibanding daerah diluar pulau Jawa ternyata memiliki mutu
pendidikan yang memprihatinkan. Hal ini bisa dilihat dari laporan hasil UN tahun
pelajaran 2008/2009 untuk jenjang SMP/MTs yang dikeluarkan oleh BNSP secara
commit to user
2
umum rata-rata jumlah nilai UN Propinsi Jawa Tengah hanya 28,81 dan menempati
peringkat 24 dari 33 propinsi se-Indonesia dengan 10,74% siswa tidak lulus UN.
Adimulyo yang merupakan salah satu sekolah SSN di kabupaten Kebumen juga
dengan rata-rata jumlah nilai UN 24,83 masih jauh dibawah rata-rata jumlah nilai
propinsi namun sedikit di atas rata-rata jumlah nilai kabupaten (BSNP, 2008).
peringkat 56 se-kabupaten Kebumen. Berikut ini adalah tabel nilai rata-rata Ujian
Dari tabel 1.1 terlihat kecenderungan nilai ratarata IPA walupun berada di atas nilai
minimum 4,25 namun masih di bawah standar ketuntasan belajar minimal yang
ditentukan oleh sekolah pada mata pelajara IPA yaitu 64, rendahnya perolehan hasil
commit to user
3
konsepkonsep IPA yang dipahami para siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan pula
dalam tabel nilai mata pelajaran IPA pada tiap akhir semester seperti yang
Tabel 1.2 Nilai rata rata Ulangan Akhir Semester (UAS) mata pelajaran IPAdigilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id SMP Negeri 2
Adimulyo, 3 (tiga) tahun terakhir
Prestasi belajar dalam materi pembelajaran listrik dinamis juga mengalami hal
yang sama karena berdasarkan dokumen di SMP Negeri 2 Adimulyo, nilai ulangan
pada materi listrik dinamis pada tiga tahun terakhir yaitu pada tahun pembelajaran
rata-rata 58,5, 60,4, dan 59,3. Perolehan nilai ini masih jauh dari KKM yang di
tentukan sekolah pada Komptensi Dasar Listrik Dinamis yaitu sebesar 67.
Rendahnya minat siswa untuk belajar IPA juga ikut berpengaruh terhadap
rendahnya prestasi belajar siswa, terlebih lagi untuk mata pelajaran fisika, karena
selama ini fisika merupakan salah satu momok yang ditakuti siswa selain matematika,
apalagi sejak tahun pelajaran 2008/2009, IPA termasuk di dalamnya fisika merupakan
mata pelajaran yang diujikan secara nasional melalui UN dan menjadi penentu
kelulusan. Motivasi siswa untuk belajar fisika pun rendah, hal ini diperparah lagi
karena dalam mengajar di kelas, guru jarang memberikan motivasi kepada siswanya.
commit to user
4
Metode mengajar guru yang monoton dan kurang sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran juga memberikan andil pada rendahnya prestasi belajar siswa karena
dalam hal ini guru sering memposisikan dirinya sebagai Teacher Centered
Learning. Ini bisa dilihat dalam pengajaran menggunakan metode ceramah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mencatat. Siswa kurang diajak berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran,
bahwa siswa lebih banyak belajar dari satu teman ke teman lainnya dari pada belajar
dengan guru. Apalagi dalam pembelajaran materi listrik dinamis yang merupakan
Pembelajaran yang terpusat pada guru tidak tepat dilaksanakan pada materi
bahwa prestasi belajar siswa pada materi pembelajaran listrik dinamis mempunyai
standar deviasi yang tinggi yaitu sebesar 19,7, ini menunjukkan bahwa terjadi
kesenjangan yang terlalu ekstrim antara siswa dengan nilai tinggi dengan siswa
dengan nilai rendah. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tiap kelas terdapat siswa
yang tergolong superior dan siswa yang tergolong cacat akademik ringan yang kinerja
Kesenjangan ini juga menunjukkan bahwa selama ini siswa tidak saling bekerjasama
guru juga turut andil dalam hal ini, karena selama ini guru jarang menggunakan
commit to user
5
bentuk pembelajaran kooperatif ini adalah apabila para siswa ingin agar timnya
berhasil, mereka akan mendorong timnya untuk lebih baik dan akan membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mereka melakukannya. Jadi dalam metode kooperatif siswa dalam kelas dibagi
mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa dengan kemampuan
rendah akan belajar banyak dari rekan yang lebih tinggi kemampuannya dalam
kelompoknya.
Kesenjangan prestasi belajar IPA di SMP Negeri 2 Adimulyo yang ekstrim ini
terjadi pada hampir pada semua materi pembelajaran yang diajarkan, padahal dalam
IPA terdapat materi pembelajaran yang saling berhubungan satu sama lain, bahkan
pembelajaran yang lain. Seperti halnya materi pembelajaran listrik statis merupakan
materi prasyarat pada listrik dinamis. Hal ini bisa dikatakan bahwa tingkat
siswa tersebut pada materi pembelajaran listrik dinamis. Menurut Winkel (1996:134),
pada setiap awal proses belajar mengajar, guru seharusnya meneliti terlebih dahulu
tingkah laku awal siswa, karena dari tingkah laku inilah tergantung bagaimana proses
belajar mengajar sebaiknya diatur dan apakah tujuan instruksional khusus yang mula-
kemampuan awal siswa harus mendapatkan perhatian dari guru karena akan
mempengaruhi proses belajar mengajar dan pencapaian prestasi belajar siswa pada
commit to user
6
materi pembelajaran lain yang relevan. Selama ini guru di SMP Negeri 2 Adimulyo
tidak memperhatikan kemampuan awal siswa, dalam arti siswa yang mempunyai
kemampuan awal tinggi, ini dibuktikan dengan tidak adanya materi tambahan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
siswa yang kemampuan awalnya rendah. Akibatnya siswa yang mempunyai
memperhatikan potensi dan gaya belajar siswanya. Gaya belajar menurut DePorter
dan Hernacki (1999:109-124) dibagi menjadi tiga macam yaitu, visual (belajar
dengan cara melihat), auditorial (belajar dengan cara mendengar), dan kinestetik
Metode mengajar guru selama ini yang memposisikan guru sebagai Teacher
Centered learning tentu saja hanya cocok bagi salah satu gaya belajar saja.
Sedangkan bagi gaya belajar yang lain akan membuat siswa kurang berminat pada
minat merupakan jalan untuk menciptakan motivasi demi mencapai tujuan. Apalagi
selama ini banyak yang menganggap bahwa anak yang gaduh di kelas, banyak
bergerak, dan mengganggu proses belajar mengajar adalah anak yang nakal sehingga
harus dikeluarkan dari kelas. Padahal sebenarnya anak tersebut adalah anak dengan
gaya belajar kinestetik, namun metode mengajar guru tidak memuaskan anak untuk
memahami materi sehingga anak menjadi bosan. Efeknya siswa merasa tidak
commit to user
7
dalam penggunaan media, padahal mata pelajaran fisika selain menuntut keaktifan
siswa, guru juga dituntut untuk menggunakan media yang bisa menjembatani
pengetahuan fisika yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkret. Dengan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sesuatu yang dilihat, dibaca, didengar, dirasa, dan dikerjakan bisa sekaligus dilakukan
oleh siswa. Menurut Rose dan Nicholl (2002:192) pelajaran diingat rata-rata 20%
dari yang dibaca, 30% dari yang didengar, 40% dari yang dilihat, 50% dari yang
dikatakan, 60% dari yang dikerjakan dan 90% dari yang dilihat, didengar, dikatakan,
dan dikerjakan sekaligus. Dalam pembelajaran listrik dinamis, selama ini guru hanya
memakai laboratorium riil saja, itupun tidak maksimal, praktikum hanya dilaksanakan
pada beberapa sub komptensi saja sehingga pelaksanaan yang tidak kontinyu ini
Praktikum yang menggunakan lab riil saja juga menyebabkan kurang bervariasinya
kegiatan praktikum, padahal ada media lain yang bisa dijadikan media interaktif
seperti halnya lab riil yang biayanya murah, aman, variatif, dan menyenangkan.
Media yang dimaksud diantaranya adalah media komputer. Media komputer yang
dimiliki SMP Negeri 2 Adimulyo yang berjumlah 20 unit dapat dijadikan sebagai
laboratorium alternatif dalam pembelajaran, padahal dengan adanya lab virtuil ini
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
commit to user
8
siswa yang tidak lulus Ujian Nasional tinggi padahal standar nilai rata-rata
2. Jawa Tengah sebagai salah satu propinsi di pulau Jawa memiliki fasilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pendukung pendidikan yang lebih memadai dan tenaga pendidik yang berlimpah
sekolah baik negeri maupun swasta, namun mutu pendidikan di Kebumen masih
kenyataannya prestasi belajar IPA pada UAS/UN maupun nilai raport tiap
5. Perolehan nilai ulangan pada materi pembelajaran listrik dinamis masih belum
6. Minat dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA khususnya Fisika
rendah, bahkan Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi momok
bagi siswa apa lagi sejak tahun pelajaran 2008/2009 IPA di ujikan secara
nasional.
7. Metode mengajar guru monoton, siswa kurang diajak berpartisispasi aktif dalam
commit to user
9
8. Di SMP Negeri 2 Adimulyo terjadi kesenjangan nilai yang ekstrem antara siswa
yang pandai dengan siswa yang tidak pandai, dan Guru tidak pernah
Guru tidak pernah memperhatikan kemampuan awal siswa, hal ini ditandai
dengan tidak adanya pendalaman materi bagi siswa yang kemampuannya rendah.
10. Dalam satu kelas siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda sehingga
akan menyenangi tipe mengajar guru sesuai dengan gaya belajarnya, namun
selama ini Guru tidak memperhatikan gaya belajar yang dimiliki siswa dalam
mengajar, bahkan guru cenderung tidak menyukai siswa yang banyak bergerak
11. Media pembelajaran sangat banyak jenisnya dan tersedia di sekitar lingkungan
sekolah, namun selama ini Guru di SMP Negeri 2 Adimulyo kurang inovatif
12. SMP Negeri 2 Adimulyo Kab. Kebumen merupakan salah satu sekolah yang
praktikum Guru hanya memakai laboratorium riil saja dan tidak pernah
menggunakan media alternatif untuk praktikum yang hemat biaya, aman, variatif,
laboratorium virtuil.
commit to user
10
C. Pembatasan Masalah
diadakan pembatasan masalah agar penelitian lebih jelas dan terarah. Adapun batasan
2. Obyek Penelitian
yang membagi siswa-siswa berkemampuan berbeda, suku, ras, dan agama yaang
berbeda kedalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 4-5 orang ditugasi untuk
b. Laboratorium yang digunakan dalam pembelajaran adalah lab riil dan lab virtuil,
lab virtuil adalah pembelajaran listrik dinamis menggunakan komputer yang telah
commit to user
11
didapatkan dari nilai tes pada materi prasyarat. Kemampuan awal dibedakan
tinggi jika nilai tes prasyarat di atas nilai rata-rata seluruh sampel, dan
kemampuan awal dikategorikan rendah jika nilai hasil tes prasyarat di bawah nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
rata-rata seluruh sampel. Pada penelitian ini yang dimaksud dengan materi
d. Gaya belajar adalah cara siswa menyerap pelajaran dan informasi. Gaya belajar
ada tiga macam yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Dalam penelitian ini gaya
e. Prestasi belajar siswa merupakan nilai yang diperoleh siswa dari test hasil belajar
pada materi pelajaran listrik dinamis yang dalam hal ini hanya mencakup pada
ranah kognitif.
D. Perumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran
kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dengan siswa yang diberi
2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemampuan
3. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar
commit to user
12
lab riil dan lab virtuil dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa?
lab riil dan lab virtuil dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Apakah ada interaksi antara kemampuan awal dan gaya belajar terhadap prestasi
belajar siswa?
7. Apakah ada interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe menggunakan lab riil
dan lab virtuil, gaya belajar, dan kemampuan awal terhadap prestasi siswa?
E. Tujuan Penelitian
1. Perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe STAD
2. Perbedaan prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan
rendah.
3. Perbedaan prestasi belajar siswa yang memiliki gaya belajar visual dan kinestetik.
5. Interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab
6. Interaksi antara kemampuan awal dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.
commit to user
13
7. Interaksi antara pembelajaran menggunakan lab riil dan lab virtuil, kemampuan
F. Manfaat Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis memandang bahwa penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis:
c. sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.
2. Manfaat praktis:
c. memberi masukan kepada guru agar dalam mengajar guru harus memperhatikan
commit to user
14
BAB II
DAN HIPOTESIS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kajian Teori
a. Definisi Belajar
menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk materi pelajaran, ada juga yang
memandang belajar sebagai latihan membaca dan menulis. Pemahaman ini tentu saja
kurang lengkap karena pada kenyataannya banyak sekali perbuatan yang termasuk
dalam belajar. Menurut Gagne dalam Slameto (2003:13), (1) belajar adalah suatu
tingkah laku, (2) belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif
konstan dan berbekas. Menurut Muhibbin Syah (2001:64) secara umum belajar
dipahami sebagai Tahapan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
14
commit to user
15
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan definisi
b. Teori Belajar
mengemukakan bahwa suatu tindakan belajar atau learning act meliputi delapan fase
siswa atau guru. Setiap fase belajar tersebut dipasangkan dengan suatu proses internal
yang terjadi dalam pikiran siswa. Kedelapan fase tersebut adalah fase motivasi,
balik.
