Anda di halaman 1dari 5

contoh etika dan etiket

Contoh dari etika dan penerapannya di masyarakat :


1. Mengembalikan barang milik orang yang telah dipinjam
2. Tidak membuang sampah sembarangan
3. Menghormati orang yang lebih tua
4. Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari
5. Tidak datang terlambat ke sekolah atau tempat kerja

Contoh etiket dan penerapannya di masyarakat :


1. ketika bertemu dengan orangtua seharusnya mencium tangan sebagai tanda
menghormatinya
2. makan tidak boleh berdecap dan bersendawa
3. makan dengan tangan kanan
4. mengucapkan salam ketika masuk ke rumah
5. tidak mengangkat kaki ketika makan
https://yollaadzani.wordpress.com/2011/02/25/contoh-etika-dan-etiket/

Dengan contoh contoh dibawah ini bisa melihat perbedaannya .


1.Wanita dan laki laki bercinta didepan umum atau wanita dan laki laki hidup
bersama tampa kawin di Indonesia dipandang tidak bermoral , etika yang jelek ,
di Jerman dipandang normal , tidak melangar etika .
2.Satu pekerja( tukang tembok,sarjana mesin, atau dokter, atau pekerja lain
mengerjakan pekerjaannya asal sajah , tidak teliti, tidak memperhatikan jam
kerja , malas di Jerman dipandang hal yang tidak ber moral , etika hidup yang
jelek di Indonesia hal ini dimaklumi, tidak melanggar etika.
3.Minuman yang mengandung alkohol seperti minuman anggur ( wine ) , bir,
Champagne,Sekt,Rum,Korn,whisky,Brandy, Cognag , Grafa , Aquavit dsb,
termasuk satu kultur yang sudah ratusan tahun ( mungkin ini sesuai dengan
iklimnya). Umpamanya minum wine ada aturannya, wine apa yang harus
diminum,kapan minum wine, caranya minum wine dan Juga ada penyesuaian
gelasnya.Jadi minum minuman yang mengandung alkohol yang berkultur tidak
dianggap tak bermoral , kecuali mabok mabokan. Di Indonesia karena
berdasarkan agama minuman apapun yang mengandung alkohol dianggap tidak
beretika dan tidak bermoral. Apalagi sampai mabok.
4.Seorang pengendara mobil tidak memperhatikan aturan lalu lintas, tidak
menghormati orang yang jalan kaki , nyerobot nyerobot di Jerman di pandang tak
bermoral di Indonesia tidak dinilai dengan kemoralan manusia.
5.Tidak memperhatikan kebersihan rumah, tempat umum,tempat jalan kaki
dimuka rumah , membuang kotoran, sampah semaunya di Jerman dianggap
tidak bermoral di Indonesia dianggap tidak ada hubungannya dengan moral..
6.Beristri lebih dari satu ( Poygami ) di Jerman satu hal yang tak ber moral dan
satu etika yang jelek, di Indonesia dianggap biasa.
7.Tidak bakti dan tidak menurut kata orang tua di Indonesia adalah satu hal yang
tak bermoral dan etika yang jelek, di Jerman bakti dan selalu menurut orang tua
bukan hal yang harus atau kata bakti kepada orang tua di Jerman tidak ada.
8.Tidak memperhatikan kewajiban sebagai warga negara umpamanya tidak
bayar pajak atau menipu pajak ini di Jerman dipandang tidak bermoral ,
menjalankan etika yang tidak baik, di Indonesia di kecam tetapi tidak ada
hubungannya dengan moral manusia.
9.Tidak bersembahyang, tidak puasa dalam bulan Ramadan ,tidak melakukan
jakat di Indonesia dipandang orang yang tak ber moral , di Jerman tidak menjadi
persalahan kalau tidak sembahyang.Jakat tidak ada karena mereka pandang
setiap warga membayar pajak yang cukup besar ( 23 sampai 43 % dari bruto
pendapatan ) dan dari hasil pemungutan pajak ini diberikan untuk bantuan
negara negara yang sedang berkembang atau yang dalam kesusahan.Juga ada
yang namanya pajak gereja yaitu 3 % dari pendapatan bruto tiap bulan.
Kesimpulan yang diambil dari beberapa contoh penilaian Moral dan Etika dari
dua bangsa.

