Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan modul pembelajaran yang berjudul
Kewajiban Legal Auditor. Penulisan modul adalah merupakan tugas dan
persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah pengauditan 1.

Dalam penulisan modul ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan modul
pembelajaran ini.

Dalam penulisan modul ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan yang dimiliki baik secara teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi tercapainya sasaran akhir dalam penulisan modul
pembelajaran ini.

Penulis berharap penulisan modul ini dapat bermanfaat terhadap penulis


sendiri, memberi apresiasi dan bermanfaat bagi bagi pengguna.

Makassar, 14 September 2016

Penulis

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 1


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I - TINJAUAN MATA KULIAH 3

BAB II - PENDAHULUAN 6

BAB III - MATERI PEMBELAJARAN 7

BAB IV - RANGKUMAN 15

BAB V - DAFTAR PUSTAKA 16

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 2


BAB I
TINJAUAN MATA KULIAH

1. DESKRIPSI MATA KULIAH


Auditing merupakan ilmu yang berfungi untuk meningkatkan reliabilitas dari
suatu informasi yang ada dalam suatu laporan. Matakuliah auditing dibagi
menjadi dua bagian yaitu (1) Auditing I dan (2) Auditing II. Mata kuliah ini
mempelajari tentang auditing secara konseptual, profesi akuntan publik, audit
laporan keuangan dan tanggung jawab auditor, etika keprofesionalan, kewajiban
legal auditor, sasaran audit, bukti audit, dan kertas kerja, penerimaan penugaan,
dan perencanaan audit, materialistis, risiko audit dan strategi audit awal, struktur
pengendalian intern, menilai risiko pengendalian dan uji pengendalian, risiko
deteksi dan rancangan uji substansif, pengambilan sampel audit dalam uji
pengendalia, pengendalian sampel audit dalam uji substansif, serta pengauditan
menggunakan sistem EDP.

2. KEGUNAAN MATA KULIAH


Dengan adanya mata kuliah pengauditan 1 ini, mahasiswa diharapkan :
1. Memahami peran dan pentingnya profesi auditor independen bagi suatu
perekonomian, pemerintahan, dan bisnis.
2. Memahami konsep-konsep, metode-metode dan tehinik-tehnik yang
digunakan dalam suatu pengauditan.
3. Memiliki etika sebagai seorang auditor dan memahami tanggungjawab
seorang auditor independen.
4. Memahami dan melakukan proses perencanaan audit atas laporan
keuangan suatu badan usaha.
5. Memahami dan menerapkan berbagai metode pengujian yang ada di dalam
auditing
Kemampuan untuk bekerja sama, baik sebagai pimpinan maupun sebagai
anggota kelompok (tim audit) juga diharapkan terbentuk melalui kegiatan selama
perkuliahan pengauditan 1.

3. SASARAN BELAJAR
Perkuliahan dilakukan selama 16 kali pertemuan, 2 pertemuan akan digunakan
untuk evaluasi (Mid dan Final) dan 14 pertemuan didistribusikan sasaran-sasaran
pembelajaran yang ingin dicapai sebagai berikut :