Dalam fase motivasi melibatkan motivasi yang dimiliki oleh siswa. Motivasi
kegiatan belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai semangat
untuk belajar. Menurut Ratna Wilis Dahar (1989:141), siswa harus diberi motivasi
dengan harapan bahwa belajar akan memperoleh hadiah, selaras dengan hal tersebut,
pada penelitian dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memungkinkan siswa
untuk termotivasi karena pada langkah/fase terakhir dari sintak dalam STAD adalah
commit to user
16
rekognisi tim atau penghagaan tim, artinya siswa diberi motivasi agar belajar dengan
yaitu aspek-aspek yang berhubungan dengan materi pelajaran. Dalam penelitian ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
fase ini terjadi pada sintak dalam STAD yaitu pada presentasi kelas, dalam presentasi
lab maupun software dalam lab virtuil ataupun langkah-langkah dalam LKS.
Dalam fase perolehan, siswa dikatakan telah siap memperoleh pelajaran bila
disimpan dalam memori tetapi diubah menjadi informasi yang bermakna yang
dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam memori siswa. Dalam penelitian
ini, fase perolehan didapatkan karena siswa langsung berhubungan dengan peralatan
laboratorium, dengan cara meyentuh, memasang peralatan lab, melihat langsung efek
Dalam fase retensi terjadi proses pemindahan informasi agar informasi yang
diperoleh tidak mudah hilang. Caranya yaitu dengan memindahkan informasi baru
yang diperoleh oleh siswa dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.
Menurut Ratna Wilis Dahar, hal ini dapat terjadi melalui pengulangan kembali,
praktek, ataupun elaborasi. Dalam penelitian ini, fase retensi terjadi karena
commit to user
17
informasi dalam memori jangka panjangnya. Untuk menghindari hal tersebut siswa
harus memperhatikan informasi yang telah dipelajari sebelumnya yaitu dengan cara
pemanggilan terjadi pada saat siswa menjawab latihan soal yang mengarah pada
dalam belajar apabila dapat menerapkan hasil belajarnya ke dalam situasi-situasi yang
dengan penampilan yang tampak atau respon dari apa yang telah dipelajari. Dalam
penelitian ini, fase ini terjadi pada saat siswa mengerjakan kuis yang merupakan
bagian dari STAD. Kuis yang dikerjakan secara individual ini akan memperlihatkan
Dalam fase umpan balik, siswa memberikan respon tentang hal-hal yang telah
mendapat kesempatan untuk memperoleh umpan balik dari apa yang telah
dipelajarinya.
pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan virtuil pada penelitian
commit to user
18
menyimpan konsep dalam memori otak dalam jangka waktu panjang, serta mudah
yaitu: a) tahap sensorimotor (02 tahun), selama periode ini anak mengatur alam
pra-operasional (27 tahun), pada tahap ini anak belum mampu melakukan operasi
(711 tahun), tahap ini merupakan permulaan anak mulai berpikir secara rasional,
akan tetapi belum dapat berurusan dengan materi-materi abstrak seperti hipotesis.
Pada periode ini sifat egosentris dalam berkomunikasi berubah menjadi sosiosentris,
d) tahap operasional formal (11 tahun keatas), anak pada periode ini tidak perlu
matematik, transmisi sosial, dan proses ekuilibrasi. Menurut Piaget ada tiga bentuk
dibangun sendiri oleh anak sehingga dalam mengajar harus diperhatikan pengetahuan
commit to user
19
Pada penelitian ini, seluruh siswa SMP Negeri 2 Adimulyo masuk dalam
kategori perkembangan kognitif tahap operasional formal. Pada tahap ini siswa
sehingga pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab virtuil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dalam pembelajaran dapat dilaksanakan dalam penelitian ini.
menyatakan bahwa:
pada siswa dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam
bentuk final maupun bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk
menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang diajarkan. Pada tingkat kedua,
(berupa konsep-konsep atau lain-lain) yang telah dimilikinya. Dalam hal ini terjadi
belajar bermakna yaitu suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep
yang relevan dengan struktur kognitif seseorang. Penerapan teori Ausubel dalam
commit to user
20
No Belajar berupa
Belajar Hafalan Belajar bermakna
Secara Secara Secara penerimaan Secara penemuan
penerimaan penemuan
1 Materi disajikan Materi
perpustakaan.uns.ac.id Materi disajikan Materi ditemukan
digilib.uns.ac.id
dalam bentuk ditemukan dalam bentuk final oleh siswa
final oleh siswa
2 Siswa menghafal Siswa Siswa memasukkan Siswa memasukkan
materi yang menghafal materi kedalam matri kedalam
disajikan materi struktur kognitifnya struktur kognitifnya
ini yaitu listrik dinamis seperti materi pembelajaran fisika yang lain bukan merupakan
materi hafalan, listrik dinamis merupakan materi yang berhubungan dengan materi
sebelumnya yaitu listrik statis. Konsep-konsep dalam listrik dinamis dapat dikaitkan
dengan konsep-konsep dalam listrik statis, karena materi pembelajaran listrik statis
dihafalkan saja tetapi siswa memasukkan materi kedalam struktur kognitifnya. Jadi
awal dalam penelitian memungkinkan terjadinya belajar bermakna seperti apa yang
Menurut Bruner dalam teori Free Discovery Learning, proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
commit to user
21
menemukan suatu aturan (termasuk teori, konsep, definisi, dan sebagainya) melalui
suatu konsep, siswa tidak menghafal definisi dari konsep tersebut, tetapi langsung
(1989:101), proses belajar akan melibatkan tiga hal sekaligus yaitu memperoleh
meliputi pengalaman optimal bagi siswa untuk mau dan belajar, penstrukturan
beriring, tujuan mengajar hanya dirumuskan secara garis besar, cara yang digunakan
para siswa untuk menci tujuan tidak perlu sama, guru tidak begitu mengendalikan
proses mengajar, dan penilaian hasil belajar meliputi pemahaman tentang prinsip-
prinsip dasar bidang studi dan aplikasi prinsip-prinsip itu pada situasi baru. Menurut
Bruner belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Kebaikan belajar
penemuan adalah pengetahuan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih
baik daripada hasil belajar lainnya, meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan
Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian yang ditunjang dengan lab riil dan
lab virtuil ini sangat memungkinkan terjadinya belajar penemuan karena siswa
commit to user
22
terlibat langsung dan diberi kebebasan untuk menemukan suatu aturan (termasuk
masalah. Dari percobaan siswa akan memperoleh data untuk dianalisis sehingga
akhirnya siswa dapat menarik suatu kesimpulan dan menemukan konsep dalam
materi pembelajaran.
yang spontan dan yang ilmiah. Pengertian spontan didapatkan dari pengalaman anak
yang ilmiah. Pengertian spontan mempunyai dua segi yaitu pengertian dalam dirinya
sendiri dan pengertian untuk orang lain. Pengertian untuk orang lain ini menyebabkan
anak berusaha untuk mengungkapkan pengertian mereka dengan simbol yang sesuai
pentingnya interaksi sosial dengan orang lain terlebih yang mempunyai pengetahuan
lebih baik dan sistem yang secara kultural berkembang dengan baik. Teori Vigotsky
menggunakan metode kooperatif tipe STAD ini memungkin siswa untuk berinteraksi
commit to user
23
dengan orang lain, siswa yang mempunyai pengetahuan kurang baik akan berinteraksi
dan berkomunikasi dengan siswa yang berkemampuan tinggi, sehingga siswa dengan
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi
antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
ini dikarenakan terdapat dua alasan seperti yang dikemukakan oleh Slavin (1995)
commit to user
24
siswa ketrampilan kerjasama dan kolaboratif serta memahami konsep yang dianggap
sulit oleh siswa, siswa berinteraksi dengan orang lain dalam kelompoknya maupun
proses pembelajaran. Terlebih lagi siswa SMP Negeri 2 Adimulyo kelas IX telah
memasuki masa remaja, pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan
perilaku diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan
kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri
remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman
Siswa yang bekerja dalam kelompok kooperatif belajar lebih banyak dari pada
kooperatif ini terbagi menjadi dua yaitu teori motivasi yang menekankan pada derajat
perubahan tujuan kooperatif mengubah insentif bagi siswa untuk melakukan tugas-
tugas akademik, dan teori kognitif yang menekankan pada pengaruh dari kerjasama
menghindari hal ini diperlukan dua langkah yaitu dengan membuat masing-masing
commit to user
25
anggota kelompok bertanggungjawab atas unit yang berbeda dalam tugas kelompok,
dan dengan membuat para siswa bertanggungjawab secara individual atas tugasnya.
Dalam penelitian di SMP Negeri 2 Adimulyo ini juga mengalami hal yang
sama. Dalam setiap kelompok selalu ada siswa yang diam, bekerja ala kadarnya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bahkan ada yang tidak bekerja sama sekali karena hanya mengandalkan pekerjaan
anggota lain dalam kelompoknya. Alokasi waktu yang tersedia dalam pebelajaran
juga sering tidak mencukupi untuk menyelesaikan satu pokok bahasan, sehingga
perlu penambahan waktu. Hal ini dikarenakan pembagian tugas dalam kelompok
tidak merata sehingga pekerjaan siswa tidak terarah. Belum lagi beberapa siswa yang
(Student Team Achievement Division), Jigsaw, dan TGT (Teams Games Tournament)
yang diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas,
pembelajaran kooperatif lain yaitu TAI (Team Accelerated Instruction) dan CIRC
komprehensif yang dirancang untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada
Instruction, dan Structure Dyadic Methods. Dalam hal ini penulis menggunakan
commit to user
26
kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk
permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Siswa-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
siswa yang berkemampuan berbeda dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri
atas 4-5 orang ditugasi untuk mempelajari materi pelajaran yang telah diajarkan oleh
Dalam STAD anggota kelompok terdiri atas orang yang berbeda-beda tingkat
pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua
anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya semua siswa mengerjakan kuis
mengenai materi secara sendiri-sendiri, dan saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk
saling bantu.
dalam pendekatan STAD siswa ditugaskan untuk empat atau lima anggota tim yang
mencerminkan pengelompokan secara heterogen pada siswa yang tinggi, sedang, dan
rendah kemampuannya, siswa dari beragam etnis, latar belakang yang berbeda, dan
jenis kelamin yang berbeda. Setiap minggu, guru memperkenalkan bahan baru
melalui ceramah, diskusi kelas, atau beberapa bentuk presentasi guru. Anggota tim
kemudian berkolaborasi pada kertas kerja yang dirancang untuk memperluas dan
memperkuat materi yang diajarkan oleh guru. Anggota tim (a) bekerja pada lembar
commit to user
27
kerja secara berpasangan, (b) bergiliran menanyai satu sama lain, (c) membahas
masalah sebagai sebuah kelompok, atau (d) menggunakan strategi apa pun untuk
sehingga jelas kepada siswa bahwa tugas mereka adalah untuk mempelajari konsep-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
konsep tidak hanya mengisi worksheet. Anggota tim yang diinstruksikan bahwa tugas
belum selesai sampai semua anggota tim memahami materi yang diberikan. Skor kuis
kepada masing-masing tim akan diberikan poin berdasarkan tingkat kemajuan yang
diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai sebelumnya. Poin kemudian
dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan tim yang berhasil memenuhi kriteria
kegiatan, termasuk presentasi yang disampaikan guru, praktik tim, dan kuis.
identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi
seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup. Dalam hal ini STAD
memasuki masa remaja, tentu saja sebagai remaja mereka ingin berperan penting
sehingga tiap siswa akan termotivasi dan berlomba-lomba untuk memberikan yang
commit to user
28
Dalam STAD terdapat lima komponen utama yaitu: 1) presentasi kelas, materi
merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi
audiovisual, 2) tim, tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh
bagian kelas dalam hal kinerja akademik, jens kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi
utama dari Tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota benar-benar belajar, dan
mengerjakan kuis dengan baik. Ditekankan bahwa anggota tim melakukan yang
terbaik untuk tim dan tim pun melakukan yang terbaik untuk membantu tiap
anggotanya, 3) kuis, setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan
presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan
kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam
individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan
dicapai bila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik
kepada timnya dalam skor ini, tetapi tak ada siswa yang melakukannya tanpa
memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor awal yang
diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis
yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka
commit to user
29
berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal
mereka, 5) rekognisi tim, tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan
yang lain bila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu, skor tim siswa juga
mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang
diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim,
mereka harus membantu teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik,
meskipun para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling bantu dalam
mengerjakan kuis, tiap siswa harus tahu materinya. Tanggung jawab individual
seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain,
karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua
3. Laboratorium
a. Pengertian Laboratorium
Tempat ini merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, misalnya
kebun. Dalam pengertian yang terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang
tertutup tempat melakukan percobaan dan penyelidikan. Selain itu, menurut Widyarti
(2005) dalam Wira Bahari Nurdin (2009), laboratorium adalah suatu ruangan tempat
melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat
commit to user
30
Kemudian, menurut Wirjosoemarto dkk (2004) dalam Wira Bahari Nurdin (2009),
laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terdapat sejumlah alat-alat dan bahan praktikum. Pendapat lain mengemukakan
bahwa laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang
dapat menghasilkan pengalaman belajar dan siswa berinteraksi dengan berbagai alat
dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan
Amien dalam Tarmizi (2005) dalam Wira Bahari Nurdin (2009) (tersedia
tertentu, membuat hukum atau dalil dari suatu fenomena bila sudah dibuktikan
adalah sebagai tempat pembelajaran, tempat peragaan dan tempat praktik Sains/IPA.
