Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
Morbus hansen adalah penyakit infeksi kronik oleh Mycobacterium leprae yang
secara primer menyerang organ superfsial (saraf tepi dan kulit) dan sekunder yaitu
jaringan tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat.
1. Indeks bakteriologi
Indeks bakteriologi adalah ukuran semi kuantitatif (nilai 1+ sampai 6+) dengan
menghitung jumlah seluruh basil solid (utuh) dan non-solid (terputus atau
berupa butiran).
0 : Tidak ditemukan basil dalam 100 lapang pandang.
1+ : 1-10 basil/100 lapang pandang
2+ : 1-10 basil/10 lapang pandang
3+ : 1-10 basil/lapang pandang
4+ : 10-100 basil/lapang pandang
5+ : 100-1000 basil/lapang pandang
6+ : >1000 basil/lapang pandang
2. Indeks morfologi
Indeks morfologi adalah persentase jumlah basil solid dibandingkan dengan
seluruh basil (solid dan non-solid) dikalikan seratus persen.
3. Lepra phobi
Lepra phobi adalah ketakutan yang berlebihan pada orang sehat terhadap
penyakit lepra dan penderita lepra.
4. Reaksi lepra
Reaksi lepra adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan penyakit yang
sebenarnya bersifat sangat kronik.
5. Bakteri tahan asam
Bakteri tahan asam adalah bakteri yang pada pengecatan tahan terhadap peluntur
warna asam atau alkohol sehingga tetap mengikat zat warna pertama yang
diberikan.
6. Tes lepromin
Tes lepromin adalah tes untuk membantu menentukan klasifikasi kusta dengan
menyuntikkan kuman lepra mati pada kulit.
7. Tes Prof. Gunawan
Tes Prof Gunawan adalah tes untuk menilai hipohidrosis atau anhidrosis pada
lesi kusta menggunakan pensil tinta yang digoreskan dari tengah lesi ke kulit
sehat. Pada kulit yang sehat goresan tinta akan blobor karena keringat.
a. MH tipe PB
1. Edukasi pasien tentang perlunya kepatuhan berobat dan periksa ulang ke fasilitas
kesehatan setiap bulan.
- Rifampisin 600 mg setiap bulan diminum di depan petugas, DDS 100 mg setiap hari.
Kedua obat tersebut diberikan dalam 6 dosis yang dihabiskan dalam waktu 6-9
bulan. Selama pengobatan dilakukan pemeriksaan klinis tiap bulan dan
bakterioskopis setelah 6 bulan pada akhir pengobatan. Kemudian setiap tahun
dilakukan pemeriksaan minimal setiap tahun secara klinis dan bakterioskopis selama
2 tahun. Jika secara klinis tidak ada keaktifan baru dan bakterioskopis tetap negatif
dinyatakan release from control (RFC).
3. Pencegahan kecacatan : memakai alas kaki, memakai sarung tangan jika bekerja
dengan benda tajam atau panas, memeriksa ada tidaknya memar dan luka di tangan
dan kaki, mengoleskan minyak pada kulit agar tidak kering.
4. Rehabilitasi medik : fisioterapi dan operasi
b. MH tipe MB
1. Edukasi pasien tentang perlunya kepatuhan berobat dan periksa ulang ke fasilitas
kesehatan setiap bulan, serta bahwa penyakitnya dapat menular pada orang lain.
2. Terapi : MDT untuk tipe MB adalah:
- Rifampisin 600 mg setiap bulan, diminum di depan petugas.
- DDS 100 mg setiap hari.
- Klofazimin 300 mg setiap bulan, diteruskan 50 mg setiap hari.
3. Pencegahan kecacatan : memakai alas kaki, memakai sarung tangan jika bekerja
dengan benda tajam atau panas, memeriksa ada tidaknya memar dan luka di tangan
dan kaki, mengoleskan minyak pada kulit agar tidak kering.
4. Rehabilitasi medik : fisioterapi dan operasi
DAFTAR PUSTAKA