PERTEMUAN SASARAN PEMBELAJARAN


1 Mampu memahami GBRP dan kerangka konseptual
auditing

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 3


Mampu memahami definisi auditing, tipe audit, dan
2. auditor
Mampu memahami jasa-jasa yang diberikan oleh
KAP
Mampu memahami organisasi yang berhubungan
dengan profesi
Mampu memahami hal-hal yang mendasari audit
3 laporan keuangan
Mampu memahami pihak-pihak yang berhubungan
dengan Auditor Independen
Mampu memahami standar auditing
Mampu memahami laporan auditor dan tanggung
jawabnya
Mampu memahami etika dan moralitas
4 Mampu memahami kode etik AICPA
Mampu memahami kode etik akuntan publik di
Indonesia
Mampu memahami penegakan aturan
Mampu memahami lingkungan yuridis
5 Mampu memahami kewajiban menurut hukum
kebiasaan
Mampu memahami kewajiban menurut undang-
undang pasar modal
Mampu memahami sasaran audit
6. Mampu memahami bukti audit
Mampu memahami prosedur audit
Mampu memahami kertas kerja
Mampu memahami tahap-tahap audit laporan
7 keuangan
Mampu memahami penerimaan penugasan
Mampu memahami perencanaan audit
Mid Semester
8
Mampu memahami materialitas
9 Mampu memahami risiko audit
Mampu memahami startegi audit awal
Mampu memahami definisi pengendalian intern
10. Mampu memahami komponen SPT
Mampu memahami tujuan SPT
Mampu memahami risiko pengendalian
11 Mampu memahami uji pengendalian dan
kepatuhan
Mampu memahami pertimbangan lainnya

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 4


Mampu memahami risiko deteksi
12 Mampu memahami rancangan uji substansif
Mampu memahami dan mengembangkan program
audit untuk uji substansif
Mampu memahami pertimbangan khusus dalam
rancangan uji substansif
Mampu memahami konsep dasar pengambilan
13 sampel audit
Mampu memahami dan merancang sampel atribut
statistik untuk uji pengendalian
Mampu memahami penyelesaian sampel atribut
statistic dan pengevaluasian hasil
Mampu memahami konsep dasar pengambilan
14 sampel audit
Mampu memahami probabilitas dan proporsional
untuk ukuran pengambilan sampel
Mampu memahami pengambilan sampel non
statistik dalam uji substansif
Mampu memahami sistem EDP
15 Mampu memahami dampak sistem EDP terhadap
struktur pengendalian intern
Mampu memahami metodologi untuk
menyesuaikan dengan standar pekerjaan lapangan
Final Test
16

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 5


BAB II
PENDAHULUAN
KEWAJIBAN LEGAL AUDITOR
1. SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk :
a. Memahami lingkungan yuridis
b. Memahami kewajiban menurut hukum kebiasaan
c. Memahami kewajiban menurut undang-undang pasar modal

2. RUANG LINGKUP BAHAN MODUL

Dalam modul ini akan dibahas mengenai pertimbangan hukum yang


menyangkut kewajiban hukum yang terjadi ketika seorang auditor memberikan
pelayanan jasa professional. Diawali dengan melakukan penilaian tentang
pengaruh kecenderungan lingkungan hukum terhadap profesi sekarang ini.
Kemudian secara terpisah akan dibahas pengungkapan auditor tentang
kewajiban menurut common Low dan Undang-Undang Sekuritas, serta sejumlah
kasus nyata yang berkaitan dengan setiap kewajiban hukum terkait.

3. MANFAAT MEMPELAJARI MODUL


Manfaat yang akan diperoleh mahasiswa setelah mempelajari modul ini
diantaranya :
a. Mampu memahami lingkungan yuridis
b. Mampu memahami kewajiban menurut hukum kebiasaan
c. Mampu memahami kewajiban menurut undang-undang pasar modal

4. URUTAN PEMBAHASAN
1. Lingkungan Hukum
2. Kewajiban Menurut Hukum kebiasaan
3. Kewajiban menurut Undang-Undang Pasar Modal

BAB III
PEMBAHASAN
1. LINGKUNGAN HUKUM

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 6


Sepanjang perspektif sejarah, dapat dicatat bahwa profesi akuntan memiliki
persentase yang sangat rendah dalam hal perbandingan antara dugaan
kegagalan audit terhadap jumlah audit yang dilaksanakan. Banyak auditor yang
tidak pernah mengalami kegagalan audit sepanjang perjalanan karirnya. Namun
demikian, kegagalan audit dapat berdampak buruk bagi setiap kantor akuntan.

