Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal.

16-21
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia

PENERAPAN MODEL LEARNING TOGETHER (LT) DILENGKAPI


DENGAN KARTU PINTAR UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI
SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR PADA PEMBELAJARAN
KIMIA MATERI STOIKIOMETRI SISWA KELAS X MIA-1
SMA NEGERI 2 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN
2014/2015

Khusnul Lusi Nursyam Syanas1, Bakti Mulyani2*, Sulistyo Saputro2


1
Mahasiswa Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia
2
Dosen Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

*
Keperluan Korespondensi, HP: 081393202573, e-mail: baktimulyani@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial dan prestasi belajar siswa
pada materi pokok stoikiometri dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Learning
Together (LT) di lengkapi kartu pintar. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA 1
SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2014/2015. Sumber data berasal dari guru dan siswa.
Teknik pengumpulan data adalah tes dan non tes. Analisis data adalah analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Learning Together
(LT) dilengkapi media kartu pintar dapat meningkatkan interaksi sosial dan prestasi belajar
siswa pada materi pokok stoikiometri pada tahun pelajaran 2014/2015. Dapat dilihat
berdasarkan persentase hasil interaksi sosial siklus I dan siklus II mengalami peningkatan dari
77,85% menjadi 81,72%, Prestasi belajar meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dari siklus I menjadi siklus II. Aspek pengetahuan mengalami peningkatan dari 46,43% menjadi
85,71%. Aspek sikap mengalami peningkatan dari 78,36% menjadi 82,98%. Sedangkan untuk
aspek keterampilan hanya ada pada siklus I yaitu sebesar 100%.

Kata Kunci: Learning Together, penelitian tindakan kelas, interaksi sosial, prestasi belajar,
kartu pintar, stoikiometri

PENDAHULUAN tidak berlaku untuk semua sekolah di


Pendidikan merupakan salah Indonesia. Dalam kurikulum 2013,
satu bidang yang sangat penting dan kompetensi lulusan program pendidikan
berpengaruh dalam mencetak sumber harus mencakup tiga kompetensi, yaitu
daya manusia yang berkualitas. Oleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan,
karena itu, pemerintah, sekolah dan sehingga yang dihasilkan adalah
masyarakat mempunyai peranan manusia seutuhnya Dengan demikian,
penting dalam memajukan pendidikan. tujuan pendidikan nasional perlu
Salah satu upaya yang telah dilakukan dijabarkan menjadi himpunan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas kompetensi dalam tiga ranah
pendidikan adalah dengan melakukan kompetensi tersebut. Di dalam
perbaikan kurikulum. kurikulum 2013 memandang bahwa
Kurikulum yang diterapkan saat setiap peserta didik berada pada posisi
ini adalah kurikulum 2013, meskipun sentral dan aktif dalam belajar sehingga

