BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan
Tujuan dari pengerjaan tugas ini adalah mengetahui hasil ukuran diameter
batubara yang dihasilkan crusher.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batubara
2.1.1 Pengertian Batubara
Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya
adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-
unsur utamanya terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen.Batu bara juga adalah
batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang
dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur memberikan rumus formula
empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk
antrasit.
2.2 Crusher
2.2.1 Pengertian Crusher
Crusher adalah alat yang digunakan dalam proses crushing yaitu sebuah
proses melakukan liberisasi mineral dari mineral pengotornya.
Secara umum fungsi dari semua crusher adalah dirancang dan dibangun
untuk mengurangi ukuran suatu benda lebih kecil dan atau mengubah bentuk
bahan sehingga dapat diolah lebih lanjut.
1. Jaw crusher
Jaw crusher diperkenalkan oleh Blake dan Dodge , dan beroperasi dengan
menerapkan penghancur bertekanan. Merupakan salah satu peralatan pemecah
batu yang paling terkenal di dunia. Jaw Crusher sangat ideal dan sesuai untuk
penggunaan pada saat penghancuran tahap pertama dan tahap kedua. Memiliki
kekuatan anti-tekanan dalam menghancurkan bahan paling tinggi hingga dapat
mencapai 320Mpa.
Keuntungan stone crusher model jaw crusher ini antara lain :
1. struktur sangat sederhana sehingg perawatannya mudah
2. kapasitas yang fleksibel
3. Proteksi dari over load
4. Efisiensi tinggi dan biaya operasi yang rendah
2. Gyratory crusher
Sebuah crusher gyratory adalah salah satu jenis utama penghancur primer di
tambang atau pabrik pengolahan bijih.Crusher gyratory ditetapkan dalam ukuran
baik oleh gape dan diameter mantel atau dengan ukuran pembukaan
penerima.Crusher gyratory dapat digunakan untuk menghancurkan primer atau
sekunder. Tindakan menghancurkan disebabkan oleh penutupan kesenjangan
antara garis mantel (bergerak) yang dipasang pada poros vertikal pusat dan liners
cekung (fixed) dipasang pada frame utama crusher.
3. Cone crusher
dan kemudian jatuh ke posisi yang lebih rendah (karena mereka sekarang lebih
kecil) di mana mereka rusak lagi. Proses ini berlanjut sampai potongan cukup
kecil untuk jatuh melalui celah sempit di bagian bawah crusher.
Sebuah crusher cone cocok untuk menghancurkan berbagai mid-keras dan
di atas mid-keras bijih dan batuan.Ini memiliki keuntungan dari konstruksi yang
handal, produktivitas yang tinggi, penyesuaian mudah dan biaya operasional yang
lebih rendah.Pelepasan semi sistem crusher cone bertindak suatu perlindungan
yang berlebihan yang memungkinkan gelandangan untuk melewati ruang
menghancurkan tanpa merusak crusher.
4. Impact crusher
7. mineral sizers
Konsep dasar dari Sizer mineral adalah penggunaan dua rotor dengan gigi
yang besar, pada poros berdiameter kecil, didorong pada kecepatan rendah dengan
sistem torsi penggerak langsung tinggi.Desain ini menghasilkan tiga prinsip utama
yang semua berinteraksi saat berbuka bahan menggunakan teknologi
Sizer.Prinsip-prinsip yang unik adalah tiga-tahap melanggar tindakan, efek layar
berputar, dan pola gigi yang mendalam gulir.
Tindakan melanggar tiga tahap: awalnya, bahan yang dicengkeram oleh
bidang terkemuka gigi rotor menentang. Subjek ini batu terhadap beban beberapa
titik, menginduksi tegangan menjadi bahan untuk mengeksploitasi kelemahan
alami. Pada tahap kedua, bahan rusak dalam ketegangan dengan menjadi sasaran
loading, tiga titik diterapkan antara gigi depan wajah pada satu rotor, dan gigi
belakang wajah pada rotor lainnya. Setiap benjolan bahan yang masih tetap
kebesaran, rusak sebagai rotor memotong melalui gigi tetap dari bar breaker,
sehingga mencapai ukuran produk tiga dimensi terkontrol. Efek layar berputar:
Desain interlaced rotor bergigi memungkinkan materi terlalu kecil bebas mengalir
melewati celah-celah terus berubah dihasilkan oleh poros bergerak relatif lambat.