1.1 Kecenderungan Ligelitas di Amerika Serikat


Kecenderungan penting dimulai pada tahun 1980-an, berlanjut dalam
tahun 1990-an, dan sampai pada lahirnya Private Securities Litigation
Reform Act pada tahun 1995. Kegagalan tersebut tidak mesti berasal dari
kegagalan audit, tapi bisa juga karena adanya gugatan oleh para penggugat
dan para penasehat hukumnya yang mencoba memangsa para auditor tanpa
mengindahkan tingkat kesalahannya.
Suatu studi yang diselenggarakan oleh kelompok konsultan hukum dan
ekonomi than 1993, menunjukkan bahwa gugatan class action tentang
kecurangan (fraud) dalam bidang sekuritas yang diterbitkan tanpa jaminan
diajukan satu dari setiap delapan perusahaan pada New York Stock
Exchange, yang pada akhirnya menggerakkan seorang anggota kongres
bernama Tauzin untk mengajukan usulan perubahan undang-undang hukum.
Hal ini juga mendorong terbentuknya Coalition of Eliminate Abusive
Securities Suits (CEASS) yang terdiri dari AICPA, kantor akuntan Enam
Besar, para penjamin asuransi, lebih dari 300 perusahaan manufaktur,
pengecer, dan asosiasi niaga untuk berusaha memenangkan perubahan
undang-undang yang dapat mengendalikan litigasi yang tidak terjamin.

2. KEWAJIBAN MENURUT HUKUM KEBIASAAN (Common Law)


Common Law adalah hukum yang tidak tertulis. Hukum ini berdasarkan
atas keputusan pengadilan dan bukan atas hukum yang dibuat dan disahkan
oleh pihak legislatif. Common law berasal dari prinsip-prinsip yang berdasarkan
keadilan, alas an, dan hal-hal yang masuk akal, dan bukannya hukum hukum
yang absolute, tetap, dan kaku. Prinsip-prinsip common law ditentukan oleh
kebutuhan sosial masyarakat. Menurut common law, kewajiban hukum para CPA
berkaitan luas dengan 2 pihak, yaitu para klien dan pihak ketiga.

2.1 Kewajiban Kepada Klien


Seorang CPA berada dalam hubungan kontraktual langsung dengan
klien. Dengan menyetujui untuk melaksanakan jasa bagi klien, CPA berperan
sebagai kontraktor independen. Seorang akuntan bertanggung jawab kepada
klien sesuai dengan hukum kontrak atau tort law (hukum yang mengatur
tentang tuntutan ganti rugi).
a. Hukum Kontrak (Contract Law)
Seorang auditor bertanggung jawab kepada klien atas
pelanggaran kontrak, apabila ia :
Menerbitkan laporan audit standar tanpa melakukan audit sesuai
dengan GAAS.

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 7


Tidak mengirimkan laporan audit sesuai dengan batas waktu yang
telah disepakati.
Melanggar hubungan kerahasiaan klien.

Apabila terjadi pelanggaran kontrak, biasanya penggugat akan mencari


satu atau lebih jalan keluar sebagai berikut :

Kewajiban spesifik tergugat dalam kontrak.


Kerugian keuangan langsung yang terjadi akibat pelanggran tersebut.
Kerugian terkait dan kerugian sebagai konsekuensi yang merupakan
akibta tidak langsung atas pelanggran tersebut.

b. Hukum Kerugian (Tort Law)


Tindaka merugikan adalah tindakan salah yang merugikan milik,
badan, atau reputasi seseorang. Tindakan merugikan dapat dilakukan
berdasarkan salah satu penyebab berikut ini :
Kelalaian yang biasa (ordinary negligence), yaitu kelalaian untuk
menerapkan tingkat kecermatan yang biasa dilakukan secara wajar
oleh orang lain dalam kondisi yang sama.
Kelalaian kotor (gross negligence), kelalaian untuk menerapkan
tingkat kecermatan yang paling ringanpada suatu kondisi tertentu.
Kecurangan (fraud), yaitu penipuan yang direncanakan, misalnya
salah saji, menyembunyikan, atau tidak mengungkapkan fakta yang
material, sehingga dapat merugikan pihak lain.