2016 Program Studi Pendidikan Kimia 16


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 16-21

guru hanya sebagai fasilitator saja. Hal tersebut didukung dengan


Penilaian pencapaian kompetensi oleh data nilai hasil ulangan akhir semester 1
pendidik dilakukan untuk memantau yang menunjukkan persentase
proses, kemajuan, perkembangan ketuntasan siswa kelas X MIA 1 pada
pencapaian kompetensi peserta didik Ulangan Akhir Semester tahun pelajaran
yang diharapkan dapat memberikan 2014/2015 sebesar 40,67%. Jika
umpan balik kepada pendidik agar dapat dibandingkan dengan persentase
menyempurnakan perencanaan dan ketuntasan kelas lain, kelas tersebut
proses pembelajaran [1]. tergolong dalam persentase terendah.
Pembelajaran merupakan Adapun penerapan model
suatu sistem yang bertujuan untuk konvensional yang masih didominasi
membantu proses belajar siswa, yang dengan ceramah dapat membuat siswa
berisi serangkaian peristiwa yang menjadi pasif. Siswa juga tidak terlatih
disusun untuk mendukung dan dalam kerja kelompok sehingga
mempengaruhi proses belajar mengajar interaksi sosial siswa dalam
siswa[2]. Sehingga proses pembelajaran pembelajaran tidak berjalan dengan
juga berpengaruh terhadap pencapaian baik. Interaksi sosial yang tidak baik
kompetensi peserta didik. Dari hasil dapat mempengaruhi hasil belajar
observasi yang dilakukan pada bulan karena selama proses pembelajaran
September sampai dengan November dibutuhkan komunikasi dan interaksi
2014 di SMA Negeri 2 Surakarta sosial yang baik antar siswa ataupun
memperlihatkan bahwa pembelajaran dengan guru.
kelas masih menggunakan model Dalam penelitian ini peneliti
ceramah dan siswa terfokus kepada lebih memfokuskan pada materi
guru sehingga guru menjadi sumber stoikiometri, hal ini didasarkan pada
utama pengetahuan bagi siswa. ketuntasan nilai siswa hasil ulangan
Selain itu di SMA Negeri 2 harian yang masih rendah dibawah
Surakarta masih terdapat permasalahan batas kriteria ketuntasan minimal (KKM)
di beberapa kelas, terutama kelas X MIA yang telah ditetapkan sekolah, sebesar
1 tahun pelajaran 2014/2015, 70. Persentase ketuntasan ulangan
permasalahan tersebut antara lain: 1) harian materi pokok stoikiometri pada
pada saat pembelajaran kimia tahun pelajaran 2012/2013 sebesar 35%
berlangsung, siswa kurang antusias dan pada tahun pelajaran 2013/2014
dalam mengikuti pelajaran karena sebesar 40%. Persentase ketuntasan ini
ketika guru melontarkan pertanyaan masih dibawah 50%. Sehingga perlu
tidak banyak siswa yang dengan dilakukan adanya perbaikan agar
sukarela menjawab. Mereka baru meningkatkan proses pembelajaran dan
menjawab saat guru menunjuk atau prestasi siswa.
memanggil namanya, 2) masih banyak Dengan adanya permasalahan
siswa yang ramai sehingga konsentrasi tersebut ada beberapa cara yang dapat
siswa tidak terpusat ketika proses dilakukan untuk mengatasi antara lain
pembelajaran berlangsung, 3) untuk (1) dengan mengubah model
tugas-tugas rumah yang diberikan oleh pembelajaran yang dapat meningkatkan
guru, mayoritas siswa juga masih interaksi sosial dan prestasi belajar yang
mengerjakan di dalam kelas sebelum masih rendah, (2) peserta didik perlu
pelajaran kimia dimulai. Ini menunjukkan dirangsang agar dalam proses
rendahnya keaktifan dan tanggung pembelajaran lebih terpusat pada siswa
jawab siswa dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif.
kimia, 4) selain itu, siswa kurang Alternatif pemecahan masalah yang
berinteraksi dan cenderung dapat dilakukan adalah dengan
individualistik pada saat melakukan menggunakan model pembelajaran
diskusi kerja kelompok. Hal ini kooperatif.
menunjukkan interaksi sosial yang Model pembelajaran kooperatif
masih rendah pada siswa kelas X MIA berupa kelompok-kelompok kecil
1. dengan memperhatikan keberagaman