commit to user
31
dalam melakukan aktivitasnya. Fasilitas tersebut ada yang berupa fasilitas umum dan
fasilitas khusus. Fasilitas umum merupakan fasilitas yang digunakan oleh semua
pemakai Laboratorium contohnya penerangan, ventilasi, air, bak cuci (sinks), aliran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
listrik dan gas. Fasilitas khusus berupa peralatan dan mebelair, contohnya meja
siswa/mahasiswa, meja guru/dosen, kursi, pn tulis, lemari alat, lemari bahan, ruang
Menurut Wicahyono (2003) dalam Wira Bahari Nurdin (2009), untuk menentukan
suatu ruangan itu cocok atau tidak untuk dijadikan laboratorium, perlu
memperhatikan beberapa hal seperti arah angin, dan arah datangnya cahaya. Bila
kelas. Hal ini perlu untuk menghindari terganggunya proses belajar mengajar di kelas
laboratorium perlu dikelola secara baik. Salah satu bagian dari pengelolaan
laboratorium ini adalah staf atau personal laboratorium. Menurut Wirjosoemarto dkk
(2004) dalam Wira Bahari Nurdin (2009) tentang struktur organisasi dan pengelolaan
dikelola oleh seorang penanggung jawab laboratorium yang diangkat dari salah
seorang guru IPA (Fisika, Kimia atau Biologi). Selain pengelola laboratorium
commit to user
32
biasanya terdapat pula seorang teknisi laboratorium atau sering disebut Laboran.
pengecekan secara periodik, pemeliharaan dan penyimpanan alat dan bahan. Agar
Urusan Bidang Kurikulum dibantu seorang Laboran yang berada dibawah tanggung
Guru, asisten dan ko-asisten mengamati proses praktikum, dan 3) tindak lanjut,
Dalam pelaksanaan praktikum akan lebih mudah lagi jika siswa diberi LKS
(Lembar Kegiatan Siswa) yang berisi urutan-urutan atau langkah-langkah kerja dalam
praktikum, alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum, lembar yang berisi tabel
pengisian data hasil pengamatan, soal yang mengarah pada penarikan kesimpulan
praktikum, dan lembar soal untuk menguji tingkat pengetahuan siswa setelah
prakatikum. Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Adimulyo ini juga penulis
commit to user
33
4. Laboratorium Riil
situasi baru, serta memperoleh sikap ilmiah. Dale (1956) dalam Sri Anitah (2008:55)
dimulai dari pengalaman langsung sampai dengan yang paling abstrak yaitu belajar
pelajaran diingat rata-rata 20% dari yang dibaca, 30% dari yang didengar, 40% dari
yang dilihat, 50% dari yang dikatakan, 60% dari yang dikerjakan dan 90% dari yang
Senada dengan hal tersebut, maka penggunaan laboratorium riil sebagai media
indera siswa untuk belajar, meningkatkan keterampilan psikomotor, siswa tidak jenuh
karena pembelajaran tidak di dalam kelas, penggunaan peralatan lab membuat anak
lebih senang dan termotivasi dan tertantang untuk membuktikan teori yang ada.
commit to user
34
mempunyai kelemahan yaitu: rentan dengan masalah kemanan, lagi materi yang
dipelajari adalah permasalahan listrik, alokasi waktu yang tersedia sering tidak
menggunakan peralatan, dalam pengukuran bisa terjadi siswa salah membaca angka,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
siswa yang tidak bekerja terlihat bercanda dengan teman lain, peralatan lab sering
dijadikan permainan sehingga anak tidak fokus pada materi, kelompok yang tidak
kompak sering tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya, sering terjadi salah paham
dinamis khususnya, peralatan dalam lab riil mencakup: lampu pijar dengan berbagai
ukuran volt, sumber arus listrik/baterai 1,5 V, saklar dua kutub, ampere-meter (0
5. Laboratorium Virtuil
kondisi tidak nyata atau tidak sebenarnya. UNESCO memberikan definisi yang lebih
komunikasi.
commit to user
35
bukan seperangkat peralatan nyata, karena peralatan yang disediakan hanya tampak
bisa berperan sebagai pembantu tambahan dalam belajar seperti penyajian informasi
materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya, modus ini dikenal dengan Computer
assisted Instruction (CAI), dalam hal ini CAI bukanlah penyampai utama materi
pelajaran. Format penyajian pesan dan informasi dalam CAI terdiri atas tutorial
komputer untuk bercabang dan interaktif. Dalam Tutorial intelijen jawaban komputer
untuk pertanyaan siswa dihasilkan oleh inteligensia artifisial bukan jawaban yang
terprogram sebelumnya. Dengan demikian ada dialog antara siswa dengan komputer,
baik komputer maupun siswa bertanya atau memberikan jawaban. Drill and practice
digunakan dengan asumsi bahwa suatu konsep, aturan, kaidah, atau prosedur telah
commit to user
36
diajarkan kepada siswa. Program ini menuntun siswa dengan serangkaian contoh
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu skenario, model dasar, dan lapisan pengajaran.
tindakan siswa seperti dalam situasi kehidupan sesungguhnya. Model dasar adalah
mengeksplorasi konsep dengan melakukan percobaan sendiri, lagi bagi siswa yang
ulang, kegiatan praktikum dilakukan dengan cepat karena waktu tidak banyak tersita,
yang realistis serta tidak memberikan pengalaman langsung kepada siswa karena
siswa hanya berinteraksi dengan komputer, benda, hasil pengukuran, gejala yang
terjadi, dan peralatan yang digunakan dalam praktikum hanya simulasi, disamping
commit to user
37
itu, karena menggunakan metode STAD, satu unit komputer dipakai untuk satu
komputer.
6. Kemampuan Awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Pengertian Kemampuan Awal
Gagne dalam Ratna Wilis (1989:134) menyatakan bahwa penampilan yang diamati
sebagai hasil belajar disebut kemampuan (capabilities), sedangkan kata awal adalah
rendah dari kemampuan baru tersebut. Dengan demikian kemampuan awal adalah
kemampuan dan keterampilan yang relevan yang dimiliki saat akan mulai mengikuti
mempelajari tugas atau satu set tugas khusus yang baru. Sedangkan menurut Winkel
behavior) yang menjadi titik tolak dalam proses pembelajaran yang berakhir dengan
suatu pengeluaran (output, final behavioral). Melalui test kemampuan awal siswa,
guru akan mengetahui yang dibawa atau yang telah diketahui oleh siswa terhadap
commit to user
38
proses pembelajaran akan berjalan efektif terhadap pencian hasil sebagaimana yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
diharapkan. Dalam proses belajar mengajar, siswa akan mebih mudah memahami dan
mempelajari materi selanjutnya jika proses belajar didasarkan pada materi yang sudah
Setiap proses belajar mengajar mempunyai titik tolak sendiri atau berpangkal
pada kemampuan siswa tertentu (tingkah laku awal) untuk dikembangkan
menjadi kemampuan baru sesuai dengan tujuan instruksional. Oleh karena itu
kemampuan awal mempunyai relevansi terhadap penentuan, perumusan, dan
pencian tujuan instruksional (tingkah laku final).
Dengan demikian, bila kemampuan awal siswa tinggi, maka siswa tidak akan
tujuan yang hendak dicapai. Namun jika kemampun awal rendah, siswa mengalami
masing-masing mencakup sejumlah hal atau faktor, yaitu: 1) pribadi siswa, 2) pribadi
proses pembelajaran.
commit to user
39
atau dokumen yang ada seperti nilai raport, nilai UN, nilai test masuk, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sebagianya, 2) test prasyarat atau test awal yang berfungsi untuk mengetahui kah
adalah nilai test materi pembelajaran Listrik Statis yang menjadi prasyarat pada
7. Gaya Belajar
faktor yang mempengaruhi cara belajar orang yaitu faktor fisik, emosional,
sosiologis, dan lingkungan. Secara umum telah disepakati bahwa ada dua kategori
informasi dengan mudah (modalitas), dan bagaimana cara seseorang mengatur dan
mengolah informasi tersebut (dominasi otak). Jadi gaya belajar seseorang adalah
kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar ada tiga macam yaitu:
visual, yaitu belajar melalui yang dilihat, auditorial, yaitu belajar melalui yang
didengar, dan kinestetik, yaitu belajar lewat gerak dan sentuhan. Kebanyakan orang
Orang dengan gaya belajar visual mempunyai ciri-ciri rapi dan teratur,
commit to user
40
jangka panjang yang baik, teliti terhadap detil, memenetingkan penampilan, pengeja
yang baik, mengingat yang dilihat, mengingat dengan asosiasi visual, biasanya tidak
terganggu oleh keributan, sulit mengikuti instruksi verbal kecuali jika ditulis,
pembaca cepat yang tekun, lebih suka membaca daripada dibacakan, membutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pandangan dan tujuan menyeluruh, mencorat-coret tanpa arti selama berbicara
ditelepon dan selama mengikuti pertemuan, lupa menyampaikan pesan verbal kepada
orang lain, menjawab pertanyaan dengan singkat ya dan tidak, lebih suka demonstrasi
daripada pidato, lebih suka seni daripada musik, seringkali mengetahui yang harus
ketika mereka ingin memperhatikan. Orang dengan gaya belajar visual sering
menyeluruh, melihat sekilas, pandangan yang kabur, nyata, pas, gagasan yang samar,
dalam pandangan, mirip, pandangan sempit, indah bagai lukisan, dan sebagainya.
saat bekerja, mudah terganggu oleh keributan, mengucapkan tulisan dibuku waktu
membaca, sengang membaca dengan keras dan mendengarkan, lebih menyukai musik
daripada seni, suka mendengar radio, debat, suka cerita yang dibacakan, ingat dengan
baik nama orang, bagus dalam mengingat fakta. Orang dengan gaya belajar visual
bunyi bel, jelas dan tegas, pesan yang tersembunyi, dan sebagainya.
mereka, berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, selalu berorientasi pada fisik
commit to user
41
dan banyak bergerak, mempunyai perkembangan awal pada otot yang besar, belajar
melalui manipulasi dan praktik, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, belajar
jari sebagai penunjuk ketika membaca, tidak duduk diam untuk waktu lama, tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mengingat geografi, ingin melakukan segala sesuatu, kemungkinan tulisannya jelek,
dan menggunakan kata-kata yang mengandung aksi. Orang dengan gaya belajar
mengatur, sangat rapi, pendiam, berahasia, tidak jujur, curang, dan sebagainya.
8. Prestasi Belajar
dilakukan suatu evaluasi atau penilaian, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang
prestasi belajar yang rendah memperlihatkan siswa belum menci tujuan belajar yang
diharapkan. Bagi siswa dengan prestasi belajar rendah perlu diadakan perbaikan agar
tujuan terci. Fungsi prestasi belajar diantaranya adalah: sebagai indikator kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang dikuasai peserta didik, sebagai bahan informasi dalam
commit to user
42
inovasi pendidikan, sebagai indikator intern dan ekstern dari lembaga pendidikan,
sebagai indikator terhadap daya serap anak didik pada materi yang dipelajarinya,
sebagai salah satu faktor penentu kelanjutan studi, sebagai lambang pemuas
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. BAB X
proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Pada ayat 2 disebutkan
bahwa penilaian digunakan untuk menilai pencian kompetensi peserta didik, bahan
Bloom dkk. Dalam Winkel (1996:244-256), hasil belajar meliputi 3 ranah yaitu ranah
commit to user
43
menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang
kongkret dan baru, 4) analisis (analysis), mencakup kemampuan untuk merinci suatu
kemampuan untuk membentuk sesuatu pen mengenai sesuatu atau beber hal bersama
memperhatikan secara aktif dan berpatisipasi dalam suatu kegiatan, 3) penilaian atau
terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian inti, 4) organisasi
(internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengtur kehidupan
sendiri.
adalah sesuatu yang berhubungan dengan aktifitas fisik yang berkaitan dengan proses
commit to user
44
mekanisme kerja sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya dan mampu
(dalam fikiran), dan melakukan seleksi terhadap obyek (pusat perhatian), 2) Set,
cirinya: Mental set, kesin mental untuk bereaksi, Physical set, persin fisik untuk
bereaksi, Emotional set, kesin emosi untuk beraksi, 3) Guide Respon, cirinya
Over Response, cirinya: sangat terampil (skillfull performance) yang di gerakan oleh
gerakan yang dimodifikasi, pada tingkat yang yang tepat untuk menghadapi problem
dilakukan dengan alatalat indera, 2) menyikan diri, ialah mengatur kesin diri
commit to user
45
Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri,
Arus lsitrik merupakan muatan listrik (elektron) yang disebabkan oleh adanya
perbedaan nilai potensial. Peralatan listrik yang mampu menghasilkan perbedaan nilai
potensial pada kutub-kutubnya disebut sebagai sumber arus listrik. Arus listrik hanya
mengalir ketika berada pada rangkaian tertutup dan ter beda potensial. Besaran yang
menyatakan banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu penghantar setiap
detik disebut kuat arus listrik yang dinyatakan dalam persamaan berikut:
q
i=
t
Dalam hal ini i adalah kuat arus listrik dalam satuan ampere, q adalah muatan
listrik dalam satuan coulomb, dan t adalah waktu dalam satuan detik. Besar arus yang
commit to user
46
V1 4.5
0A
+
A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
digunakan untuk memindahkan muatan dan berbanding terbalik dengan besar muatan
berikut:
W
V=
q
V adalah beda potensial listrik dalam satuan volt, dan W adalah energi listrik
V1 4,5
4,5V
+
V
commit to user
47
b. Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakn bahwa besar arus listrik yang mengalir pada suatu
penghantar sebanding dengan beda potensial pada ujung penghantar tersebut dengan
Garfik hubungan antara kuat arus (i) dan beda potensial (V) ditampilkan
20
Beda Potensial
15
10
0
2 4 6 8 10
Kuat arus listrik
Gambar 2.3 Grafik hubungan kuat arus dan beda potensial listrik
dengan arus listrik pada tiap titik akan menghasilkan nilai yang sama, hal ini
menunjukkan bahwa hambatan listrik yang dimiliki sebuah penghantar selalu bernilai
Besar hambatan sebanding dengan panjang dan hambat jenis penghantar dan
commit to user
48
rl
R=
A
Besar hambat jenis hanya dipengaruhi oleh jenis bahan penghantar, tidak
dipengaruhi oleh panjang maupun luas penampang penghantar. Nilai hambat jenis
perpustakaan.uns.ac.id
beber bahan penghantar disajikan dalam tabel 2.3. digilib.uns.ac.id
sebuah sumber tegangan dan sebuah resistor. Pada pembahasan ini hanya dibatasi
titi-titik bebas dan tidak bersambungan, seperti pada contoh gambar berikut:
R1100.0
Dari gambar 2.4 terlihat kutub positif baterai dan kaki kanan resistor
merupakan titik bebas dan tidak bersambungan dengan komponen lain. Persamaan
commit to user
49
VAB = iR
Dengan VAB adalah beda potensial pada ujung resistor dan adalah gaya
gerak listrik. Sesuai dengan gambar 2.7 karena ujung rangkaian dalam keadaan bebas,
maka tidak ada arus listrik yang mengalir, akibatnya beda potensial pada ujung AB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(VAB) sama besar dengan beda potensial dari baterai, sehingga dituliskan:
VAB = iR,
karena i = 0, maka
VAB = .