2.2 Kewajiban Kepada Pihak Ketiga


Pihak ketiga dapat didefinisikan sebagai seseorang yang tidak
mengetahui tentang pihak-pihak yang ada di dalam kontrak. Menurut sudut
pandang hukum, terdapat 2 kelompok pihak ketiga, yaitu :
1. Pemegang hak utama
Seseorang yang namanya telah diketahui oleh seorang auditor sebelum
audit dilaksanakan sebagai penerima utama laporan auditor.
2. Pemegang hak lainnya
Pihak ketiga yang namanya tidak disebutkan, seperti para kreditor,
pemegang saham, dan investor potensial. Faktor-faktor lingkungan
berikut telah memberikan sumbangan yang cukup berarti atas terjadinya
perubahan tersebut :
Konsep kewajiban telah berubah secara lambat namun signifikan
untuk mewajibkan perlindungan pelanggan dari kesalahan pabrikan
(kewajiban produk) dan dari kesalahan profesional (kewajiban jasa).
Perusahaan bisnis dan kantor-kantor akuntan telah bertumbuh dalam
ukuran yang memungkinkan mereka memikul dengan lebih baik
bentuk tanggung jawab yang baru.
Jumlah individu dan kelompok yang mengandalkan laporan keuangan
yang telah diaudit telah bertumbuh dengan mantap.
Putusan-putusan pengadilan telah mengakui adanya 2 kategori pihak
ketiga lain sebagai pemegang hak sebagai berikut:

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 8


1. Golongan yang telah diketahui sebelumnya (foreseen class)
Apabila klien menginformasikan kepada CPA bahwa laporan
audit akan digunakan untuk mendapatkan pinjaman bank, maka
semua bank merupakan pihak yang telah diketahui sebelumnya,
namun para kreditor niaga dan pemegang saham potensial tidak
tergolong dalam golongan yang telah diketahui sebelumnya. Konsep
golongan yang telah diketahui sebelumnya tidak meliputi semua
investor, pemegang saham, kreditor yang ada sekarang maupun
yang akan datang.
2. Pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya (foreseeable
parties)
Perorangan atau entitas yang diketahui ataupun yang akan
diketahui auditor akan mengandalkan laporan audit dalam membuat
keputusan bisnis dan investasi digolongkan sebagai pihak-pihak yang
dapat diketahui sebelumnya. Pihak yang dapat diketahui sebelumnya
meliputi para kreditor, pemegang saham, dan investor yang ada
sekarang maupun yang akan datang.

2.3 Pembelaan Dalam Common Law


Pada umumnya auditor harus menggunakan kecermatan sebagai
pembelaan dalam gugatan pelanggaran kontrak termasuk tuntuan ganti rugi
atas kelalaian. Dalam hal tuntutan ganti rugi, pembelaan utama adalah bukti
kecermatan atau kelalaian kontributif. Apabila menggunakan pembelaan
berdasarkan kecermatan, auditor harus berusaha membuktikan bahwa audit
tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan GAAS. Pada sebagian besar
negara bagian, kelalaian kontributif ini merupakan bahan pembelaan bagi
auditor hanya bila kelalaian tersebut secara langsung menyebabkan
kegagalan auditor dalam melaksanakan tugasnya.

2.4 Golongan yang Telah diketahui Sebelumnya


Pergeseran pertama dari doktrin Ultramese terjadi dalam bentuk
penerimaan pengadilan secara spesifik atas konsep golongan yang telah
diketahui sebelumnya (foreseen class). Konsep ini dijelaskan dalam
Restatement (Second) Of Torts 552.
Konsep golongan yang telah diketahui sebelumnya tidak meliputi
semua investor, pemegam saham, kreditor yang ada sekarang maupun yang
akan datang. Putusan pengadilan tidak meminta pihak pihak dirugikan harus
harus diidentifikasi secara spesifik, namun kelompok orang-orang yag
menjadi bagian para pihak yang harus dibatasi dan diketahui pada saat
auditor mmengandalkan memberikan informasi.