2016 Program Studi Pendidikan Kimia 17


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 16-21

anggota kelompok sebagai wadah siswa lembar kerja, mengerjakan secara


bekerjasama dan memecahkan masalah bersama dalam kelompok, masing-
serta memberikan kesempatan pada masing kelompok saling berdiskusi
peserta didik untuk mempelajari sesuatu bekerjasama memecahkan persoalan,
dengan baik pada waktu yang dan yang terakhir salah satu kelompok
bersamaan dan menjadi narasumber mempresentasikan jawaban mereka di
bagi teman yang lain. Dalam depan kelas.
pembelajaran kooperatif, interaksi siswa Adapun penerapan model
dalam proses belajar mengajar dapat pembelajaran Learning Together (LT)
dilaksanakan lebih optimal. Interaksi akan memberikan efek yang lebih baik
ditandai dengan tujuan saling jika dilengkapi dengan media
tergantung dengan individu yang lain. pembelajaran yang sesuai. Media
Semua siswa dalam kelompok adalah komponen sumber belajar atau
kooperatif perlu mengetahui materi yang wahana fisik yang mengandung materi
sedang dikerjakan dan memberikan instruksional di lingkungan siswa, yang
kontribusi agar seluruh kelompok dapat merangsang siswa untuk belajar
berhasil. Cooperative Learning [5]. Media pembelajaran dapat terbagi
merupakan model pembelajaran yang menjadi media audio, visual, dan audio
menekankan aspek kerja sama dalam visual. Salah satu media yang sesuai
memecahkan suatu persoalan. Sebuah dengan materi stoikiometri adalah media
model pembelajaran yang visual dua dimensi berupa kartu. Kartu
memungkinkan siswa belajar dari teman pintar yang digunakan dalam penelitian
sebayanya dalam sebuah kelompok- ini adalah kartu yang berisi ringkasan
kelompok kecil. atau pokok-pokok materi pembelajaran
Learning Together (LT) sehingga proses pembelajaran
mengutamakan empat unsur bagian di berlangsung secara efektif. Hasil
dalam pembelajaran yang berlangsung, penelitian yang dilakukan oleh Annik
yaitu 1) interaksi tatap muka para siswa (2013) menjelaskan bahwa media kartu
sehingga bekerja dalam kelompok efektif untuk meningkatkan prestasi
kelompok yang beranggotakan empat belajar [6]. Sehingga dalam penelitian ini
sampai lima orang, 2) interdependensi diharapkan penggunaan model
positif yaitu para siswa bekerja bersama pembelajaran Learning Together (LT)
untuk mencapai tujuan kelompok, 3) dilengkapi media kartu pintar dapat
tanggung jawab individual sehingga meningkatkan interaksi sosial dan
para siswa harus memperlihatkan prestasi belajar siswa pada materi
bahwa mereka secara individual telah stoikiometri.
menguasai materinya, 4) kemampuan
interpersonal dan kelompok kecil METODE PENELITIAN
dimana para siswa diajari mengenai Penelitian yang dilakukan ini
sasaran yang efektif untuk bekerja sama merupakan Penelitian Tindakan Kelas
dan mendiskusikan seberapa baik (PTK). Hakikat PTK merupakan ragam
kelompok mereka bekerja dalam penelitian pembelajaran yang
mencapai tujuan mereka[3]. berkonteks kelas yang dilaksanakan
Berdasarkan hasil penelitian guru untuk memecahkan permasalahan
pembelajaran Learning Together (LT) dalam pembelajaran, memperbaiki mutu
lebih efektif dalam meningkatkan dan hasil pembelajaran demi
prestasi belajar siswa serta siswa dapat peningkatan mutu dan hasil
termotivasi untuk lebih percaya diri pembelajaran [6]. Dalam pelaksanaan
dalam menyampaikan pendapat atau terdiri dari dua siklus, di setiap siklus
mengajukan pertanyaan satu sama lain terdapat beberapa tahapan yaitu
guna memahami materi yang sedang perencanaan tindakan, pelaksanaan,
dipelajari [4]. Sintaks pada model observasi dan refleksi. Subjek penelitian
Learning Together (LT) yaitu siswa adalah siswa kelas X-MIA 1 terdiri dari
dikelompokkan menjadi beberapa 28 siswa SMA Negeri 2 Surakarta tahun
kelompok, tiap kelompok diberikan pelajaran 2014/2015.