sehingga ada aliran arus listrik, seperti yang terlihat dalam gambar berikut ini:
V1 1.5 A R1100.0 B
gerak listrik 1,5 Volt yang dihubungkan pada kaki resistor 100 ohm dengan ujung
VAB = ir , sehingga di
e
i=
R+r
kekekalan muatan. Bunyi hukum I Kirchoff adalah besar arus listrik yang masuk pada
commit to user
50
percabangan sama besar dengan besar arus yang keluar meninggalkan percabangan
S i masuk = S i keluar
V1 4,5
1,13A
R1 +
A
3,38A 1,13A
R4 1,0 + R2 +
A A
1,13A
R3 +
A
= iR + ir
e
i=
R+r
Rangkaian seri dikenal sebagai rangkaian tidak bercabang, arus listrik yang
mengalir dimana-mana sama besar. Pada gambar 2.7, arus yang melalui R1, R2, dan
R3 sama besar, sedangkan beda potensial pada ujung rangkaian seri merupakan
V1 1.5
commit to user
51
i = i1 = i2 = i3 =
V = V1 + V2 + V3 +
iRs = i (R1 + R2 + R3 + )
Rs = R1 + R2 + R3 +
rangkaian dengan beda potensial pada ujung tiap hambatan yang dirangkai sama
besar. Sesuai dengan hukum Kirchoff I, pada rangkaian paralel berlaku besar arus
listrik yang masuk percabangan sama besar dengan besar arus yang meninggalkan
percabangan tersebut.
V1 4,5
R3
R1
R2
V = V1 = V2 = V3 =
i = i1 + i2 + i3 +
commit to user
52
Jika i dinyatakan dalam V/R, maka diperoleh hambatan pengganti paralel (Rp)
V V V V
= + + + ......
R p R1 R2 R3
V 1
perpustakaan.uns.ac.id 1 1 digilib.uns.ac.id
= V + + + ......
Rp R1 R2 R3
1 1 1 1
= + + + ......
R p R1 R2 R3
Belajar Fisika Ditinjau Dari Kreativitas Siswa. Penelitian ini tidak secara jelas
penelitian ini adalah kreativitas yang sangat erat kaitannya dengan bagaimana
Menurut penulis penggunan media lab riil maupun lab virtuil ini sebaiknya
mengacu pada metode mengajar tertentu, dan dalam penelitian ini penulis
yang sangat memperhatikan interaksi antar siswa, sehingga interaksi antar siswa
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Rohmadi (2008) dengan judul Pengaruh
commit to user
53
penelitian ini materi pelajaran yang diteliti adalah pelajaran Fisika pada materi
pelajaran Listrik Dinamis, hal ini sama seperti penelitian yang penulis lakukan,
hanya saja ada perbedaan materi pelajaran pada tes kemampuan awal. Nur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Rohmadi meneliti kemampuan awal pada materi Listrik Statis dan Sumber Arus
Listrik Searah sedangkan penulis meneliti kemampuan awal hanya pada materi
Listrik Statis saja, hal ini dikarenakan sesuai dengan KTSP yang dikembangkan
di SMP Negeri 2 Adimulyo, materi Sumber Arus Listrik Searah saat ini tidak
menjadi pokok bahasan tersendiri. Perbedaan lain adalah saat ini di tingkat SLTP
sudah tidak ada lagi mata pelajaran Fisika, yang ada adalah mata pelajaran IPA
Terpadu yang isinya diantaranya adalah fisika, biologi, dan kimia, sehingga
penelitian ini untuk melengkapi penelitian yang dilakukan oleh Nur Rohmadi.
C. Kerangka Berpikir
penelitian yang relevan, maka dibuat kerangka berpikir dalam penelitian ini, yaitu:
tipe STAD memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan belajar lebih banyak
dengan teman dalam kelompoknya. Apalagi siswa tingkat SMP adalah siswa yang
masih tergolong remaja yang masih suka menonjolkan diri dan ingin dianggap
atas perannya dalam tim, sehingga pembelajaran kooperatif tipe STAD ini sangat
commit to user
54
Negeri 2 Adimulyo adalah anak pedesaan yang kental dengan sifat sosialnya,
kental dengan sifat gotong-royong, dan saling tolong menolong dengan sesama.
merupakan salah satu materi abstrak yang akan lebih mudah dipahami oleh siswa
ini digunakan lab riil dan lab virtuil. Labiratorium riil yang dimiliki SMP Negeri 2
listrik dinamis karena peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
kelemahannya adalah memerlukan waktu yang banyak, bisa terjadi salah konsep
karena ketidak telitian pembacaan alat, serta biaya operasional yang mahal.
media komputer lebih efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. lagi di
SMP Negeri 2 Adimulyo ini yang siswa-siswinya mayoritas atau bisa dikatakan
commit to user
55
simulasi, dengan ketertarikan ini diharapkan minat belajar siswa akan meningkat.
siswa karena hanya berupa simulasi, sehingga tidak seluruh indera bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dipergunakan secara maksimal, padahal pelajaran dapat diingat rata-rata 90% dari
2. Kemampuan awal adalah kemampuan prasyarat yang dimiliki siswa pada materi
pokok bahasan sebelumnya yang menunjang materi pelajaran. Tingkah laku awal
disyaratkan yang esensial untuk mempelajari tugas atau satu set tugas khusus
yang baru. Siswa dengan nilai kemampuan awal tinggi berarti mempunyai
pengetahuan prasyarat lebih baik dari siswa dengan kemampuan awal rendah,
berarti dalam pembelajaran siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih mudah
commit to user
56
prasyarat dalam materi pembelajaran listrik dinamis. Siswa yang mempunyai nilai
prestasi tinggi pada materi listrik statis atau dengan kata lain mempunyai
pada siswa-siswi SMP Negeri 2 Adimulyo, dengan demikian dalam penelitian ini,
diduga ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemampuan
konsep yang aplikatif dan berhubungan dengan konsep lain sangat tergantung
dengan kebermaknaan sebuah hasil belajar. Agar suatu konsep menjadi bermakna
dalam diri siswa, maka metode mengajar yang digunakan dalam pembelajaran
harus disesuaikan dengan cara siswa menyerap dan mengolah informasi atau
disebut juga dengan gaya belajar. Gaya belajar merupakan kombinasi antara
pada diri seseorang dibedakan menjadi tiga jenis, namun dalam penelitian ini
hanya dibatasi dua jenis saja yaitu auditorial dan kinestetik. Bagi seseorang
dengan gaya belajar visual, lebih menonjolkan indera mata untuk belajar
sedangkan siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih menyukai belajar dengan
commit to user
57
bergerak dan menyentuh. Kedua gaya belajar tersebut mempunyai ciri tersendiri.
Setiap orang cenderung mempunyai satu gaya belajar yang menonjol, dan dilihat
berasal dari kalangan strata sosial menengah kebawah dan berada jauh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perkotaan yang tidak mementingkan berdandan rapi ketika berangkat sekolah,
bahkan untuk beberapa anak laki-laki cenderung terlihat sering membuat gaduh,
terlau banyak bergerak dalam kelas (seperti ciri-ciri anak kinestetik) sehingga
tipe STAD ini menuntut seluruh siswa untuk berbaur dengan teman dalam
kelompoknya yang mempunyai sifat dan kareakteristik yang berbeda, aktif dan
saling berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran, dengan STAD ini tiap siswa
dalam kelompoknya, siswa dengan gaya belajar visual maupun kinestetik akan
prestasi belajar antara siswa dengan gaya belajar kinestetik dengan siswa yang
praktikum secara nyata. Hasil dari pengamatan benda nyata memungkinkan siswa
materi listrik dinamis karena media yang digunakan berupa media interaktif.
commit to user
58
banyak akan membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar, apalagi
penggunaan lab riil dan lab virtuil dengan kemampuan awal siswa terhadap
prestasi belajar.
sumber kepada pembelajar dan salah satu kriteria penggunaan media adalah
siswa dalam satu kelompok lebih aktif bergerak, merangkai peralatan, membaca
alat ukur, berinteraksi dengan teman satu kelompok, menjawab soal, dan
commit to user
59
saja. Melihat karakteristik siswa SMP Negeri 2 Adimulyo yang penuh dengan
sifat gotong royong, maka siswa dengan gaya belajar visual maupun kinestetik
akan saling membantu dalam merangkai peralatan lab baik itu lab riil maupun lab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
virtuil. Dari uraian tersebut diduga ada interaksi antara penggunaan laboratorium
riil dan laboratorium virtuil dengan gaya belajar visual dan kinestetik terhadap
6. Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar fisika.
semakin mendalam dan bermakna, terlebih lagi pada materi pembelajaran listrik
dinamis. Keaktifan ini sangat dipengaruhi oleh gaya belajar siswa, terutama siswa
dengan gaya belajar kinestetik yang lebih banyak bergerak dan berinteraksi, baik
mental dan fisik, motivasi, dan minat. Pembelajaran kooperatif tipe STAD
diharapkan meningkatkan motivasi dan minat belajar bagi siswa, siswa dengan
juga akan berpengaruh pada siswa dengan gaya belajar pun karena selama ini di
SMP Negri 2 Adimulyo guru hanya menggunakan metode ceramah dan mencatat
yang tidak cocok dengan gaya belajar kinestetik, sehingga dalam penelitian ini
diduga ada interaksi antara kemampuan awal dan gaya belajar siswa terhadap
prestasi belajar.
commit to user
60
lab riil dan lab virtuil akan mempermudah siswa dalam belajar dan memahami
materi pembelajaran listrik dinamis yang disampaikan guru, siswa dengan gaya
belajar tertentu lebih mudah belajar dengan bantuan media tertentu pula, karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
salah satu kriteria pemilihan media adalah dengan memperhatikan gaya belajar.
Siswa di SMP Negeri 2 Adimulyo yang selama ini merasa terpinggirkan karena
tidak menyukai metode guru dalam mengajar apalagi selama ini penggunaan
dimiliki siswa, karena kemampuan awal banyak dipengaruhi oleh minat dan
motivasi, maka dengan digunakannya metode STAD yang dilengkapi lab riil dan
lab virtuil dalam pembelajaran, diharapkan akan menggugah minat dan motivasi
siswa untuk belajar fisika, sehingga diduga ada interkasi antara pengunaan lab riil
dan lab virtuil, kemampuan awal, dan gaya belajar terhadap prestasi belajar.
D. Hipotesis
Dari uraian kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir di atas,
1. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran kooperatif
2. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang mempunyai kemampuan awal
3. Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar visual
dan kinestetik.
commit to user
61
4. Ada interaksi antara pembelajaran menggunakan lab riil dan lab virtuil dengan
5. Ada interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil
dan lab virtuil dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Ada interaksi antara kemampuan awal dan gaya belajar terhadap prestasi belajar
siswa.
7. Ada interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil
dan lab virtuil, kemampuan awal, dan gaya belajar terhadap prestasi belajar
siswa.
commit to user
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
berikut:
a. SMP Negeri 2 Adimulyo adalah termasuk salah satu Sekolah Standar Nasional
(SSN) dan terakreditasi sangat baik (A), sehingga diharapkan memberi masukan
b. SMP Negeri 2 Adimulyo memiliki jumlah siswa yang sangat banyak, tujuh
c. SMP Negeri 2 Adimulyo merupakan salah satu SMP yang memiliki laboratorium
IPA terbaik di kabupaten Kebumen, dan juga memiliki lab komputer yang
pedesaan yang belum terjamah teknologi komputer dan internet, dan mayoritas
dan sekitarnya.
