Masalah kemacetan di Indonesia masih menjadi masalah besar di negeri kita tercinta ini. Hampir
setiap hari kemacetan pasti terjadi. Terlebih hari kerja macetnya negeri ini sangatlah parah dan
akibatnya banyak peraturan lalu lintas yang di langgar. Ada polisi lalu lintas saja masih macet,
bagaimana kalau tidak atur. Biasanya pengguna jalan raya jika tidak ada polisi mereka melanggar
peraturan lalu lintas seenaknya ini yang menyebabkan salah satu kemacetan. Penyebab
kemacetan tidak lain disebabkan oleh kendaraannya sendiri. Meningkatnya jumlah kendaraan ini
tidak sebanding dengan luasnya jalanan yang digunakan. Akibatnya kemacetan terjadi sepanjang
jalan ibu kota. Tidak hanya hari kerja kemacetan terjadi. Bahkan hari liburpun kemacetan tetap
saja terjadi. Terlebih hari ini, hari sabtu saya masih masuk kuliah dan saat jalan pulang macet
masih saja ada padahal hari sabtu termasuk hari libur. Heran orang-orang tidak ada yang betah
dirumah untuk istirahat apa ? Masih saja memenuhi jalanan. Sekarang kendaraan pribadi lebih
mendominasi daripada kendaraan umum. Mobil pribadi sudah banyak beroperasi di jalan raya
padahal yang ada didalam mobil tersebut kebanyakan cuma ada satu orang. Banyaknya mobil
pribadi di jalan benar-benar memakan bahu jalanan jika yang ada dalam mobil tersebut cuma ada
satu orang. Dan kendaraan motor terlebih parah banyaknya daripada kendaraan mobil pribadi.
Motor sudah seperti semut karena banyaknya. Banyaknya kendaraan pribadi tidak pula tidak
menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Justru hampir setiap hari pasti ada berita tentang kecelakaan
lalu lintas. Kesabaran sangat diperlukan dalam menghadapi kemacetan ini. Kadang kemacetan
ini membuat orang mudah emosi dan tidak sabar sehingga kecelakaan sering kali terjadi. Oleh
karena itu para pengguna jalan diharapkan untuk lebih bersabar dan berhati-hati dalam
perjalanan.
Cetak
Konten Terkait
Lihat Foto
Berita Lainnya
Antara
Antara
Antara
Lainnya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Perekonomian mengidentifikasi lalu lintas di
enam kota metropolitan di Indonesia mengalami kemacetan yang sudah cukup parah.
"Enam kota metropolitan tersebut memang mengalami kemacetan luar biasa," kata Menko
Perekonomian Hatta Rajasa usai rapat koordinasi membahas masalah kemacetan lalu lintas di
Jakarta, Kamis.
Hatta menyebutkan, enam kota itu adalah DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan
dan Denpasar.
"Tadi para gubernur atau yang mewakili memaparkan strategi pembangunan mengatasi masalah
itu," katanya.
Rapat koordinasi, kata Hatta, juga membahas perkembangan jalan dan sarana lain yang dibangun
oleh pusat seperti oleh Kementerian PU dan Kemenhub yaitu bandara, jaringan kereta api,
pelabuhan dan lainnya.
"Semua harus terintegrasi dalam metropolitan priority area (MPA) yang mengintegrasikan
seluruh infrastruktur. Jadi tidak hanya masalah angkutan penumpang tapi juga logistik, power
plan, gas untuk industri, penentuan kawasan industri dan lainnya," katanya.
Mengenai pembatasan jumlah kendaraan, Hatta mengatakan, ke depan yang akan lebih
dikembangkan adalah dengan "electronic road pricing" (ERP).
"Ke depan ini istilah pembatasan itu 3 in 1 diubah menjadi ERP," katanya.
Mengenai anggaran untuk mengatasi kemacetan di enam kota itu, Hatta mengatakan, banyak
sekali langkah yang dilakukan sehingga harus dijelaskan secara detil.