2016 Program Studi Pendidikan Kimia 18


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 16-21

Sumber data berasal dari guru interaksi sosial berupa pengisian angket
dan siswa. Data yang diperoleh dan observasi selama proses
kemudian diolah dan dianalisis secara pembelajaran berlangsung. Target dan
deskriptif. Pada penelitian ketercapaian Siklus I dapat dilihat dalam
menggunakan teknik triangulasi untuk Tabel 3.
memeriksa kredibilitas data dari sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda Tabel 3. Target dan Ketercapaian
hal ini bertujuan memastikan data yang Siklus I Materi Stoikiometri
dianggap benar [8]. Kelas X-MIA SMA Negeri 2
Instrumen yang digunakan Surakarta
dalam penelitian ini adalah instrumen
Aspek yang Target Keter- Kriteria
pembelajaran dan penilaian. Instrumen
Dinilai (%) capaian
pembelajaran meliputi silabus, rencana
(%)
pelaksanaan pembelajaran dan media
Interaksi
kartu pintar yang melalui tahap validasi 60 77,85 Tercapai
Sosial
oleh panelis. Instrumen penilaian Belum
meliputi penilaian pengetahuan, sikap, Pengetahuan 70 46,43
Tercapai
keterampilan, dan interaksi sosial. Sikap 70 78,36 Tercapai
Penilaian pengetahuan dilakukan Keterampilan 70 100,00 Tercapai
validasi dan try out untuk mengetahui
reliabilitas, taraf kesukaran item, dan Dari hasil siklus I masih terdapat aspek
daya pembeda item. Sedangkan untuk yang belum mencapai target, sehingga
penilaian sikap dan interaksi sosial diperlukan adanya tindakan siklus II
dilakukan validasi dan try out untuk yang bertujuan untuk memperbaiki
mengetahui reliabilitas. pembelajaran sehingga target yang
diharapkan dapat terpenuhi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dalam SIKLUS II
penelitian adalah interaksi sosial dan Siklus II terdiri dari 1 kali
prestasi belajar siswa pada materi pertemuan untuk pembelajaran
pokok stoikiometri. pengayaan pada indikator kompetensi
yang belum tuntas mencapai target dan
SIKLUS I 1 kali pertemuan untuk remedial tes
Pada siklus I terdiri dari 5 kali pengetahuan.
pertemuan untuk pembelajaran dan 1 Target dan ketercapaian
kali pertemuan untuk tes evaluasi. Pada masing-masing aspek pada siklus II
pembelajaran siswa terbagi menjadi dapat disajikan dalam Tabel 4.
kelompok dan tiap kelompok terdiri dari
4-5 siswa. Siswa menjadi pusat dari Tabel 4. Target dan Ketercapaian
pembelajaran model Learning Together Siklus II Materi Stoikiometri
(LT) sedangkan guru hanya sebagai Kelas X-MIA SMA Negeri 2
motivator dan fasilitator. Guru Surakarta
memberikan media kartu pintar yang
digunakan sebagai media bantu siswa Aspek yang Target Keter- Kriteria
dalam proses pembelajaran. Dinilai (%) capaian
Keterlibatan siswa secara penuh dalam (%)
proses kegiatan pembelajaran akan Interaksi
mampu menciptakan pembelajaran 60 81,72 Tercapai
Sosial
yang aktif dan berpusat pada siswa Pengetahuan 70 85,71 Tercapai
dimana siswa tidak hanya sebagai objek Sikap 70 82,98 Tercapai
tetapi juga sebagai subjek dalam proses
pembelajaran. Pada siklus II pembagian
Pada akhir siklus diberikan tes kelompok berbeda daripada siklus I,
evaluasi pengetahuan, sikap dan dimana lebih menfokuskan siswa yang
interaksi sosial. Tes evaluasi sikap dan sudah tuntas pada siklus I ditempatkan

2016 Program Studi Pendidikan Kimia 19


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 16-21

di setiap kelompok di siklus II. Hal ini permasalahan yang ada dalam kegiatan
bertujuan untuk meratakan dan belajar mengajar. Model Learning
memberikan kesempatan siswa agar Together (LT) yang menerapkan konsep
bekerjasama dengan siswa lainnya. belajar bersama dalam proses
Pada aspek keterampilan tidak pembelajaran membantu siswa untuk
dilakukan pada siklus II karena penilaian lebih melatih kerjasama. Siswa lebih
aspek keterampilan dilakukan pada menghargai pendapat siswa lainnya
siklus I. Pada siklus II semua aspek sehingga dalam pengambilan keputusan
yang dinilai sudah mencapai target dapat diperoleh keputusan yang tepat
ketuntasan dari penelitian. hasil dari musyarawah yang dilakukan.
Model pembelajaran Learning Together
PERBANDINGAN ANTAR SIKLUS (LT) yang diterapkan dengan diskusi
Pada penerapan model dilakukan oleh siswa dengan siswa
pembelajaran Learning Together (LT) dalam kelompok dan siswa dengan
dilengkapi media kartu pintar diperoleh guru. Adanya diskusi ini yang
hasil bahwa terjadi peningkatan pada menyebabkan interaksi sosial siswa
masing-masing aspek dari siklus I ke mengalami peningkatan. Selain model,
siklus II. Aspek yang dinilai adalah media juga memegang peranan penting.
aspek pengetahuan, sikap, keterampilan Dalam pembelajaran ini menggunakan
dan interaksi sosial. Berdasarkan hasil media kartu pintar. Media kartu pintar
observasi, angket, dan tes diperoleh disajikan dalam bentuk kartu yang
perbandingan hasil aspek antar siklus berisikan rumus-rumus dalam konsep
yang disajikan dalam Gambar 1 dan stoikiometri sehingga membantu siswa
Tabel 5. dalam menyelesaikan permasalahan
120 soal yang diberikan oleh guru.
Media kartu pintar membantu
100 siswa dalam bekerja sama
menyelesaikan masalah yang diberikan.
Capaian (%)