62
commit to user
63
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2009 sampai Oktober 2009, seperti
pengumpulan, dan analisis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang
dihadapi. Untuk menkan suatu penelitian akan tepat menci sasaran, maka harus
digunakan metode penelitian yang tepat. Metode merupakan cara utama yang
digunakan untuk menci tujuan misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan
menggunakan tehnik serta alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah peneliti
commit to user
64
secara acak yaitu kelompok eksperimen I dan kelompok eksperimen II. Kedua
kelompok diasumsikan sama dan ekuivalen dalam segala segi yang relevan dan hanya
Hasil dari kedua kelompok tersebut dikaji dan dibandingkan untuk mengetahui
dalam penelitian, maka untuk mempermudah pengambilan data dan analisis data
laboratorium, faktor kedua (B) adalah kemampuan awal yang dibagi dalam dua
kategori yaitu tinggi dan rendah, dan faktor ketiga (C) adalah gaya belajar siswa yang
C. Variabel Penelitian
yang diajukan.
commit to user
65
STAD menggunakan laboratorium yang digunakan dalam penelitian. Dalam hal ini
digunakan dua buah laboratorium yaitu laboratorium riil dan laboratorium virtuil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Variabel moderator
Variabel moderator dalam penelitian ini adalah gaya belajar yang dimiliki dan
a. Definisi operasional gaya belajar yang dimiliki siswa adalah kombinasi dari
penelitian ini gaya belajar siswa ada dua jenis, yaitu gaya belajar visual dan gaya
belajar kinestetik.
siswa sebelum memperoleh kemampuan baru yang lebih tinggi dalam kegiatan
Dalam hal ini nilai kemampuan awal siswa dikan dari nilai pre test pada
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai prestasi belajar fisika.
Definisi operasionalnya adalah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran yang meliputi aspek kognitif. Prestasi belajar diperoleh dari ulangan
commit to user
66
D. Sumber Data
Dalam penelitian ini, sumber data dibedakan menjadi dua macam, yaitu
1. Sumber data primer adalah siswa kelas IX SMP Negeri 2 Adimulyo Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kebumen yang telah menerima materi pelajaran fisika pada kompetensi dasar
listrik dinamis. Dari sumber data primer ini dikan data tentang gaya belajar,
laboratorium virtuil.
2. Sumber data sekunder diperoleh dari SMP Negeri 2 Adimulyo mengenai data
statistik siswa, nilai raport, peringkat dalam UN, rata-rata nilai UN, dan latar
E. Instrumen Penelitian
standar isi yang didalamnya berisikan Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi
laboraturium, maupun dilngan untuk setiap Kopetensi Dasar. RPP memuat hal-hal
commit to user
67
pre test materi prasyarat yang mendasari materi Listrik Dinamis yaitu pokok bahasan
Listrik Statis untuk mendapatkan data kemampuan awal pada ranah kognitif yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terdiri dari 30 soal yang dikerjakan dalam waktu 80 menit. b) angket gaya belajar
siswa, instrumen ini terdiri dari dua kelompok pertanyaan yaitu angket gaya belajar
visual dan angket gaya belajar kinestetik yang masing-masing terdiri dari
Sering, jarang, dan Tidak Pernah dengan pembobotan nilai pada tiap jawaban
masing-masing 4, 3, 2, dan 1 dengan alokasi waktu 40 menit, c) test ujian (post test)
mata pelajaran fisika pada materi pembelajaran Listrik Dinamis untuk menkan
prestasi belajar pada ranah kognitif. Soal terdiri dari 40 item dengan alokasi waktu 80
menit.
Sesuai dengan variabel penelitian, maka data yang dikumpulkan meliputi gaya
belajar, kemampuan awal, dan nilai prestasi belajar fisika. Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik test, teknik dokumen, teknik angket, dan teknik
observasi.
1. Teknik test
Test yang digunakan dalam penelitian ini yaitu test kemampuan awal dan test
ujian materi pembelajaran. Test kemampuan awal diberikan sebelum siswa mendapat
perlakuan. Pengumpulan data nilai ujian materi pembelajaran dilakukan setalah siswa
commit to user
68
2. Teknik angket
Dalam penelitian ini teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data gaya
skor tertinggi yang di pada angket menunjukkan gaya belajar yang dimiliki siswa.
nilai raport, laporan ujian nasional, buku literatur, arsip-arsip, majalah, internet, dan
4. Teknik observasi
Dalam hal ini peneliti mengamati reaksi dan sikap siswa selama pembelajaran.
penelitian, maka instrumen tersebut perlu diuji aspek kelayakan instrumen. Penulis
mempunyai prestasi belajar yang setara, walaupun SMP Negeri 2 kebumen berada di
pusat kota kebumen, tetapi SMP Negeri 2 Kebumen bukan sekolah favorit di
Kebumen, sama dengan SMP Negeri 2 Adimulyo yang berada jauh dari pusat kota
Kebumen.
commit to user
69
Penulis mengadakan uji kelayakan instrumen dalam tiga tahap. Tahap pertama
penulis mengadakan uji kelayakan instrumen tes kemampuan awal yang terdiri dari
30 soal pada materi pembelajaran Listrik Statis, tahap kedua penulis mengadakan uji
kelayakan instrumen angket gaya belajar yang terdiri dari 18 pertanyaan untuk gaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
belajar visual, dan 18 pertanyaan untuk gaya belajar kinestetik, dan ketiga uji
kelayakan tes prestasi belajar pada materi pembelajaran Listrik Dinamis yang terdiri
dari 40 soal. Untuk angket gaya belajar hanya diadakan uji validitas dan uji
reliabilitas.
1. Uji validitas
memberikan reading agar menunjukkan status, keadaan, atau gejala yang akan
diteliti. Dalam uji validitas digunakan indeks validitas dari setiap pernyataan yang
telah diujicobakan dengan menggunakan rumus korelasi produk momen dari Pearson.
n( xy ) - ( x)( y )
rxy =
[n( x 2
][
) - ( x) 2 n( y 2 )( y ) 2 ]
Keterangan:
moment pada tabel rxy dengan taraf signifikansi . Harga koefisien korelasi skor item
dengan skor total kemudian dikonsultasikan dengan rtable, dengan kreteria: (a). Jika rxy
commit to user
70
> rtabel maka item tersebut adalah termasuk valid. (b) jika rxy < rtabel maka item ini
dikatakan tidak valid (invalid). Menurut Masidjo (1995) diperlukan kriteria tertentu
pada nilai rxy untuk menginterpretasikan suatu butir item soal tersebut valid atau
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen tes kemampuan awal didapatkan data
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Rangkuman hasil uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Awal
Kriteria
Variabel Jumlah Soal
Valid Tidak Valid
Soal Tes Listrik Statis 30 24 6
diperoleh data soal valid sejumlah 24 butir dan soal tidak valid sejumlah 6 butir.
commit to user
71
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen tes prestasi belajar didapatkan data
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Rangkuman hasil uji Validitas Instrumen Tes Prestasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kriteria
Variabel Jumlah Soal
Valid Tidak Dipakai
Soal Tes Listrik Dinamis 40 30 10
diperoleh data soal valid sejumlah 30 butir dan soal tidak valid sejumlah 10 butir.
Perhitungan selengkapnya untuk validitas instrumen tes prestasi belajar dilihat pada
lampiran 14.
Berdasarkan hasil uji validitas instrumen Angket Gaya Belajar Visual didapatkan
Tabel 3.5 Rangkuman hasil uji Validitas Instrumen Angket Gaya Belajar Visual
Kriteria
Variabel Jumlah Soal
Valid Tidak Dipakai
Angket Gaya Belajar Visual 18 18 0
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan diperoleh bahwa seluruh soal
validitas instrumen angket gaya belajar visual dapat dilihat pada lampiran 12.
commit to user
72
Tabel 3.6 Rangkuman hasil uji Validitas Instrumen Angket Gaya Belajar Kinestetik
Kriteria
Variabel Jumlah Soal
Valid Tidak Dipakai
Angket Gaya Belajar Kinestetik 18 18 0
validitas instrumen angket gaya belajar kinestetik dapat dilihat pada lampiran 13.
2. Uji Reliabilitas
Instrumen penelitian yang berupa test di nyatakan reliable atau ajeg jika test
tersebut di uji cobakan berulang-ulang di peroleh hasil yang relatif sama. Pada
penelitian ini menguji reliabilitas test di gunakan teknik Kruder Richardson yang
n S - Spq
2
r11 =
n - 1 S
2
siswa yang menjawab item dengan benar, sedangkan q adalah proporsi siswa yang
menjawab dengan salah. Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar (p) adalah
banyaknya siswa yang menjawab item dengan benar di bagi dengan jumlah seluruh
siswa. Sedangkan proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (q) adalah
banyaknya siswa yang menjawab item dengan salah di bagi dengan jumlah seluruh
siswa. Sehingga jumlah antara proporsi siswa yang menjawab item dengan benar (p)
dan proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (q) adalah satu.
commit to user
73
Dalam penelitian ini penulis mengadakan uji reliabilitas instrumen pada dua
buah instrumen yaitu Instrumen Tes Kemampuan Awal dan Tes Prestasi Belajar.
Tabel 3.7 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Awal
Berdasarkan uji coba tes tes kemampuan awal siswa kelas IX di SMP Negeri
Perhitungan selengkapnya untuk reliabilitas instrumen tes prestasi belajar IPA dilihat
Hasil uji reliabilitas instrument tes prestasi belajar yang dilakukan terangkum
commit to user
74
Tabel 3.8 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Instrumen Tes Prestasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan uji coba tes prestasi belajar IPA pada materidigilib.uns.ac.id
pokok Listrik
Dinamis sebelum pelaksanaan eksperimen, dari 40 butir soal diperoleh 30 butir soal
tes reliabel. Perhitungan selengkapnya untuk reliabilitas instrumen tes prestasi belajar
k s i
2
ri = 1 - 2
k - 1 st
s 2
i = mean kuadrat kesalahan
2
st = varians total
x
2
( x ) 2
= -
2 t t
st
n n2
JKi JKs
si = - 2
2
n n
commit to user
75
Hasil uji reliabilitas instrument Angket Gaya Belajar Visual yang dilakukan
Tabel 3.9 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Angket Gaya Belajar Visual
Berdasarkan uji coba angket gaya belajar visual, dari 18 butir soal diperoleh 18
butir soal tes reliabel. Perhitungan selengkapnya untuk reliabilitas instrumen tes
Hasil uji reliabilitas instrument Angket Gaya Belajar Visual yang dilakukan
Tabel 3.10 Rangkuman hasil uji Reliabilitas Angket Gaya Belajar Kinestetik
Berdasarkan uji coba angket gaya belajar kinestetik, dari 18 butir soal diperoleh
18 butir soal tes reliabel. Perhitungan selengkapnya untuk reliabilitas instrumen tes
commit to user
76
3. Indeks kesukaran
bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Indeks kesukaran
Keterangan:
P : indeks kesukaran
Dalam penelitian ini penulis mengadakan uji taraf kesukaran instrumen pada
dua buah instrumen yaitu Instrumen Tes Kemampuan Awal dan Tes Prestasi Belajar.
Hasil uji taraf kesukaran instrument Tes kemampuan Awal yang dilakukan
Tabel 3.11 Rangkuman hasil uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Kemampuan Awal
commit to user
77
Berdasarkan uji coba tes tes kemampuan awal siswa kelas IX di SMP Negeri 2
dari 30 butir soal, kriteria sukar sekali dipakai semua, soal sukar tidak dipakai empat,
soal sedang tidak dipakai enam, soal mudah dipakai tujuh, serta kategori soal mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sekali dipakai satu.
Hasil uji taraf kesukaran instrumen tes prestasi belajar terangkum pada tabel:
Tabel 3.12 Rangkuman hasil uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes Prestasi Belajar
Indek Kesukaran
Jumlah
Soal Sukar Sekali Sukar Sedang Mudah Mudah Sekali
40 3 12 14 9 2
Berdasarkan uji coba tes prestasi belajar IPA pada materi pokok Listrik
Dinamis sebelum pelaksanaan eksperimen, dari 40 butir soal hasil uji taraf kesukaran,
soal sukar sekali dipakai semua, soal sukar dipakai sembilan, soal sedang tidak
dipakai tiga, soal mudah dipakai lima, serta kategori soal mudah sekali dipakai dua.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal ialah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang
pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Indeks
diskriminasi (D) adalah angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda, antara
0,00 sampai 1,00. Hasil skor yang diperoleh siswa disusun dari skor tertinggi sampai
skor terendah. Menurut Suharsimi (2002) jika peserta test jumlahnya kurang dari 100
orang maka hasil skor tersebut dibagi dua sama besar yaitu 50% kelompok atas dan
commit to user
78
BA BB
D= - = PA - PB
JA JB
Keterangan:
D : indeks diskriminasi
perpustakaan.uns.ac.id
JU : banyaknya peserta kelompok atas digilib.uns.ac.id
Dalam penelitian ini penulis menyajikan dua buah uji daya pembeda yaitu uji
daya pembeda pada tes kemampuan awal, angket gaya belajar visual, angket gaya
belajar kinestetik, dan uji daya pembeda pada tes prestasi belajar.
Hasil uji daya pembeda instrument Tes Kemampuan Awal pada materi Listrik
commit to user
79
Tabel 3.13 Rangkuman hasil uji daya pembeda Instrumen Kemampuan Awal
Daya Pembeda
Jumlah
Soal Sangat
Kurang Cukup Lebih Sangat
Kurang
30 8 15 7 0 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari hasil uji daya pembeda soal kemampuan awal ada dua soal yang diperbaiki
pada daya pembeda sangat kurang membedakan, tiga soal tidak dipakai pada daya
pembeda kurang, serta satu soal tidak dipakai pada daya pembeda cukup.
Hasil uji daya pembeda instrumen Tes Prestasi Belajar yang dilakukan
Tabel 3.14 Rangkuman hasil uji daya pembeda Instrumen Tes Prestasi
Daya Pembeda
Jumlah
Soal Sangat
Kurang Cukup Lebih Sangat
Kurang
40 15 13 12 0 0
Dari hasil uji daya pembeda soal tes prestasi belajar, ada enam soal yang
dipakai pada daya pembeda sangat kurang membedakan, satu soal tidak dipakai pada
saya pembeda kurang, dan lima soal dipakai pada daya pembeda cukup.
1. Uji Prasyarat
Dalam penelitian ini digunakan tehnik anava tiga jalan dengan frekuensi isi sel sama.