"Saya tak bisa jelaskan detil karena banyak sekali langkahnya seperti membangun jalan tol,
menghidupkan jalur kereta api dan lainnya," kata Hatta.
Kemacetan
Belum Diperiksa
Kemacetan di Jakarta.
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang
disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak
terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau
memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk,
misalnya Jakarta dan Bangkok.
Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan
dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Daftar isi
1 Penyebab kemacetan
4 Lihat pula
Penyebab kemacetan
Kemacetan dapat terjadi karena beberapa alasan:
Kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi isyarat
sirene tsunami.
Karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, spt : berjalan
lambat di lajur kanan dsb.
Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga
pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang
akan melewati area tersebut.
Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi
rendahnya arus lalu lintas
Dampak negatif kemacetan
Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar yang antara lain disebabkan:
[rujukan?]
Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak
yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem
yang lebih tinggi,
Peningkatan kapasitas
Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan meningkatkan
kapasitas jalan/parasarana seperti:
Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan kepada
angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain:
2. Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di
Jakarta dikenal sebagai Busway,
Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan
manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:
Pendahuluan
Manajemen Prioritas
Manajemen Pembatasan
Manajemen Kapasitas
Jaringan jalan Kapasitas jalan Kawasan
lalu lintas terpadu Sistem satu arah
Simpang susun Jalur berlawanan arah
Jalan pintas
Pendanaan
Status:
l b s
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari
permukaan perkerasan jalan yang berfungsi untuk meningkatkan keamanan pejalan kaki yang
bersangkutan.
Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan,
maka mereka akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari
manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan
bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan
pembangunan trotoar.Untuk keamanan pejalan kaki maka trotoar ini harus dibuat terpisah dari
jalur lalu lintas kendaraan, oleh struktur fisik berupa kereb.
Perlu tidaknya trotoar dapat diidentifikasikan oleh volume para pejalan kaki yang berjalan
dijalan, tingkat kecelakaan antara kendaraan dengan pejalan kaki dan pengaduan/permintaan
masyarakat.
Daftar isi
1 Penempatan trotoar
3 Referensi
Penempatan trotoar
Fasilitas pejalan kaki dapat ditempatkan disepanjang jalan atau pada suatu kawasan yang akan
mengakibatkan pertumbuhan pejalan kaki dan biasanya diikuti oleh peningkatan arus lalu lintas
serta memenuhi syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan untuk pembuatan fasilitas tersebut.
Tempat-tempat tersebut antara lain :
Daerah yang memiliki aktivitas kontinyu yang tinggi, seperti misalnya jalan-
jalan dipasar, pusat perkotaaan, daerah industri
kelandaian pada akses yang dilengkapi dengan bolard untuk menghalangi mobil
naik ke trotoar
Perbedaan tinggi trotoar dari muka jalan yang tidak terlalu rendah tetapi juga
tidak terlalu tinggi karena akan mengurangi kapasitas jalan. Ketinggian dari
perkerasan jalan yang disarankan adalah 150 mm.
Lebar yang sesuai dengan jumlah pejalan kaki yang menggunakan trotoar
Lebar fasilitas pejalan kaki yang ideal bisa dihitung dengan menggunakan pendekatan sebagai
berikut:
Dimana: P = volume pejalan kaki (Orang/menit/meter) W = lebar fasilitas pejalan kaki (meter)
Bila pada fasilitas pejalan kaki masih ditambah dengan perabot jalan atau fasilitas lainnya maka
perlu ada pelebaran untuk fasilitas tersebut dari hasil perhitungan sebagaimana rumus diatas.
Pada daftar berikut[1] ditunjukkan tambahan lebar yang dibutuhkan:
No Jenis Fasilitas Tambahan lebar, Cm
Jenis perkerasan
Perkerasan lentur/aspal
Perkerasan kaku/beton
Paving block
Referensi