Dari contoh ini terbukti bawa penilaian moral dan etika tergantung dari faktor
faktor yang diatas diuraikan yaitu adat istiadat ,kebudayaan , agama masarakat
setempat . Kelihatannya di Indonesia lebih mendasarkan keagamaan dan di
Jerman lebih dikemukakan faktor Kebudayaan Kita tidak bisa menilai bahwa etika
di Jerman itu rendah dan di Indonesia tinggi atau kebalikannya.Atau orang
Jerman bermoral tinggi dan Indonesia rendah atau kebalikannya, karena etika
dan penilaian moral di Indonesia dan di Jerman berlainan.

http://www.kompasiana.com/hilma/perbedaan-pandangan-moral-dan-etika-dijerman-dan-indonesia_55004a178133119a17fa7507

Merdeka.com - Sama seperti cara berpakaian, ternyata beberapa negara juga memiliki etika
ketika makan. Seperti apa tepatnya? Simak selengkapnya sebagaimana dilansir dari
Huffington Post berikut ini.
Mencucup makanan
Di Jepang, sangat normal jika seseorang mencucup makanannya - khususnya mi dan sup.
Etika tersebut adalah bentuk apresiasi seseorang terhadap koki yang membuat makanan.
Bahkan semakin keras suara yang dihasilkan, semakin baik! Karena orang Jepang
kebanyakan menggunakan sumpit untuk makan, perlu diingat bahwa Anda tidak boleh
menyilangkan, menjilat, atau menancapkannya di atas nasi. Sebab hal itu tergolong tidak
sopan, demikian juga dengan aturan makan di China.
Makan dengan tangan kanan
Bagi para orang kidal, etika yang satu ini jelas sulit dilakukan. Namun itulah yang ditemukan
di India, Timur Tengah, dan beberapa negara di Afrika (mungkin termasuk Indonesia juga).
Kabarnya makan dengan tangan kiri dinilai jorok.
Tidak boleh bayar sendiri-sendiri
Ketika makan bersama di Prancis, jangan pernah mengira Anda bisa membayar sendirisendiri. Sebab salah satu orang harus mau membayar sepenuhnya.
Roti adalah alat makan
Di Prancis, Anda harus makan dengan menggunakan dua tangan. Entah itu garpu dan pisau
atau bahkan garpu dan roti. Sebab di sana roti bukan makanan pembuka, tetapi dihidangkan
bersamaan dengan garpu. Jadi ketika makan roti, robek sedikit demi sedikit daripada
menggigitnya secara langsung.
Makan dengan tangan
Berbeda lagi dengan etika makan dari Meksiko. Di negara tersebut Anda justru bisa makan
dengan tangan tanpa direpotkan oleh penggunaan garpu dan pisau.
Menyentuh makanan dengan tangan
Jika Anda menyentuh makanan dengan tangan saat berada di Chile, Anda akan dianggap
sebagai orang yang kurang sopan. Bahkan ketika makan kentang goreng sekalipun. Di Brazil,
pizza dan burger juga umumnya dimakan dengan garpu dan pisau.
Jangan meminta keju
Di Italia, jangan pernah meminta keju jika memang tidak diberi. Sebab meminta keju ekstra
di atas pizza dianggap sebagai sebuah dosa.
Garam dan merica
Sementara itu di Portugal, jika tidak ada garam dan merica yang tersaji di atas meja, jangan
memintanya begitu saja. Anda akan dianggap kurang menghargai rasa masakan buatan koki.

Garpu dalam mulut


Orang Thailand tidak pernah memasukkan garpu ke dalam mulutnya. Sebab menurut mereka,
tugas garpu hanya membantu sendok dalam mendorong makanan yang ada di atas piring.
Harus bersendawa dan berantakan
Di China, sendawa adalah tanda kepuasaan dan pujian pada koki setelah makan. Kemudian
meja makan juga harus berantakan dan makanan perlu sedikit disisakan.
Bunga warna kuning
Jika punya kesempatan makan di Belgia, jangan membawa bunga warna kuning. Sebab
bunga warna kuning diartikan sebagai kebencian bagi mereka.
Tangan di atas paha
Orang Rusia menganggap etika makan yang baik adalah ketika tangan diletakkan di atas
meja, bukan diletakkan di atas paha. Selain itu, garpu harus ada di tangan kiri dan pisau
ditaruh di bagian tangan kanan.
Makan bersama
Di Ethiopia, menggunakan piring pribadi saat makan adalah sebuah pemborosan. Jadi
makanan akan selalu disajikan dalam satu tempat besar dan dinikmati bersama-sama tanpa
menggunakan alat makan, hanya tangan.
Itulah berbagai etika makan dari berbagai negara di dunia. Punya etika makan menarik
lainnya?
http://www.merdeka.com/gaya/etika-makan-dari-berbagai-negara.html

Anda mungkin juga menyukai