Untuk menggunakan anava, sebelumnya harus dilakukan uji prasarat analisis sebagai
berikut :
commit to user
80
a. Uji Normalitas
momen dan p-value adalah signifikasi atau prodability level of observed dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hipotesis sebagai berikut:
1). Hipotesis
Dengan m = (m1, m2, ....., mn)T dan m1, ..., mn adalah nilai ekspektasi dari
persamaan ini boleh menolak hipotesis null nya jika nilai W sangat kecil.
a = Taraf signifikansi
Uji normalitas data menggunakan paket program minitab 15. H0 ditolak jika p-
commit to user
81
b. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui sampel yang berasal dari populasi yang homogen atau tidak
digunakan Bartlett :
1). Hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
H 0 :s s
2 2
atau s s atau s s
2 2 2 2
atau s s
2 2
,(populasi tidak homogen)
1 2 1 3 2 3 2 4
H 1 : s 12 = s 22 = s 23 = s 24 , (populasi homogen)
Dengan:
a = Taraf signifikansi
Uji homogenitas data menggunakan paket program minitab 15. H0 ditolak jika
2. Uji Hipotesis
diajukan diterima atau ditolak. Untuk menguji hipotesis tersebut analisis yang
1) Asumsi
commit to user
82
dipilih secara acak, (d) variabel terikat berskala pengukuran interval, (e) variabel
2) Model
3) Hipotesis
a) Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran kooperatif tipe
commit to user
83
H1A: Paling sedikit ada satu i yang tidak sama dengan nol.
b) Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi
H1B: Paling sedikit ada satu j yang tidak sama dengan nol.
c) Perbedaan prestasi belajar antara siswa yang memiliki gaya belajar visual dan
kinestetik:
H1C: paling sedikit ada satu k yang tidak sama dengan nol
d) Interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab
H1AB: paling sedikit ada satu ()ijyang tidak sama dengan nol.
e) Interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab
H1AC : paling sedikit ada satu ()ik yang tidak sama dengan nol.
f) Interaksi antara kemampuan awal dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar
siswa:
H1BC : paling sedikit ada ()jk yang tidak sama dengan nol.
commit to user
84
g) Interaksi antara pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab
virtuil dengan gaya belajar dan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa:
H1ABC: paling sedikit ada ()ijk yang tidak sama dengan nol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Komputasi
a) Data Sel
Tabel 3.15 Tata letak data pada anava 3 jalan dengan isi sel tidak sama
B B1 B2
A C C1 C2 C1 C2
A1 A1B1C1 A1B1C2 A1B2C1 A1B2C2
A
A2 A2B1C1 A2B1C2 A2B2C1 A2B2C2
Menurut tabel 3.3. dijelaskan bahwa sel A1B1C1 merupakan letak data
prestasi belajar peserta didik yang mendapat perlakuan pembelajaran kooperatif tipe
STAD menggunakan lab riil ditinjau dari kemampuan awal tinggi dan gaya belajar
visual. Sel A1B1C2 merupakan letak data prestasi belajar peserta didik yang
menggunakan lab riil ditinjau dari kemampuan awal tinggi dan gaya belajar
kinestetik. Sel A1B2C1 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang memperoleh
perlakuan pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil ditinjau dari
kemampuan awal rendah dan gaya belajar visual. Sel A1B2C2 merupakan letak data
kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil ditinjau dari kemampuan awal rendah
dan gaya belajar kinestetik. Sel A2B1C1 merupakan letak data prestasi belajar siswa
commit to user
85
menggunakan lab virtuil ditinjau dari kemampuan awal tinggi dan gaya belajar
visual. Sel A2B1C2 merupakan letak data prestasi siswa yang memperoleh perlakuan
kemampuan awal tinggi dan gaya belajar kinestetik. Sel A2B2C1 merupakan letak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
data prestasi belajar siswa yang memperoleh perlakuan pemberlajaran kooperatif tipe
STAD menggunakan lab virtuil ditinjau dari kemampuan awal rendah dan gaya
belajar visual. Sel A2 B2 C2 merupakan letak data prestasi belajar siswa yang
G2 G2 Ai2
(1) = = ; (2) = X 2
ijkl ; (3) = ;
npq N i , j , k ,l i nqr
B 2j Ck2 ABij2
(4) = npr
j
; (5) = k npq ; (6) =
i, j nr
;
commit to user
86
dkAB = (p q) (q 1) dkT = N 1
dkAC = (p 1)(r 1)
f) Statistik Uji
Fab = RKAB/RKG
g) Daerah kritik
commit to user
87
h) Rangkuman Analisis
Sumber
JK dk Rerata Kuadrat Statistik Uji P
Variasi
Efek Utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A (baris) JKA p1 RKA = JKA/(p-1) Fa = RKA/RKG <
atau
B ( kolom) JKB q1 RKB = JKB/(q-1) Fb = RKB/RKG
>
C (kolom) JKC r1 RKC = JKc/(r-1) FC = RKC/RKG
Efek
Interaksi
Total JKT N1 - - -
i) Keputusan Uji
commit to user
88
Uji lanjut anava merupakan tindak lanjut dari analisis variansi bila hasil
analisis variansi menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Tujan dari uji lanjut anava
ini adalah untuk melakukan pengecekan terhadap rerata setiap pasangan kolom, baris,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan pasangan sel sehingga diketahui pada bagian nama ter rerata yang berbeda.
k (k - 1)
perlakuan, maka ada pasangan rataan.
2
commit to user
89
Fio jo =
(X . - X )
i j.
2
1 1
RKG +
n . n
i j.
dengan: Fi.-j. = nilai fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j
F.i .j =
(X .i - X .j )
2
1 1
RKG +
n
.i n. j
commit to user
90
Fij kj =
(X ij - X ik )
2
1 1
RKG +
n
ij nik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d) Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama:
Fij kj =
(X ij - X ik )
2
1 1
RKG +
n
ij nik
c) Komparasi rataan antar sel pada kolom yang sma (sel ij dan sel kj):
d) Komparasi rataan antar sel pada baris yang sama (sel ij dan sel ik):
commit to user
91
commit to user
92
BAB IV
A. Deskripsi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Data yang terkumpul dalam penelitian ini terdiri dari nilai prestasi,
Kemampuan awal dan Gaya Belajar siswa pada materi Listrik dinamis. Data
diperoleh dari kelas IX D dan IX E sebagai kelas I yang menggunakan Lab Virtual dan
Dalam penelitian ini prestasi belajar IPA hanya pada aspek kognitif yaitu
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal tes pada materi pelajaran Listrik
dinamis. Adapun soal tes prestasi dan hasil belajar siswa secara lengkap tersaji pada
Total
Sedangkan distribusi frekuensi nilai prestasi belajar IPA siswa pada kelas
yang menggunakan pembelajaran Lab Riil dan Virtual disajikan pada tabel 4.2 dan
4.3 berikut:
92
commit to user
93
Sedangkan untuk memperjelas distribusi frekuensi nilai prestasi kelas lab riil
dan virtuil tersebut disajikan dalam bentuk histogram yang disajikan pada gambar 4.1
commit to user
94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang dimiliki saat akan mulai mengikuti pembelajaran. Kemampuan awal merupakan
Dalam penelitian ini data Kemampuan awal siswa diperoleh dari angket
Penggolongan Kemampuan awal tinggi dan rendah berdasarkan skor rata-rata kedua
kelas. Siswa dengan skor Kemampuan awal di atas rata-rata dimasukkan dalam
commit to user
95
Lab. = Riil
K-Kem. Total
Awal Count Mean StDev Minimum Q1 Median Q3 Maximum
Rendah 34 48,12 12,08 28,00 39,00 52,00 60,00 64,00
Tinggi 31 80,26 10,12 68,00 72,00 76,00 92,00 96,00
menggunakan Lab Riil dan Virtual dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6 berikut,
commit to user
96
disajikan dalam bentuk histogram yang disajikan pada gambar 4.3 dan gambar 4.4.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
serta mengolah informasi. Dalam penelitian ini gaya belajar siswa ada dua jenis, yaitu
Data tentang Gaya Belajar siswa diperoleh melalui angket ukur Gaya Belajar.
Adapun skor hasil ukur gaya belajar tidak dapat ditampilkan dalam bentuk rentang
frekuensi maupun histogram sebab merupakan skor kombinasi mana yang lebih
commit to user
97
unggul itulah yang di ambil sebagai kecenderungan gaya belajar siswa. Data prestasi
dari masing-masing kelompok gaya belajar disajikan pada tabel 4.7 berikut,
Tabel 4.7 Deskripsi Data prestasi dan kecenderungan Gaya Belajar Siswa
Lab. = Riil
perpustakaan.uns.ac.id
Gaya Total digilib.uns.ac.id
Belajar Count Mean StDev Minimum Q1 Median Q3 Maximum
K 22 56,64 15,79 32,00 44,00 54,00 66,50 100,00
V 43 60,42 13,30 28,00 54,00 58,00 66,00 92,00
Lab. = Virtual
Gaya Total
Belajar Count Mean StDev Minimum Q1 Median Q3 Maximum
K 16 65,50 9,11 52,00 56,00 64,00 76,00 80,00
V 58 61,52 12,17 32,00 52,00 64,00 72,00 84,00
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan
terdapat pada lampiran 15 dan ringkasan hasilnya disajikan pada tabel 4.8 berikut,
Dari hasil Uji Normalitas data prestasi, Kemampuan awal dan Gaya Belajar di
atas, yang diuji dengan kriteria Ryan-Joiner (RJ) didapatkan bahwa p-value > 0,05
untuk Uji Normalitas yang dilakukan. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka dapat
commit to user
98
diambil keputusan data Prestasi dan Kemampuan awal berdistribusi normal. Kriteria
uji normalitas adalah tolak hipotesis null (data tidak menyalahi kriteria berdistribusi
2. Uji Homogenitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tujuan dari uji homogenitas adalah untuk mengetahui apakah sampel berasal
dari populasi yang berditribusi dari variansi homogen atau tidak. Uji homogenitas
yang peneliti gunakan adalah Lab uji F. Adapun sebagai pendukung keputusan
dilakukan juga uji Levene. Variabel terikat untuk uji ini adalah prestasi, sedangkan
sebagai faktornya adalah pembelajaran Lab (Riil dan Virtual), Kemampuan awal dan
Gaya Belajar siswa. Hasil uji homogenitas disajikan dalam tabel 4.9 dan hasil analisis
p-value
No. Respon Faktor Keputusan
F Test Levenes Test
1 Prestasi Lab Model 0,102 0,426 Homogen
2 Prestasi Kemampuan awal 0,759 0,959 Homogen
3 Prestasi Gaya belajar 0,426 0,437 Homogen
Dari tabel 4.9 di atas terlihat bahwa semua nilai untuk kriteria uji F
dan Levene, sehingga semua Ho (data tidak menyalahi kriteria Homogenitas) yang
diajukan tidak ditolak. Hal ini berarti bahwa homogenitas data prestasi siswa
C. Pengujian Hipotesis
antara dua mean sampling, tetapi juga antara tiga, empat atau lebih. Salah satu
commit to user
99
alternatif pengujian yang disertakan Minitab 15 untuk kasus seperti yang diperkirakan
1. Analisis Variansi
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan Anova tiga jalan sebab,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
faktor yang terlibat dan bertindak sebagai variabel bebas sejumlah tiga faktor, yaitu
pembelajaran Lab, Kemampuan awal dan Gaya Belajar siswa. Adapun rangkuman
hasil analisis variansi tiga jalan dengan frekuensi sel tidak sama dapat dicermati pada
tabel 4.10 sedangkan hasil lengkapnya tercantum pada lampiran hasil analisa data.
a. H01: Tidak ada perbedaan penggunaan Lab Riil dan Virtual terhadap prestasi
belajar IPA pada materi Listrik dinamis, tidak ditolak sebab p-value Lab = 0,117
> 0,050.
b. H02: Tidak ada perbedaan Kemampuan awal terhadap prestasi belajar IPA pada
materi Listrik dinamis ditolak sebab p-value Kemampuan awal siswa = 0,000 <
0,050.
commit to user
100
c. H03: Tidak ada perbedaan Gaya Belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA pada
materi Listrik dinamis tidak ditolak sebab p-value Gaya Belajar siswa = 0,467 >
0,05.
d. H012: Tidak ada interaksi antara pembelajaran Lab dengan Kemampuan awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terhadap prestasi belajar IPA pada materi Listrik dinamis tidak ditolak sebab p-
e. H013: Tidak ada interaksi antara Lab pembelajaran dengan Gaya Belajar terhadap
prestasi belajar IPA pada materi Listrik dinamis tidak ditolak sebab p-value
f. H023: Tidak ada interaksi antara Kemampuan awal dan Gaya Belajar terhadap
prestasi belajar IPA pada materi Listrik dinamis tidak ditolak sebab p-value
interaksi antara Kemampuan awal dan Gaya Belajar = 0,381 > 0,050.
g. H0123: Tidak ada interaksi antara Lab pembelajaran, Kemampuan awal, dan Gaya
Belajar terhadap prestasi belajar IPA pada materi Listrik dinamis tidak ditolak
sebab p-value interaksi antara Lab, Kemampuan awal dan Gaya Belajar = 0,875
> 0,05.