2.5 Pihak yang Dapat diketahui Sebelumnya


Perorangan atau entitas yang diketahui ataupun yang akan diketahui
auidotor akan mengandalkan laporan audit dalam mebuat keputusan bisnis
dan investasidigolongkan sebagai pihak- pihak yang dapat diketahui
sebelumnya ( foresecable parties ). Konsep ini memperluas tugas auditor

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 9


dalam menerapkan kecermatan dalam setiap pihak yang dapat diketahui
sebelumnya akan menderita kerugian keuangan karena mengandlkan
penyajiann auditor. Pihak yang dapat diketahui sebelumnya meliputi para
kreditor, pemegang saham , dan investor yang ada sekarang maupun yang
akan datang. Sebelumnya, keadaan dapat diketahui digunakan secara luas
oleh pengadilan-pengadilan yang menangani kasus-kasus kerugian fisik.
Sebagai contoh, keadaaan dapat diketahui secara universal digunakan
dalam kasus-kasus kewajiban produk apabila kelalaian pabrikan
menyebabkan kerugian fisik. Konsep ini pertama kali diterapkan pada kasus
kelalaian audit yang terjadi pada awal tahun 1980-an.

3. KEWAJIBAN MENURUT UNDANG-UNDANG PASAR MODAL


Undang-undang sekuritas tergolong sebagai atau hukum negara
(statutory law) yang ditetapkan oleh lembaga legislative pada tingkat negara
nagian atau tingkat federal. Sebagian besar negara bagian memiliki undang-
undang pengamanan surat berharga (blue sky laws) yang dimaksudkan untuk
mengatur penerbitan dan perdagangan sekuritas dalam suatu negara bagian.
Biasanya undang-undang ini mewajibkan pengarsipan laporan keuangan yang
telah diaudit oleh suatu badan pengatur yang ditunjuk. Dua hukum federal di A.S.
yang sangat mempengaruhi auditor yang dikelola oleh Securities and Exchange
Commission (SEC) adalah :
1. Undang-Undang Sekuritas tahun 1993 (Securities Act)
Mewajibkan entitas melampirkan laporan keuangan yang telah diaudit
dalam laporan pendaftaran yang akan disimpan oleh SEC pada saat entitas
tersebut untuk pertama kalinya menawarkan penjualan sekuritas kepada
publik. Pengaruh utama undang-undang ini atas pihak-pihak yang terlibat
dalam suatu gugatan dapat diringkas sebagai berikut :
Penggugat
Setiap orang yang membeli atau mengakuisisi sekuritas seperti yang
diuraikan dalam laporan pendaftaran, tanpa memandang apakah ia
merupakan klien auditor atau tidak.
Harus mendasarkan gugatannya pada dugaan pemalsuan yang material
atau laporan keuangan yang menyesatkan yang ada dalam laporan
pendaftaran.
Apabila pembelian sekuritas dilakukan sebelum penerbitan laporan laba-
rugi yang meliputi periode setidaknya 12 bulan setelah tanggal efektif
laporan pendaftaran, penggugat tidak harus membuktikan adanya
ketergantungan pada keandalan laporan yang tidak benar atau yang
menyesatkan atau bahwa kerugian yang diderita diperkirakan sebagai
akibat laporan keuangan tersebut.
Tidak harus membuktikan bahwa auditor telah melakukan kelalaian atau
kecurangan dalam mengesahkan laporan keuangan terkait.
Tergugat
Memiliki beban untuk menegakkan kebebasan dari kelalaian dengan cara
membuktikan bahwa ia telah melakukan investigasi yang memadai dan
ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 10
sesuai dengan itu memiliki dasar yang memadai untuk percaya, dan
memang percaya bahwa laporan keuangna yang disahkan adalah benar
pada tanggal laporan tersebut serta pada saat laporan pendaftaran menjadi
efektif, atau
Melalui pembelaan harus menunjukkan bahwa kerugian penggugat secara
keseluruhan atau sebagian disebabkan oleh hal lain di luar laporan yang
dianggap tidak benar atau menyesatkan tersebut.