80 Kerjasama yang terjalin dengan baik


antar siswa dalam kelompok
60 mengindikasikan interaksi sosial siswa
yang mulai meningkat. Selain itu,
40
tanggung jawab siswa juga mengalami
20
peningkatan dengan adanya media
kartu pintar karena siswa mempunyai
0 tanggung jawab menyelesaikan setiap
Interak Penget Ketera permasalahan yang akan diselesaikan.
Sikap
si Sosial ahuan mpilan
Berdasarkan perbandingan
Siklus I 77.85 46.43 78.36 100
antar siklus dapat disimpulkan bahwa
Siklus II 81.72 85.71 82.98 0
penelitian berhasil dengan
meningkatkan interaksi sosial dan
Gambar 1. Perbandingan Hasil Aspek prestasi belajar pada pembelajaran
antar Siklus stoikiometri siswa kelas X MIA-1 SMA
Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran
Dari data tersebut, terlihat 2014/2015. Keberhasilan dilihat dari
bahwa penerapan model Learning
ketercapaian persentase masing-masing
Together (LT) dilengkapi media kartu aspek sudah melampaui target yang
pintar dapat meningkatkan aspek telah ditentukan dan mengalami
interaksi sosial dan prestasi belajar. peningkatan baik di siklus I ke siklus II.
Penggunaan model pembelajaran Keberhasilan dari penelitian ini
Learning Together (LT) menerapkan adalah penerapan model pembelajaran
student centered learning dimana Learning Together (LT) yang dilengkapi
pembelajaran lebih terpusat pada siswa dengan media kartu pintar. Dengan
itu sendiri. Siswa bekerja sama dengan model Learning Together (LT), siswa
siswa yang lain untuk menyelesaikan menjadi terlatih untuk bekerjasama

2016 Program Studi Pendidikan Kimia 20


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 5 No. 1 Tahun 2016 Hal. 16-21

dalam hal belajar menyelesaikan [2] Aunurrahman. 2012. Belajar dan


permasalahan yang ada sehingga Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
interaksi sosial siswa juga mengalami
peningkatan. Hal ini juga di dukung oleh [3] Slavin, R.E. 2010. Cooperative
penelitian sebelumnya, yang Learning Teori, Riset dan Praktik.
menyimpulkan bahwa pembelajaran Terj. Yusron, Narulita. Bandung:
Learning Together (LT) memiliki dampak Nusa Media
positif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa dan meningkatkan [4] Bukunola, J., & Idowu, D. 2012.
aktivitas belajar selama proses British Journal of Education. 2 (3),
pembelajaran [9]. 307-325

KESIMPULAN [5] Hamdani. 2011. Strategi Belajar


Berdasarkan hasil penelitian Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
yang dilakukan, dapat diambil
kesimpulan bahwa penerapan [6] Qurniawati, A., Sugiharto &
pembelajaran Learning Together (LT) Saputro, A.N.C. 2013. Jurnal
dilengkapi media kartu pintar dapat Pendidikan Kimia, 2 (3), 166-174
meningkatkan interaksi sosial dan
prestasi belajar siswa kelas X MIA-1 [7] Somadayo, S. 2013. Penelitian
SMA Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta:
2014/2015. Hal ini dapat dilihat Graha Ilmu
berdasarkan persentase hasil
pelaksanaan tindakan kelas siklus I dan [8] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
siklus II, interaksi sosial siswa Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
mengalami peningkatan dari 77,85% Kualitatif, dan R&D). Bandung :
menjadi 81,72%. Prestasi belajar Alfabeta
meliputi aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Aspek pengetahuan [9] Suyadi, H.M. 2012. Aksioma Jurnal
mengalami peningkatan dari siklus I Matematika dan Pendidikan
menjadi siklus II yaitu 46,43% menjadi Matematika. 3 (1), 1-11
85,71%. Aspek sikap mengalami
peningkatan dari siklus I menjadi siklus
II yaitu 78,36% menjadi 82,98%.
Sedangkan untuk aspek keterampilan
hanya ada pada siklus I yaitu sebesar
100%.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Wagiman,
M.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Kimia
SMA Negeri 2 Surakarta yang telah
mengizinkan mengadakan penelitian di
kelas X MIA-1.

DAFTAR RUJUKAN
[1] Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. 2013. Model Penilaian
Pencapaian Kompetensi Peserta
Didik Sekolah Menengah Pertama.
Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Dasar Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah
Pertama

2016 Program Studi Pendidikan Kimia 21

Anda mungkin juga menyukai