Oleh karena ada hasil yang nilai probabilitasnya lebih kecil daripada alpha (p-
value < ), maka diperlukan uji statistik lebih lanjut untuk mengetahui kemampuan
awal mana yang memberikan pengaruh signifikan terhadap capaian prestasi belajar.
bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini uji lanjut dilakukan untuk
commit to user
101
Hasil anova tiga jalan yang perlu diuji lanjut adalah untuk hasil Anova tiga
jalan pada H12, yaitu: ada perbedaan pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi
67,5
65,0
63,20
62,5
Mean
60,86
60,0
58,53
57,5
55,0
Rendah Tinggi
K-Kem. A wal
Gambar 4.5 Grafik Analisis Mean Kemampuan awal terhadap Prestasi belajar IPA
Untuk lebih memahami detail pola interaksi, informasi hasil uji Anova satu
commit to user
102
Tinggi
perpustakaan.uns.ac.id P=0,274 p=0,865
digilib.uns.ac.id
N= 20 26
Visual
Mean = 65,10 P=0,403 68,15
Stdev = 16,20 p=0,048* p=0,000* 7,80
N= 11 p=0,313** p=0,228** 4
Mean = 54,73 p=0,647 59,00
Kinestetik
Stdev = 17,40 6,83
N= 23 32
Visual
Mean = 56,35 p=0,941 56,13
Stdev = 8,58 12,50
)* Kemampuan awal, )** Gaya Belajar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh
penggunaan Lab Riil dan Virtual terhadap prestasi, apakah ada pengaruh Kemampuan
awal tinggi dan rendah terhadap prestasi, apakah ada pengaruh Gaya Belajar terhadap
prestasi, apakah ada interaksi antara Lab dan Kemampuan awal siswa, apakah ada
interaksi antara Lab dan Gaya Belajar siswa, apakah ada interaksi antara Kemampuan
awal dan Gaya Belajar siswa, dan apakah ada interaksi antara Lab pembelajaran,
Pembelajaran Lab yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lab Riil untuk
Kemampuan awal melalui percobaan diukur melalui tes awal sebelum pelaksanaan
commit to user
103
Dari hasil analisis data menggunakan anava tiga jalan dengan sel tak sama
diperoleh p-value Lab pembelajaran = 0,117 > 0,050 maka Ho (tidak ada pengaruh
penggunaan Lab pembelajaran terhadap prestasi) tidak ditolak, berarti bahwa antara
Lab Riil dan Lab Virtual tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar IPA. Meski
kedua model ini tidak berbeda pengaruhnya terhadap prestasi belajar IPA pada materi
Listrik dinamis, masih bisa dikatakan bahwa lab virtuil cenderung memberikan hasil
yang lebih baik daripada lab riil. Secara keseluruhan hasil dari pembelajaran adalah
baik, hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai prestasi belajar IPA yang menunjukkan
kisaran 60. Siswa yang dibelajarkan dengan model lab riil dan virtual masing-masing
Hasil uji lanjut yang dilakukan (lampiran analisa data) memberikan informasi
bahwa kedua kelas, Riil dan Virtual masing-masing memperoleh rerata prestasi 59,14
dan 62,38 dengan hasil p-value sebesar 0,141. Hasil tersebut menggambarkan adanya
perbedaan kekuatan atau pengaruh kedua lab tersebut, meskipun secara statistik
belum signifikan. Dengan demikian dari kedua model pembelajaran ini lab virtual
dapat digunakan dalam pembelajaran khususnya pada materi Listrik dinamis. Dengan
kata lain disini lab virtual mampu menggantikan peran dari lab riil.
commit to user
104
alat dan bahan yang diusahakan oleh siswa secara perorangan atau kelompok kecil
siswa untuk mencari jawaban terhadap suatu masalah dengan perpaduan teori-teori
dari berbagai bidang studi. Sedangkan lab virtual adalah suatu laboratorium maya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran. Pada dasarnya penggunaan lab
pembelajaran lab virtual sangat tepat untuk mengejar ketertinggalan materi. Meski
sama-sama berhasil mengantarkan siswa memperoleh prestasi sekitar 60, masih dapat
dicermati kecenderungan lab riil yang memiliki arah pengaruh negatif, sedangkan lab
virtual cenderung positif, lebih tinggi reratanya daripada rearata total data nilai.
64
63,180
63
62
61 60,863
Mean
60
59
58,547
58
57
Riil Virtual
Lab.
Gambar 4.6 Grafik Analisis Mean Lab terhadap Prestasi belajar IPA
bisa mengeksplorasi konsep baru, hal ini selaras dengan Rose dan Nicholl (2002)
yang mengatakan pelajaran dapat diingat rata-rata 90% dari yang dilihat, didengar,
commit to user
105
waktu yang banyak, bisa terjadi salah konsep karena ketidak telitian pembacaan alat,
lebih terkontol, dan menurut Hardiati (2004) pemakaian media komputer lebih efektif
pengalaman secara langsung kepada siswa karena hanya berupa simulasi, sehingga
tidak seluruh indera bisa dipergunakan secara maksimal, pelajaran dapat diingat rata-
rata 90% dari yang dilihat, didengar, dikatakan, dan dikerjakan sekaligus. Seiring
dengan kemajuan peradaban dan teknologi, dunia maya / virtual bukan hal yang asing
lagi bagi siswa, artinya sudah menjadi hal yang lazim dan familier bagi siswa.
Hasil keputusan uji hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan
oleh Mujiyono (2005) yang menyimpulkan bahwa penerapan laboratorium riil dan
virtual pada pembelajaran fisika tidak berpengaruh pada prestasi belajar. Namun hasil
ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Getachew Tarekegn (2009,
menyebutkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar antara penggunaan lab riil dan
simulasi komputer baik simulasi pada pembelajaran yang terpusat pada guru maupun
commit to user
106
2. Hipotesis Kedua
terhadap prestasi, p-value Kemampuan awal siswa = 0,000 < 0,050. Hasil uji lanjut
dalam proses pembelajaran materi Listrik dinamis faktor Kemampuan awal siswa
belajar IPA pada hasil uji anava tiga jalan, hasil uji lanjutnya memberikan informasi
dimana siswa yang memiliki tingkat Kemampuan awal tinggi mendapatkan rerata
prestasi lebih tinggi yaitu 65,65 dengan standar deviasi 12,30 sedangkan siswa yang
memiliki tingkat Kemampuan awal rendah mendapatkan rerata prestasi 56,14 yang
memiliki standar deviasi 11,85. Lebih jelasnya perhatikan hasil anava satu jalan dan
p-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,050 sehingga melahirkan keputusan
untuk menyatakan keputusan ada perbedaan pengaruh antara Kemampuan awal tinggi
awal adalah kemampuan prasyarat yang dimiliki siswa pada materi pokok bahasan
sebelumnya yang menunjang materi pelajaran. Menurut Winkel (1996) tingkah laku
awal dipandang sebagai pemasukan (input, enterning behavior) yang menjadi titik
tolak dalam proses pembelajaran yang berakhir dengan suatu pengeluaran. Jadi,
pantaslah kiranya jika siswa dengan Kemampuan awal tinggi yang sedari awal
memang memiliki pemahaman lebih baik selalu berusaha untuk memperbaiki apa
commit to user
107
yang sudah mereka pahami dan mengerti, efeknya, tentu saja prestasinya menjadi
Hasil uji lanjut yang dilakukan (lampiran analisa data) memberikan informasi
kemampuan awal tersebut yang secara statistik berbeda pengaruh secara signifikan.
Dengan demikian dari kedua kategori kemampuan awal diketahui bahwa siswa
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 4.11 dan gambar 4.5 di atas.
Hasil uji ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Hardiati (2004) yang
menyebutkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar pada siswa yang memiliki
kemampuan awal tinggi dan siswa dengan kemampuan awal rendah, demikian juga
bahwa siswa dengan kemampuan awal tinggi memiliki prestasi belajar lebih tinggi
3. Hipotesis Ketiga
Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh Gaya Belajar
terhadap prestasi (p-value Gaya Belajar siswa = 0,467 > 0,050) dalam proses
prestasi belajar IPA materi Listrik dinamis dan pada kenyataannya tidak memberikan
pengaruh. Hasil uji lanjut memperkuat keputusan di atas (p-value = 0,783). Dari hasil
commit to user
108
uji lanjut dan analisis mean (rerata) diperoleh informasi bahwa siswa dengan Gaya
Belajar kinestetik cenderung mendapatkan prestasi sama dengan siswa yang Gaya
Belajarnya visual, masing-masing memperoleh prestasi 60,37 dan 61,05. Hal ini dapat
anda cermati lebih detail pada lampiran analisa data pada bagian uji lanjut anava.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Untuk mendapatkan gambaran akan arah pengaruh atau bentuk perbedaan level Gaya
65,0
62,5 62,39
Mean
60,86
60,0
59,34
57,5
55,0
K V
Gaya Belajar
Gambar 4.7 Grafik Analisis Mean Gaya Belajar terhadap Prestasi belajar IPA
Hasil uji hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Muhamad Yasin Kholifudin (2009) dan Waldiyono (2009), namun tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli Harnowo (2009) yang menyimpulkan
bahwa ada pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar. Hal ini bisa saja
juga berbeda.
commit to user
109
4. Hipotesis Keempat
Hasil analisis data dari uji hipotesis sebelumnya menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh model lab dan ada pengaruh Kemampuan awal terhadap prestasi belajar
IPA oleh sebab itu pada hipotesis keempat ini diharapkan ada digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id interaksi antara
pembelajaran lab dan Kemampuan awal terhadap prestasi belajar Listrik dinamis,
namun kenyataannya tidak demikian sebab p-value interaksi model lab dan
Kemampuan awal = 0,233 > 0,050. Hasil uji lanjutnya memperlihatkan p-value =
0,048 pada lab riil, dimana siswa yang memiliki Kemampuan awal tinggi
mendapatkan prestasi lebih baik (62,77 vs 55,82) dan p-value = 0,000 pada lab
virtual, dimana siswa yang memiliki Kemampuan awal rendah mendapatkan prestasi
sama baiknya dengan siswa kemampuan awal tinggi (68,00 vs 56,44). Untuk lebih
mereka memberikan respon positip terhadap penggunaan lab riil maupun virtual
sebagai perangsang untuk proses belajarnya. hanya saja jika diperhatikan lebih lanjut
rerata pada kelas lab virtual lebih baik. Hal itu menandakan penggunaan lab virtual
lebih efektif untuk siswa daripada lab riil, terutama untuk mereka yang memiliki
Kemampuan awal tinggi. Diperoleh informasi juga bahwa siswa dengan Kemampuan
awal tinggi efektif lebih tinggi perolehan rerata prestasinya jika dibelajarkan dengan
lab virtual maupun lab riil jika dilihat berdasarkan tingkat kemampuan awalnya,
dengan hasil terbaik pada lab virtual tentunya. Sebagai catatan penting disini, lab
virtual terlihat dengan jelas memberikan efek yang lebih baik dibandingkan lab riil
commit to user
110
dari sudut pandang kemampuan awal. Bentuk interaksi yang ditampilkan pada
Tabel 4.13 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Riil dan Kemampuan awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Source DF SS MS F P
K-Kem. Awal 1 783 783 4,08 0,048
Error 63 12088 192
Total 64 12872
Tabel 4.14 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Virtual dan Kemampuan awal
Source DF SS MS F P
K-Kem. Awal 1 2469 2469 23,96 0,000
Error 72 7417 103
Total 73 9885
commit to user
111
Rendah Tinggi
Lab.
Riil
65 Virtual
Lab.
perpustakaan.uns.ac.id 60 digilib.uns.ac.id
55
K-Kem.
Awal
65 Rendah
Tinggi
K-Kem. Awal
60
55
Riil Virtual
Gambar 4.8 Grafik interaksi faktor Lab dan Kemampuan awal terhadap prestasi
5. Hipotesis Kelima
Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh model lab dan
tidak ada pengaruh Gaya Belajar terhadap prestasi, demikian juga dengan interaksi
pengaruh antara Lab pembelajaran dan Gaya Belajar pada prestasi materi Listrik
dinamis tidak terjadi (p-value interaksi Lab dan Gaya Belajar = 0,233 > 0,050). Hasil
uji lanjutnya memperlihatkan p-value = 0,313 pada Lab Riil, dimana siswa yang
memiliki Gaya Belajar visual mendapatkan prestasi relatif lebih baik daripada siswa
dengan Gaya Belajar kinestetik (60,42 vs 56,64). Sedangkan pada lab virtual
diperoleh p-value = 0,228 dimana siswa yang memiliki Gaya Belajar kinestetik
mendapatkan prestasi 65,50 dan siswa yang memiliki Gaya Belajar visual
mendapatkan prestasi 61,52. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 4.18 dan 4.19.
commit to user
112
Tabel 4.15 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Riil
dan Gaya Belajar
Source DF SS MS F P
Gaya Belajar 1 208 208 1,04 0,313
Error 63 12664 201
Total 64 12872
Tabel 4.16 Rangkuman Anava Satu Jalan Prestasi versus Lab Virtual
dan Gaya Belajar
Source DF SS MS F P
Gaya Belajar 1 199 199 1,48 0,228
Error 72 9686 135
Total 73 9885
Apa yang terjadi disini tidak berbeda jauh dengan pola interaksi pengaruh
antara model Lab dengan Kemampuan awal di atas, dimana penggunaan Lab Riil
efektif untuk siswa dengan Kemampuan awal tinggi dan diperoleh informasi bahwa
siswa dengan Gaya Belajar Visual relatif lebih tinggi perolehan rerata prestasinya saat
dibelajarkan dengan Lab Riil, namun siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih baik
commit to user
113
prestasinya manakala dibelajarkan dengan lab model Virtual jika ditinjau berdasarkan
jenis gaya belajarnya. Sebagai catatan penting disini, lab virtual dan lab riil
memberikan efek yang sama dalam menunjang pencapaian prestasi yang lebih baik.
Bentuk interaksi yang ditampilkan pada gambar 4.8 memperjelas apa yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dijelaskan di atas.