2. Undang-Undang Sekuritas tahun 1934 (Securities Exchange Act)


Mewajibkan perusahaan publik dengan nilai aktiva di atas $5 juta dan
memiliki lebih dari 500 pemegang saham untuk mengarsipkan laporan
tahunannya berikut laporan keuangan yang telah diaudit pada SEC.
Terdapat kesamaan dan perbedaan dalam pengaruh dari pasal 10 dan
18 pada pihak-pihak yang terlibat. Menurut kedua pasal tersebut, penggugat :
1. Dapat terdiri dari setiap orang yang membeli atau menjual sekuritas.
2. Harus membuktikan adanya pernyataan yang secara material tidak benar
atau menyesatkan.
3. Harus membuktikan ketergantungan untuk mengandalkan laporan terebut
serta kerugian yang timbul karena mengandalkan laporan tersebut.

Namun tanggung jawab penggugat berbeda menurut kedua pasal


tersebut dalam hal membuktikan kecurangan auditor. Menurut pasal 18,
penggugat tidak harus membuktikan bahwa auditor telah berlaku curang,
namun dalam pasal 10, Peraturan 10b-5, menyatakan bahwa bukti tersebut
diperlukan. Tergugat dalam gugatan pasal 18 harus membuktikan bahwa ia :

1. Telah bertindak dengan jujur.


2. Tidak mengetahui tentang pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan.

Hal ini berarti bahwa dasar minimum untuk kewajiban kelalaian kotor.
Sesuai dengan itu, posisi auditor menurut pasal 18 sama seperti pada doktrin
Ultramares menurut common law, dimana ia dianggap bertanggung jawab
kepada pihak ketiga atas kelalaian kotor. Menurut pasal 18, seorang tergugat
yang menderita kerugian, diperkenankan untuk menerima ganti rugi out-of-
pocket, yang nilainya ditetapkan sebesar selisih antara harga kontrak dengan
nilai riil pada tanggal transaksi. Apabila terdapat salah saji atau pengabaian,
maka pada umumnya nilai riil pada tanggal transaksi akan digantikan dengan
harga pasar.

2.1 Perbedaan Antara Undang-Undang Tahun 1933 dan tahun 1934


Undang-undang Sekuritas dapat diterapkan pada situasi yang berbeda.
Undang-undang tahun 1933 diterapkan pada penjualan perdana sekuritas
yang dapat terdiri dari modal saham dan obligasi kepada publik oleh korporasi
penerbit , dimana undang-undang tahun 1934 diterapkan pada penjualan

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 11


perdana dan perdagangan sekuritas di bursa sekuritas nasional. Perbedaan
antara pasal 11 dari undang-undang tahun 1933 dengan pasal 10 dan 18 dari
undang-undang tahun 1934, terletak pada :
Penggugat
Bukti ketergantungan untuk mengandalkan laporan keuangan yang tidak
benar atau menyesatkan.
Kewajiban auditor atas kelalaian biasa.