Pola gigi yang mendalam gulir: The gulir dalam menyampaikan materi yang lebih
besar pada salah satu ujung mesin dan membantu untuk menyebarkan feed
seluruh panjang penuh dari rotor. Fitur ini juga dapat digunakan untuk menolak
materi kebesaran dari mesin.
2.3 Screening
2.3.1 Pengertian Screening
Screening atau pengayakan adalah suatu proses pemisahan secara
mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel suatu material. Setiap
pemisahan padatan berdasarkan ukuran diperlukan pengayakan. Screen
mampu mengukur partikel dari 76 mm sampai dengan 38 m.
Operasi screening dilakukan dengan jalan melewatkan material pada
suatu permukaan yang banyak lubang atau opening dengan ukuran yang
sesuai. Dari hasil screening akan didapatkan 2 fraksi yaitu yaitu fraksi
oversize (padatan yang tertahan diatas ayakan akibat diameter partikel
padatan lebih besar daripada diameter lubang yang ada pada ayakan) dan
fraksi undersize (padatan yang berhasil lolos dari ayakan karena diameter
partikel padatan lebih kecil daripada diameter lubang yang ada pada
ayakan).
Jika ayakan lebih dari 2 ayakan yang berbeda ukuran lubangnya, maka
akan diperoleh fraksi-fraksi padatan dengan ukuran padatan sesuai dengan
ukuran lubang ayakan.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu
jenis ayakan, cara pengayakan, kecepatan pengayakan, ukuran ayakan,
waktu pengayakan, dan sifat bahan yang akan diayak
Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah
mesh digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inci linear
(Parrot,1970). Tabel 1.1 Menggambarkan nomor standar ayakan dan masing-
masing lubang ayakan dinyatakan dalam milimeter dan inchi.
Table 2.1 Lubang Ayakan Standar (Source: www.AZoM.com)
yaitu stationary screen dan dynamic screen. Beberapa alat ayakan dynamic
screen, yaitu:
1. Vibrating Screen, permukaannya horizontal dan miring digerakkan pada
frekuensi tinggi (1000-7000 Hz). Satuan kapasitas tinggi, dengan
efisiensi pemisahan yang baik, yang digunakan untuk range yang luas
dari ukuran partikel. Gambar 1.2. menunjukkan jenis ayakan model
vibrating screen.
M Xi
c . Di 3
Sehingga:
M Xi Xi
. Di
TAAD=
. Di = c . Di = c . Di2
3
M
Xi
3
Xi
c . Di c . Di3
Keterangan:
M = massa partikel (gram)
= berat jenis partikel (gram/in3)
BAB III
METODOLOGI
B=
C= /6
3. Menghitung TAAD
TAAD=
Xi /CDi2 = 254.5295 =0.0671
CXiDi3 3793.1844
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui hasil ukuran diameter
batubara yang dihasilkan crusher. Analisa data ukuran partikel menggunakan
screen shaker, batubara yang diukur adalah batubara sebelum masuk ke crusher
dan batubara yang telah keluar dari crusher. Pengayakan atau screening adalah
proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel, pada
proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan
pengayak.Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan
(fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang besar
(oversize), atau buntut (tails) tidak lulus.Batubara discreening pada kecepatan 80
rpm dengan waktu 20 menit tiap kali pengayakannya. Pada percobaan diperoleh
nilai TAAD 0,035827 in. Dimana pengayakan ini dipengaruhi oleh bentuk lubang
ayakan, celah dan interval ayakan, ukuran partikel, kapasitas ayakan dan
keefektifan dan variabel dalam proses pengayakan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari percobaan, diperoleh nilai TAAD sebesar 0,035827
2. Setelah dicrusher, batubara yang lolos pada mesh 20 lebih banyak daripada
yang tertahan pada mesh 8
5.2 Saran
1. Perlu melalukan perawatan alat agar alat bekerja lebih efektif
1.
DAFTAR PUSTAKA
Andrian, E. (2014).PenghancurandanPengayakan
http://ekaandrians.blogspot.co.id/2014/09/penghancuran-dan-
pengayakan.html , 6 April 2016.
Condeng, Rahmat (2014), Jenis-Jenis Crusher dan Cara Kerjanya. 04 April 2016
http://antekshared.blogspot.co.id/2014/03/jenis-jenis-crusher-dan-cara-
kerjanya.html
DAFTAR GAMBAR