K V
66
Lab.
Riil
64
Virtual
62
Lab.
60
58
66
Gay a
Belajar
64
K
V
62
Gaya Belajar
60
58
Riil Virtual
Gambar 4.9 Grafik interaksi faktor model Lab dan Gaya Belajar terhadap prestasi
Pada gambar nampak bahwa kedua garis akan bersilangan jika garisnya
diperpanjang dan akan membentuk sudut mendekati 45o saat ditinjau dari Gaya
Belajarnya, dimana siswa dengan gaya belajar kinestetik menjadi faktor yang akan
menentukan terjadinya interaksi. Interaksi akan terjadi pada wilayah siswa dengan
gaya belajar kinestetik baik pada Lab Virtual maupun pada Lab Riil jika jumlah
sampel diperbesar.
commit to user
114
6. Hipotesis Keenam
K V
K-Kem.
65 A wal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Rendah
Tinggi
K-Kem. Awal
60
55
Gay a
65 Belajar
K
V
Gaya Belajar
60
55
Rendah Tinggi
Gambar 4.10 Grafik interaksi faktor Kemampuan awal dan Gaya Belajar terhadap prestasi
Hasil analisis data menunjukkan tidak ada interaksi antara Kemampuan awal
dan gaya belajar terhadap prestasi belajar IPA pada materi Listrik dinamis(p-value
interaksi antara Kemampuan awal dan Gaya Belajar = 0,381 > 0,050). Hasil ini
signifikan terhadap prestasi. Secara parsial berdasarkan hasil uji di atas, hanya
prestasi, logis apabila kedua variabel ini menunjukkan tidak adanya interaksi terhadap
prestasi belajar IPA. Berdasarkan pada tabel 4.12 yang merangkum hasil probabilistik
interaksi, diketahui bahwa Kemampuan awal dan Gaya Belajar berinteraksi pada
beberapa level interaksi. Interaksi pengaruh pada kemampuan awal tinggi diperoleh
commit to user
115
hasil antara Gaya Belajar kinestetik dan visual, hasil maksimal diperoleh pada Gaya
Belajar visual untuk Lab Riil (65,10) dan (68,15) untuk Lab Virtual. Sedangkan
Interaksi pengaruh pada level kemampuan awal rendahnya diperoleh hasil mean
maksimal 59,00 pada Lab virtual dan 56,35 untuk Lab Riil. Untuk lebih memahami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
seperti apa bentuk interaksinya, perhatikan gambar 4.9.
7. Hipotesis Ketujuh
Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara Lab
pembelajaran, Kemampuan awal, dan Gaya Belajar (p-value interaksi antara Lab,
Kemampuan awal dan Gaya Belajar = 0,875 > 0,050). Seperti yang telah dijabarkan
di atas respon positif siswa selama proses belajar masih terfokus pada penggunaan
Lab Riil bagi siswa dengan gaya belajar visual dan pada lab virtual untuk siswa
dengan gaya belajar kinestetik, belum bisa secara bersama degan faktor lain untuk
Secara umum penelitian ini dapat mengambil dua hal penting sebagai berikut:
a). Penggunaan Lab Riil tepat dijadikan sebagai pilihan jika pembelajaran
diperuntukkan siswa dengan gaya belajar visual dan menggunakan lab virtual jika
Gaya Belajar siswa adalah kinestetik; b) Siswa dengan kemampuan awal berbeda
akan memberikan respon yang berbeda pula. Semakin tinggi kemampuan awal siswa
semakin baik prestasi yang diperolehnya; c). Interaksi antara Lab dan gaya belajar
siswa akan konsep IPA pada materi Listrik dinamis. Siswa dengan Kemampuan awal
tinggi dan Gaya Belajar visual tidak mendapatkan masalah saat dibelajarkan dengan
Lab Riil maupun Virtual, namun siswa bergaya belajar kinestetik lebih optimal saat
commit to user
116
dibelajarkan dengan model lab virtual, dan d). Dari ketiga faktor yang dilibatkan
diurutkan dari yang paling kuat ke rendah sebagai berikut: Kemampuan awal, Model
Lab dan Gaya Belajar siswa. Hal ini lebih mudah dipahami dengan memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hasil analisis pada gambar 4.10 berikut ini:
62,5
60,0
57,5
55,0
Mean
62,5
60,0
57,5
55,0
K V
Gambar 4.11 Grafik main efek faktor Lab, Kemampuan awal dan
Gaya Belajar terhadap prestasi
E. Keterbatasan Penelitian
sebelum dilaksanakan, tidak terlepas juga dari keterbatasannya. Adapun beberapa hal
yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah Gaya Belajar dan Kemampuan
awal siswa hanya diukur pada level kinestetik-visual dan tinggi-rendah saja, tidak
memberikan kesempatan pada terukurnya level auditorial dan menengah untuk kedua
faktor. Selain itu, Gaya Belajar dan kemampuan awal yang diukur adalah Gaya
commit to user
117
Belajar dan kemampuan awal rata-rata, tidak pada saat proses pembelajaran itu
terhadap pencapaian prestasi, terutama jika akan melihat pengaruh Lab terhadap
commit to user
118
BAB V
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab virtuil masing-
masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada kelas lab riil siswa
yang banyak, dan bisa terjadi salah konsep karena ketidaktelitian pembacaan alat
ukur. Sedangkan pada kelas lab virtuil keunggulannya adalah siswa bisa
melakukan praktikum sendiri diluar jam pelajaran, pembacaan alat ukur tepat,
tidak memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa, siswa bisa salah
konsep karena percobaan hanya berupa simulasi. Berdasarkan hasil uji statistik
memperoleh rerata prestasi 59,14 dan 62,38 dengan hasil p-value sebesar 0,141.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan lab riil dan lab virtual
2. Kemampuan awal adalah kemampuan prasyarat yang dimiliki siswa pada materi
118
commit to user
119
baik dari siswa dengan kemampuan awal rendah, berarti dalam pembelajaran
siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih mudah menyesuaikan diri dengan
pengetahuan yang baru. Sesuai dengan data hasil penelitian diperoleh informasi
belajar IPA pada materi listrik dinamis. Hasil uji lanjut memberikan informasi
bahwa siswa dengan kemampuan awal tinggi prestasinya lebih baik daripada
mengatur dan mengolah informasi. Setiap orang cenderung mempunyai satu gaya
yang mempunyai gaya belajar berbeda bercampur, belajar bersama, dan saling
diperoleh informasi bahwa siswa dengan Gaya Belajar kinestetik dan visual
0,783, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh gaya belajar
4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil maupun lab virtuil
pikiran, saling belajar, saling bekerjasama merangkai peralatan lab, membaca alat
commit to user
120
analisis data menunjukkan p-value interaksi model lab dan Kemampuan awal =
0,233 > 0,050, sehingga disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara penggunan
lab dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar IPA pada materi listrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dinamis.
gaya belajar berbeda saling bekerjasama dan berinteraksi dengan teman dalam
sebelumnya yaitu penggunaan lab riil dan lab virtuil tidak berpengaruh terhadap
prestasi belajar, dan gaya belajar tidak berpengaruh terhadapa prestasi belajar.
Dari hasil analisis data diperoleh p-value interaksi Lab dan Gaya Belajar = 0,233
> 0,050, sehingga disimpulkan tidak Ada interaksi antara penggunaan lab
pembelajaran dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar IPA pada materi
listrik Dinamis.
dan gaya belajar berbeda berbaur untuk mempelajari materi yang diberikan
value interaksi antara Kemampuan awal dan Gaya Belajar = 0,381 > 0,050, jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi antara Kemampuan awal dengan
gaya belajar terhadap prestasi IPA pada materi listrik dinamis. Secara parsial
commit to user
121
pengaruh signifikan terhadap pencapaian prestasi, logis apabila kedua variabel ini
7. Respon positif siswa selama proses belajar masih terfokus pada penggunaan Lab
Riil bagi siswa dengan gaya belajar visual dan pada lab virtuil untuk siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan gaya belajar kinestetik, belum bisa secara bersama dengan faktor lain
value interaksi antara Lab, Kemampuan awal dan Gaya Belajar = 0,875 > 0,050,
Kemampuan awal dan gaya belajar terhadap prestasi belajar IPA pada materi
listrik dinamis.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoretis
a. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan lab riil dan lab virtuil tidak
fisika pada konsep listrik dinamis dapat menggunakan lab riil maupun lab virtuil.
b. Kemampuan awal yang dimiliki siswa sangat berpengaruh pada prestasi belajar,
artinya siswa dengan kemampuan awal tinggi mampu menyesuaikan diri untuk
pelajaran lain.
commit to user
122
c. Gaya belajar yang dimiliki siswa tidak berpengaruh pada prestasi belajarnya,
artinya siswa yang mempunyai gaya belajar visual memiliki prestasi belajar yang
sama dengan siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik, sehingga perbedaan
gaya belajar ini tidak bisa dijadikan patokan gaya belajar mana yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. Tidak ada interaksi antara Lab pembelajaran dengan kemampuan awal terhadap
prestasi belajar IPA, artinya tidak ada perbedaan prestasi belajar pada siswa yang
menggunakan lab riil dan virtuil, jadi kemampuan awal tidak bisa dijadikan
acuan untuk menentukan penggunaan lab mana yang lebih baik dalam
e. Tidak Ada interaksi antara lab pembelajaran dengan gaya belajar terhadap
prestasi belajar, prestasi belajar siswa yang mempunyai gaya belajar visual
menggunakan lab riil maupun lab virtuil. Jadi gaya belajar tidak bisa dijadikan
patokan untuk menentukan penggunaan jenis lab mana yang lebih baik, karena
kedua jenis lab memberikan hasil yang sama pada kedua jenis gaya belajar.
f. Tidak ada interaksi antara kemampuan awal dengan gaya belajar terhadap
prestasi belajar, kemampuan awal yang berbeda jika ditinjau dari gaya belajar
yang berbeda tidak memberikan efek yang signifikan pada prestasi belajar,
sehingga kemampuan awal tidak bisa dijadikan acuan untuk menentukan gaya
belajar mana yang cocok untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa dengan
commit to user
123
g. Tidak ada interaksi antara lab pembelajaran, kemampuan awal dan gaya belajar
terhadap prestasi belajar, sehingga penggunaan lab riil maupun virtuil tidak
Kemampuan awal tinggi maupun rendah juga tidak berpengaruh pada perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
jenis lab dan gaya belajar, demikian juga dengan perbedaan gaya belajar
seseorang tidak bisa dijadikan pedoman untuk menentukan kemampuan awal apa
dan jenis lab apa yang sesuai utnuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Implikasi Praktis
Implikasi praktis dari hasil penelitian ini adalah siswa yang dibelajarkan
dengan Lab Riil dan Virtuil ternyata mendapatkan prestasi belajar IPA yang
memenuhi harapan, dengan Lab Virtuil sebagai pilihan utamanya. Lab Virtuil
mampu menjadikan konsep yang dibelajarkan menjadi lebih mudah diterima. Oleh
sebab itu, untuk meningkatkan prestasi belajar IPA khusus pada materi listrik
C. SARAN-SARAN
sebagai berikut:
selalu diawasi agar tidak ada anak yang melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak
semestinya yang tidak berhubungan dengan proses belajar, hal ini sangat rentan
terjadi karena siswa yang heterogen berbaur menjadi satu dalam kelompok bisa
commit to user
124
terjadi gesekan-gesekan emosional antar siswa, juga perlu diawasi agar tidak ada anak
yang tidak melakukan apa-apa atau diistilahkan sebagai pembonceng yang hanya
mengikuti keputusan kelompok saja juga perlu diperhatikan agar suasana belajar
peralatan lab untuk bermain atau melakukan kegiatan selain yang di tugaskan dalam
LKS. Terutama untuk lab riil yang berhubungan langsung dengan listrik sangat perlu
siswa perlu diawasi karena ada anak yang menggunakan komputer bukan untuk
memahami materi IPA, tetapi komputer digunakan untuk bermain game, atau
Peralatan dalam Lab sebaiknya ditambah agar siswa bisa melakukan kegiatan
praktikum dengan lebih leluasa, akan lebih baik jika dalam satu kelompok tidak
hanya disediakan satu set perangkat praktikum agar semuanya bisa melaksanakan
menganggur, dan ini sangat rentan disalah guanakan oleh siswa. Lab juga perlu
tidak konsentrasi dan tidak fokus pada pelajaran. Jumlah komputer juga perlu
ditambah agar lebih banyak siswa yang melakukan praktikum secara langsung, tidak
hanya melihat pekerjaan teman dalam satu kelompok saja. Disamping itu, letak lab
commit to user
125
sebaiknya tidak terlalu dekat dengan kelas agar suasana praktikum tidak mengganggu
kelas lain.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sejenis. Perlu melakukan pengkajian yang lebih mendalam tentang Lab yang tepat
digunakan dalam proses pengajaran di kelas sesuai dengan karakter materi yang
dibelajarkan. Tidak semua siswa menerima dengan baik efek setiap Lab pembelajaran
karena setiap anak memiliki keunikan dan gaya belajarnya sendiri. Penelitian
mengenai penerapan metode dan Lab lain yang dapat mempermudah siswa dalam
ini sebaiknya mempunyai alokasi yang lebih panjang dibandingkan waktu normal
karena siswa memerlukan waktu yang lebih banyak untuk berdiskusi dengan teman,
merangkai peralatan, menjawab kuis yang ada dalam LKS dan sebagainya agar materi
yang diajarkan bisa tuntas dalam pertemuan tersebut. Jika memungkinkan diperlukan
seorang asisten atau laboran yang siap mengatasi kendala-kendala teknis dalam
commit to user