2.2 Private Securities Litigation Refrom ACT Tahun 1995


Undang-undang Private Securities Litigation Reform yang disahkan
Kongres pada tahun 1995 dimaksudka untuk mengurangi litigasi yang
ceroboh bagi auditor, perusahaan yang menjual sekuritasnya kepada publik,
dan para pihak yang berafiliasi dengan penerbit sekuritas, seperti pejabat
perusahaan, direktur, serta penasehat profesional.
a. Kewajiban Proporsional
Reform Act ini memperkenalkan dan memulai suatu sistem
kewajiban proporsional dimana seorang tergugat yang tidak mengetahui
tindak pelanggaran atas hukum sekuritas tetap bertanggung jawab
berdasarkan suatu persentase tanggung jawab. Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi tekanan paksa bagi para pihak yang tidak bersalah
untuk menyelesaikan gugatan yang tidak terlampau berat di luar
pengadilan daripada memepertaruhkan risiko bagi diri sendiri dengan
kewajiban yang tidak proporsional atas kerugian dalam kasus tersebut.
Tergugat yang mengetahui tindak pelanggran tetap betanggung jawab
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama untuk semua kerugian yang
dapat dinilai.
b. Menutup Kerugian Aktual
Reform Act juga menutup kerugian aktual yang timbul menurut
Undang-undang sekuritas berdasarkan harga pembelian investor atas
sebuah sekuritas dan harga perdagangan rata-rata selama periode 90 hari
setelah tanggal informasi diterbitkan yang mengoreksi adanya salah saji
dan pengabaian dalam laporan keuangan.
c. Tanggung Jawab untuk Melaporkan Tindakan Melanggar Hukum
Reform Act menetapkan persyaratan pelaporan baru kepada auditor
yang mendeteksi atau menyadari adanya tindakan melanggar hukum
yang dilakukan oleh pihak yang menerbitka sekuritas.
d. Perubahan Lain yang Diberikan oleh Reform Act
Reform Act juga memberikan kelonggaran lain bagi profesi akuntan.
Undang-undang ini :
Mewajibkan penggugat membayar imbalan dan pengeluaran yang
layak bagi penasehat hukum yang digunakan oleh tergugat yang
secara langsung terkait dengan litigasi yang diputuskan oleh
pengadilan sebagai ceroboh dan tidak benar.
Memberikan tenggang waktu untuk berusaha menyelesaikan masalah
yang ada, sehingga dapat mengurangi biaya yang seringkali
mendorong pihak yang tidak bersalah untuk mengajukan gugatan class
action.

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 12


Membatasi kerugian akibat tindakan hukum dengan cara menghapus
kecurangan sekuritas sebagai dasar mengambil tindakan menurut
Racketeer Influenced and Corrupt Organization Act, yang menjatuhkan
hukuman tiga kali lipat.
Membatasi hak pihak ketiga untuk menggugat dengan cara membatasi
umlah berapa kali seseorang dapat menjadi wakil penggugat sebnayak
tidak lebih dari lima class action selam aperiode 3 tahun dan dengan
mewajibkan adanya alasan standar yang lebih ketat yang harus
dipenuhi oleh penggugat.
Perubahan tata cara bagaimana pengadilan menunjuk wakil penggugat
dalam suatu class action untuk kepentingan para investor institusional
yang pada umumnya memiliki kepetingan keuangan terbesar dalam
ganti rugi tersebut serta untuk mengurangi adanya perlombaan menuju
ruang pengadilan oleh para penggugat profesional yang pada
umumnya hnaya memiliki kepentingan yang paling sedikit.

2.3 Pertimbangan-pertimbangan Lain


a. Kewajiban Menurut Racketeer Influenced and Corrupt Organization
ACT (RICO)
RICO memuat ketentuan perdata yang memperbolehkan semua
orang ynag secara pribadi menjadi korban pola kegiatan pemerasan
untuk menuntut rugi 3x lipat ditambah dengan penggantian imbalan untuk
kuasa hukum. Bagaimanapun juga, para auditor akan tetap dinyatakan
bersalah menurut RICO apabila pengadilan menyimpulkan bahwa
hubungan antara auditor dengan klien telah melampaui batas peran
tradisional auditing.

b. Standar Profesional dan Keputusan Hukum


AICPA telah membuat pernyataan berikut tentang pentingnya
standar profesional dan kesaksian pakar yang meyakinkan tentang
standar-standar tersebut :
Standar komunikasi yang diperlukan diukur menurut prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (GAAP) dan GAAS yang spesifik, dan
apabila tidak didapati adanya peraturan-peraturan atau kebiasaan
yang spesifik, maka akan digunakan pandangan para pakar (CPA
profesional).
Para Juri (atau pengadilan dalam hal peradilan tanpa juri) tidak
berwenang untuk mempertanyakan kebijaksanaan standar
profesional.
Sebaliknya, pendirian SEC tentang standar profesional serta kesaksian
pakar dari kalangan para auditor adalah sebagai berikut :
Auditor memiliki kewajiban yang jauh melampaui batas GAAP dan
GAAS yang spesifik atau kebiasaan profesional untuk berkomunikasi
secara efektif tentang informasi yang material.
Apabila GAAP dan GAAS ternyata memiliki kekurangan, maka SEC
tidak ragu-ragu meminta badan yan berwenang untuk menetapkan
standar kinerja yang berarti tanpa memperhatikan kesaksian pakar

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 13


pada standar profesional.

c. Meminimalkan Risiko Litigasi


Dari hasil analisis atas berbagai kasus pengadilan yang melibatkan
apara CPA, direomendasikan sejumlah tindak pencegahan ynag perlu
diambil oleh seorang CPA untuk meminimalkan risiko terjerat dalam
litigasi :
Menggunakan surat perikatan untuk semua jenis jasa profesional.
Melakukan investigasi yang menyeluruh atas klien prospektif.
Lebih menekankan mutu jasa daripada pertumbuhan.
Mematuhi sepenuhnya ketentuan profesional.
Mengakui keterbatasn ketentuan profesional.
Menetapkan dan menjaga standar yang tinggi ats pengendalian mutu.
Memperhatikan tindak pencegahan dalam perikatan tentang
keterlibatan klien dalam kesulita keuangan.
Mewaspadai risiko audit.

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 14


BAB IV

RANGKUMAN

Kecenderungan penting dimulai pada tahun 1980-an, berlanjut dalam tahun


1990-an, dan sampai pada lahirnya Private Securities Litigation Reform Act pada
tahun 1995. Kegagalan tersebut tidak mesti berasal dari kegagalan audit, tapi bisa
juga karena adanya gugatan oleh para penggugat dan para penasehat hukumnya
yang mencoba memangsa para auditor tanpa mengindahkan tingkat kesalahannya.

Common Law adalah hukum yang tidak tertulis. Hukum ini berdasarkan atas
keputusan pengadilan dan bukan atas hukum yang dibuat dan disahkan oleh pihak
legislatif. Common law berasal dari prinsip-prinsip yang berdasarkan keadilan, alas
an, dan hal-hal yang masuk akal, dan bukannya hukum hukum yang absolute, tetap,
dan kaku. Prinsip-prinsip common law ditentukan oleh kebutuhan sosial masyarakat.
Menurut common law, kewajiban hukum para CPA berkaitan luas dengan 2 pihak,
yaitu para klien dan pihak ketiga.

Undang-undang sekuritas tergolong sebagai atau hukum negara (statutory


law) yang ditetapkan oleh lembaga legislative pada tingkat negara nagian atau
tingkat federal. Sebagian besar negara bagian memiliki undang-undang
pengamanan surat berharga (blue sky laws) yang dimaksudkan untuk mengatur
penerbitan dan perdagangan sekuritas dalam suatu negara bagian.

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 15


DAFTAR PUSTAKA

William C. Boynton, Edisi ke Tujuh, Moderen Auditing. PT. Erlangga.

Beltian Hanny dari https://www.scribd.com/doc/265948597/Rmk-Audit-Kewajiban-


Hukum-Bagi-Auditor-Etika

Pupi Ramadani dari


https://www.academia.edu/6645363/TUGAS_RANGKUMAN_PENGAUDITAN_I_BAB
_4_dan_5_CH_1_Nama_Anggota_Kelompok

ANITA TRI WULANDARI GOBEL Page 16

Anda mungkin juga menyukai